Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN SKISTOSOMIASIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS
dr. Hj. Wasilah Dinijati, M.H.
JAGASATRU NIP.19710724 200604 2 011

1. Definisi Skistosoma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh cacing trematoda dari genus schistosoma (blood fluke). Terdapat tiga
spesies cacing trematoda utama yang menjadi penyebab skistosomiasis
yaitu Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan
Schistosoma mansoni.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melaksanakan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan primer
khususnya dalam penatalaksanaan Skistosomiasis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer. Edisi 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta.
2017.
2. Panduan Praktik Klinis UPT Puskesmas Jagasatru. Cirebon. 2017

5. Alat-alat

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien dengan ramah

2. Petugas mencuci tangan.

3. Petugas melakukan anamnesa


1. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam,
nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronkitis, nyeri abdominal.
Biasanya terdapat riwayat terpapar dengan air misalnya danau
atau sungai 4-8 minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang
menjadi ruam kemerahan (pruritic rash).
2. Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi
misalnya:
a. Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga nyeri
saat berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis
biasanya disebabkan oleh S. hematobium.
b. Nyeri abdomen dan diare berdarah biasanya disebabkan oleh
intestinal skistosomiasis, biasanya disebabkan oleh S. mansoni,
S. Japonicum juga S. Mekongi
c. Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan oleh
hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan oleh S.
Japonicum

4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


a. Pada skistosomiasis akut dapat ditemukan:
1) Limfadenopati
2) Hepatosplenomegaly
3) Gatal pada kulit
4) Demam
5) Urtikaria
6) Buang air besar berdarah (bloody stool)
b. Pada skistosomiasis kronik bisa ditemukan:
1) Hipertensi portal dengan distensi abdomen,
hepatosplenomegaly
2) Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
3) Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
4) Intestinal polyposis
5) Ikterus.

5. Pemeriksaan penunjang
Penemuan telur cacing pada spesimen tinja dan pada sedimen urin

6. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
a. Hindari berenang atau menyelam di danau atau sungai di daerah
endemik skistosomiasis.
b. Minum air yang sudah dimasak untuk menghindari penularan lewat
air yang terkontaminasi

Medikamentosa

Rencana Tindak Lanjut


a. Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan.
b. Pada pasien dengan telur cacing positif dapat dilakukan
pemeriksaan ulang setelah satu bulan untuk memantau
keberhasilan pengobatan.
7. Unit terkait 1. BP Umum
2. BP Anak
3. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai