Disusun oleh:
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sinyal dan system.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem linear.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model sistem linier dapat dipelajari lebih mudah dan pembahasannya telah mendalam.
Alat bantu analisis dan desain sistem linier telah banyak tersedia.
2. Kebanyakan sistem fisik dapat dimodelkan dengan sistem linier.
2 Hal penting pada system adalah linieritas dan tidak berubah terhadap waktu. Disini akan
dilihat hubungan input-output pada system LTI dijelaskan pada operasi konvolusi.
Respon Sistem Linier Time Invariant (LTI) dalam waktu kontinyu dan diskrit dapat dicari
dengan metode konvolusi jika respon impulsnya diketahui.Pada sitem waktu kontinyu respon
sistem ditentukan dengan menghitung integral konvolusi. Pada sistem diskrit respon sistem
ditentukan dengan konvolusi sinyal diskrit.
Deret fourier adalah deret yang digunakan dalam bidang rekayasa. Deret ini pertama kali
ditemukan oleh seorang ilmuan perancis Jean-Baptiste Joseph Fourier (1768-1830). Derat yang
selanjutnya dikenal sebagai deret fourier ini merupakan deret dalam bentuk sinusoidal (sinus dan
cosinus) yang digunakan untuk merepresentasikan fungsi-fungsi periodik secara umum. Selain
itu, deret ini juga sering dijadikan sebagai alat bantu dalam menyelasaikan persamaan
diferensial, baik persamaan diferensial biasa maupun persamaan diferensial parsial. Teori dasar
deret fourier cukup rumit. Meskipun demikian, aplikasinya cukup sederhana.
Deret fourier dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:
Salah satu aplikasi dari deret fourier adalah pada pemisahan perpaduan gelombang. Suatu
gelombang yang bergerak pada sutu medium bukan hanya gelombang yang berupa gelombang
tunggal namun merupakan perpaduan dari banyak gelombang. Dengan menggunakan deret
fourier maka perpaduan dari banyak panjang gelombang ini dapat dipisahkan kembali menjadi
gelombang-gelombang penyusunnya. Misalkan saja pada gelombang radio. Gelombang radio
FM mempunyai frekuensi 88 Mhz sampai dengan 108 Mhz. Tapi yang menimbulkan pertanyaan
adalah kenapa kita dapat mendengarkan suara penyiar radionya padahal batas pendengaran
manusia hanya 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz saja?. Ini dapat dijawab karena gelombang radio
tersebut hanya sebagai pembawa. Yang nantinya pada radio penerima gelombang datang tersebut
akan dipecah kembali yang salah satunya berupa gelombang suara yang dapat kita dengarkan.
Pada gambar diatas disajikan dua bentuk gelombang yang mempunyai bentuk yang
sangat berbeda. Namun pada gambar kiri itu merupakan gelombang perpaduan dari banyak
sekali gelombang. Sedangkan pada gambar kanan merupakan bentuk-bentuk gelombang yang
menyusun gambar kiri tadi. Gambar kiri dapat di pecah menjadi gambar kanan dengan bantuan
deret fourier. Hal ini pula yang berlaku pada frekuensi radio yang telah disinggung sebelumnya.
Selain adanya deret fourier, juga dikenal adanya transformasi fourier (Fourier Transform-FT).
Joseph Fourier mengemukakan bahwa sebuah fungsi periodik dapat direpresentasikan dengan
mengkombinasikan penjumlahan tak hingga dari fungsi sinus dan cosinus.
Representasi fungsi inilah yang kemudian dikenal sebagai Deret Fourier. Beberapa tahun
setelah penemuan ini, deret fourier dikembangkan menjadi bentuk yang lebih umum sehingga
dapat diterapkan pada fungsi yang non-periodik, bentuk yang lebih umum ini yang kemudian
dikenal sebagai Transformasi Fourier (FT). Sejak penemuan ini, transformasi fourier menjadi
metoda yang sangat cocok untuk menganalisis fungsi atau sinyal1, karena transformasi fourier
dapat mengubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu ke domain frekuensi.
Biasanya sebuah fungsi digambarkan dalam domain waktu. Artinya yang diukur dari fungsi
tersebut adalah waktu. Dengan kata lain, jika kita gambarkan fungsi tersebut pada sumbu simetri,
maka sumbu x (sebagai variabel bebas) mewakili waktu, dan sumbu y (sebagai variabel tak
bebas) mewakili nilai pada waktu t tertentu, atau nilai amplitudo-nya.
Jika kita menggambar fungsi dalam domain waktu, maka kita akan memperoleh representasi
waktu-amplitudo fungsi tersebut. Pada aplikasinya, representasi ini tidak selalu merupakan
representasi terbaik. Pada banyak kasus, informasi khusus tersembunyi pada nilai frekuensinya.
Spektrum frekuensi dari sebuah fungsi memperlihatkan frekuensi yang termuat pada fungsi
tersebut.
Transformasi Fourier (Fourier Transform atau FT) dapat mengubah fungsi atau sinyal
dalam domain waktu ke dalam domain frekuensi. Jika kita menerapkan FT pada sebuah fungsi
dalam domain waktu, maka kita akan mendapatkan repesentasi frekuensi-amplitudo fungsi
tersebut. Dengan transformasi fourier, sebuah fungsi dapat digambarkan dalam sumbu x yang
menunjukkan spektrum frekuensi dan sumbu y menunjukkan amplitudo. Gambar FT
menunjukkan bahwa berapa banyak frekuensi yang termuat pada fungsi tersebut.
Seringkali, informasi yang tidak dapat dilihat pada domain waktu, dapat dilihat pada
domain frekuensi. Sebagai contoh dalam bidang medis dikenal sinyal ECG
(ElectroCardioGraphy), yaitu catatan grafik aktivitas elektrik jantung. Bentuk khusus ECG orang
yang sehat, dikenal betul oleh seorang ahli jantung. Sebuah penyimpangan yang berarti dari
bentuk tersebut biasanya dianggap sebagai gejala adanya penyakit. Namun gejala adanya
penyakit tidak selalu terlihat jelas pada sinyal ECG dalam domain waktu, terkadang penyakit
dapat didiagnosa lebih mudah jika sinyal dianalisis dalam domain frekuensi. Pada ECG dapat
memanfaatkan transformasi fourier tergantung yang diinginkan. Seperti telah disinggung
sebelumnya bahwa tidak selalu suatu gejala kejanggalan pembacaan catatan grafik aktifitas
elektrik jantung dapat teramati dengan baik dalam domain waktu. Sehingga diperlukan domain
lain yang sesuai dan dapat memberikan informasi yang lebih akurat kepada pembaca. Domain
lain yang dapat digunakan adalah domain frekuensi.
Dan sebaliknya tidak semua gejala kejanggalan juga dapat dibaca pada domain ini.
Sehingga antara doain waktu dan domain frekuensi akan saling melengkapi, tergantung dengan
kebutuhan. Hal tersebut merupakan contoh sederhana dari kegunaan domain frekuensi.
Transformasi fourier bersifat reversibel, yaitu suatu fungsi dapat ditransformasi ke dalam domain
frekuensi (yang memuat informasi frekuensi amplitudo), dan di inversikan lagi ke domain waktu
(yang memuat informasi waktu-amplitudo). Namun, kedua informasi tersebut tidak bisa
didapatkan secara bersamaan. Representasi fungsi dalam domain frekuensi tidak memuat
informasi waktu, demikian pula sebaliknya. Untuk fungsi-fungsi yang stasioner, yaitu fungsi
yang nilai frekuensinya tidak berubah-ubah secara kontinu, informasi waktu dan frekuensi secara
bersamaan tidak diperlukan, karena di seluruh interval waktu, nilai komponen frekuensinya
konstan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sinyal dikatakan sebagai fenomena artinya sinyal itu membawa informasi. Sinyal
dikatakan secara kuantitatif artinya dari sinyal kita bisa mendapatkan persamaan matematika
walaupun hanya berupa pendekatan. linieritas. Artinya hubungan masukan dan keluarannya
bersifat linier. Jika digambar pada grafik hubungan itu berupa garis lurus. Namun gambaran
grafis berupa garis lurus hanya berlaku pada saat sistem berada pada kondisi mantap (steady) dan
bukan pada kondisi transisi (transien).