BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan
seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan
belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan
dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
lain. (Soetomo, 1993: 120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
B. Hakikat IPA
IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi
juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan
ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7)
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka.
4
2
2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi
tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan
terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang
lebih sempurn dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari
penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-
konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode
ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat ciri utama yakni adanya
hubungan diantara anggotanya. Hubungan itu berlangsung sedemikian rupa,
sehingga terjadi proses saling mempengaruhi. Dengan kata lain antara anggota
kelompok terdapat hubungan yang disebut komunikasi interaksi. Melalui berbagai
bentuk komunikasi maka kelompok-kelompok masyarakat melakukan banyak
kegiatan atau tingkah laku sosial sehingga tercapai tujuan-tujuan bersama.
Bentuk komunikasi itu berlaku di dalam semua bentuk hubungan sosial,
baik di sekolah maupun di dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas dan di
dalam bentuk-bentuk masyarakat dengan struktur dan fungsinya masing-masing.
Di sekolah berlangsung hubungan komunikasi interaksi antara para siswa dan
guru.
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, bentuk-bentuk organisasi
masyarakat itu, perlu peningkatan efisiensi dan efektivitasnya. Peningkatan
efisiensi dan efektivitas tersebut sebagian bergantung kepada faktor penunjang,
yakni sarana dan prasarana. Dengan perkataan lain, hubungan komunikasi
interaksi itu akan berjalan dengan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.
4
Apabila organisasi itu berjalan dan menggunakan alat bantu, alat bantu itulah
yang disebut dengan media.
Bertitik tolak dari alat bantu (media) itu dapat dipahami bahwa, media
dalam hubungannya dengan komunikasi interaksi suatu organisasi sangat
menentukan. Namun yang masih perlu kejelasan adalah, apa yang dimaksud
dengan media.
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami
bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Selanjutnya akan diuraikan pengertian media menurut istilah. Para ahli di
dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi arah dan
tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium.
Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah
semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau
gagasan itu sampai pada penerima.
Sedangkan Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education
and Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan yaitu:
Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar. Sementara Bringgs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku,
film, kaset adalah contoh-contohnya.
Selanjutnya Mc. Luhan dalam Arif S. Sadiman (1984) berpendapat bahwa
media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya media
memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,
mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu yang
hampir tak terbatas lagi.
Dalam kaitannya dengan komunikasi interaksi dalam bentuk organisasi Dr.
Oemar Hamalik (1994) berpendapat bahwa media komunikasi adalah suatu media
atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal.
5
B. Media Gambar
Berikut ini akan dipaparkan beberapa uraian berkaitan dengan pemahaman
terhadap media gambar yang merupakan salah satu fokus dalam penelitian.
Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapat diperoleh dari berbagai sumber,
misanya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku.
Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar.
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat
membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan
berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,
bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan
dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat
dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya,
tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya.
Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari
dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus
pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah
transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips
dan transparancies.
Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam
pembahasan skripsi ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque
picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya
serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan
untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
(siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di
samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
1. Tujuan Penggunaan Media Gambar Data Proses Belajar Mengajar
Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling umum
dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan
7
dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa
sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat
diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun
dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik
perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena
itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai
nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara
efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam
data PBM beberapa ahli membekas rambu yang perlu diperhatikan yaitu :
2. Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu
dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan
inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang
mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana
tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa
membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka
gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian
gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan
keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu
dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran
gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan
sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat
berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu
pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama
dikemudian hari.
c) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan
banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang
mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik
daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-
pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan
8
C. Pemahahan Siswa
Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain
melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang runtut.
Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka
biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Perserta didik visual ini berbeda
dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka
menggurulkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka
mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan.
Peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Mereka cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran,
mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu.
Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tida karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara belajar.
Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat
belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegaitan belajar yang
berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa siswanya sedemikan
menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya. Sehingga mereka mesti
berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam
menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan
ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan penuh dengan variasi.
D. Prestasi Belajar
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut
(dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
12
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapt diartikan bahwa prestasi belajar
IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif
seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)
E. Kaitan Pemanfaatan Media Gambar dengan Pemahanan dan Prestasi Belajar Siswa
Media gambar termasuk alat peraga dan media pendidikan yang dimaksud
alat peraga adalah alat yang dapat diragakan atau ditujukan dalam KBM untuk
memperjelas atau menyesuaikan konsep ide pengertian tertentu. Media pendidikan
dengan menggunakan alat penampilan dalam kegiatan pembelajaran, guna
mempertinggi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pendidikan: (Andrean
Rustam, 1997):