Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN IPA/ A 2017

CRITICAL BOOK REVIEW


TELAAH KURIKULUM IPA

DOSEN PENGAMPU : DR. WAWAN BUNAWAN, M.Pd, M.Si

Oleh :

KELOMPOK IV

LILI NURINDAH SYARI (4173351012)

SELLA MAUDY SISWARA(4173351020)

SRI AINI (4173351022)

WIJAYANTI WIJAYA (4173351024)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih sayang-
Nya dan memberikan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan tugas Critical Book yang
berjudul “TELAAH KURIKULUM IPA” . Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Critical Book ini.

Critical Book tentang Telaah Kurikulum Ipa salah satu tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum Ipa.Penulis sangat menyadari bahwa critical book ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara
lisan, khususnya kepada Dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum IPA BapakDR.
WAWAN BUNAWAN, M.Pd, M.Si, agar penulis bisa mengembangkan ilmu
pengetahuannya, khususnya memahami tentangTelaah Kurikulum Ipa.

Medan, November 2018

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR .......................................... Error! Bookmark not defined.
1.2. Tujuann CBR................................................................................................................... 1
1.3. Manfaat CBR .................................................................................................................. 1
1.4. Identitas Buku .............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II RINGKASAN BUKU ................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1. Buku Utama................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Buku Pembanding ........................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 13
3.1. Kelebihan Buku ............................................................................................................. 13
3.2. Kelemahan Buku ........................................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 14
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
4.1. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan dari perbandingan pokok bahasan dari buku – buku yang dibandingkan ini
adalah untuk mengetahui lebih dalam dimana kita dapat menambahkan dan mengatur konsep-
konsep yang kita sudah ketahui dalam buku utama dari buku pembanding. Sehingga kita bisa
mengetahui lebih rinci lagi mengenai pokok bahasan yang terkait dalam Prinsip- Prinsip
Pengembangan Kurikulum.

B. MANFAAT
Mengkritik buku ini dibuat sebagai salah sau referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan
suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu
mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
 BUKU UTAMA

Judul buku : Inquiry And The National Science


Education Standart

Penulis : Widya Arwita

Penerbit : National Academy Press

Edisi : ke-Tujuh

Tebal : 203 Halaman

Tahun : 2002

ISBN : 0-0309-06476-7

 BUKU PEMBANDING

Judul buku : Inovasi model pembelajaran Inkuiri sesuai kurikulum


2013

Penulis : Nurdiansyah,M.Pd

Penerbit : Erlangga, Jakarta

Edisi : pertama

Tebal : 190 Halaman

Tahun : 2016

B. RINGKASAN BUKU UTAMA

PERTANYAAN PENILAIAN KELAS


menunjukkan bahwa "penilaian Pemahaman dasar sifat sains memberikan definisi
standar operasional, di mana mereka mendefinisikan secara terukur apa yang harus
diajarkan oleh guru dan siswa harus belajar" (NRC, 1996, hlm. 5-6). Dalam konteks uf
inquiry, penilaian oleh karena itu perlu mengukur kemajuan sains ilmu. Guru kurang dari
siswa dalam mencapai tiga hasil pembelajaran utama dari inkuiri jika siswa mereka
berdasarkan pengajaran sains: konsepsi yang dievaluasi pada tes pemahaman distrik atau
negara bagian dalam sains, kemampuan untuk itu mengungkap fakta yang terpisah
(penyelidikan ilmiah Neill dan perforan, dan di bawah Madinah , 1989). Selanjutnya,
ketika datang untuk mengukur hasil seperti dan karya para ilmuwan. "Tes ini lebih
mungkin untuk membutuhkan pengakuan dan mengingat dari pada reasoring mendalam
dan penerapan konsep yang mendasari. Dengan demikian, mereka dapat menimbulkan
hambatan serius. Penyelidikan adalah klasemen tentang penyelidikan pemeriksaan
eksternal skala-ge mengambil Sama seperti tujuan-tujuan ini berbeda dari bentuk-bentuk
ini, guru cenderung untuk creale mereka dari pendekatan lain untuk pendidikan sains,
sehingga penilaian dari penyelidikan berdasarkan scicnce pendidikan berbeda dari
penilaian yang lebih tradisional, pertanyaan pilihan ganda atau jawaban-pendek yang
bersifat konvensionional biasanya meminta siswa untuk mengidentifikasi fakta, konsep,
atau kosa kata. Tes semacam itu terbukti terlalu luas dalam peliputannya, terlalu dangkal
dalam kedalaman yang diperlukan, dan terlalu sempit ketika penilaian serupa untuk kelas
mereka (Raizen dan Kaser, 1989; Baron, 1990) Penilaian dalam ruang kelas berbasis
inkuiri membutuhkan perspektif yang lebih luas. Pada pembelajaran kaya yang disebut
oleh Standar. Ini menanyakan apa yang diketahui dan dipahami oleh setiap siswa, apa
yang tidak jelas atau hilang, dan apa yang dapat dilakukan siswa dengan apa yang mereka
ketahui. Kajian menentukan apakah siswa dapat menghasilkan atau mengklarifikasi
pertanyaan, penilaian formatif.
Secara umum, Pengkajian dapat mengambil banyak bentuk dalam ruang penyimpanan
berdasarkan permintaan, dan ia melayani banyak tujuan. Penilaian dapat berkisar dari
pertanyaan yang diajukan oleh para guru selama pelajaran hingga akhir tes unit yang
sedang dikembangkan, yang masih di bawah standar - dan di seluruh negara bagian dan
ujian nasional, dan apakah tujuan dari suatu tions. Data penilaian dapat digunakan untuk
pelajaran tertentu atau unit sedang merencanakan pelajaran, memandu pembelajaran
siswa, menghitung nilai, menentukan eccess untuk program khusus, menginformasikan
tant untuk perencanaan umum dan pengajar di kelas berbasis inkuiri terus menilai untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya, apa yang telah dicapai oleh abdomics
Penilaian formatif adalah penting, tetapi mereka umumnya terlalu informal dan tidak
cukup kebijakan docu, mengalokasikan sumber daya, atau mengevaluasi dengan tepat
kurikukum atau instruksi. Dalam penerapannya. Diarahkan untuk menjawab banyak
penilaian keras yang menyatu ke dalam pemikiran kurikulum dan guru: Apa yang telah
diajarkan oleh para siswa yang diajukan oleh orang tua, kepala sekolah, benar-benar
dipelajari? Bukti apa. Perbedaan penting perlu menunjukkan bahwa mereka sedang
belajar? dibuat antara penilaian formatif Seberapa baik mereka mempelajarinya, dan pada
penilaian mental dan sumatif apa tingkat kompetensi? Penilaian formatif dapat terjadi
pada penilaian formatif juga tidak ada waktu dan digunakan untuk mempengaruhi cukup
untuk mendukung keputusan higlh-tentang seseorang atau perubahan kebijakan atau
kurikulum profesional pada akhir pembelajaran memerlukan penilaian sumatif rencana
guru untuk memenuhi spesifik pengalaman dan kebutuhan belajar siswa. Desain
pengembangan penilaian sumatif. Kegiatan keputusan semacam itu untuk menentukan
dampaknya pada pembelajaran siswa memberikan bukti kepada orang tua, guru. dan
pembuat kebijakan bahwa seorang siswa atau The sketsa di kelas sebelumnya maju ke
arah memenuhi standar untuk penyelidikan atau bab jatuh termasuk banyak contoh
Penilaian semacam itu membutuhkan inetrument yang terbius dan foceus khusus pada
siswa. Akhirnya itu aspek kegiatan penilaian, dengan belakang. Cara semacam itu untuk
merekam tanggapan siswa, melihat pada "bagaimana-format dan tanggapan eter suatu tes,
protokol wawancara, prosedur penilaian. Panduan untuk kinerja yang stabil, cara yang
dapat diukur apa yang harus diperkirakan? Dari mengkonversi respon siswa ke angka dan
rata-rata dapat mendukung keputusan akuntabilitas dengan lebih baik Tiga hasil
pembelajaran dari pendidikan berbasis inkuiri melibatkan kedua penilaian sumatif menilai
pengetahuan dan pemahaman.Mereka belajar siswa dapat mengambil bentuk mary, dari
deskripsi pencapaian individu hingga Standar formal mendefinisikan kedua istilah ini
sebagai berikut: perbandingan waktu atau dengan stucents lain. Bab ini menjelaskan fitur-
fitur penilaian kelas yang mendukung inkuiri dan Standar Pendidikan Sains Nasional. . Ini
pertama membahas "apa" - apa yang seharusnya diketahui, dipahami, dan mampu
dilakukan oleh para siswa sebagai hasil dari pendidikan sains mereka. Kemudian
membahas "siapa" yang harus bertanggung jawab.

SIAPA YANG HARUS MELAKUKAN PENILAIAN?

Penilaian berasal dari bagian yang berbeda dari sistem pendidikan, termasuk
administrator dan guru. Tetapi bentuk penilaian yang sangat penting adalah kemandirian
siswa. Melibatkan siswa dalam menilai pemikiran mereka dan kinerja mereka
memungkinkan mereka untuk menjadi lebih mandiri dalam merencanakan, mengejar,
memantau, dan memperbaiki jalannya pembelajaran mereka sendiri. Penilaian-diri-ment
memelihara penemuan, kerja tim, komunikasi, dan koneksi konseptual.

Dalam review lebih dari 580 artikel tentang penilaian formatif, hitam dan WiliM (1998a)
menunjukkan bahwa "siswa harus dilatih dalam penilaian diri, sehingga mereka dapat
memahami tujuan utama pembelajaran mereka dan dengan demikian apa yang perlu
mereka capai." Hitam dan WiliM juga menemukan bahwa peningkatan penilaian formatif
termasuk penilaian diri - paling efektif dalam meningkatkan perfungsi manufaktur di
level rendah dari skala kinerja, meskipun siswa yang tampil dengan baik Manfaat dari
penilaian formatif yang lebih baik. Pendekatan ini terhadap penilaian manuwak antara
siswa yang tertinggi dan terendah yang melibatkan penilaian dalam jumlah aslinya
mencakup kesenjangan dalam pencapaian yang telah dilakukan.

Melibatkan siswa dalam penilaian baik mengurangi beban guru dan membiarkan siswa
mengetahui apa yang akan terjadi dari mereka. Kecuali jika siswa dapat melihat kriteria
yang akan dinilai dan contoh OI yang berhasil, penilaian menjadi sebuah batang,
permainan menebak apa yang ada di kepala guru. Siswa sering gagal melakukan eksplisit
hubungan antara apa yang baru saja mereka lakukan dan pertanyaan atau masalah.. Dalam
hal ini, tidak mengherankan bahwa siswa yang paling rendah yang paling banyak dimiliki
paling banyak dari belajar kriteria untuk keberhasilan dan ditunjukkan contoh bagaimana
mencapai kriteria ini.

Salah satu cara melibatkan siswa dalam penilaian adalah melibatkan mereka dalam
merancang panduan skor untuk tugas atau proyek. Negara mereka yang pertama, "Saya
mengekspisas gagasan saya dengan jelas dan secara rinci," dan "Saya menggunakan kata-
kata, angka, gambar, tabel, diagram, atau grafik untuk menunjukkan gagasan saya,"
Apakah terjemahan siswa dari kinerja tostandards untuk kemampuan penyelidikan.
Memberikan siswa rubrik sebelum mereka mulai tidak berarti memberi mereka "jawaban
rakyat" untuk penyelidikan mereka. Yang kualitas kesimpulan mereka, itu memberi
mereka kriteria. Akan diberi nilai.

Contoh kriteria semacam itu bisa Terlihat di dalam pasal 3 Big Werek di Jurnal Ms. Idoni
memiliki muridnya, tetap menyimpannya, mereka melakukan pekerjaan mereka. Dengan
murid-muridnya mengatur jurnal mereka sesuai dengan kemampuan penyelidikan yang
dijelaskan dalam standar tersebut, Ms. Idoni memberi mereka cara untuk memantau
kemajuan mereka sendiri dalam mencapai standar tersebut. Konsep Tual Organisasi
Jurnal juga memberikan kerangka kerja yang dapat digunakan oleh siswa di akhir mereka.
di akhir dari kursus akhir.

Bagaimana seharusnya siswa belajar dinilai? Pendidik telah lama mengetahui bahwa
seorang guru yang efektif belajar banyak tentang apa yang diketahui siswa dan tidak tahu,
dan bagaimana mereka memikirkan gagasan ilmiah, hanya dengan mendengarkan
mereka. Beberapa tahun yang lalu, Rowe (1974) mengidentifikasi orang-orang yang
bertugas bersama dalam stralegologi "Tunggu waktu", "di mana kesunyian guru
memungkinkan untuk menimbulkan dan menjawab pertanyaan yang lebih bijaksana
daripada yang mereka lakukan saat guru segera melepaskan kesunyian. Dia menyarankan
pemikiran dalam hal pertanyaan yang didukung oleh siswa.

melalui engagemet guru-guru dalam komunitas professonalonal yang mengayunkan


aech yang lain ke standar yang sama. Mereka hanya bisa saling berpegang teguh pada
standar, mereka mengerti dalam hal pekerjaan siswa mereka sendiri. untuk membuat
standar menjadi kenyataan bagi guru dan dengan demikian bagi siswa.

dalam memilih format yang sesuai untuk penilaian, sifat standar perlu diperiksa. apakah
itu sesuatu yang dapat dan harus dinilai "sesuai permintaan" dengan sedikit waktu untuk
refleksi atau revisi? jawaban pilihan ganda dan jawaban singkat cocok untuk menilai hal-
hal yang harus diketahui mahasiswa "dengan setetes topi" atau "banyak hal yang dihargai
di tribun, namun setidaknya butuh waktu untuk refleksi (lebih dari beberapa menit)
dengan banyak lagi format penilaian yang membutuhkan lebih banyak waktu.

Pertimbangan tambahan melibatkan langunge dari Siswa yang akan memperoleh


pengetahuan dasar tentang syiahx vocabuiary Engliah, dan semantik dapat menimbulkan
masalah baik dalam hal pemahaman dan ment. Oleh karena itu penting untuk
membedakan antara apa yang siswa cnow di bidang subjek dan seberapa baik mereka
dapat menafsirkan dan menanggapi pertanyaan spesifik.

Sistem penilaian yang paling komprehensif mencakup berbagai macam inscruments.


Sebagai contoh, sistem yang dikembangkan oleh Proyek Sandards Baru memiliki tiga
standar yang saling terkait antara standar pemeriksaan, dan portofolio (Standar Baru,
1997). Standar perfrmance menerjemahkan Standar Pendidikan Nasional Seience ke
dalam pernyataan yang menunjukkan jenis kegiatan yang melaluinya para siswa dapat
mendemonstrasikan kompetensi dalam suatu standar. Standar-standar ini juga termasuk
contoh kerja siswa dengan komentar yang menjelaskan aspek apa dari pekerjaan
menggambarkan standar dan mengapa itu sesuai untuk tingkat kelas itu. Ujian
menggunakan kombinasi item respon yang dipilih dan dibangun, termasuk tangan pada
tugas-tugas kinerja, untuk menghasilkan skor dalam () pemahaman konseptual-ing, 2)
pemikiran ilmiah, desain dan akuisisi pengetahuan, (3) pemikiran ilmiah: analisis dan
bukti , dan (4.)kehidupan, Sistem portofolio termasuk exhi scien. pemikiran kritis untuk
ko dan investigasi. Memiliki perbedaan. Ent pameran menyoroti berbagai jenis standar
yang berbeda dari bukti yang perlu disajikan untuk kualifikasi ini. Harapan untuk kualitas
di portolio lebih tinggi dari ekspektasi pada ujian, karena waktu, umpan balik, dan
peluang yang memadai untuk revisi sudah ada untuk yang pertama. Beberapa standar
kinerja, seperti gugatan yang produktif dalam suatu kelompok, dapat dinilai dengan baik
oleh pengamatan guru, sehingga formulir sertifikasi untuk harapan tersebut dimasukkan
dalam portofolio. Keberhasilan implementasi tergantung pada pengembangan kader guru
af yang berpengalaman dalam penilaian terhadap rubrik berbasis standar dan pada
banyaknya contoh pekerjaan pengaturan standar dari beragam siswa.

