Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional 2018

Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN: 2622-0520  

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PEMILIHAN PERTOLONGAN


PERSALINAN PADA SUKU BAJO POMALAA SULAWESI TENGGARA
Fatmah Afrianty Gobel1, Andi Muhammad Multazam2, Andi Asrina3, Ella Andayanie4
1.2.3.4
Dosen Faklutas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Makassar

Corresponding author:: fatmahafrianty.gobel@umi.ac.id

Abstract

Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu daerah. Salah
satunya dapat dilihat dari rendahnya pemanfaatan pelayanan antenatal care yang dipengaruhi oleh aspek
sosial budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mengenai aspek sosial budaya dalam
pemilihan pertolongan persalinan pada suku Bajo Pomalaa. Metode penelitian adalah kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi untuk mengurai fenomena secara empirik dan teoritikal melalui observasi,
wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan penelitian sebanyak 15 orang yang terdiri dari ibu
hamil, ibu nifas, tokoh masyarakat, bidan di desa dan dukun beranak.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa aspek pengetahuan dan ekonomi sangat berperan penting
dalam pemilihan pertolongan persalinan pada masyarakat Bajo. Latar belakang pendidikan yang kurang
dan informasi yang minim didapatkan dari petugas kesehatan semakin menguatkan kurangnya
pengetahuan mengenai faktor risiko dalam kehamilan dan persalinan. Masyarakat suku Bajo beranggapan
bahwa persalinan pada Dukun beranak lebih murah dan lebih aman karena sejak dahulu mereka juga
hanya dibantu oleh dukun dan apabila ada kejadian terkait hal persalinan, hal tersebut dikarenakan
memang sudah ajalnya.
Kesimpulan penelitian ini adalah kurangnya informasi menyebabkan semakin minimnya pengetahuan dan
rendahnya pendapatan keluarga dari masyarakat Bajo menyebabkan pertolongan pemilihan persalinan
pada dukun beranak. Disarankan kepada petugas kesehatan sertempat khususnya bidan di desa supaya
lebih mengoptimalkan penyuluhan dan melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat Bajo.
merupakan sosok yang banyak memberikan pengaruh dalam pemahaman terkait

Kata Kunci: Ibu Hamil, Persalinan, Dukun, ekonomi, pengetahuan.

Pendahuluan program pemerintah yang menggratiskan


Salah satu target yang akan dicapai dalam persalinan pada tenaga kesehatan melalui
sustainable development goals pada tahun 2030 jaminan persalinan, sehingga masyarakat enggan
adalah menurunkan angka kematian ibu dan untuk mengunjungi petugas kesehatan karena
bayi. Hal ini merupakan tantangan dari semua memikirkan biayanya. Hal ini juga berlaku pada
pihak yang terkait termasuk dari masyarakat itu masyarakat di suku Bajo, Pomalaa yang rata-rata
sendiri. Berbagai cara telah dilakukan oleh penghasilannya masuk dalam kategori minim
pemerintah dalam menurunkan angka kesdakitan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
dan kematian pada ibu dan bayi, antara lain Metode Penelitian
mengharuskan semua persalinan ditolong oleh Metode penelitian adalah kualitatif dengan
petugas kesehatan. namun, masih banyak pendekatan fenomenologi untuk mengurai
kendala yang dihadapi oleh petugas kesehatan fenomena secara empirik dan teoritikal melalui
misalnya rendahnya pemahaman dan ekonomi observasi, wawancara mendalam dan
masyarakat sehingga memilih melahirkan pada dokumentasi. Informan penelitian sebanyak 15
dukun. Tidak semua masyarakat mengetahui orang yang terdiri dari ibu hamil, ibu nifas,

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 322  


(SMIPT), 9-10 April 2018  
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN: 2622-0520  
tokoh masyarakat, bidan di desa dan dukun kasih keluar ongkos kendaraan baru
beranak. Observasi dilakukan untuk melihat dukun dikasihkan juga uang seberapa-
keseharian masyarakat pada suku Bajo, interaksi berapa saja kemampuanx orang”
dengan keluarga dan lingkungan sosialnya, (Fitri)
Penggalian informasi terkait latar pemilihan
pertolingan persalinan pada suku Bajo di Berdasarkan jawaban dari beberapa
Pomalaa. informan tersebut, dapat dideskripsikan bahwa
ketidakmampuan ekonomi masyarakat,
Hasil mengakibatkan mereka lebih memilih untuk
Pemilihan pemeriksaan kehamilan dan memeriksakan kehamilan dan melakukan
pertolongan persalinan pada suku Bajo persalinan dibantu oleh dukun daripada bidan
didapatkan berdasarkan wawancara sebagai atau ke Puskesmas.
berikut: Pernyataan beberapa informan terkait
“itu kalo pergiki periksa sama bidan rendahnya kemampuan secara ekonomi dapat
dibayarki... tapi kalo samaki dukun dilihat dari kondisi rumah yang ada
se-ikhlas-ta ji, berapa-berapa saja dipemukiman suku Bajo.
mamputa” (Ny. Santi)

Hal serupa juga diungkapkan informan lain


terkait alasan ekonomi, yaitu

“saya lebih kusuka sama dukun, karna


itu dukun bisa dipanggil kerumah. Jadi
nda perluki lg bayar ongkos
kendaraan kalo mau periksa” (Ny.
Lina)

“kalo di Dukun ki periksa enak, karna


satu kali jaki bayar. Diurutki pas
hamil, dia datang kerumahta kasih
melahirkan baru habis melahirkan
berapa hari datangki lagi na urut
perut ta. Ta’ dua puluh ribu ji itu hari
saya kasih waktuku mo melahirkan.
Pas hamilka lipstik ji sy kasih” (Ny.
Ati s) Kondisi lingkungan sosial suku Bajo
yang terlihat dari keadaan rumah yang sama
Pernyataan tersebut diperkuat oleh dari semua keluarga yang ada dalam masyarakat
pernyataan dari informan pendukung sebagai tersebut. Penghasilan yang minim dan
berikut kurangnya informasi yang didapatkan mengenai
“masyarakat disini rata-rata miskin- kesehatan berdampak pada derajat kesehatan
miskin, mau makan saja hari-hari suku Bajo.
susah. Apalagi mau pergi periksa ke
Puskesmas atau bidan, karna dia pikir Pembahasan
ongkos lagi bayar kendaraan belum
lagi kalo mau melahirkan disuruh Ekonomi adalah keseluruhan
siapkan sarung sama baju ganti.... nda pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan
mau memangmi, malu-malu kalo diliat yang dijalani kepala keluarga dan anggota
jelek baju ato sarungnya. Kalo sama keluarga lainnya yang dapat mempengaruhi
dukun kan dirumah ji, nda perluji pemanfaatan pelayanan Antenatal Care. Tingkat
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 323  
(SMIPT), 9-10 April 2018  
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN: 2622-0520  
ekonomi rumah tangga akan berpengaruh pada masyarakat harus bergelut untuk sekedar
seluruh aspek kehidupan anggota keluarga, memenuhi kebutuhan makan sehari-hari
termasuk dalam aspek kesehatan. Semakin ditambah lagi dengan jumlah rata-rata anak
tinggi tingkat ekonomi rumah tangga, maka akan dalam satu keluarga adalah 6 sampai 12 orang
semakin mudah pula dalam mengakses atau yang membuat pengeluaran untuk kebutuhan
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Demikian sehari-hari semakin besar, sehingga semakin
pula sebaliknya semakin rendah tingkat ekonomi rendahnya keinginan dalam pemanfaatan
suatu rumah tangga, maka akan sulit untuk pelayanan ANC.
mengakses atau memanfaatkan pelayanan Berbeda halnya apabila mereka
kesehatan. memeriksakan kehamilan dan menjalani
Keluarga dengan tingkat ekonomi yang persalinan dengan bantuan dukun, dimana
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana masyarakat tidak dibebankan dengan nominal
bagi pemeriksaan kehamilan dan persiapan tertentu. Dukun beranak cukup diberi upah
untuk kelahiran. Hal ini akan berdampak pada sesuai dengan kemampuan ibu yang dapat
tingginya angka kematian ibu dan bayi. Selain berupa uang ataupun barang, sehingga mereka
itu tingkat ekonomi yang rendah juga akan tidak merasa diberatkan sedikitpun dalam hal
berdampak pada kurangnya asupan nutrisi pada pembiayaan. Hal ini sejalan dengan penelitian
ibu dan bayi selama kehamilan dan pasca yang dilakukan oleh Gamelia (2013), tentang
persalinan. Berbeda halnya dengan keluarg yang alasan pemeriksaan kehamilan dan penolong
memiliki kemampuan ekonomi yang cukup, persalinan, dalam penelitian tersebut dijelaskan
mereka dapat memeriksakan kehamilannya bahwa subjek yang menggunakan jasa dukun
secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga beranak adalah karena biaya untuk melakukan
kesehatan dan melakukan persiapan lainnya pemeriksaan kehamilan dan penolong persalinan
dengan baik sehingga kondisi ibu dan bayi didukun lebih ringan dibandingkan pemeriksaan
selama kehamilan dan persalinan dapat lebih ke bidan, biaya ke dukun Rp. 10.000 dan sering
terjaga. tidak mematok harga, se ikhlas pemberian.
Berdasarkan hasil observasi kondisi Selain itu juga diperoleh kemudahan dalam
ekonomi masyarakat Suku Bajo sangat minim melakukan pembayaran yang biasanya dapat
dan cenderung berada di bawah garis dicicil.
kemiskinan. Letak pemukiman yang berada di Menurut Kotler dan Amstrong (2001)
atas laut berdampak pada profesi mereka yang ada banyak faktor yang mempengaruhi
sebagian besar adalah nelayan. Masyarakat Suku keputusan pemanfaatan suatu barang atau jasa
Bajo menggantungkan keseharian mereka pada dan berbeda-beda untuk tiap individu. Faktor
hasil laut untuk kemudian dijual maupun tersebut adalah; (1) faktor kebudayaan
dikonsumsi sendri. Meski begitu tidak semua (kebudayaan, sub-kebudayaan, dan kelas sosial),
dari mereka yang dapat pergi menangkap setiap (2) faktor sosial (kelompok referensi, keluarga,
hari, sebab untuk pergi melaut mereka harus peranan, dan status), (3) faktor personal (tingkat
mengeluarkan biaya bahan bakar untuk perahu umur dan siklus hidup, kondisi ekonomi,
mereka sedangkan mereka tidak mempunyai pekerjaan, kepribadian, dan konsep diri), dan (4)
uang untuk itu. Untuk membantu kondisi faktor psikologis (motivasi, persepsi,
ekonomi keluarga, para istri terkadang pergi pengalaman, sikap dan kepercayaan). Teori ini
memulung sampah plastik untuk kemudian berlaku pula pada masyarakat Suku Bajo terkait
dijual meskipun hasilnya tidak seberapa. pemanfaatan pelayanan kesehatan, dimana
Untuk keperluan makanan sehari-hari, kondisi ekonomi keluarga berdampak pada
jika mereka tidak memiliki lauk maka mereka minimnya pemanfaatan pelayanan ANC pada
hanya mengkonsumsi nasi yang ditaburi garam. fasilitas pelayanan kesehatan.
Tingkat penghasilan perhari yang tidak menentu
dan masih dibawah standar mengakibatkan Kesimpulan
pemanfaatan pelayanan ANC pada fasilitas
kesehatan sangat minim dilakukan. Sebab
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 324  
(SMIPT), 9-10 April 2018  
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN: 2622-0520  
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan Karman,. Sakka A,. Saptaputra,. S, K,. Faktor-
bahwa suku Bajo lebih memilih pemeriksaan Faktor Yang Berhubungan Dengan
kehamilan dan pertolongan persalinannya pada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi
dukun karena faktor minimnya informasi dan Masyarakat Pesisir Di Desa Bungin
rendahnya pendapatan keluarga. Disarankan Permai Kecamatan Tinanggea kabupaten
kepada petugas kesehatan setempat supaya lebih Konawe Selatan Tahun 2016. Skripsi .
proaktif dalam pemberian informasi kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat
masyarakat terutama pada kelompok-kelompok Universitas Halu Oleo.
berisiko.
Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran,
Edisi Millenium 2, jilid 1 dan 2, Edisi 5.
REFERENSI Erlangga, Jakarta.

