Anda di halaman 1dari 2

Mahkamah Pidana Internasional adalah pengadilan tetap dan independent pertama yang

mampu melakukan penyelidikan dan mengadili setiap orang yang melakukan pelanggaran
berat terhadap hokum kemanusiaan internasional, yaitu:
1. Kejahatan Perang
2. Kejahatan Kemanusiaan
3. Pembunuhan dan tindakan agresi
Sejarah ICC
Berasal dari Statuta Roma yang merupakan perjanjian internasional serta menjadi dasar
didirikannya ICC.
Kewenangan ICC (Pasal 12 ayat (2) Statuta Roma :
ICC memiliki kewenangan untuk mengadili individu yang melakukan kejahatan diwilayah
teritorial negara pihak dari ICC atau individu yang berasal dari pihak ICC.
Dalam pasal tersebut dapat diartikan dimana ICC tidak hanya dapat mengadili individu yang
berasal dari negara yang sudah mengakui yurisdiksi ICC ataupun menjadi bagian Statuta
Roma, namun juga semua individu sepanjang kejahatan terjadi di wilayah negara yang
menjadi pihak dari ICC.

KOMNAS HAM
Pada awalnya, Komnas HAM didirikan dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak 1999 keberadaan Komnas HAM
didasarkan pada Undang-undang, yakni Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 yang juga
menetapkan keberadaan, tujuan, fungsi, keanggotaan, asas, kelengkapan serta tugas dan
wewenang Komnas HAM.
Disamping kewenangan tersebut, menurut UU No. 39 Tahun 1999, Komnas HAM juga
berwenang melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dengan dikeluarkannya UU No. 26 Tahun 2000 tantang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Berdasarkan Undang-undang No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komnas
HAM adalah lembaga yang berwenang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang
berat. Dalam melakukan penyelidikan ini Komnas HAM dapat membentuk tim ad hoc yang
terdiri atas Komisi Hak Asasi Manusia dan unsur masyarakat.
Tugas dan wewenang KOMNAS HAM dibagi menjadi 3:
1. Pengkajian dan penelitian
2. Penyuluhan
3. Pemantauan
4. Mediasi
KPAI
Adalah Lembaga independent yang dibentuk berdasarkan uu nomr 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
Tugas dan pokok KPAI sesuai pasal 76 UU Perlindungan Anak, yaitu:
a. Melakukan pengawasan terhadap perlindungan dan pemenuhan Hak Anak
b. Memberi laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada presiden dalam
perumusan kebijakan tentang penyelenggaraan Perlindungan Anak.
c. Mengupulkan data daninformasi mengenai perlindungan anak.
d. Menerima dan melakukan penelaahan atas pengaduan masyarakat mengenai
pelanggaran Hak Anak
e. Melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran Hak Anak
f. Melakukan kerja sama dengan Lembaga yang dibentuk masyarakat di bidang
perlindungan anak
g. Memberikan laporan kepada pihak berwajib tentang adanya dugaan pelanggaran
terhadap uu ini.
Berdasarkan pasal tersebut, mandate KPAI adalah MENGAWAL dan MENGAWASI
pelaksanaan perlindungan anak yang dilakukan oleh para pemangku kewajiban perlindungan
anak sebagaimana yang di tegaskan dalam pasal 20.

OMBUDSMAN (UU NO 37 TAHUN 2008)


Lembaga negara di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan public baik yang diselenggarakan oleh penyelenggaraan negara dan pemerintah
Tugas Ombudsman Republik Indonesia adalah:

1. Menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan


publik.

2. Melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan.

3. Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangannya.

4. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam


penyelenggaraan pelayanan publik.

5. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan.

6. Membangun jaringan kerja.

7. Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan


publik.

8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai