Anda di halaman 1dari 11

TEKNO Vol.14/No.

66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT GEMPA


(STUDI KASUS : IAIN MANADO)

Raifah Rekzyanti
Sjachrul Balamba, Lanny Manaroinsong
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Lereng merupakan suatu konstruksi tanah dengan ketinggian elevasi yang berbeda, sehingga menghasilkan komponen
gravitasi yang cenderung menggerakan massa tanah menuju ke permukaan yang lebih rendah. Gaya penggerak ini
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah gempa. Gempa adalah peristiwa alam berupa getaran/goncangan
tanah yang diawali oleh patahnya lapisan tanah/batuan di dalam kulit bumi dan diikuti pelepasan energi secara
mendadak. Energi tersebut terakumulasi secara bertahap di lokasi sumber gempa sebagai energi potensial. Analisis
kestabilan lereng akibat gempa studi kasus : IAIN Manado menggunakan program plaxis v8.2 yang dapat menghitung
faktor keamanan dengan menggunakan metode finite element atau metode elemen hingga. Pada perhitungan ini
membutuhkan beberapa parameter agar memenuhi data yang diperlukan antara lain : Young Modulus(E) ,Poisson’s
Ratio(v), Sudut Geser(φ), Kohesi(c), γsat, γunsat, kx,y. Dari hasil penelitian perhitungan menggunakan plaxis dilakukakan
dengan cara memvariasikan nilai frekuensi, sedangkan perhitungan secara manual (Excel) menggunakan variasi nilai
dari koefisien gempa (kh). Dari hasil kedua perhitungan didapat nilai faktor keamanan yang sama, yaitu 1.003, dengan
hasil faktor keamanan sebesar 1.003 lereng dikatakan kritis ada kemungkinan pernah terjadi longsor.

Kata kunci : stabilitas lereng, beban dinamis, Plaxis v.8.2., faktor keamanan

1. Pendahuluan gempa. Getaran akibat gempa kemudian disebarkan


Latar Belakang kesegala penjuru, selama getaran menjalar dari pusat
Air merupakan sumber daya alam yang Stabilitas lereng gempa sampai ke permukaan tanah maka faktor tanah
sangat erat kaitannya dengan longsor atau gerakan sebagai penghantar getaran mempunyai peran yang
tanah yang merupakan proses perpindahan massa sangat penting. Kondisi geologi dan kondisi tanah
tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke tempat tertentu, akan menyebabkan respon tanah akibat beban
yang lebih rendah. Pergerakan tanah ini terjadi karena dinamis.
perubahan keseimbangan daya dukung tanah dan akan
berhenti setelah mencapai keseimbangan baru. Rumusan Masalah
Longsoran umumnya terjadi jika tanah sudah tidak Gempa sangat berpengaruh dalam kestabilan lereng,
mampu menahan berat lapisan tanah di atasnya karena dengan memperhatikan gaya-gaya yang diakibatkan
ada penambahan beban pada permukaan lereng dan oleh gempa kita dapat mengetahui faktor keamanan,
berkurangnya daya ikat antara butiran tanah relief. konsolidasi, dan keruntuhan dari suatu lereng.
Beberapa parameter penting sebagai pemicu tanah Berdasarkan uraian diatas maka perlu diketahui
longsor antara lain adalah kemiringan lereng. Semakin pengaruh gempa terhadap parameter tanah yang
besar sudut lereng semakin besar pula daya dorong berpengaruh terhadap kestabilan lereng.
disebabkan meningkatnya tegangan geser berbanding
terbalik dengan tegangan normal berupa kekuatan Batasan Masalah
penahan. Selain itu adanya beban dinamis juga akan Penelitian dilakukan dengan dibatasi pada hal-hal
berpengaruh terhadap besarnya sudut kemiringan sebagai berikut :
tersebut. Didaerah yang mempunyai pengaruh beban 1. Pengambilan sampel tanah pada 2 titik lokasi
dinamis yang tinggi, maka sudut kemiringan lerengnya penelitian.
harus lebih kecil jika dibandingkan dengan daerah yang 2. Nilai amplitudo dan frekuensi disimulasikan.
pengaruh beban dinamisnya rendah. Beban dinamis 3. Menganalisis kestabilan dengan menggunakan
dapat berupa gempa. Program Plaxis v.8.2.
Gempa sangat berpengaruh terhadap kestabilan tanah 4. Tidak memperhatikan tinggi muka air.
apabila terjadi gempa bumi, maka pertama-tama yang
merasakan getaran adalah tanah disekeliling pusat

23
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

Tujuan Penelitian Prinsip-Prinsip Pemadatan


1. Mengetahui angka aman stabilitas lereng terhadap Pada awal proses pemadatan, berat volume tanah
gempa. kering (γd) bertambah seiring dengan ditambahnya
2. Mengetahui seberapa besar nilai kuat geser tanah. kadar air. Pada kadar air nol (w=0), berat volume tanah
3. Mengetahui hubungan antara nilai faktor keamanan basah (γb) sama dengan berat volume tanah kering
dan besarnya nilai frekuensi akibat gempa. (γd). Ketika kadar air berangsur-angsur ditambah
4. Membangdingkan faktor keamanan dengan (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran
menggunakan plaxis dan perhitungan manual tanah padat per volume satuan (γd) juga bertambah.
(Excel). Pada kadar air lebih besar dari kadar air tertentu, yaitu
saat kadar air optimum, kenaikan kadar air justru
Manfaat Penelitian mengurangi berat volume keringnya. Hal ini karena, air
Dengan adanya penulisan ini dapat diperoleh manfaat mengisi rongga pori yang sebelumnya diisi oleh butiran
antara lain: mampu menganalisis kestabilan lereng padat.
akibat gempa, dan pengaruh beban-beban dinamis
terhadap bangunan disekitar lereng dimaksudkan disini Teori Konsolidasi
adalah bangunan IAIN Manado. Bilamana suatu lapisan tanah jenuh air diberi
penambahan beban, angka tekanan air pori akan naik
2. Landasan Teori secara mendadak. Pada air berpasir yang sangat
Tanah dan Sifatnya tembus air (permeable), air dapat mengalir dengan
Ukuran dari partikel tanah adalah sangat beragam cepat sehingga pengaliran air pori keluar sebagai akibat
dengan variasi yang cukup besar. Tanah umumnya dari kenaikan tekanan air pori dapat selesai dengan
dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau cepat. Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai
(silt) atau lempung (clay) tergantung pada ukuran dengan berkurangnya volume tanah, berkurangnya
partikel tanah tersebut. Kerikil (gravel) adalah kepingan- volume tanah tersebut dapat menyebabkan penurunan
kepingan dari batuan yang kadang-kadang juga lapisan tanah itu. Karena air pori di dalam tanah berpasir
mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar dapat mengalir keluar dengan cepat, maka penurunan
dan mineral-mineral lainya. Pasir (sand) sebagian besar segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
terdiri dari mineral quartz dan feldspar, butiran dari
mineral yang lain juga mungkin masi ada. Untuk lanau Pengujian Kuat Geser Tanah dengan Tekan Triaksial
(silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis Kekuatan tanah adalah tahanan yang terbentuk dari
(berukuran sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari suatu kombinasi partikel yang bergulir, dan meremuk
butiran-butiran quartz yang sangat halus dan sejumlah oleh setiap tekanan pori berlebih yang terjadi selama
partikel berbentuk lempengan-lempengan pipih yang pergerakan partikel. Ketahanan terhadap deformasi ini
merupakan pecahan dari mineral-mineral mika. Dan ialah kekuatan geser tanah sebagaimana yang
untuk lempung (clay) sebagian besar terdiri dari partikel menentang terhadap kekuatan pampat. Kekuatan geser
mikroskopis dari submikroskopis (tidak dapat dilihat ini diukur dalam dua istilah parameter tanah, yaitu
dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis biasa) yang kohesi, c (tarik menarik antara dua pertikel) dan sudut
berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan geser dalam (tahanan terhadap pelesetan antar
partikel-partikel dari mika. partikel). Kekuatan geser dalam bentuk persamaan
ditulis sebagai:
Klasifikasi Tanah USCS (United Soil Classification s  c   tan  ................................................ (1)
System)
dan dengan menggunakan tegangan efektif ditulis
Sistem ini mengelompokan tanah kedalam dua
sebagai :
kelompok besar, yaitu :
s  c'   ' tan  ' ............................................. (2)
1. Tanah berbutir kasar (coarse-grained-soil), yaitu
tanah krerikil dan pasir dimana kurang dari 50% parameter tanah tersebut sering dianggap sebagai
berat total tanah lolos ayakan no. 200. Simbol dari konstanta, tetapi pada kenyataannya tergantung pada
kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G jenis pengujian, riwayat tegangan sebelumnya dan
Untuk Gravel(Kerikil) atau tanah berkerikil, dan S keadaan yang sedang terjadi (terutama kandungan
untuk Sand (Pasir) atau tanah berpasir. kadar airnya).
2. Tanah berbutir halus (fine-grained-soil), Yaitu tanah Pengujian tegangan geser tanah yang biasa dilakukan
dimana lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos adalah dengan cara Direct Shear Test dan Triaxial Test.
ayakan no. 200 . Simbol dari kelompok ini dimulai Prinsip dari pengujian Triaxial Test adalah menentukan
dengan huruf awal M untuk Lanau(silt) Anorganik, C kondisi air pori yang digeneralisasi, dan hal ini meliputi 3
untuk lempung (clay) anorganik, dan O untuk lanau- hal pengujian:
organik dan lempung organik.
24
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

1. Pengujian tak terkonsolidasi tak terdrainase (uji UU), selama pemberian tegangan geser sampai tanah
dimana tanah tidak dibiarkan turun dan air pori tidak hancur.
diperbolehkan mengalir selama proses pemberian 3. Pengujian konsolidasi-drainase (uji CD), dimana air
tegangan sampai tanah hancur. Hal ini pori diperbolehkan mengalir baik selama pemberian
menghasilkan qu sebagai kekuatan pampat hancur. tegangan utama maupun proses pemberian
2. Pengujian tak terdrainase-konsolidasi (uji CU), tegangan geser.
dimana air pori diperbolehkan mengalir selama
pemberian tegangan normal, dan kemudian ditutup

Gambar 1. Lingkaran Mohr untuk Menentukan Tegangan Geser Tanah

Gempa mengingat panjang lereng gaya yang bekerja pada


Perpindahan tanah selama gempa bumi meyebabkan permukaan adalah sebagai berikut :
momen inersia yang besar pada lereng. Pada saat a. Sebuah berat wedge, W
lereng mengalami pengaruh gempa dapat diasumsikan b. Inersia berlaku pada wedge, khW yang merupakan
bahwa tanah tersebut akan mengalami sedikit efek gempa bumi. Faktor kh adalah koefisien rata-
penurunan pada kekuatan lereng karena beban siklis. rata percepatan horizontal.
Sampai pertengahan tahun 1960, sebagian besar dari c. Menolak gaya persatuan luas (s) yang merupakan
lereng dianalisis dengan menggunakan metode kekuatan geser tanah bertindak sepanjang
pseudostatik. Seperti yang ditunjukkan gambar di bawah kegagalan percobaan ABC faktor keamanan
ini, ABC adalah lingkaran dengan pusat pada titik O, sehubungan dengan kekuatan Fs.

Gambar 2. Analisis Stabilitas untuk Lereng dengan Pengaruh Gempa

Frekuensi dan Amplitudo memmbagi hitungan dengan panjang jarak waktu. Pada
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per sistem ini satuan Internasional hasil perhitungan ini
peristiwa dalam satuan detik dengan satuan Hz. Untuk dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu berasal dari
menghitung frekuensi seseorang menetapkan jarak nama pakar fisika di Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang
waktu, menghitung jumlah kejadian waktu, dan menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi
25
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah dihitung
kali per detik. dengan menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh
Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari Mononobe- Okabe pada tanah non kohesif. Pendekatan
titik keseimbangan dalam suatu getaran. Amplitudo ini merupakan metode yang paling umum digunakan.
dinyatakan dalam simbol Ayang dinyatakan dalam Besarnya tekanan tanah akibat pengaruh gempa
satuan meter (m) sebuah getaran memiliki jarak atau ditentukan berdasarkan koefisien gempa horizontal (Kh)
amplitudo yang berbeda-beda dengan getaran lainnya. dan faktor keutamaan (I).
Amplitudo ini merupakan simpangan maksimum pada
suatu gelombang. Pembagian Wilayah Gempa di Indonesia
Wilayah Indonesia terdiri dari 6 wilayah gempa, dimana
Tekanan Tanah Akibat Beban Gempa wilayah gempa 1 adalah wilayah kegempaan paling
Gempa bumi dapat mengakibatkan gerakan dan rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah
keruntuhan lereng alam maupun buatan. Kecuali itu, kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini,
gempa bumi dapat adanya : didasarkan pada percepatan puncak batuan dasar
1. Liquefaction pada massa tanah (terutama pada akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang
tanah-tanah granuler). 500 tahun dengan asumsi umur bangunan adalah 50
2. Perubahan tekanan air pori dan tegangan efektif tahun. Berikut adalah Gambar Pembagian Zona Gempa
dalam massa tanah. di Indonesia. Untuk daerah Sulawesi Utara sendiri
3. Timbulnya retak-retak vertikal yang dapat mereduksi termasuk pada wilayah gempa 5.
kuat geser tanah.

Gambar 3. Peta Zona Pembagian Gempa di Indonesia

Teori Analisis Stabilitas Lereng Dimana nilai c dan ø adalah parameter kuat geser tanah
Tanpa Gempa disepanjang bidang longsornya. Persamaan geser yang
Maksud analisis stabilitas lereng adalah untuk terjadi akibat beban tanah dan beban lain pada bidang
menentukan faktor aman dari bidang longsor. Faktor longsornya ;
aman didefinisikan sebagai nilai banding antara τd = cd + σ.tg φd ..................................................... (5)
gayayang menahan dan gaya yang menggerakan atau, Dengan cd dan ød adalah kohesi dan sudut gesek dalam
yang terjadi atau yang dibutuhkan untuk keseimbangan
................................................................. (3) pada bidang longsornya. Sehingga persamaan menjadi :
Dengan : τ = tahanan geser maksimum yang dapat
dikerahkan oleh tanah; τd = tegangan geser yang terjadi ............................................... (6)
akibat gaya berat tanah yang akan longsor; F= faktor Atau :
aman
Mohr – Coulomb, tahanan geser (τ ) yang dapat ............................. (7)
dikerahkan tanah sepanjang bidang longsornya Dengan :
dinyatakan ;
τ = c + σ tgϕ .......................................................... (4) ............................................................... (8)
26
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

dan

........................................................ (9) .............................................................................. (12)


Atau,
Menggunakan Gempa (Metode Irisan Konvensional)
Untuk menjelaskan metode ini perhatikan kemiringan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 menjadi uji .............................................................................. (13)
coba permukaan. Perhatikan bahwa ABC adalah busur
dari lingkaran dengan pusatnya dititik O tanah di atas Dimana : Kh = koefisien gaya gempa horizontal; W =
permukaan dibagi menjadi beberapa irisan. Panjang luas tiap irisan; c = kohesi; R = jari-jari longsor; h =
setiap irisan tidak perlu sama untuk lapis ke-n tinggi rata-rata irisan; b = lebar irisan; x = jarak
pertimbangkan ketebalan satuan di sudut kanan untuk horizontal dari pusat massa irisan terhadap pusat
penampang yang ditampilkan. Berat dan kekuatan moment; α = sudut kemiringan.
inersia adalah masinhg-masing Wn dan kh Wn. Pn dan Faktor aman didefenisikan dengan memperhatikan
Pn+1 adalah gaya normal yang bekerja pada sisi tegangan geser rata-rata sepanjang bidang longsor
potongan Tn dan Tn+1 namun gaya Pn dan Pn+1 , Tn dan yang potensial dan kuat geser tanah rata-rata sepanjang
Tn+1 s permukaan longsoran. Jadi kuat geser tanah mungkin
ulit untuk ditentukan. Jadi resisting gaya tangensial Tr terlampaui di titik-titik tertentu pada bidang longsornya,
dapat ditentukan sebagai berikut : padahal faktor aman hasil hitungan lebih besar 1.
Lereng dianggap stabil jika faktor amannya memenuhi
................... (10) syarat yang ditentukan, yaitu:
1. F ≥ 1.5 tanpa gempa
...... (11) 2. F ≤ 1.2 ada gempa
Sekarang ambil momen O untuk semua irisan

Gambar 4. Metode Irisan Konvensional

27
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

Stabilitas Lereng mempertahankan masssa tanah untuk tetap stabil


Metode yang paling umum digunakan dalam analisis diperoleh dati gaya perlawanan geser tanah itu sendiri,
kestabilan lereng didasarkan pada metode dengan membandingkan kedua gaya tersebut maka
keseimbangan batas. Pada metode ini akan diperoleh diperoleh faktor keamanan stabilitas lereng (Fs).
faktor keamanan suatu lereng dengan cara
membandingkan gaya mempertahankan masa tanah ........................... (14)
agar tetap stabil dengan gaya yang menggerakkan msa
tanah sepanjang bidang longsor. Gaya/momen yang

Tabel 1. Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dengan Intensitas Longsor

Metode Elemen Hingga sistem yang analisis maka bidang gelincir dapat
Konsep dasar metode elemen hingga (Finite Element diketahui.
Method atau disingkat FEM) adalah ‘diskritasi’. Kita e) Faktor urutan konstruksi dapat disertakan sehingga
anggap bahwa distribusi deformasi u sulit dicari dengan metode FEM ini lebih realistis.
cara konvensional dan kita perlu menggunakan FEM
yang berdasarkan konsep diskertasi. Kita bagi suatu PLAXIS
massa atau sejumlah daerah–daerah kecil yang disebut PLAXIS dikembangkan lebih lanjut hingga mencakup
“finite element” atau elemen hingga yang merupakan hampir seluruh aspek perencanaan geoteknik lainnya.
pendekatan praktis dengan toleransi penyimpangan Didalam Plaxis pemodelan struktur geoteknik pada
yang dapat diterima. Berdasarkan konsep elemen umumnya dapat dimodelkan menjadi regangan bidang
hingga, yaitu proses diskretisasi, maka suatu sistem (plane strain) atau model axi-simetri. Pada model
akan dibagi-bagi menjadi elemen-elemen yang lebih regangan bidang model geometri penampang melintang
kecil. yang kurang lebih seragam dengan kondisi regangan
Kelebihan metode ini dalam hal perhitungan lereng dan kondisi pembebanan yang cukup panjang dalam
adalah : arah tegak lurus terhadap penampang tersebut (arah z).
a) Tidak diperlukan adanya asumsi terhadap lokasi Perpindahan dan regangan dalam arah z diasumsikan
dan bentuk bidang gelincir. Keruntuhan akan terjadi tidak memiliki pengaruh karena arah tersebut
pada zona dimana kuat geser tanah tidak sanggup diasumsikan memiliki panjang yang tidak terbatas.
lagi menahan gaya geser yang bekerja. Walaupun demikian tegangan normal pada arah z
b) Karena tidak menggunakan irisan-irisan (slices) diperhitungkan sepenuhnya dalam analisa.
pada massa tanah yang mengalami longsoran Pemodelan hubungan tegangan-tengan yang paling
maka simplifikasi terhadap gaya-gaya sisi irisan sederhana adalah pemodelan hukum linier Hooke,
tidak diperlukan. Metode FEM juga elastisitas isotropik, yang hanya memerlukan dua input
mempertahankan keseimbangan global sampai yaitu modulus Young (E), dan poisson rasio (υ) .
keruntuhan terjadi. Dengan pemodelan linier hasil yang didapatkan terlalu
c) Metode FEM dapat menggabungkan analisis besar untuk dipakai dalam pemodelan. Oleh sebab itu
deformasi pada berbagai tahapan dengan analisisi terdapat berbagai macam pemodelan sifat mekanis
stabilitas sehingga faktor keamanan pada suatu material dalam program Plaxis, yaitu :
tahapan dapat diketahui seta perhitungan menjadi 1. Mohr Coulomb Model.
lebih cepat dan efisien. 2. Jointed Rock Model.
d) Kerutuhan progesif (progessive failure) sampai 3. Hardening Soil Model.
dengan dan termasuk keruntuhan geser 4. Soft Soil Creep Model.
keseluruhan dapat terilustrasi pada metode FEM. 5. Soft Soil Model.
Dengan membuat kontur regangan geser pada Pada pemodelan material Mohr-coulomb model terdapat
7 parameter yang perlu dimasukkan, yaitu :
28
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

1. Young Modulus(E). 5. Pemeriksaan Distribusi Ukuran Butiran (Analisa


2. Poisson’s Ratio(v). Saringan)
3. Sudut Geser(φ). 6. Pengujian Konsolidasi
4. Kohesi(c). 7. Pengujian Triaksial Pada kondisi‘‘ Unconsolidated
5. γsat. Undrained“
6. γunsat. 8. Pengujian Pemadatan Tanah
7. kx,y.
Plaxis
3. Metode Penelitian Plaxis V.8.2 menyediakan berbagai analisa tentang
IAIN Manado terletak di daerah ringroad manado, displacement, tegangan-tegangan yang terjadi pada
berada pada 1°28'3.55"N 124°53'1.29"E dalam tanah, faktor keamanan dan lain-lain. Untuk melakukan
penulisan tanah sampel A dan B berada pada lokasi analisis struktur tubuh timbunan dan spillway pada
yang sama namun berbeda titik pengambilan. Di perencanaan timbunan, digunakan metode elemen
sekitaran lokasi pengambilan sampel terdapat gedung hingga dengan kondisi plane strain (regangan bidang).
perkuliahan yang baru saja dibangun. Dan tepat di Model plane strain digunakan dengan asumsi bahwa
bawah lokasi pengambilan sampel terdapat pemukiman sepanjang penampang dipandang relatif sama dan
warga daerah malendeng. Lereng dilokasi penelitian peralihan dalam arah tegak lurus potongan tersebut
memiliki tinggi ± 25m lebar ±13 m dan kemiringan 50º. dianggap tidak terjadi. Program komputer ini
Dalam melakukan analisa digunakan program Plaxis menggunakan elemen segitiga dengan pilihan 6 nodes
v8.2 dengan pemodelan mohr-coloumb yang (titik) atau 15 titik. Pada analisis ini digunakan elemen
membutuhkan beberapa data seperti segitiga dengan 6 titik.
E,v,φ,c,γsat,γunsat,kx,y. Nilai Young modulus (E), Poison
ratio (v), Permeabilitas (kx,y), dapat diketahui dengan Pemodelan Material
mengetahui jenis tanah, nilai φ, c dengan triaxial UU , Perilaku tanah dan batuan dibawah beban umumnya
γunsat dengan melakukan percobaan pemadatan tanah, bersifat non-linier. Perilaku inidapat dimodelkan dengan
γsat dengan rumus : berbagai persamaan, diantaranya Linearelastic model,
MohrCoulomb model, Hardening Soil model, Soft Soil
..................................................... (15) model, danSoft Soil Creep model. Pada analisis ini
Berikut percobaan yang harus di lakukan untuk digunakan model Mohr-Coulomb yang memerlukan 5
mendapatkan nilai-nilai tersebut : buah parameter yaitu :
1. Pemeriksaan Kadar Air • Kohesi ( c)
2. Pemeriksaan Berat Spesifik Tanah • Sudut geser dalam ( φ)
3. Pemeriksaan Batas Cair Tanah • Modulus Young ( Eref)
4. Pemeriksaan Batas Plastis dan Indeks Plastis • Poisson’s ratio ( ν)
• Dilatancy angle ( ψ).

Gambar 5 . Lokasi
29
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

Tahap Perhitungan Plaxis 8.2 − Penetapan kondisi awal (initial condition)


Pada perhitungan dengan Plaxis 8.2 tahap-tahapnya
adalah: Plaxis Output
− Plaxis input Perhitungan Gempa dengan Plaxis v.8.2, ditinjau dari
− Plaxis calculation frekuensi yang sudah pernah terjadi. Hasil analisis
− Plaxis output berupa deformasi dan angka keamanan pada Plaxis
output dilihat pada tiap kondisi yang dianalisis.
Plaxis Input 1. Deformasi tanah. Deformasi tanah adalah
Analisis stabilitas struktur tubuh timbunan dengan Plaxis perubahan struktur tanah akibat gaya-gaya yang
8.2 dilakukan dengan membuat file baru setelah kita bekerja.
membuka program Plaxis Input. Dalam membuat file 2. Angka Keamanan. Dari keadaan-keadaan yang
baru untuk analisis harus diketahui terlebih dahulu dianalisis dapat diketahui besarnya angka keamanan
dimensi dari struktur yang kitaanalisis untuk mengisi pada tiap-tiap keadaan tersebut. Besar angka
Geometry Dimensions. Satuan yang akan digunakan keamanan dapat dilihat pada View >calculation info
juga diatur terlebih dahulu pada awal pembuatan pada
Plaxis 8.2. Tahap-tahap dalam analisis plaxis input 4. Hasil Dan Pembahasan
adalah: Karakteristik Tanah
− Input Geometri Hasil pengujian tanah di laboratorium di rangkum dalam
− Input material tabel berikut :
− Meshing generation

Tabel 2. Hasil Pengujian Laboratorium

(sumber : hasil penelitian)

Menghitung Analisis Kestabilan Lereng  Tanah B


Untuk menganalisis kestabilan lereng, digunakan  γsat : 16.421 kN/m3
bantuan program PLAXIS yang membutuhkan beberapa  γunsat : 13.2 kN/m3
parameter. Tanah yang diambil dari lokasi penelitian  Kx,y : 10E+4 m/day
(IAIN Manado) kemudian dibawa ke laboratorium  E : 5000 kN/m2
Mekanika Tanah untuk diuji. Berikut ini beberapa data  v : 0,3
yang diperoleh dari hasil laboratorium dan dibutuhkan  c : 4.11 kN/m2
oleh penginputan data untuk program PLAXIS :  Ø : 11.4o
 Tanah A
 γsat : 19.183 kN/m3 Hasil-hasil Perhitungan Plaxis v8.2
 γunsat : 15.2 kN/m3 Berdasarkan dari data-data yang telah diketahui diatas,
 Kx,y : 10E+6 m/day dan di masukan data-data tersebut kedalam program
 E : 5000 kN/m2 plaxis v8.2. Hasilnya dibedakan untuk analisis lereng
 v : 0,3 tanpa gempa dan analisis lereng dengan gempa.
 c : 15.9 kN/m2
 Ø : 6.7o
30
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

Analisis Lereng tanpa Gempa pernah terjadi. Kemudian diinput pada program Plaxis.
Hasil analisis lereng tanpa gempa dengan Nilai faktor keaman untuk analisis lereng dengan
menggunakan software Plaxis ditampilkan pada Gambar menggunakan gempa ditampilkan pada Tabel 3 dan
6. Gambar 7 untuk grafik hubungan antara frekuensi dan
faktor keamanan.
Analisis Lereng menggunakan Gempa
Untuk perhitungan gempa pada plaxis, data frekuensi
dan amplitudo diasumsikan dengan gempa yang sudah

Gambar 6. Hasil Perhitungan Plaxis untuk Kestabilan Lereng Tanpa Gempa

Tabel 3. Frekuensi dan Faktor Keamanan Hasil Analisis dengan Plaxis untuk Analisis Gempa

Frekuensi (Hz) FS
1 1.024
2 1.001
3 1.026
4 1.021
5 0.976

Gambar 7. Grafik Hubungan antara Faktor Keamanan dan Frekuensi


31
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

Hasil Perhitungan Manual (menggunakan MS. Excel) 8. Jumlahkan l Hasil penjumlahan = L.


1. Buat tabel untuk perhitungan per-sayatan 9. Langkah selanjutnya :
2. Ukur panjang x, h dan l a. Hitung c X L
3. Ukur besar sudut bidang gelincir a tiap-tiap sayatan. b. Jumlahkan (W cos α ) pada semua sayatan
4. Hitung luas tiap-tiap sayatan c. Jumlahkan (W sin α ) pada semua sayatan
5. Hitung W tiap-tiap sayatan. W = luas masing-masing d. Hitung tan α
sayatan x bobot satuan isi tanah 10. Masukkan nilai-nilai tadi ke dalam rumus irisan
6. Hitung cos α kalikan dengan W pada masing-masing konvensional.
sayatan, sehingga didapatkan Wcos α Hasil perhitungan secara manual ditampilkan pada
7. Hitung sin α kalikan dengan W pada masing-masing Tabel 4.
sayatan, sehingga didapatkan Wsin α.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Manual (menggunakan MS. Excel)

No Slice l x H Luas α W W sin α


1 15.5 10 0.00 57.500 50.2 1103.0225 847.4340129
2 7 5 11.50 67.500 38.7 1294.8525 809.5970167
3 3 5 15.50 75.000 30.9 1438.725 738.8446379
4 11.5 9.5 14.50 114.800 26.6 2202.2084 986.0588244
5 5.5 5.5 16.00 82.500 15.3 1582.5975 417.6048292
6 5 5 14.00 65.000 11.3 1246.895 244.3242675
7 5 5 12.00 51.125 5.7 980.730875 97.40594507
8 12.5 12.5 8.50 53.125 0 1019.096875 0
∑= 65 10868.129 4043.863589

(sumber : hasil penelitian)

5. Kesimpulan frekuensi dari gempa, sedangkan perhitungan


1. Hasil perhitungan faktor keamanan lereng tanpa secara manual (Excel) menggunakan nilai koefisien
menggunakan gempa adalah 1.053. Namun, ketika gempa (kh). Dari hasil kedua perhitungan ini didapat
lereng diberi beban faktor keamanannya menurun nilai faktor keamanan yang sama yaitu ketika
menjadi 0.994. menggunakan frekuensi 3 Hz hasil faktor
2. Angka aman bagi kestabilan lereng akibat gempa keamanannya sama ketika menggunakan nilai kh
yaitu 1.026 dengan menggunakan frekuensi gempa sebesar 0.014 g yaitu : 1.03.
sebesar 3 Hz. Namun dengan hasil yang seperti ini
dapat dikatakan bahwa lereng tersebut lereeng kritis, 6. Saran
ada kemungkinan daerah penelitian pernah terjadi 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut, cara
longsor. penanggulangan longsor yang terjadi akibat gempa.
3. Semakin besar frekuensi yang terjadi akibat gempa, 2. Perlu ditambahkan penelitian dengan adanya
semakin kecil nilai faktor keamanan bagi lereng. pengaruh muka air tanah pada lereng.
Namun, pada saat menggunakan frekuensi 3 Hz 3. Menghitung dan membandingkan pengaruh beban
hasilnya lebih besar dibandingkan menggunakan gempa dengan menggunakan program komputer
frekuensi 2 Hz dan 1 Hz. lainnya.
4. Perhitungan menggunakan program komputer
(Plaxis) dilakukan dengan cara menggunakan nilai

32
TEKNO Vol.14/No.66/Desember 2016
ISSN : 0215-9617

DAFTAR PUSTAKA

Agrahara. Krishnamoorthy. 2009 Factor of Safety of a Slope Subjevted to Seismic Load.


Alzan, ST. 2015, Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment di Daerah Reklamasi (Studi Kasus :
Pulau Gangga), Manado : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi.
Das. Braja. M. 1993, Mekanika Tanah, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das.Braja. M. 1995, Mekanika Tanah, jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das.Braja.M, Principles os Soil Dynamics. Publishing Company, Boston.
Dita.Pravitra.A.Kasthalisti.2007, Analisa Pengaruh Gempa Terhadap Kosntruksi Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil
Woven, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara.
G Djatmiko Soedarmo,S.J.Edy Purnomo, 1993, Mekanika Tanah 1, Penerbit Kanisius, Malang.
Herman, ST,MT, Bahan Ajar – Mekanika Tanah II, Jakarta.
Kyrou. Dr. Klriacos. 1999. Seismic Slope Stability Analysis.
Yulvi Zaika. Syafi’ah. 2012. Pengaruh Beban Dinamis dan Kadar Air Tanah Terhadap Stabilitas Lereng pada Tanah
Lempung Berpasir, Malang : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Zufialdi Zakaria. 2009. Analisis Kestabilan Lereng, Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas
Padjajaran.
Panduan Praktikum Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
.

33

Anda mungkin juga menyukai