Azhar, K., Dharmayanti, I,. Ma’ruf, N, A,. Koentjaraningrat, 2011, Pengantar Antropologi
2016,. Faktor Lingkungan Sebagai I, Jakarta, Rineka Cipta.
Pembentuk Indikator Status Sosial Yang
Berperan Dalam Keberlangsungan Manuaba Ida Bagus, 2010, Ilmu Kebidanan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Penyakit Kandungan
Maternal. Puslitbang Upaya Kesehatan
Masyarakat. Polindes Hakatutobu, 2016, PWS-KIA Desa
Hakatutobu,2015
Gamelia, E .2013. Determinan Perilaku
Perawatan Kehamilan. Jurnal Kesehatan Pusat Humaniora,2014. Kebijakan Kesehatan
Masyarakat Nasional, Vol. 8. No.3. dan Pemberdayaan Masyarakat,Jakarta.
Diakses 26 Maret 2018. Puskesmas Pomalaa 2016, PWS-KIA Puskesmas
Pomalaa 2015
Ira., Sabilu, Y,. Rasma. 2015. Pemanfaatan
Antenatal Care (ANC) Oleh Ibu Hamil Setiawan Yasin, 2012, Buku Saku Perawatan
Pada Masyarakat Desa Mokupa Pranatal dan Pascapartum,Jakarta,EGC.
Kecamatan Lambandia Kabupaten
Kolaka Timur Tahun 2015. Skripsi. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Kualitatif, dan R&D. Bandung
Universitas Halu Oleo. Alfabeta.

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 325  


(SMIPT), 9-10 April 2018  
 

Anda mungkin juga menyukai