Akut
Akut
Disusun Oleh :
18 650 500 50
Dokter Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, Referat dengan judul “Gangguan Psikotik Akut” dapat
terselesaikan. Referat ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
stase Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa pada Program Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
Penulis menyadari bahwa Referat ini dapat terselesaikan atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ), Sp.KJ. selaku dokter pembimbing
yang telah menyediakan waktu dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing penulis dalam penyusunan referat ini.
2. dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ. (K), S.H. selaku dokter pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti
kepaniteraan ilmu kedokteran jiwa.
3. dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ. selaku dokter pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti kepaniteraan
ilmu kedokteran jiwa.
4. Para staf, seluruh karyawan, dan perawat yang telah banyak membantu
dan banyak memberikan saran-saran yang berguna bagi penulis dalam
menjalani kepaniteraan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Akhir kata, penulis berharap semoga Referat ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
1
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Diagnosis psikiatrik selama ini dianggap sebagai ambigu dan kurang dapat dipercaya. Beberapa
diagnosis dibuat berdasarkan pandangan subjektif, tidak dapat dibuktikan, dan merupakan fenomena
intrapsikik, sementara diagnosis lainnya telah meluas dengan heterogen. [1]
Diagnosis modern mencoba mengindari hal ini dengan mempergunakan Diagnostic And
Statistical Manual Of Mental Disorder (DSM), yang mengidentifikasikan tiap gangguan dengan
gejala khas dan unik. DSM-IV mendefinisikan sejunlah gangguan psikiatrik yang dapat diidentifikasi
(meskipun ada kemungkinan tumpang tindih) dan berisi kriteria diagnostic speisfik untuk setiap
diagnosis. Diagnosis dibuat berdasarkan kenyataan dari riwayat pasien yang khas dan tampilan klinis
yang cocok dan memenuhi sejumlah kriteria diagnostic yang ditentukan (suatu diagnosis politetik ,
tidak perlu seluruh kriteria dipenuhi untuk membuat diagnosis). Setiap gangguan memiliki
seperangkat kriteria diagnostic yang khas. Diagnosis ganda diperbolehkan, setiap kelompok gangguan
yang umum memiliki satu “gangguan tidak khas” yang memungkinkan dimasukkannya pasien dengan
tampilan yang tidak lazim. Sebagai tambahan , beberapa gangguan memiliki subtype , yang eksklusif
satu sama lain (misalnya skizofrenia paranoid) atau pembuat spesifik yang tidak eksklusif satu sama
[1]
lain (dapat berubah dengan waktu , missal, ringan , sedang , berat, atau dalam remisi sempurna).
Edisi ke-lima dari DSM yaitu DSM – 5, yang telah diterima oleh APA (American Psychiatric
Association) pada 1 desember 2012. Dipublikasikan pada 18 mei 2013, DSM-5 berisi diagnosis yang
direvisi secara ekstensif dan dalam banyak kasus , memperluas definisi diagnostik saat mempersempit
definisi pada kasus lain. Sebuah perubahan dalam edisi kelima yaitu penghapusan dari subtype
skizofrenia.[2]
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.1,2
Gangguan psikotik akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi
selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke
tingkat fungsional premorbid.1,2,4
2.2. SEJARAH
Pada umumnya, gangguan psikotik singkat belum dipelajari dengan baik di psikiatri
Amerika. Sekurangnya sebagian masalah di Amerika Serikat adalah seringnya perubahan
kriteria diagnostik yang terjadi selama lebih dari 15 tahun terakhir. Diagnosis telah diterima
lebih baik dan dipelajari lebih lengkap di Skandinavia dan masyarakat Eropa Barat lainnya
daripada di Amerika Serikat. Pasien dengan gangguan yang mirip dengan psikotik singkat
sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal, stres, dan
psikogenik.1
Psikosis reaktif sering kali digunakan sebagai sinonim dari skizofrenia dengan
prognosis baik, tetapi diagnosis gangguan psikotik akut tidak berarti ada hubungannya
dengan skizofrenia. Di tahun 1913 Karl Jasper menggambarkan sejumlah ciri penting untuk
diagnosis psikosis reaktif, termasuk adanya stresor traumatis berat yang dapat diidentifikasi,
