Anda di halaman 1dari 2

Apakah Pilkada 2018 dapat mengulangi kasus pemilu sebelumnya?

Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2018, jelas secara prosedural akan berjalan
sebagaimana Pilkada sebelumnya. Hanya saja, bila dicermati, akan memiliki nuansa
perbedaan untuk meminimalisir berbagai kekurangan pada pesta demokrasi
sebelumnya. Artinya, fungsi pengawasan, dan penegakan aturan main makin diperketat.
Katakanlah soal money politics yang menjadi perhatian serius semua pihak. Karena itu,
Pilkada 2018 akan sedikit terasa berbeda secara teknis. Soal hadirnya praktik-praktik
yang mencederai proses demokrasi ini, misal kecurangan sangat dibutuhkan ketegasan
pengawas.

Lalu bagimana membangun kualitas demokrasi yang baik?

Berdemokrasi secara baik, siap diawasi oleh publik. Demokrasi 2018 tepat berada di era
informasi teknologi dengan penggunaan sosial media.

Proses politik yang berlangsung, orang dapat saja menyampaikan secara langsung. Ini
positif, dapat menjadi kontrol bagi tindakan dan perilaku curang, misalnya. Penggunaan
sosial media yang demikian masif mungkin menjadi salah satu “sarana” pengawasan
yang baik, bila dikelola juga secara baik, dengan memerhatikan aturan-aturan yang ada,
dan tidak menyebarkan informasi hoax.

Selain pengawasan, apakah juga butuh kesadaran pelaku politik seperti tim
sukses dan kandidat sendiri?

Iya, kita membutuhkan kesadaran bersama tentang apa pentingnya demokrasi, dan
bagaimana sesungguhnya kekuasaan itu diperlakukan setelah direbut. Kita perlu
membangun kesadaran literasi politik, terutama di tengah kuatnya praktik oligarki.

Persoalan kemudian, apakah pesan-pesan elit yang berkontestasi itu mampu


diejawantahkan dan dijabarkan secara baik kepada masyarakat pemilih? Atau justru
mungkin sebaliknya, pesan-pesan itu tidak mampu tersampaikan dengan baik.

Bagimana publik dapat manfaatkan Sosmed?

Publik juga harus disadarkan bahwa kebebasan melalui sosial media memiliki implikasi
tanggung jawab yang besar, sehingga tidak menyalahgunakannya secara serampangan

Jadi apa perlu KPU bersama Bawaslu membangun Mitra khusus dalam
mengontrol Pemilu dengan menggunakan teknologi?

Kalau itu hasilnya baik mengapa tidak. Hal ini juga disesuaikan dengan aturan main
yang ditentukan. Saya pikir, dengan makin meningkatnya peran teknologi informasi,
pihak penyelenggara dan pengawas kiranya perlu memanfaatkannya.

Anda mungkin juga menyukai