Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek


moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan
tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watak orang
Indonesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri,
yang merupakan kepribadiannya.

Dengan nilai-nilai pulalah rakyat Indonesia melihat dan memecahkan


masalah kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomani dalam kegiatan
kehidupannya bermasyarakat. Demikianlah mereka melaksanakan kehidupan
yang diyakini kebenaranya. Itulah pandangan hidupnya karena keyakinan
yang telah mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara
serta ideologi negara. Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan
pada Tanggal 18 agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tiada boleh diganti
ataupun dirubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan,
artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang


berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dinegara kita.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa hubungan Pancasila dengan UUD 1945 ?

b. Apa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945


?

1
a. Apa hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus
1945 ?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan UUD 1945.

b. Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.

a. Untuk mengetahui hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi


17 Agustus 1945.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pancasila

Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Proses lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan
oleh bangsa Indonesia. Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca
berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti lima asas atau
Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :

1. Ketuhanan yang maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan perwakilan, dan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi


Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD
1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang
Fundamental. Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat
nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana dianalisis makna yang terkandung di
dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai
Pancasila

2.2. Nilai-nilai Pancasila

Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar
pada diri bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar
negara yang bukan jiplakan dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur
Pancasila terdapat didalam berbagai agama, kepercayaan, adat istiadat, dan
kebudayaan. Karena dalam agama, kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan

3
tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun
mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan
dalam 2 (dua) nilai, yaitu:

Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam Masyarakat

a. Kedudukan Nilai dalam masyarakat

Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi


maupun sebagai masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-
nilai, norma dan moral.

Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan


memperkaya batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan
martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan,
disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide
tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah
karena itu nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan dalam wujud
kebudayaan abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai:

- Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan


kejadian yang terdapat disekitarnya.
- Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau
kejadian yang mengikuti nalar efisiensi.
- Nilai estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.
- Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia
dengan yang lainnya dan menekan pada segi-segi
kemanusiaan yang luhur.
- Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh
dalam kehidupan bermasyarakat.
- Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya
sebagai wujud rahasia kehidupan dan alam semesta.

b. Kedudukan Norma dalam masyarakat

4
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma sesungguhnya
perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, sosial, moral dan
religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai
yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya dapat
berupa norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.

c. Kedudukan Moral dalam masyarakat

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut perilaku manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada
aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya dia
sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral dalam
perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip yang benar, yang baik,
yang terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap
nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara dan bangsa.
Moral dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat,
etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, Norma, dan Moral secara
bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya.
Pancasila secara filsafat mengandung nilai-nilai yang bersifat
Fundamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan yang Maha Esa yang
tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab sucinya,
artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka
Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya.

Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia

a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu


kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui
penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang berpangkal dari
kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan. Keyakinan yang
demikian maka negara Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang Maha

5
Esa, dan negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya, dan
untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang
menyangkut kepentingan manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulai
dengan kesadaran martabat dan derajatnya, nilai-nilai dalam sila ini
adalah refleksi dari martabat serta harkat manusia yang memiliki
potensi kultural. Menurut sila ini setiap manusia Insonesia adalah
bagian dari warga dunia, yang meyakini adanya prinsip persamaan hak
dan martabatnya sebagai hamba Tuhan.

c. Nilai Persatuan Indonesia

Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti
Ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai
persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa
Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapai kehidupan
kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat. Dan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia
yang abadi. Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis
yang mencakup kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk
menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat.
Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk
berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

d. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan.

Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi


yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam
budaya bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi itu dipersepsi

6
sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

e. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nilai-nilai yang terkandung dalam sial ini meliputi nilai


keselarasan, keseimbangan, dan keserasian yang menyangkut hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa membedakan
asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat
ekonominya. Didalam sila ini pun terkandung nilai kedermawaan
kepada sesama, memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana,
dan kerja keras.

2.3. Hubungan Pancasila Dan Pembukaan UUD 1945

Dalam sistem tertib hukum indonesia, penjelasan UUD 1945 menyatkan


bahwa pokok pekiran itu meliputi suasana kebatinan dari undang-undang
dasar negara indonesia serta mewujudkan cita-cita hukum, yang menguasai
hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak tertulis (confensi),
selanjutnya pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945. Maka
dapatlah di simpulkan bahwa suasana kebathinan undang-undang dasaar
1945. Tidak lain di jiwai atau bersumber pada dasar filsaft negara pancasila.
Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai
dasar negara republik indonesia. Oleh karena itu secara formal yuridis
pancasila di tetapkan sebagidsar filsafat negara republik indonesia. Maka
hubungan antara pembukaan UUD 1945 denagn pancasila bersifat timbal
balik sebagi berikut:

Hubungan Formal

Dengan di cantumkannya secara formal didalam pembukaan UUD 1945


maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif.
Denagn demikian tat kehidupan bertatanegara tidak hanya bertopang kepada
asas-asas sosial, ekonomo, politik, akan tetapi dalam perpaduaanya dengan

7
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak pada pancasila.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya pancasila secara formal dapat


disimpulkan sebagai berikut:

a. Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia


adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea
IV.
b. Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaidah negara yang fundamental.
c. Bahwa dengan demikian pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan
berfungsi selain sebagai muqaddimah dari UUD 1945 dalam
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan jiaka berkedudukan sebagai
sesuatu yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum
nya berbeda denagn pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD
1945 yang intinya adalah pancasila tidak tergantung pada batang
tubuh UUD 1945, bahkan sebagi sumber.
d. Dengan demikian pancasila dapat disimpulakan mempunyai
hakekat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagi pokok kaedah negara
yang hundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar
kelangsungan hidup negara republik indnesia yang di proklamirkan
pad tanggal 17 agustus 1945.
e. Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempnyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diuabah dan
terlekat pada kelangsunagn hidup negar republik indonesia.

Dengan demikian pancasila sebagi substansi esensial dari


pembukaan dan mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam
pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagi
ddasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD
1945. Maka perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut
adalah sama halnya dengan mengubah secara tidak sah pembukaan
UUD 1945, bahkan berdasarkan hukum positif sekalipun dan hal ini

8
sebagimana yang di tentukan dalam ketetapan MPRS no
XX/MPRS/1966.

Hubungan material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain


hubungan yang bersifat formal, sebagaimana yang dijelaskan di atas
juga hubungan secara material sebagai berikut:

Bila kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila secara


kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama
adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian pembukaan UUD 1945.
Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI
membicarakan dasar filsafat negara pancasila.

Dalam hubungan ini penjelasan UUD 1945 mengemukakan bahwa


telaah cukuplah kalau undang-undang dasar hanya memuat aturan-
aturan pokok garis-garis besar sebagi instruksi kepada pemerintah
pusat dan lain-lain, penyelenggaraan negara untuk untuk kehidupan
negara. Undang-Undang dasar yang disingkat itu sangat
menguntungkan bagi negaraa indonesia ini yang masih harus terus
berkembang bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus
menerus berkembang secara dinamis. Sehingga denagn aturan-aturan
pokok itu akan merupakan aturan yang kenyal dan tidak mudah
ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan
aturan-aturan undang-undang yang lebih mudah, oleh karena itu makin
supel(elastic) itu semakin baik.

2.4. Pokok - Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Menurut penjelasan resmi dari Pembukaan UUD 1945 yang termuat


dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7, dijelasan bahwa Pembukaan
UUD 1945 engandung Pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan
dari UUD Negara Indonesia. Dengan pokok-pokok pikiran tersebut nilai-nilai

9
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam pasal-pasal
UUD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pokok Pikiran Pertama


‘Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ dalam pengertian ini
diterima pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan
meliputi segenap bangsa seluruhnya. Rumusan ini menunjukkan pokok
pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian yang lazim, negara,
penyelenggara negara dan setiap warganegara wajib mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun
perseorangan. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Ketiga
Pancasila
b. Pokok Pikiran Kedua
‘Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia’, ini merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’ yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak
dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila
Kelima Pancasila.
c. Pokok Pikiran Ketiga
‘Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan
dan permusyawaratan perwakilan’. Oleh karena itu sistem negara yang
termasuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan kedaulatan
rakat dan berdasar asas pemusyawaratan perwakilan. Aliran ini sesuai
dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’
yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun hasil
amandemen UUD 1945 yang tercantum dalam Pasal 6A ‘Presiden dan
Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat’. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan kedaulatan rakyat
yang tadinya dilakukan sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih

10
Presiden dan Wakil Presiden dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat
Indonesia. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Keempat
Pancasila.
d. Pokok Pikiran Keempat
‘Negara berdasarkan atas Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab’. Oleh karena itu, Undang-
Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi pekerti
kemanusia yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan
Yang Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Pertama dan Sila Kedua
Pancasila.

