Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN.

2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

Pengaruh Model PBL Berbantuan Media Virtual Tehadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
(1)
Andriyani Hastuti, (2)Hairunnisyah Sahidu,(3)Gunawan
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Mataram
Mataram, Indonesia
Email : andriyanihastuti@yahoo.co.id

Abstract-This study aims to determine the effect model of Problem Based Learning (PBL) aided virtual
media to the mastery of the concepts of physics students SMK 1 Lingsar Academic Year 2015/2016. This
study is a quasi-experimental design with Nonequivalent Control Group Design. The study population all
students of class X SMK 1 Lingsar and research sample class X-1 and X MM MM-3 were selected by
purposive sampling. Data analysis using polled variance t test. The results showed that the model PBL-
aided virtual media influence on students' mastery of concepts of physics. Judging from the average
value, penguasaam concepts of physics experimental class is higher than the control class. N-gain first
test showed that an increase in the value of the mastery of the concept of the experimental class to the
theory and calculation. N-gain second Test results show that the experimental group was higher than the
control class in each sub material unless the material collision

Keywords: model of problem-based learning, virtual media, mastery of concepts, and problem solving.

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi penulis di


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan SMKN 1 Lingsar, proses pembelajaran fisika
ilmu yang membahas tentang pengetahuan alam cenderung menggunakan metode ceramah. Siswa
secara luas dan bersifat sistematis. IPA erat masih pasif dan hanya sebagai pendengar selama
kaitannya dengan proses ilmiah dan hasil dari proses pembelajaran sehingga siswa menjadi
proses tersebut yang disebut produk. Menurut bosan dan tidak suka dengan mata pelajaran fisika.
Gunawan [1], proses berkaitan tentang bagaimana Metode mengajar yang masih monoton
peserta didik menemukan konsep yang dipelajari menyebabkan rendahnya keterlibatan siswa dalam
sedangkan produk berkaitan tentang hasil dari pembelajaran fisika. Selain itu, siswa-siswa di
proses tersebut seperti prinsip, hukum, konsep, dan SMKN 1 Lingsar memiliki minat belajar yang
persamaan. rendah dan mereka kurang termotivasi dalam
Fisika merupakan cabang dari IPA yang belajar fisika akibatnya mereka kurang memahami
berkaitan dengan produk dan proses. Fisika konsep fisika dengan baik serta kemampuan
membahas tentang konsep-konsep fisika dan pemecahan masalah fisika tergolong rendah.
hukum-hukum fisika sebagai produk serta Konsep fisika tersebut dapat dikuasai oleh
melakukan pengamatan, percobaan, dan siswa jika guru tidak hanya sekadar memberikan
penyelidikan sebagai proses. Dalam proses materi secara garis besar melainkan guru mampu
pembelajaran fisika, siswa harus aktif, sering menciptakan proses pembelajaran yang efektif.
latihan soal, berdiskusi, dan tanya jawab serta guru Pembelajaran yang efektif hanya akan terjadi bila
berperan aktif sebagai fasilitator dalam kerja siswa terlibat secara aktif dalam masalah yang
kelompok, diskusi kelas, kegiatan eksperimen, disajikan selama proses pembelajaran tersebut.
serta mampu mengaitkan masalah yang ada Salah satu model pembelajaran yang melibatkan
dengan materi yang diajarkan sesuai dengan siswa aktif adalah model Pembelajaran Berbasis
langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat. Masalah (PBM) atau Problem Based-Learning
Selain itu, guru dituntut memiliki kemampuan (PBL).
dalam menyusun strategi dan metode mengajar Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah
agar proses pembelajaran berjalan optimal. (PBM) diadopsi dari istilah Inggris Problem Based

129
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

Instruction (PBI), yaitu suatu model pembelajaran Sugiarti [8], mengungkapkan bahwa penggunaan
yang didasarkan pada prinsip menggunakan media menjadi penting karena kedudukan media
masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran.
pengetahuan baru [2]. Wena [3] mengungkapkan Menurut Saraswaty [9], media virtual
bahwa Problem Based-Learning (PBL) atau adalah suatu program (software) yang berisi alat-
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah alat laboratorium dan bisa berfungsi sebagaimana
model pembelajaran dengan menghadapkan siswa alat-alat riil, sangat mudah dioperasikan, dan
pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai dalam program ini aktivitas 100% di tangan
pijakan dalam belajar. Osman dan Kaur [4], pemakai.
menyatakan pendapat bahwa pembelajaran Retnowati [10] menyatakan bahwa virtual
berbasis masalah (PBL) adalah suatu pendekatan lab adalah suatu software yang di dalamnya
yang berfokus pada siswa memecahkan masalah terdapat simulasi dan memungkinkan praktikum
melalui kelompok kolaboratif. Dengan demikian, terlaksana tanpa memerlukan lingkungan yang
dari beberapa pendapat yang telah diuraikan dapat sebenarnya.
disimpulkan bahwa PBL merupakan model Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan
pembelajaran yang menyajikan masalah-masalah bahwa laboratorium virtual merupakan kumpulan
yang nyata untuk dipecahkan oleh siswa melalui dari simulasi virtual interaktif yang dapat
pendekatan ilmiah. menjalankan kegiatan eksperimen dan
Hasil penelitian Utomo [5], diperoleh mempermudah proses pembelajaran.
temuan bahwa model PBL berpengaruh terhadap Selain praktis dan ekonomis, menurut
pemahaman konsep siswa. Selain itu, menurut Steif dalam Gunawan [1] penggunaan media
hasil penelitian Yoesoef [6], pembelajaran fisika virtual dalam pembelajaran menghasilkan jawaban
dengan model PBL dapat meningkatkan siswa yang lebih ilmiah, meningkatkan strategi
penguasaan konsep fisika siswa. pemecahan masalah, dan pemahaman konseptual
Penggunaan model PBL akan semakin yang lebih baik. Hal ini juga didukung oleh hasil
maksimal jika dikolaborasikan dengan penggunaan penelitian Herga [11] menyatakan bahwa dari segi
media pembelajaran baik berupa media sederhana ilmu pengetahuan menggunakan laboratorium
maupun berbasis teknologi. Berdasarkan virtual lebih baik dari pada yang tanpa
observasi penulis, pada kelas Multimedia yang menggunakan unsur-unsur visualisasi.
merupakan jurusan komputer di SMKN 1 Lingsar, Menurut Hamdani [12], konsep
proses pembelajaran fisika berbasis media merupakan buah pemikiran seseorang atau
komputer masih belum optimal. Pada kegiatan sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi,
praktikum, biasanya dilakukan di laboratorium hukum dan teori. Menurut Dahar [13], belajar
IPA sehingga manakala ada beberapa alat-alat konsep adalah hasil utama pendidikan dan batu
praktikum yang rusak dan jumlah alat yang kurang pembangun berpikir. Penguasaan konsep adalah
dapat menghambat kegiatan praktikum. Oleh usaha yang harus dilakukan siswa dalam merekam
karena itu, dibutuhkan suatu alternatif berupa dan mentransfer kembali sejumlah informasi dari
media berbasis komputer yang mampu suatu materi pelajaran tertentu yang dapat
memberikan kemudahan bagi siswa dalam dipergunakan dalam memecahkan masalah,
melakukan praktikum. Dengan memanfaatkan menganalisis, meginterpetasikan pada suatu
laboratorium komputer, siswa dapat melakukan kejadian tertentu [14]. Pentingnya penguasaan
kegiatan praktikum dengan lebih mudah dan konsep sangat berpengaruh terhadap cara
praktis. memecahkan masalah [2].
Pembelajaran berbasis komputer adalah Jadi, dapat disimpulkan bahwa penguasaan
proses pembelajaran dengan menggunakan media konsep adalah kemampuan siswa dalam
interaktif dengan bantuan komputer yang mampu mendapatkan informasi dari suatu materi yang
memuat dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
berbagai macam bentuk penyajian audio yang Pentingnya belajar konsep didasarkan pada
memungkinkan pengguna melakukan interaksi dan perlunya mengetahui aturan-aturan yang mengacu
menentukan alur belajar terhadap media tersebut pada konsep dalam memecahkan masalah. Siswa
sesuai kebutuhan [7]. Hal ini sejalan dengan perlu memahami dan menggabungkan konsep

130
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

yang satu dengan yang lainnya dalam pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X)
memecahkan masalah fisika. Oleh karena itu, dan pada kelompok pembanding tidak diberi.
dengan menggabungkan suatu model PBL dengan Sesudah perlakuan, kedua kelompok diberi tes lagi
berbantuan media virtual memungkinkan proses sebagai post tes (02) [16]. Dalam penelitian ini ada
pembelajaran menjadi lebih efektif. Masalah- 3 variabel yaitu : variabel bebas yaitu model PBL
masalah fisika dapat disajikan melalui media berbantuan media virtual, variabel terikat yaitu
virtual sehingga siswa akan terlibat di dalamnya, kemampuan pemecahan masalah, variabel kontrol
proses pembelajaran lebih menarik, dan tujuan yaitu materi ajar yang diajarkan, guru yang
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. mengajar, dan instrumen penilaian pada kelas
Menurut hasil penelitian Osman dan Kaur [4] eksperimen dan kontrol.
menyatakan bahwa kelompok PBL berbantua ICT Populasi dalam penelitian ini adalah
mengahasilkan nilai tertinggi dibandingkan dengan seluruh siswa kelas X SMKN 1 Lingsar tahun
kelompok PBL saja dan kelompok kontrol. ajaran 2015/2016 yang berjumlah 9 kelas.
Dengan menggabungkan ICT, proses PBL menjadi Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.
lebih sistematis, terstruktur dan meningkatkan Sampel yang digunakan dipilih dengan
prestasi siswa di bidang biologi. menggunakan teknik sampling purposive.
Dengan demikian, berdasarkan argumen di Pada penelitian ini, untuk penguasaan
atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian konsep fisika digunakan tes berupa pilihan ganda
dengan menggunakan model PBL berbantuan sebanyak 20 soal. Sebelumnya tes uraian
media virtual. Peneliti berharap penggunaan model divalidasi oleh para ahli kemudian diberikan
PBL mampu meningkatkan kemampuan kepada siswa. Uji F digunakan untuk mengetahui
pemecahan masalah fisika siswa. homogenitas data dan uji normalitas untuk
mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
METODE PENELITIAN tidak. Setelah itu, untuk mengetahui peningkatan
Jenis penelitian yang digunakan adalah nilai sebelum dan sesudah diberi perlakuan
penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sugiyono digunakan uji t polled varians.
[15], pada kuasi eksperimen memiliki kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang A. Tinjauan Umum
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penelitian Perbandingan kemampuan penguasaan konsep
ini menggunakan Nonequivalent Kontrol Group fisika siswa untuk nilai tes awal dan tes akhir pada
Design dengan satu macam perlakuan. Sebelum kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal tabel 1.
untuk mengukur kondisi awal (01). Selanjutnya

Tabel 1 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Penguasan Konsep Fisika

Kelas Jumlah Nilai Nilai Rata-


Kemampuan Standar Deviasi
Data Tertinggi Terendah rata

Eksperimen Awal 30 45.00 10.00 28.50 8.72


Akhir 30 85.00 25.00 52.83 14.00

Kontrol Awal 31 50.00 15.00 29.51 8.50


Akhir 31 75.00 20.00 40.32 15.75

131
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

60
50

Nilai Rata-rata
40
30 Kelas Eksperimen
20 Kelas Kontrol
10
0
Tes Awal Tes Akhir
Gambar 1 Kemampuan Penguasaan Konsep Fisika

Siswa pada kelas eksperimen memiliki kontrol. Adanya media virtual dalam model PBL
penguasaan konsep yang lebih baik dibandingkan dapat menciptakan proses pembelajaran aktif di
dengan kelas kontrol dilihat dari nilai rata-rata. kelas. Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang
Kemampuan penguasaan konsep fisika kelas mendapat perlakuan model konvensional dimana
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada siswa cenderung pasif dan guru berperan aktif di
Gambar 1. dalam kelas sehingga menyebabkan kurangnya
Gambar 1 menunjukkan adanya keterlibatan siswa dalam memahami konsep fisika.
peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen dan Lebih tingginya penguasaan konsep kelas
kelas kontrol. Pada tes awal, kemampuan kedua eksperimen dikarenakan pada tahap
kelas hampir sama dan pada tes akhir kemampuan mengorganisasi siswa untuk belajar, siswa
kedua kelas mengalami peningkatan. Peningkatan melakukan diskusi antar anggota kelompok
nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi mengenai konsep-konsep fisika yang berkaitan
dibandingkan kelas kontrol. dengan masalah yang telah disajikan. Pada tahap
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa membimbing penyelidikan individual maupun
hasil tes pada kedua kelas memiliki kemampuan kelompok, siswa melakukan kegiatan eksperimen
homogen dimana nilai Fhitung < Ftabel pada taraf pada media virtual tanpa menimbulkan resiko.
signifikan 5%. Pada tes awal nilai Fhitung < Ftabel Seperti yang dinyatakan Herga [11] bahwa media
yaitu 1.05 < 1.84. Pada tes akhir Fhitung < Ftabel yaitu virtual memiliki keuntungan yaitu dapat
1.26 < 1.85. Uji normalitas pada menunjukkan melakukan kegiatan eksperimen berbahaya tanpa
hasil tes pada kedua kelas terdistribusi normal menimbulkan resiko bagi siswa. Kegiatan
dimana χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikan 5%. eksperimen melatih siswa untuk menemukan
Pada tes awal nilai χ2hitung < χ2tabel yaitu 6.98 < konsep-konsep fisika secara ilmiah untuk
menyelesaian masalah-masalah dalam kehidupan
11.07 pada kelas eksperimen dan 6.53 < 11.07
nyata. Dengan demikian, konsep-konsep fisika
pada kelas kontrol. Pada tes akhir nilai χ2hitung < dalam kehidupan sehari-hari tidak sekadar
χ2tabel yaitu 1.71 < 11.07 pada kelas eksperimen didengar atau dibaca melainkan dipraktikkan
dan 5.54 < 11.07 pada kelas kontrol. langsung oleh siswa kelas eksperimen dan hal ini
Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran tentunya mempengaruhi daya ingat siswa akan
model PBL berbantuan media virtual pada tahap konsep tersebut. Selain itu, keberhasilan kelas
orientasi masalah di awal pembelajaran, masalah ekperimen disebabkan karena adanya latihan-
disajikan melalui media virtual sehingga siswa latihan soal penguasaan konsep sebagai kegiatan
lebih termotivasi lagi dalam belajar dan lebih evaluasi tiap akhir pembelajaran yang disediakan
mudah memahami konsep dengan animasi- dalam media virtual. Guru mendidik dan melatih
animasi yang ditampilkan melalui media virtual. siswa dalam mengerjakan tes penguasaan konsep
Hasil ini didukung oleh penelitian Osman dan agar memiliki penguasaan konsep yang baik.
Kaur [4] yang menyatakan bahwa kelompok PBL Analisis secara menyeluruh berdasarkan temuan
berbantuan media virtual menghasilkan nilai lebih peneliti menunjukkan bahwa kelas eksperimen
tinggi dibandingkan kelompok PBL dan kelompok

132
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

memiliki kemampuan menguasai konsep lebih meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa.
baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji t menunjukkan nilai t hitung >
Hasil ini sesuai dengan penelitian t tabel pada taraf signifikan 5%. Hasil ini
sebelumnya oleh Dwi, et al [17] yang menyatakan menunjukkan penguasaan konsep fisika kelas
bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep eksperimen dengan model PBL berbantuan media
yang signifikan antara siswa yang belajar virtual lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
menggunakan model PBL berbasis media virtual yang menggunakan model konvensional.
dan model PBL. Hal ini diperkuat oleh Utomo, et Peningakatan nilai penguasaan konsep
al [5] menyatakan model PBL berpengaruh diketahui melalui uji N-gain. Uji N-gain yang
terhadap pemahaman konsep siswa. Hasil pertama adalah uji N-gain pada tiap sub materi
penelitian Yoesoef [6] menyatakan pembelajaran dimana hasil uji N-gain kelas eksperimen lebih
fisika dengan model PBL dapat tinggi dibandingkan kelas kontrol pada tiap sub
materi kecuali pada sub materi tumbukan.

Tabel 4.5 Hasil Presentase Nilai N-gain Penguasaan Konsep Fisika


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sub Materi Tes Tes N- Tes Tes N-
Awal Akhir gain Awal Akhir gain
Momentum dan Impuls 37 72 56 35 44 8
Tumbukan 31 43 5 26 48 25
Hukum kekekalan Momentum 15 37 23 26 27 -2
Rata-rata 28 51 28 29 40 10

60%

40%
Nilai Rata-rata

20% Kelas Eksperimen


Kelas Kontrol
0%
1 2 3
-20%
Sub Materi

Gambar 4.2 Nilai N-gain Penguasaan Konsep Fisika per Sub Materi

Hal ini menunjukkan perbedaan nilai N- momentum. Kedua sub materi memiliki instrumen
gain yang signifikan antara sub materi tumbukan yang hampir sama karena membahas mengenai
dan sub materi hukum kekekalan momentum. penerapan hukum kekekalan momentum dalam
Dengan kata lain, kelas eksperimen memiliki nilai tumbukan.
N-gain yang tinggi pada sub materi hukum Jika dibandingkan dengan uji N-gain yang
kekekalan momentum dan memiliki nilai N-gain kedua didapatkan hasil bahwa kelas eksperimen
yang rendah pada sub materi tumbukan meskipun memilki kemampuan lebih tinggi dibandingkan
kedua sub ini saling berkaitan. Hal ini karena kelas kontrol dilihat dari kemampuan menguasai
ketidakjelasan perbedaan instrumen sub materi soal teori dan hitungan. Rendahnya nilai N-gain
tumbukan dan instrumen hukum kekekalan pada sub materi tumbukan dikhususkan pada soal

133
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

teori saja. Hal ini karena kurang maksimalnya pada materi hukum kekekalan momentum
latihan soal teori pada sub materi tumbukan mengingat bahwa kedua materi ini saling
sehingga menyebabkan rendahnya pemahaman berkaitan. Soal hitungan antara tumbukan dan
konsep fisika terhadap sub materi tersebut. hukum kekekalan momentum hampir sama
Akan tetapi, pada kategori soal hitungan, sehingga lebih mudah bagi siswa dalam menguasai
nilai N-gain pada sub materi tumbukan lebih baik soal hitungan materi tumbukan selama dua kali
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini karena latihan pertemuan. Semakin sering siswa latihan soal
soal hitungan pada materi tumbukan lebih maka semakin mudah siswa memahami konsep
dimantapkan lagi pada pertemuan berikutnya yaitu fisika yang disajikan melalui media virtual.
45%
40%
35%
Nilai Rata-rata

30%
25%
Kelas Eksperimen
20%
Kelas Kontrol
15%
10%
5%
0%
TEORI HITUNGAN

Gambar 4.3 Nilai N-gain Penguasaan Konsep Fisika

Selanjutnya, konsep-konsep fisika siswa KESIMPULAN


diperoleh secara langsung melalui penemuan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan
dalam kegiatan eksperimen. Siswa dengan
data, dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
dibimbing guru melatih dirinya dalam mengaitkan
model PBL berbantuan media virtual berpengaruh
konsep-konsep yang telah dipelajari melalui
terhadap penguasaan konsep fisika peserta didik.
kegiatan eksperimen. Selain melakukan
Pengaruh ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas
eksperimen, siswa juga diberikan permasalahan-
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
permasalahan yang dapat melatih siswa dalam
kontrol. Peningkatan nilai tertinggi kelas
berpikir dan menghubungkan materi dengan
eksperimen terdapat pada sub materi momentum
kehidupan sehari-hari. Pada tahap evaluasi, siswa
dan impuls yaitu 56%. Peningkatan nilai tertinggi
diberikan tes penguasaan konsep untuk melatih
kelas kontrol terdapat pada sub materi tumbukan
kemampuan memahami teori dan konsep
yaitu 25%.
berhitung siswa.
Saran untuk penelitian selanjutnya dalam
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
menerapkan model PBL berbantuan media virtual
bahwa model PBL berbantuan media virtual
yaitu guru juga diharapkan mampu mengaitkan
berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Hasil uji hipotesis pada tes akhir diperoleh
dengan konsep fisika yang dipelajari. Selain itu,
nilai t hitung > t tabel yaitu 3.27 > 2.00 pada taraf
perlu dikembangkan dan diterapkannya media
signifikan 5% menunjukkan bahwa terdapat virtul pada materi lain.
perbedaan penguasaan konsep yang signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

134
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 3, Juli 2016

DAFTAR PUSTAKA SMAN 1 Karanganyar Tahun Ajaran


2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
[1] Gunawan. 2015. Model Pembelajaran Sains Vol.III, No.1.
Berbasis ICT. Mataram: FKIP UNRAM.
[10] Retnowati, L., Maharta, N., & Nyeneng, I.
[2] Trianto. 2014. Mendesain Model 2013. Perbandingan Hasil Belajar dan
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Antara
Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Penggunaan Simulasi dan Eksperimen.
[3] Wena, M. 2014. Mendesain Model Jurnal FKIP Unila, Vol. I, No. 3.
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan [11] Herga, N.R. 2016. Virtual Laboratory in the
Konteksual. Prenadamedia Grup: Jakarta. Role of Dynamic Visualitation for Better
[4] Osman, K. & Kaur, S.J. 2014. Evaluating Understanding of Chemistry in Primary
Biology Achievement Scores in an ICT School. Eurasia Journal of Mathematics,
Integrated PBL Environment. Eurasia Science & Technology Education, Vol XII.
Journal of Mathematics, Science & No.3, hlm. 593-608.
Technology Education. Vol X. No. 3, hlm. [12] Hamdani, D., Kurniati E., & Sakti I. 2012.
593-608. Pengaruh Model Pembelajara Generatif
[5] Utomo, T., Wahyuni, D., & Hariyadi, S. dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap
2014. Pengaruh Model Pembelajaran Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VIII di
Berbasis Masalah (Problem Based- SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal
Learning) Terhadap Pemahaman Konsep Exacta Vol X. No 1.
dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa [13] Dahar, R. 2011. Teori-Teori Belajar dan
(Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun
[14] Silaban, B. 2014. Hubungan Antara
Ajaran 2012/2013. Jurnal Edukasi UNEJ,
Penguasaan Konsep Fisika dan Kreativitas
Vol. 1. No. 1, hlm. 5-9.
dengan Kemampuan Memecahkan Masalah
[6] Yoesoef, A. 2015. Penerapan Model pada Materi Pokok Listrik Statis. Jurnal
Problem Based-Learning Untuk Penelitian Bidang Pendidikan, Vol 20 No 1,
Meningkatkan Kemampuan Menanya dan hlm. 65-75.
Penguasaan Konsep Fisika Kelas X MA 1
[15] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
SMA Negeri 2 Kediri. Jurnal Pinus, Vol. 1.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
No.2, hlm. 96-102.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[7] Sunismi & Mulin, N. 2012. Pengembangan
[16] Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian.
Bahan Pembelajaran Geometri dan
Jakarta: Rineka Cipta.
Pengukuran Model Penemuan Terbimbing
Berbantuan Komputer untuk Memperkuat [17] Dwi, I.M., Arif, H., & Sentot. 2013.
Konsepsi Siswa. Cakrawala Pendidikan Pengaruh Strategi Problem Based Learning
Jurnal Ilmiah, Vol. 31 No.2, hlm. 200-216. Berbasis ICT Terhadap Pemahaman Konsep
Dan Kemampuan Pemecahan Masalah
[8] Sugiarti. 2015. Pembelajaran Fisika
Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Berbantuan Simulasi PhET dalam
Vol. IX, hlm. 8-17.
Membangun Konsep Siswa. Wahana
Didaktika Jurnal Ilmu Kependidikan. BIOGRAFI PENULIS
Palembang, Vol. 13 No. 1, hlm. 126-135. Andriyani Hastuti, lahir di Pancor 7 Juni 1993.
[9] Saraswaty, S.,Masykuri, M.,& Utami, B. Tahun 2012 lulus di SMAN 1 Selong dan
2104. Pembelajaran Kooperatif Model melanjutkan pendidikan S-1 di Universitas
Numbered Heads Together (NHT) Mataram pada program studi pendidikan fisika
Berbantuan Media Laboratorium Riil dan hingga meraih gelar sarjana pendidikan pada tahun
Virtual Dilengkapi Lembar Kerja Siswa 2016.
(LKS) pada Materi Termokimia Kelas XI

135

Anda mungkin juga menyukai