hubungan temporal yang erat antara stressor dan perkembangan psikosis, dan perjalanan
episode psikotik yang ringan. Di samping itu, isi psikosis sering kali mencerminkan sifat
3
pengalaman traumatis, dan perkembangan psikosis dihipotesiskan sebagai memuaskan tujuan
pasien, sering kali suatu tipe pelepasan diri dari suatu kondisi traumatis.1
2.3. EPIDEMIOLOGI
2.4. KOMORBIDITAS
Gangguan sering terjadi pada pasien dengan gangguan kepribadian (paling sering
gangguan histrionik, paranoid, skizoid, skizotipal, dan kepribadian borderline).1
4
2.5. ETIOLOGI
Etiologi gangguan psikotik akut tidak diketahui. Pasien dengan gangguan psikotik
singkat yang pernah memiliki gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis
atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik.1
Secara psikodinamika terdapat mekanisme menghadapi (coping mechanism) yang tidak
adekuat dan kemungkinan adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik. Teori
psikodinamika yang lainnya adalah bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap
fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang tidak tercapai, atau suatu pelepasan dari
situasi psikosial tertentu.2
2.6. PATOFISIOLOGI
Hipotesis dopamin pada gangguan psikosis serupa dengan penderita skizofrenia adalah
yang paling berkembang dari berbagai hipotesis, dan merupakan dasar dari banyak terapi
obat yang rasional. Hipotesis ini menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh terlalu
banyaknya aktivitas dopaminergik. Beberapa bukti yang terkait hal tersebut yaitu:1,2,3,5
1. Kebanyakan obat-obat antipsikosis menyekat reseptor D2 pascasinaps di dalam sistem
saraf pusat, terutama di sistem mesolimbik frontal;
2. Obat-obat yang meningkatkan aktifitas dopaminergik, seperti levodopa (suatu
precusor), amphetamine (perilis dopamine), atau apomorphine (suatu agonis reseptor
dopamin langsung),baik yang dapat mengakibatkan skizofrenia atau psikosis pada
beberapa pasien;
3. Densitas reseptor dopamin telah terbukti, postmortem, meningkat di otak pasien
skizofrenia yang belum pernah dirawat dengan obat-obat antipsikosis;
4. Positron emission tomography (PET) menunjukkan peningkatan densitas reseptor
dopamin pada pasien skizofrenia yang dirawat atau yang tidak dirawat, saat
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan PET pada orang yang tidak menderita
skizofrenia; dan
5. Perawatan yang berhasil pada pasien skizofrenia telah terbukti mengubah jumlah
homovanilic acid (HVA), suatu metabolit dopamin, di cairan serebrospinal, plasma,
dan urin.5
Namun teori dasar tidak menyebutkan hiperaktivitas dopaminergik apakah karena
terlalu banyaknya pelepasan dopaminergik, terlalu banyaknya reseptor dopaminergik atau
5
kombinasi mekanisme tersebut. Neuron dopaminergik di dalam jalur mesokortikal dan
mesolimbik berjalan dari badan selnya di otak tengah ke neuron dopaminoseptif di sistem
limbik dan korteks serebral.3
2.7. DIAGNOSIS1,2,4
6
o Bicara terdisorganisasi (misal; sering menyimpang atau inkoherensi).
o Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik.
Catatan : jangan memasukan gejala jika merupakan pola respons yang diterima secara
kultural.
Lama suatu epiode gangguan adalah sekurangnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan,
akhirnya kembali penuh kepada tingkat fungsi pramorbit.
Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan ciri psikotik,
gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis
umum.
Sebutkan jika :
Dengan stresor nyata (psikosis reaktif singkat) : jika gejala terjadi segera setelah dan
tampak sebagai respons dari suatu kejadian yang sendiri atau bersama-sama, akan
menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama
dalam kultur orang tersebut
Tanpa stresor nyata : jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah, atau tampaknya
bukan sebagai respon terhadap kejadian yang sendirinya atau bersama-sama akan
menimbulkan streas yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang
sama dalam kultur orang tersebut.
Dengan onset pascapersalinan : jika onset dalam waktu 4 minggu setelah persalinan.
7
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas
psikotik;
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan
lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-).
Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurangnya satu gejala psikosis
utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan
pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala
afektif, konfusi, dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada
gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk
gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh,
berteriak-teriak atau diam membisu, dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum
lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan
diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap, walaupun
hasilnya mungkin negatif.
Contoh yang paling jelas dari stresor pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar
yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa
tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat.
Beberapa klinisi berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan di dalam
hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut adalah beralasan, tetapi
mungkin memperluas definisi stresor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak
berhubungan dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stresor mungkin
merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stres sedang, bukannya peristiwa tunggal
yang menimbulkan stres dengan jelas. Tetapi, penjumlahan derajat stres yang disebabkan oleh
urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin.
9
Sedikit penumpulan afektif
Durasi gejala singkat
Tidak ada keluarga skizofrenik
2.12. TERAPI
Rawat inap. Seorang pasien psikotik akut mungkin memerlukan rawat inap yang singkat
baik untuk evaluasi maupun proteksi. Evaluasi memerlukan pemantauan gejala yang ketat
dan penilaian tingkat bahaya pasien terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, rawat inap
yang tenang dan terstruktur dapat membantu pasien mendapatkan kembali kesadarannya
terhadap realita. Sementara klinisi menunggu efek perawatan atau obat-obatan, mungkin
diperlukan pengasingan, pengendalian fisik, atau pemantauan satu pasien oleh satu
pemeriksa.1,2
Farmakoterapi1,2
Dua kelas utama obat yang perlu dipertimbangkan di dalam pengobatan gangguan psikotik
adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamin dan benzodiazepin. Jika dipilih suatu
antipsikotik, suatu antipsikotik potensi tinggi, misalnya haloperidol biasanya digunakan.
Khususnya pada pasien yang berada pada resiko tinggi untuk mengalami efek samping
ekstrapiramidal, suatu obat antikolinergik kemungkinan harus diberikan bersama-sama
dengan antipsikotik sebagai profilaksis terhadap gejala gangguan pergerakan akibat medikasi.
10
Selain itu, benzodiazepin dapat digunakan dalam terapi singkat psikosis.7Walaupun
benzodiazepin memiliki sedikit kegunaan atau tanpa kegunaan dalam pengobatan jangka
panjang gangguan psikotik, obat dapat efektif untuk jangka singkat dan disertai dengan efek
samping yang lebih jarang daripada antipsikotik. Pada kasus yang jarang benzodiazepin
disertai dengan peningkatan agitasi dan pada kasus yang lebih jarang lagi dengan kejang
putus obat yang hanya biasanya terjadi pada penggunaan dosis tinggi terus-
menerus.6Medikasi hipnotik sering kali berguna selama satu sampai dua minggu pertama
setelah resolus episode psikotik. Pemakaian jangka panjang medikasi harus dihindari dalam
pengobatan gangguan ini.1,7
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan psikotik akut adalah gangguan yang berlangsung kurang dari satu bulan
tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau tidak memenuhi kriteria
diagnosis untuk skizofrenia. Insidensi psikosis reaktif singkat DSM-III-R diperkirakan adalah
1,4 per 100.000 yang direkrut.
Gangguan psikotik akut penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan
termasuk kelompok gangguan yang heterogen. DSM-IV dan DSM-V memiliki rangkaian
diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan terutama atas lama gejala. Untuk gejala
psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan tidak
disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan zat, atau suatu gangguan
psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis psikosis akut kemungkinan merupakan
diagnosis yang tepat. Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik akut memiliki
prognosis yang baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
4. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara : Schizophrenia like (F23.2). Editor : Rusdi
Maslim. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013:53-55.
5. Skizofrenia dan Gangguan Waham (Paranoid). Editor : Husny Muttaqin dan Frans
Dany. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. 2013:147-50.
6. Penatalaksanaan Skizofrenia. Editor: Irwan M, dkk. Faculty of Medicine-University
of Riau. RSJ Tampan. 2008. diunduh dari https://yayanakhyar.
files.wordpress.com/2008/06/penatalaksanaan-skizofrenia_files-of-drsmedpdp.pdf
7. Obat Anti-psikosis. Editor : Rusdi Maslim. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication). Edisi 3. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atma Jaya (PT. Nuh Jaya). 2007:14-22.
13