Anda di halaman 1dari 7

Kajian Teoritis Epidemiologi Pada Penelitian

Pengaruh Faktor Risiko terhadap Waktu Timbulnya Efek Samping Kanamisin pada
Tuberkulosis Resistan Obat

Kajian teoritis adalah suatu kajian pustaka yang digunakan dalam suatu penelitian.
Teori yang digunakan sebagai dasar dalam suatu penelitian dapat digunakan untuk
memperjelas masalah yang diteliti agar memudahkan peneliti dalam menyusun
hipotesis, memperjelas variabel apa saja yang akan diambil, dan dapat digunakan
sebagai referensi dalam pembahasan penelitian.

Epidemiologi adalah ilmu tentang frekuensi, distribusi dan determinan keadaan


atau peristiwa yang terjadi pada populasi tertentu. Epidemiologi menjelaskan tentang
distribusi kondisi kesehatan (penyakit dan berbagai akibatnya) serta kausa/penyebab
yang berhubungan dengan kondisi kesehatan. Kajian teoritis epidemiologi dalam paper
ini digunakan untuk menganalisis kedalaman penelitian (kedalaman metode penelitian
yang telah digunakan oleh peneliti Pengaruh Faktor Risiko terhadap Waktu Timbulnya
Efek Samping Kanamisin pada Tuberkulosis Resistan Obat.

1. Judul Penelitian

Judul dalam penelitian telah sesuai dengan garis besar permasalahan yang diteliti.
Hal ini didukung dengan kesesuaian antara variabel yang diteliti, yaitu :

Tabel 1. Variabel dalam Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Risiko Efek Samping Kanamisin Pada

Jenis Kelamin Pengobatan TB RO :

Usia a) Gangguan pendengaran

Berat Badan (IMT) b) Gangguan fungsi ginjal

Riwayat Terapi Streptomisin Sebelumnya c) Hipokalemia


Waktu timbulnya efek samping Kanamisin dijelaskan dengan Kurva Kaplan.

2. Rumusan Masalah

Masalah merupakan “kesenjangan antara harapan dan kenyataan” atau


“kesenjangan antara teori dengan praktik” yang memerlukan jawaban, penjelasan atau
pemecahan. Kerlinger (1990:29-30) menyatakan kriteria masalah dan pernyataan
masalah sebagai berikut: (1) Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara
dua variabel atau lebih, (2) masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu
dalam bentuk pertanyaan, dan (3) masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan
dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.

Menurut Ibnu (2003:13) terdapat tiga hal yang harus dinyatakan atau dirumuskan
dengan jelas sebelum suatu penelitian dilakukan. Ketiga hal tersebut adalah: (1)
masalah yang akan diteliti atau pertanyaan yang ingin dijawab, (2) metodologi
penelitian yang akan ditempuh untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut,
dan (3) alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.

Dalam paragraf satu di bagian Pendahuluan, peneliti menjelaskan tentang OAT,


lalu pada paragraf dua dan tiga peneliti menjelaskan tentang efek samping Kanamisin
pada pengobatan TB RO dan faktor risikonya. Rumusan masalah dalam penelitian ini
tersirat tidak jelas. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas,
dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkan-nya
data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan (UM, 2000:12 & Ibnu, 2003:110).

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Berbeda dengan rumusan masalah yang lazim
menggunakan kalimat pertanyaan, dalam rumusan tujuan biasanya menggunakan
pernyataan. Rumusan tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dijawaban,
dijelaskan atau dipecahkan melalui penelitian. Dengan demikian tujuan penelitian
merupakan sasaran yang akan diselesaikan melalui penelitian tersebut.

Tujuan penelitian tertulis dengan jelas pada paragraf ketiga bagian Pendahuluan,
yaitu : “Penelitian bertujuan menganalisis kesintasan timbulnya efek samping
kanamisin kepada pasien TB RO, yaitu gangguan pendengaran, gangguan fungsi
ginjal dan hipokalemia. Analisis faktor risiko usia, riwayat terapi streptomisin
sebelumnya, dan berat badan terhadap efek samping kanamisin pada pengobatan TB
RO”.

4. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian memiliki rancangan tertentu sesuai dengan masalah dan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam bidang Epidemiologi, terdapat beberapa jenis rancangan
penelitian. Diantaranya adalah penelitian deskriptif, analitik, dan eksperimen. Jenis
dan desain penelitian tertulis dalam paragraf pertama bagian Metode, yaitu :
“Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari data rekam medis pasien
TB RO Januari 2011–April 2017 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Penelitian
kohort merupakan penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor risiko dengan efek.

Penelitian ini mencatat waktu timbulnya efek samping, yaitu gangguan


pendengaran, gangguan fungsi ginjal, dan hipokalemia pasien TB RO dengan terapi
kanamisin. Timbulnya efek samping dihubungkan dengan faktor risiko berdasar usia,
riwayat pengobatan streptomisin sebelumnya, dan berat badan (menggunakan indeks
massa tubuh (IMT)). Efek samping gangguan pendengaran tipe SNHL dengan hasil
audiometri >26 dB. Gangguan fungsi ginjal didapatkan kreatinin serum
meningkat >0,3 mg/ dL (1,5–2 kali lipat) dari baseline. Hipokalemia dikategorikan
dengan nilai kalium <3,5 meq/L. Data dasar diolah secara deskriptif. Angka
kesintasan dan median kesintasan efek samping kanamisin dengan kaplan meier dan
analisis cox regression untuk menilai faktor risiko (usia, berat badan, dan riwayat
streptomisin) yang berpengaruh terhadap timbulnya efek samping. Semua uji statistik
menggunakan nilai batas kepercayaan 95% (95% Indeks Kepercayaan) atau nilai
batas kemaknaan p <0,05.

5. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian selalu ada subjek atau objek yang menjadi sasaran
penelitian, yang disebut sebagai populasi. Menurut Putrawan (1990:5-7) populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu
yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.
Kalau setiap manusia memberikan satu data, maka banyaknya atau ukuran populasi
akan sama dengan banyaknya manusia. Ibnu (2003:60-63) mengemukakan, populasi
adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian. Wujud subjek itu
bermacam-macam: manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil
kerajinan, hasil-hasil industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir,
tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat,
paragraf, teks), atau dokumen dan barang cetak. Sedangkan sampel adalah bagian
populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili karakteristik populasi.
Sebagaimana karakteristik populasi, sampel yang mewakili populasi adalah sampel
yang benar-benar terpilih sesuai dengan karakteristik populasi itu.

Populasi dan Sampel dijelaskan dalam paragraf pertama bagian Metode. Teknik
pengambilan sampel dengan total sampling yaitu semua populasi pasien TB RO dari
bulan Januari 2011–April 2017. Kriteria inklusi adalah pasien TB RO dari bulan
Januari 2011–April 2017 diterapi kanamisin pada rejimen TB RO. Kriteria eksklusi
adalah catatan rekam medis pasien tidak ada/tidak lengkap, riwayat pemakaian
kanamisin selama >1 bulan dalam 6 bulan terakhir, gangguan pendengaran tipe
sensory neural hearing loss (SNHL) saat base line, pasien meninggal atau tidak
melanjutkan pengobatan (putus berobat, pindah) sebelum timbul efek samping dalam
masa penelitian 8 bulan, pemakaian obat ototoksik (sisplatin, karboplatin, furosemid,
bumetanid, hidrokodon, metadon, salisilat, kinin, klorokuin, hidroklorokuin,
eritromisin, azitromisin, deferoksamin, dan vankomisin), pemakaian obat nefrotoksik
(NSAIDs, golongan statin, amfetamin, fenofibrat, amfoterisin B, antivirus (asiklovir,
sidofovir, indinavir, foskamet, tenofovir), pentamidin, diuretik, vankomisin,
siklosporin, dan obat kemoterapi (sisplatin, ifosfamide, plicamycin, 5-fluorouracil,
cytarabine, 6-thioguanine, metrotreksat), serta yodium (zat kontras).

Hasil pencatatan rekam medis pasien TB RO didapatkan sebanyak 450 pasien TB


RO, dan yang digunakan dalam penelitian adalah 238 pasien TB RO.

6. Pemenuhan Paparan Risiko dan Outcome

Pemenuhan paparan risiko dan outcome telah dijelaskan dalam penelitian.


Paparan risiko dalam penelitian ini adalah pemberian Streptomisin pada pengobatan
sebelumnya. Sedangkan outcome yang diteliti adalah efek yang ditimbulkan dari
pemberian obat Streptomisin, meliputi :

a) Gangguan pendengaran

b) Gangguan fungsi ginjal

c) Hipokalemia

7. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini dituliskan pada paragraf terakhir bagian


Pembahasan, Simpulan, faktor usia tua dan jenis kelamin perempuan berpengaruh
terhadap timbul efek samping kanamisin pada pengobatan TB RO berupa gangguan
pendengaran dan gangguan fungsi ginjal. Faktor riwayat terapi streptomisin
sebelumnya dan berat badan rendah (IMT <18,5 kg/m2) tidak berpengaruh terhadap
timbul efek samping pemberian kanamisin pada pengobatan TB RO. Pengawasan lebih
ketat pada pasien usia tua (>40 tahun) dan pasien perempuan terhadap efek samping
gangguan pendengaran dan gangguan fungsi ginjal untuk memperkecil timbul efek
samping kanamisin pada pengobatan TB RO.

8. Kelemahan Penelitian
Keterbatasan penelitian dijelaskan pada bagian Pembahasan, yaitu : keterbatasan
penelitian yaitu pada desain kohort retrospektif sehingga pengamatan yang dilakukan
secara tidak langsung dan tidak dapat menunjukkan secara tepat waktu timbulnya efek
samping kanamisin pada pengobatan TB RO. Perbandingan jumlah pasien pada
karakteristik usia dan juga IMT pada penelitian ini kurang seimbang serta tidak
menyingkirkan pengaruh faktor genetik yang mungkin memengaruhi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu S., Mukhadis A., dan Dasna, I.W. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung R.


Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Putrawan I.M. 1990. Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-Penelitian Sosial. Jakarta:


Rineka Cipta.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporang Penelitian. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai