Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah SPH 2 yang diampu
oleh Ibu Dr. Djuna Lamondo, M.Si
OLEH
Kelompok 1 :
JURUSAN BIOLOGI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, Kami dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia yang insyaallah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. kritik, saran,
dan masukan yang membangun sangat Kami butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam
penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hewan yang berkembang biak secara seksual dapat dibedakan antara
gametogenesis pada individu jantan dan gametogenesis pada individu betina. Gamet
pada individu jantan disebut spermatozoon (jamak = spermatozoa) sehingga proses
pembentukannya dinamakan spermatogenesis. Demikian pula, karena gamet betina
disebut ovum (jamak = ova), maka gametogenesis pada jenis kelamin ini dinamakan
oogenesis.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini di uraikan
sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan Gametogenesis dan fungsinya pada hewan vertebrata
dan prosesnya?
2) Apa yang dimaksud dengan Spermatogenesis dan fungsinya pada hewan vertebrata
dan prosesnya ?
3) Apa yang dimaksud dengan Oogenesis dan fungsinya pada hewan vertebrata dan
prosesnya?
1.3 Tujuan
4
1) Untuk mengetahui apa yang di maksud Gametogenesis dan fungsinya pada hewan
vertebrata serta prosesnya.
2) Untuk mengetahui apa yang di maksud Spermatogenesis dan fungsinya pada hewan
vertebrata serta prosesnya.
3) Untuk mengetahui apa yang di maksud Oogenesis dan fungsinya pada hewan
vertebrata serta prosesnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan maupun
betina. Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara meiosis. Setelah meiosis,
terjadi pematangan sel untuk menjadi sel gamet sesuai spesies makhluk hidup. Pada
hewan gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiseluler. Pada
hewan jantan terjadi organ testis yang disebut spermatogenesis. Pada hewan betina
terjadi di organ ovarium yang disebut oogenesis. Gametogenesis adalah proses
pembentukan, pembelahan, dan pematangan sel- sel gamet sampai menjadi sel gamet
yang siap berperan dalam proses reproduksi.
Pada hewan jantan, proses meiosis dan pembentukan sel kelamin jantan
dinamakan spermatogenesis. Sel diploid yang akan menjadi sel induk sperma
(spermatogonium) menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel demikian
disebut spermatosit primer. Sel ini kemudian membelah pada tahap meiosis I menjadi
dua spermatosit sekunder. Selanjutnya, kedua sel tersebut membelah pada meiosis II
menghasilkan empat sel spermatid. Sel spermatid kemudian berkembang menjadi
sperma (gamet jantan yang siap membuahi).
Sel diploid yg akan menjadi sel induk sperma (spermatogonium) menjadi besar
sebelum membelah secara meiosis. Sel demikian disebut spermatosit primer. Sel ini
kemudian membelah pada tahap meiosis 1 menjadi 2 spermatosit sekunder.
Selanjutnya kedua sel tersebut membelah pada meiosis 2 menghasilkan 4
sel spermatid. Sel spermatid kemudian berkembang menjadi sperma (gamet jantan siap
membuahi)
6
memiliki ukuran lebih besar. Sel oosit sekunder yg berukuran lebih besar ini akan
melakukan meiosis 2 yg hanya akan menghasilkan 1 ovum (sel telur) yg sehat &
fungsional & 1 badan kutub yg akan mengalami degenerasi. Sedangkan oosit sekunder
yg berukuran lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi (mati).
Dgn demikian, dari total 4 sel haploid hanya 1 sel haploid saja yg fungsional menjadi
ovum, sedangkan 3 yg lain mengalami degenerasi.
Aktifnya hormon testosteron yang dihasilkan dari organ seks jantan akan
merangsang testes untuk membentuk sperma. Pengaktifan testosteron ini dirangsang
oleh hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar pitutary. Spermatogonium
(jamak: spermatogonia) adalah sel induk sperma yang terbentuk dari sel germ
primordial (bakal sel kelamin). Pembentukan BSK telah terjadi pada masa fetus dan
7
berkembang menjadi sel – sel primordial. Seiring dengan perkembangan hewann
jantan, sel – sel primordial berkembang menjadi sel induk sperma di dalam tubulus
seminiferus (saluran panjang yang berkelok – kelok di dalam testes.
Sel – sel sertoli merupakan sel pendukung yang terdapat di dalam tubulus
seminiferus, selain sel induk sperma. Sel sertoli berfungsi sebagai pemberi nutrisi sel
primordial semasa pembentukan sel sperma. Spermatogenesis diawali dengan
pembelahan mitosis sel induk sperma (spermatonium) membentuk spermatosit primer.
Hasil pembelahan mitosis selalu akan menghasilkan sel anak yang identik dengan
induk. Spermatogonia merupakan kelompok sel tubuh sehingga memiliki kromosom
diploid (2n). Dengan demikian, spermatosit primer akan bersifat diploid sama seperti
spermatogonia. Selanjutya, spermatosit primer akan memasuki pembelahan meiosis.
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan reduksi yang berlangsung dalam dua
tahapan pembelahan. Tahapan pembelahan meiosis pertama akan menghasilkan
spermatosit sekunder yang masih bersifat diploid. Kemudian, spermatosit sekunder
akan menyempurnakan pembelahan meiosis (meiosis kedua) yang akan terjadi
pengurangan jumlah kromosom (reduksi) yakni terbentuk spermatid yang bersifat
haploid (mengandung separuh kromosom induk). Spermatid yang terbentuk akan
mengalami spermiogenesis yaitu pematangan sperma yang terjadi di dalam epididimis.
- Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid
yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang
fungsional.
8
- Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.
Oogenesis terjadi di dalam ovarium, sel induk telur yang disebut oogonium
tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda dengan
meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama
besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik
yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder,
sedangkan sel yang kecil disebut badan polar (polar body) atau kutub primer.
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II.
Oosit sekunder menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid
yang akan berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.
Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub
9
sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan
tiga badan kutub yang mengalami degenerasi (mati).
Untuk melindungi diri dari kerusakan mekanis, oosit primer diselubungi oleh
selaput yang dinamakan folikel Graaf. Di bawah selaput ini terdapat granula kortikal
yang membatasi pembuahan hanya oleh satu spermatozoon. Oosit primer yang berhasil
menyelesaikan meiosis I akan menghasilkan dua buah sel haploid, yang masing-masing
mengandung satu anggota pasangan kromosom homolog dalam keadaan mengganda.
Namun, sitokinesis tidak berlangsung simetris sehingga kedua sel tersebut sangat
berbeda kandungan sitoplasmanya.
Baik oosit sekunder maupun badan polar akan melanjutkan oogenesis ke tahap
meiosis II. Lagi-lagi, oosit sekunder mengalami sitokinesis yang tidak simetris
sehingga diperoleh satu sel yang besar (ovum) dan satu sel yang kecil (badan polar).
Dengan demikian, pada akhir meiosis II dari sebuah oogonium akan diperoleh empat
buah sel haploid, yang terdiri atas sebuah ovum (sel telur) dan tiga badan polar. Ketiga
badan polar segera mengalami degenerasi karena hanya mengandung sedikit sekali
sitoplasma dan organel yang diperlukan untuk melangsungkan metabolisme.
10
Meiosis II hanya akan selesai jika terjadi fertilisasi. Ovum yang tidak dibuahi
akan mengalami degenerasi. Sebaliknya, jika ovum bertemu dengan spermatozoon
akan terjadi penggabungan dua nukleus haploid sehingga terbentuk zigot diploid, yang
kemudian turun dari tuba falopi / oviduktus menuju ke uterus.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gametogenesis pada hewan yang dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan
oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan (sperma).
Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet betina (ovum atau sel telur).
Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan
hewan. Spermatogenesis dan Oogenesis termasuk pembelahan meiosis, karena terjadi
di jaringan organ reproduksi dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid.
12