WAHAM
WAHAM
DEFINISI
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis (Depkes, 2000).
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien.
Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan,
kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Keliat, 1999).
JENIS/MACAM
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak
ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol
mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan,
menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.
FASE/RENTANG RESPON
PSIKOPATOLOGI
Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri mempunyai
pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan
terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap persepsi diri atau objek realita melalui
manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian atau suatu keadaan dilanjutkan dengan
memproyeksi pikiran dan perasaannya ke lingkungan, sehingga pikiran, perasaan
keinginannya yang negatif dan tidak dapat diterima akan datang dari luar dirinya, akibatnya
orang tersebut berusaha untuk memberi alasan atau rasional tentang interprestasi perangai
(dirinya sendiri/ terhadap realitas dirinya sendiri dan orang lain).
Fase-fase: Kebutuhan tidak terpenuhi
Rentang Respon:
Isolasi Sosial
PENGKAJIAN
1. Identifikasi Klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang
Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan
2. Keluhan/Aalasan masuk
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluargadatang ke rumah
Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang
dicapai.
3. Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa
lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga factor yang mungkin mengakibatkan
terjadinya gangguan:
PsikologisKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien
Biologis Ganngguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak
Social budaya Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan,kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
4. Aspek fisik/biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan), ukur tinggi
badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
5. Aspek Psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yangt erkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
Konsep diri
Citra tubuh mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai dan
tidak disukai.
Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap
status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan
Peran: tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan masyarakat dan
kemampuan klien dalam melaksanakan tugast ersebut
Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan
penyakitnya.
Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang
lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya
sebagai wujud harga diri rendah.
Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok
yang diikuti dalam masyarakat.
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,aktifitas
monotorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut,khawatir), afek klien, interaksi
selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran,
memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik
diri.
Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat.
Masalah psikososial dan lingkungan dari data keluarga atau klien mengenai
masalah yang dimiliki klien
pengetahuan data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian
tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah
6. Aspek Medik
Terapi yang diterima oleh klien: EAT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor, terapi
tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terap okupasi, terapi lingkungan. rehabilitasi
sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan
sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perubahan proses pikir: waham
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan: resiko mencederai diri, orang lain.
3. Harga diri rendah: kronis
Strategi Pelaksanaan berdasarkan pertemuan
a. SP 1 Pasien:
Mengidentifikasi kebutuhan
Klien berbicara konteks realita
Latih pasien untuk memenuhi kebutuhanya
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 Pasien:
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
Pilih dan latih potensi kemmapuan yang dimiliki
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
c. SP 2 Pasien:
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki
Masukan dalam jadwal
d. SP 1 keluarga
Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
Menjelaskan proses terjadinya waham
Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham
Latih (stimulasi) cara merawat
RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien
e. SP 2 Keluarga
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1)
Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri rendah
Menyusun RTL keluarga//jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 3 keluarga
Evaluasi kemampuan keluarga SP 1
Evaluasi kemampuan klien
Rencana tidak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan