IAS 1
DISUSUN OLEH:
ANDRY NUGRAHA PRIATMIKA
(1711070264)
II. TUJUAN
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak
menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan
komprehensif.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk periode berjalan:
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan
entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara
kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama
satu periode
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyajian
ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu
transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal
pelunasan pinjaman dan bunganya sebagai pendanaan dan operasi.
Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah:
a. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas
bruto diungkapkan;
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non
kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas
investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lainnya
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus
kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos
sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk
unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan
secara terpisah aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan
mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus
kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi
transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan
penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan
piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten kecuali:
a. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi
dalam IAS 8
b. Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.
Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa
laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan
penyajian dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan bagi pengguna dan struktur yang baru memiliki
kecenderungan akan digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak
terganggu.
V. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang
berisipos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan
dari entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia
untuk dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas
Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban dalam
bentuk:
1. Dua laporan yang terpisah antara:
a. Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah dan;
b. Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi dan
pendapatan komprehensif lain.
2. Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di atas)
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos
berikut sebagai alokasi laba rugi dalam periode:
1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik
entitas induk.
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik
entitas induk.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau
catatan atas laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh
diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam
bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara
maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah
laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan
sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada
negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting,
tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan.
Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi
keuangan internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan
keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan
hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan
akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak
perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang
tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan
jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang.
Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan
bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya
diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan. Perubahan
kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh
material periode yang akan datang harus diungkapkan bersama alasannya. Pengaruh
perubahan, jika material, harus diungkapkan secara kuantitatif.