2.5. Hubungan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Dengan Proklamasi.

Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat,tidak dapat di


pisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar
1945,terutama bagian pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,yang di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat prinsip-prinsip,asas-asas,
dan tujuan dari pada bangsa Indonesia yang akan di wujudkan dengan jalan
bernegara.

Proklamasi kemerdekaan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


merupakan satu kesatuan yang bulat.Apa yang terkandung di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan suatu amanat yang luhur
dan suci dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.Oleh karena itu
sehubungan dengan hal ini,presiden Soekarno di dalam pidatonya pada
tanggal 17 Agustus 1961 mengemukakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945
khususnya mengenai pembukaannya,hal tersebut tidak dapat di pisah-pisah
kan dengan proklamasi kemerdekaan. Undang-Undang Dasar 1945 beserta
dengan pembukaannya merupakan anak kandung daripada proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

11
Makna proklamasi kemerdekaan yaitu pernyataan bangsa Indonesia
kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah
merdeka ,dan tindakan-tindakan yang segera harus di lakukan berkaitan
dengan pernyataan kemerdekaan itu telah di rinci dan mendapat pertanggung
jawaban dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Hal ini dapat di lihat
pada:

a. Bagian pertama (Alenia pertama) proklamasi kemerdekaan (“kami


bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”)
mendapat penegasan dan penjelasan pada alenia pertama sampai
dengan ketiga pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Bagian kedua (Alenia kedua) proklamasi kemerdekaan (“hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”)
yang merupakan amanat tindakan yang harus segera di laksanakan
yaitu pembentukan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alenia keempat.

Proklamasi kemerdekaan saja tanpa di hubungkan dengan pembukaan


Undang-Undang Dasar 1945,dimana di cantumkannya prinsip-prinsip,asaa-
asas dan tujuannya yang akan di wujudkan di dalam akan bernegara,maka hal
itu akan berarti tidak lebih hanya akan mengganti kekuasaan orang asing
dengan kekuatan bangasa sendiri,tetapi tidak jelas apa kemudian yang akan di
selenggarakan setelah kekuasaan diganti dengan kekuasaan bangasa
sendiri.Sebaliknya kalau kita hanya memiliki prinsip-prinsip,asas-asas dan
tujuan sebagaimana yang di cantumkan di dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 tanpa ada proklamasi kemerdekaan, tanpa menyusun Negara
maka prinsip-prinsip,asas-asas dan tujuan tersebut hanya akan merupakan
angan-angan belaka yang tidak akan terealisasi.

Dalam ketetapan MPR No.III/MPR/1983 jo ketetapan MPR


No.III/MPR/1988 (kedua ketetapan MPR tersebut rumusannya sama).Adapun

12
pandangan atau dasar pikiran yang melatar belakangi ialah karena pembukaan
UUD 1945:

a. Mengandung cita-cita luhur proklamasi kemerdekaan 17 Agustus


1945
b. Memuat pancasila sebagai dasar Negara
c. Merupakan satu kesatuan dengan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945
d. Mengubah isi pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan Negara
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

13
BAB 3

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Ditinjau dari pembukaan UUD 1945 pada alinea pertama, kedua, dan
ketiga yang memicu keinginan untuk merdeka dalam wujud Negara
kebangsaan Indonesia dan pada alinea keempat yang merupakan cita-cita
setelah bangsa Indonesia terwujud maka pancasila merupakan inti dari
pembukaan UUD 1945.
Sila pertama dan kedua pancasila terdapat pada pembukaan UUD 1945
alinea keempat yaitu Negara berdasarkan atas Ketuhan Yang Maha Esa
menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ketiga terdapat pada
alinea pertama yaitu Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila keempat
terdapat pada alinea ketiga yaitu Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Sila kelima
terdapat pada alinea kedua yaitu Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, jika kita mencermati hubungan antara proklamasi
kemedekaan 17 Agustus 1945 dengan pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang merupakan hubungan suatu kesatuan bulat, serata hubungan antara
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan batang tubuh UUD 1945
yang merupakan hubungan langsung, maka dapat di simpulkan bahwa
proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat di
pisahkan dan merupakan satu kesatuan denagan Undang-Undang Dasar 1945
3.2.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan
arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-
karya berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, M.S. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : paradigma.

Tim penyusun MKD. 2011. Pancasila. Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press.

www.anakciremai.com

aadesanjaya.blogspot.com

http://scarmakalah.blogspot.co.id/2012/02/pancasila-dan-uud-1945-serta-
pokok.html

15

Anda mungkin juga menyukai