Kajian Teoritis Epidemiologi Pada Penelitian-1
Kajian Teoritis Epidemiologi Pada Penelitian-1
Pengaruh Faktor Risiko terhadap Waktu Timbulnya Efek Samping Kanamisin pada
Tuberkulosis Resistan Obat
Kajian teoritis adalah suatu kajian pustaka yang digunakan dalam suatu penelitian.
Teori yang digunakan sebagai dasar dalam suatu penelitian dapat digunakan untuk
memperjelas masalah yang diteliti agar memudahkan peneliti dalam menyusun
hipotesis, memperjelas variabel apa saja yang akan diambil, dan dapat digunakan
sebagai referensi dalam pembahasan penelitian.
1. Judul Penelitian
Judul dalam penelitian telah sesuai dengan garis besar permasalahan yang diteliti.
Hal ini didukung dengan kesesuaian antara variabel yang diteliti, yaitu :
2. Rumusan Masalah
Menurut Ibnu (2003:13) terdapat tiga hal yang harus dinyatakan atau dirumuskan
dengan jelas sebelum suatu penelitian dilakukan. Ketiga hal tersebut adalah: (1)
masalah yang akan diteliti atau pertanyaan yang ingin dijawab, (2) metodologi
penelitian yang akan ditempuh untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut,
dan (3) alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Berbeda dengan rumusan masalah yang lazim
menggunakan kalimat pertanyaan, dalam rumusan tujuan biasanya menggunakan
pernyataan. Rumusan tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dijawaban,
dijelaskan atau dipecahkan melalui penelitian. Dengan demikian tujuan penelitian
merupakan sasaran yang akan diselesaikan melalui penelitian tersebut.
Tujuan penelitian tertulis dengan jelas pada paragraf ketiga bagian Pendahuluan,
yaitu : “Penelitian bertujuan menganalisis kesintasan timbulnya efek samping
kanamisin kepada pasien TB RO, yaitu gangguan pendengaran, gangguan fungsi
ginjal dan hipokalemia. Analisis faktor risiko usia, riwayat terapi streptomisin
sebelumnya, dan berat badan terhadap efek samping kanamisin pada pengobatan TB
RO”.
Penelitian memiliki rancangan tertentu sesuai dengan masalah dan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam bidang Epidemiologi, terdapat beberapa jenis rancangan
penelitian. Diantaranya adalah penelitian deskriptif, analitik, dan eksperimen. Jenis
dan desain penelitian tertulis dalam paragraf pertama bagian Metode, yaitu :
“Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari data rekam medis pasien
TB RO Januari 2011–April 2017 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Penelitian
kohort merupakan penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor risiko dengan efek.
Dalam sebuah penelitian selalu ada subjek atau objek yang menjadi sasaran
penelitian, yang disebut sebagai populasi. Menurut Putrawan (1990:5-7) populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu
yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.
Kalau setiap manusia memberikan satu data, maka banyaknya atau ukuran populasi
akan sama dengan banyaknya manusia. Ibnu (2003:60-63) mengemukakan, populasi
adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian. Wujud subjek itu
bermacam-macam: manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil
kerajinan, hasil-hasil industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir,
tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat,
paragraf, teks), atau dokumen dan barang cetak. Sedangkan sampel adalah bagian
populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili karakteristik populasi.
Sebagaimana karakteristik populasi, sampel yang mewakili populasi adalah sampel
yang benar-benar terpilih sesuai dengan karakteristik populasi itu.
Populasi dan Sampel dijelaskan dalam paragraf pertama bagian Metode. Teknik
pengambilan sampel dengan total sampling yaitu semua populasi pasien TB RO dari
bulan Januari 2011–April 2017. Kriteria inklusi adalah pasien TB RO dari bulan
Januari 2011–April 2017 diterapi kanamisin pada rejimen TB RO. Kriteria eksklusi
adalah catatan rekam medis pasien tidak ada/tidak lengkap, riwayat pemakaian
kanamisin selama >1 bulan dalam 6 bulan terakhir, gangguan pendengaran tipe
sensory neural hearing loss (SNHL) saat base line, pasien meninggal atau tidak
melanjutkan pengobatan (putus berobat, pindah) sebelum timbul efek samping dalam
masa penelitian 8 bulan, pemakaian obat ototoksik (sisplatin, karboplatin, furosemid,
bumetanid, hidrokodon, metadon, salisilat, kinin, klorokuin, hidroklorokuin,
eritromisin, azitromisin, deferoksamin, dan vankomisin), pemakaian obat nefrotoksik
(NSAIDs, golongan statin, amfetamin, fenofibrat, amfoterisin B, antivirus (asiklovir,
sidofovir, indinavir, foskamet, tenofovir), pentamidin, diuretik, vankomisin,
siklosporin, dan obat kemoterapi (sisplatin, ifosfamide, plicamycin, 5-fluorouracil,
cytarabine, 6-thioguanine, metrotreksat), serta yodium (zat kontras).
a) Gangguan pendengaran
c) Hipokalemia
7. Kesimpulan
8. Kelemahan Penelitian
Keterbatasan penelitian dijelaskan pada bagian Pembahasan, yaitu : keterbatasan
penelitian yaitu pada desain kohort retrospektif sehingga pengamatan yang dilakukan
secara tidak langsung dan tidak dapat menunjukkan secara tepat waktu timbulnya efek
samping kanamisin pada pengobatan TB RO. Perbandingan jumlah pasien pada
karakteristik usia dan juga IMT pada penelitian ini kurang seimbang serta tidak
menyingkirkan pengaruh faktor genetik yang mungkin memengaruhi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu S., Mukhadis A., dan Dasna, I.W. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporang Penelitian. Malang: Universitas
Negeri Malang.