Sistem serupa dengan berbagai format telah digunakan di California selama beberapa
tahun oleh Ujian Emas di Biologi SMA, Kimia, dan Sains Terpadu. Pemeriksaan
mencakup beberapa pilihan item, item respon yang dibangun, dan tugas-tugas kinerja
laboratorium. Portofolio adalah opsional dan dengan demikian hanya digunakan untuk
meningkatkan nilai siswa, bukan untuk menurunkannya.

melalui engagemet guru-guru dalam komunitas professonalonal yang mengayunkan


aech yang lain ke standar yang sama. Mereka hanya bisa saling berpegang teguh pada
standar, mereka mengerti dalam hal pekerjaan siswa mereka sendiri. untuk membuat
standar menjadi kenyataan bagi guru dan dengan demikian bagi siswa.

dalam memilih format yang sesuai untuk penilaian, sifat standar perlu diperiksa. apakah
itu sesuatu yang dapat dan harus dinilai "sesuai permintaan" dengan sedikit waktu untuk
refleksi atau revisi? jawaban pilihan ganda dan jawaban singkat cocok untuk menilai hal-
hal yang harus diketahui mahasiswa "dengan setetes topi" atau "banyak hal yang dihargai
di tribun, namun setidaknya butuh waktu untuk refleksi (lebih dari beberapa menit)
dengan banyak lagi format penilaian yang membutuhkan lebih banyak waktu.

Pertimbangan tambahan melibatkan langunge dari Siswa yang akan memperoleh


pengetahuan dasar tentang syiahx vocabuiary Engliah, dan semantik dapat menimbulkan
masalah baik dalam hal pemahaman dan ment. Oleh karena itu penting untuk
membedakan antara apa yang siswa cnow di bidang subjek dan seberapa baik mereka
dapat menafsirkan dan menanggapi pertanyaan spesifik.

Thement and Student Standards di bawah Council of Chief State School Officers (1999)
telah mengembangkan prosedur dan materi yang diruntuhkan untuk menghasilkan materi
nore menunjukkan bahwa pertanyaan spesifik Kolaborasi Negara pada Assesment yang
sesuai untuk siswa belajar bahasa Inggris Assses ini.

bumi, dan ilmu-ilmu fisik (40 kehidupan, Sistem portofolio termasuk exhi dapat
dipengaruhi oleh masalah linguistik scien. bahasa asli), pengaruh cutural pemikiran
tertentu.tak familier (seperti penghilangan huruf-huruf atau suara tertentu yang tidak
lugas dalam co dan penyelidikan.Memiliki pameran yang berbeda menyoroti berbagai
jenis standar yang berbeda cara yang berbeda dalam menafsirkan pertanyaan famit), dan
cegree iy dengan Eaglish (baik pada sosial atau jenis bukti yang perlu untuk tingkat
akademi). Pola tertentu siswa yang kesulitan yang belajar bahasa Inggris, dan yang
disajikan untuk kualifikasi ini. Harapan untuk kualitas dalam pengetahuan pola-pola ini
dapat membantu portolio lebih tinggi daripada perkiraan membuat penilaian yang lebih
akurat pada ujian, sebagai waktu yang memadai, umpan balik , dan kesempatan untuk
direvisi.Sistem penilaian yang paling komprehensif mencakup berbagai macam
inscruments. Sebagai contoh, sistem yang dikembangkan oleh Proyek Sandards Baru
memiliki tiga standar yang saling terkait antara standar pemeriksaan, dan portofolio
(Standar Baru, 1997). Standar perfrmance menerjemahkan Standar Pendidikan Nasional
Seience ke dalam pernyataan yang menunjukkan jenis kegiatan yang melaluinya para
siswa dapat mendemonstrasikan kompetensi dalam suatu standar. Standar-standar ini juga
termasuk contoh kerja siswa dengan komentar yang menjelaskan aspek apa dari pekerjaan
menggambarkan standar dan mengapa itu sesuai untuk tingkat kelas itu.

Harapan untuk kualitas di portolio lebih tinggi dari ekspektasi pada ujian, karena
waktu, umpan balik, dan peluang yang memadai untuk revisi sudah ada untuk yang
pertama. Beberapa standar kinerja, seperti gugatan yang produktif dalam suatu kelompok,
dapat dinilai dengan baik oleh pengamatan guru, sehingga formulir sertifikasi untuk
harapan tersebut dimasukkan dalam portofolio. Keberhasilan implementasi tergantung
pada pengembangan kader guru af yang berpengalaman dalam penilaian terhadap rubrik
berbasis standar dan pada banyaknya contoh pekerjaan pengaturan standar dari beragam
siswa.

Sistem serupa dengan berbagai format telah digunakan di California selama beberapa
tahun oleh Ujian Emas di Biologi SMA, Kimia, dan Sains Terpadu. Pemeriksaan
mencakup beberapa pilihan item, item respon yang dibangun, dan tugas-tugas kinerja
laboratorium. Portofolio adalah opsional dan dengan demikian hanya digunakan untuk
meningkatkan nilai siswa, bukan untuk menurunkannya.
C. RINGKASAN BUKU PEMBANDING
Istilah pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut
pandang behavioristik, pembelajaran sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa
melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sejalan dengan
banyaknya paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran ditafsirkan
sebagai upaya pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan
terperinci dalam memberikan respon atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh
tingkah laku yang patut dari para pengajar.
Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang
diciptakan guru. Menurut Sudjana (1989) belajar merupakan proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran,
terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi,
strategi, dan evaluasi pembelajaran. masing-masing komponen tersebut saling berkaitan
dan mempengaruhi satu sama lain.
Istilah umum yang dikenal dalam kegiatan belajar mengajar adalah model
pembelajaran dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran. Menurut Iskandarwassid (2009) strategi pembelajaran meliputi kegiatan
atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran.
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang lebih bersifat student centered.
Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman
sebaya (peer mediated instruction). Terkait dengan desain pembelajaran, peran guru
adalah mengkreasi dan memahami model-model pembelajaran inovatif. Gunter et al
(1990) mendefinisikan an instructional model is a step-by-step procedure that leads to
specific learning outcomes.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), Merumuskan masalah, me3ngajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikannya.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, melainkan siswa adalah subyek yang
memiliki kemampuan aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan. Pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, siswa perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah
perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi
pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’
(learning how to learn) dan bukan semata mempelajari substansi mata pelajaran.
Sedangkan pendekatan, strategi dan metoda pembelajarannya adalah mengacu pada
konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan
proses inkuiri & discovery learning. Dalam hal ini siswa sebagai stakeholder akan terlibat
langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan berbagai masalah
yang relevan dengan kehidupan mereka. Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya
mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh
guru. Saat ini, begitu banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Strategi pembelajaran menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Senada dengan pendapatnya Kemp, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran
yang digunakan secara bersama–sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta
didik atau siswa. Upaya mengimplementasi rencana pembelajaran yang telah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disunsun dapat tercapai secara optimal, maka
diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
diterapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan
beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositor bisa digunakan
metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia termaksuk menggunakan media pembelajaran.
Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode.
Aplikasi Teori Gestalt dalam Pembelajaran adalah:
a. Pengalaman (insight/tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki
kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek.
Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
dengan insight.
b. Pebelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu
objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalm proses pembelajaran. Content
yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun
bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
c. Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku di samping adanya
kaitan dengan SR juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran
terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila
siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.
d. Perinsip ruang hidup (life space). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan di mana
ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi
lingkungan di mana siswa berada (kontekstual).

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung. Model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan–bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas yang lain.
Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut.
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mumpunyai misi atau tujuan pendidkan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan:
(a) urutan langkah–langkah pembelajaran (syntax);
(b) adanya prinsip–prinsip reaksi;
(c) sistem sosial;
(d) sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilih.

Model pembelajaran berdasarkan teori belajar, meliputi model interaksi sosial, model
pemrosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran modifikasi tingkah laku
(behavioral).

 Pengertian Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun
1962 (Joyce and Well, 2009), untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti
dan menerangkan suatu kejadian. Ia menginginkan agar siswa bertanya mengapa
suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan kepada siswa prosedur dan
menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan
kegiatan, mengumpulkan, dan menganalisis data, sampai akhirnya siswa menemukan
jawaban dari pertanyaan.

Menurut Trianto (2010) Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan


pembelajaran berbasis kontekstual.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Sedangkan menurut Hanafiah (2010), inkuiri adalah suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan
logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan
sebagai wujud adanya perubahan prilaku. Sehingga pembelajaran inkuiri merupakan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau pristiwa) secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan pengetahuan atau
pemahaman untuk menyelidiki, mulai dari melakukan pengamatan, mengajukan
pertanyaan,merencanakan penyelidikan, mengumpulkan data atau informasi dan
melakukan penyelidikan, menganalisi data, membuat kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
A. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Sanjaya (2014), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam
pembelajaran inkuiri, yaitu:
1. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal di dalam proses pembelajaran, tetapi siswa juga
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belajar). Dengan demikian, metode
pembelajaran inkuiri menempatkan guru sebagai sumber belajar akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya
dituntut agar menguasai materi pelajaran dalam metode inkuiri, akan tetapi
bagaimana siswa dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara
optimal.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat berkaitan dengan alam maupun


lingkungan sekitar, Pembelajaran akan efektif dan mencapai sasaran jika melibatkan
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari
(Hastuti, 2010:191).

C. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri

a) Inkuiri terbimbing (Guided inkuiri)


Inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar
dengan metode inkuiri. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup
luas. Bimbingan lebih banyak diberikan pada tahap awal dan sedikit demi sedikit
dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa.Sebagiaan besar
perencanaan dibuat oleh guru dan para siswa tidak merumuskan masalah.
b) Inkuiri bebas (free inkuiri)
Siswa melakukan sendiri penelitian seperti seorang ilmuan pada inkuiri bebas.Siswa
harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah berbagai topik permasalahan
yang hendak diselidiki mada pembelajaran.metode yang digunakan adalah inkuiri role
approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok
memiliki tugas sebagai misalnya sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis,
pencatatan data dan pengevaluasian proses.
c) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inkuiri)
Guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur pada
pembelajaran berbasis inkuiri.Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN KEDUA BUKU


 BUKU UTAMA
Buku isi buku tidak terlalu banyak
Buku ini juga memiliki rangkuman yang tersedia pada akhir bab yang
merangkum isi materi pada bab tersebut
Dengan penjelasan yang cukup jelas dan ditambah rangkuman yang
mempermudah siswa
 BUKU PEMBANDING
memaparkan dengan sangat jelas setiap materi yang di sajikan
Buku ini juga mejelaskan dengan rinci isi di setiap babnya
Dengan begitu banyak pejelasan yang jelas buku ini juga memliki banyak
evaluasi soal yang akan di sajikan kepada siswa
Buku pembanding lebih mudah di mengerti dan terdapat menurut para ahli

B. KELEMAHAN KEDUA BUKUA


 BUKU UTAMA
Menurut saya buku utama ini terlalu sulit untuk memahi karene mengunakan
bahasa inggris sehingga pembaca merasa agak kesulita

 BUKU PEMBANDING
Menurut saya buku ini terlalu banyak sehinggan pembaca mudah bosan untuk
membacanya
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Istilah pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut
pandang behavioristik, pembelajaran sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa
melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sejalan dengan
banyaknya paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran ditafsirkan
sebagai upaya pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan
terperinci dalam memberikan respon atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh
tingkah laku yang patut dari para pengajar. Pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagaiberikut.
o Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air
dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan
ruang kelas.
o Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka
biasa.
o Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing.
o Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
o Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga manarik siswa; dan


memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) turut serta
menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan
siswa secara online.

B.SARAN

lebih memperjelas pemahaman, disarankan agar pembaca juga mencari referensi


yang lain agar pemahaman pembaca mengenai psikologi pendidikan sebagai
pengetahuan mengenai peserta didik dan tenaga pendidik tersebut dan juga masalah-
masalah yang mungkin terjadidalam dunia pendidikan dan bagaimana usaha untuk
menanggulanginya.
DAFTAR PUSTAKA

Arwita, Widya., (2002). Inquiry and the National Science Education Standards: a guide for
teaching and learning. united states of America. National AcademyPress.
Nurdiansyah.,2016.,inovasi model pembelajaran inkuiri sesuai kurikulum 2013:Erlangga,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai