Anda di halaman 1dari 20

I.

JUDUL : Percobaan I

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 15 November 2013

III. TUJUAN : 1. Mengidentifikasi adanya kation secara kualitatif dengan


melakukan uji spesifik.
2. Mengidentifikasi adanya anion secara kualitatif dengan
Melakukan uji spesifik.
IV. LANDASAN TEORI

Reaksi identifikasi kation atau anion biasanya didasarkan pada reaksi-reaksi


pembentukan senyawa sukar larut (pengendapan) atau pembentukan kompleks dengan
pereaksi tertentu yang menghasilkan senyawa dengan warna yang spesifik. Lebih lanjut
endapan bisa diteliti sifat kelarutannya dengan penambahan asam atau ligan kompleks.
Selain itu, juga sering digunakan reaksi yang menghasilkan gas tertentu dalam sampel.
Dalam hal sampel campuran, maka biasanya diperlukan langkah pendahuluan untuk
memisahkan kation atau anion yang ada dalam sampel dengan pengendapan bertingkat.
Hasil pengendapan bertingkat kemudian diidentifikasi lebih lanjut dengan reaksi-reaksi
spesifik yang menghasilkan endapan berwarna atau senyawa kompleks berwarna yang khas
untuk ion tersebut. Reaksi dapat berlangsung secara selektif, tidak terganggu oleh adanya
kation atau anion yang ada bersama-sama di dalam sampel. Spot test yang digunakan untuk
uji kualitatif adanya satu kation atau anion dalam sampel, sangat bergantung pada
adanya pereaksi selektif untuk satu kation atau anion. Biasanya spot test tidak
memerlukan pekerjaan pendahuluan untuk memisahkan kation yang akan diidentifikasi.1
Golongan-Golongan Kation Memiliki Ciri Khas yaitu :

1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer
(HCl). Ion-ion golongan ini : Pb2+, Hg2+, Ag2+

1
Tim Kimia Organik. 2013 : 1

1
2. Golongan II, kation golongan ini membentuk endapan dengan hydrogen sulfida.
Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismuth, cadmium,
arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), timah(III) dan
timah(IV).
3. Golongan III, kation dari golongan ini tidak dapat bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer. Kation ini
membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau disebut
amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(III),
kromium(III), seng dan mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tidak bereaksi dengan pereaksi golongan I, II,
dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation
golongan ini adalah kalsium, stronsium,dan barium.
5. Golongan V, kation-kation yang lebih umum, tidak bereaksi dengan pereaksi-
pereaksi golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, meliputi
ion- ion magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen.2

Analisis Kation-Kation Dapat Dikategorikan :

a) PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGAN


Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan
menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan
mengandung kation-kation dalam satu golongan.
b) PEMISAHAN KATION-KATION DARI TIAP GOLONGAN
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan kation dalam satu
golongan dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilakukan secara hati-hati
untuk mendapatkan kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia suatu golongan.

2
Raymond. 2004 : 215

2
c) IDENTIFIKASI TIAP KATION
Keberadaan suatu kation di konfirmasikan atau diidentifikasikan dengan
menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang kharakteristik atau spesifik untuk
suatu kation. Untuk memisahkan kation-kation kedalam golongan digunakan
diagram alir.3

Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada ion
logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
 Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
 Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-
 Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halide seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat
misalnya dan anion oksa dari oksigen. Klorat, Bromat dan Iodat merupakan ion yang
bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi
jarang digunakan, yang paling terkenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan kromat
(CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida. Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso
yang berinti 2,3 atau 4 atom oksigen yang terikat. Pada atom inti dan menghasilkan atom
deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dang menghasilkan
ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang
diasamkan.4
KLASIFIKASI ANALISIS ANION
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
elektron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relative
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan dapat
diabaikan. Pda umumnya anion dapat digolongankan sebagai berikut :
1) Golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33-. Anion-anion ini mengendap
dengan Ba2+ dalam suasana basa.

3
Aljabbar. 2008
4
Keenan. 1988 : 121-122

3
2) Golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-. Anion golongan ini mengendap dengan Ag+
dalam larutan asam.
3) Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, C2H3O2. Semua garam dari golongan ini larut.

KELAS A
 Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer
 Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat
KELAS B
- Reaksi pengendapan : sulfat, fosfat, fosfit, arsenat dan dikromat
- Oksidasi dan reduksi dalam larutan.5

5
Anonim. 2011

4
V. ALAT DAN BAHAN
 ALAT
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Kaki tiga + kasa
4. Lampu spiritus
5. Penjepit
 BAHAN
(Reaksi Identifikasi Kation)
1. Larutan Hg2 (NO3)2 15. Kalium Asetat
2. Alkali Karbonat 16. Larutan Cr2(SO4)3
3. Larutan Alkali Hidroksida 17. Larutan Na2CO3
4. Larutan Pb(NO3)2 18. Larutan MnSO4
5. HCl 19. Larutan NiSO4
6. Kalium Iodida 20. Larutan NaOH
7. Larutan HgCl2 21. Larutan Ammonium Karbonat
8. H2S 22. Larutan ZnCl2
9. Larutan CuSO4 23. Larutan Na2SO4
10. Larutan SnCl2 24. Larutan Ammonium Oksalat
11. Larutan Kalium Hidroksida 25. Larutan Ba(NO3)2
12. Larutan Ammonia 26. Larutan Kalium Kromat
13. Kalium Karbonat 27. H2SO4 encer
14. Larutan AlCl3 28. Larutan MgCl2

5
(Reaksi Identifikasi Anion)
1. Larutan NaBr 10. Larutan Ba(OH)2
2. H2SO4 encer 11. Larutan BaCl
3. Larutan K4Fe(CN)6 12. Larutan Na2C2O4
4. Larutan Garam Timbal 13. Larutan Perak Nitrat
5. Larutan KNO2 14. Larutan Na3PO4
6. Garam Ferro 15. Larutan Barium Nitrat
7. Larutan CH3COONa 16. Larutan N2SO4
8. Larutan Ferra Klorida 17. Larutan Timbal Asetat
9. Larutan N2CO3

VI. PROSEDUR KERJA


 REAKSI IDENTIFIKASI KATION
1) Timbal (Pb2+)

Larutan Pb(NO3)2

Ditambahkan

Larutan Asam Klorida

Terbentuk endapan putih timbal klorida.


Endapan ini sukar larut dalam air dingin,
tetapi larut dalam air panas.

Ditambahkan
Larutan Kalium Iodida

Dipanaskan dan diamati apa yang terjadi


HASIL

6
2) Stanno (Sn2+)

Larutan SnCl2

Ditambahkan
Kalium Hidroksida
Terbentuk endapan stanno hidroksida dan
tidak larut dalam KOH berlebih
Ditambahkan

Larutan Ammonia dan K2NO3

HASIL
3) Aluminium (Al3+)

Larutan AlCl3

Ditambahkan

Larutan Ammonia

Terbentuk ammonium hidroksida


Ditambahkan
Kalium Asetat
Dipanaskan
HASIL

4) Seng (Zn2+)
Larutan ZnCl2
Ditambahkan
Larutan KOH
Terjadi endapan putih dari Zn(OH)2. Endapan
ini larut dalam pereaksi berlebih.
HASIL

7
5) Barium (Ba2+)
Larutan Ba(NO3)2
Ditambahkan
Larutan Kalium Kromat
Terjadi endapan kuning BaCrO4
Ditambahkan

Larutan Asam Sulfat Encer

HASIL
6) Kalsium (Ca2+)
Larutan CaCl2
Ditambahkan

Larutan Ammonium
Karbonat
Terjadi endapan CaCO3 yang jika dipanasi
akan menjadi kristalin
Ditambahkan
Larutan Ammonium
Oksalat

Dibuat alkalis dengan NH4Cl dan NH4OH


HASIL
 REAKSI IDENTIFIKASI ANION
1. Ferrosianida (Fe(CN)6)4-
Larutan K4Fe(CN)6
Ditambahkan

Larutan Garam Timbal

HASIL

8
2. Nitrit (NO2)
Larutan KNO2
Ditambahkan
Larutan Garam Ferro
Ditambahkan
Asam Sulfat Encer
Timbul gas NO

HASIL
3. Karbonat (CO3)2-

Larutan N2CO3

Ditambahkan
Larutan Asam Sulfat Encer

Akan timbul gas. Basahi batang gelas dengan


Barium Hidroksida.
Ditambahkan

Larutan Barium Klorida

Dipanaskan diatas api untuk mempercepat


reaksI. Endapan diuji kelarutannya dalam
asam encer
HASIL

9
4. Oksalat (C2O42-)

Larutan Na2C2O4

Ditambahkan
Larutan Perak Nitrat

Endapan larut dalam ammonia dan HNO3


Ditambahkan
Larutan Barium Klorida

HASIL
5. Fosfat (PO4)3-

Larutan Natrium Fosfat

Ditambahkan
Larutan Barium Nitrat

Ditambahkan
Larutan Ferri Klorida

HASIL

10
VII. DATA PENGAMATAN
A. REAKSI IDENTIFIKASI KATION
No Kation Reaksi Reaksi Spesifik
1. Pb2+ Pb(NO3)2 + HCl → a. Tidak terjadi reaksi apapun,
larutan tetap bening.
Pb(NO3)2 + HCl
b. Terdapat endapan kuning, setelah
PbCl2 + HNO3 + KI
dipanaskan terdapat 2 lapisan yaitu
(Identifikasi Kation)
endapan kuning dan larutan kuning.

2. Sn2+ SnCl2 + KOH a. Terdapat endapan putih stanno


Sn(OH)2 + 10 tetes KI hidroksida.
b. Pada saat ditambahkan ammonia
SnCl2 + NH4OH larutan menjadi keruh dan saat
Sn(OH)2 + NH4Cl + ditambah K2NO3 terdapat endapan
K2NO3 putih.

3. Al3+ AlCl3 + NH4OH a. Terbentuk larutan yang berwarna


Al(OH)3 + NH4Cl keruh
b.Terbentuk endapan putih dari
Al(OH)3 + CH3COOK basa aluminium asetat
dan dipanaskan

4. Zn2+ ZnCl2 + KOH a. Terbentuk endapan putih dari


Zn(OH)2 Zn(OH)2

5. Ca2+ CaCl2 + (NH4)2CO3 a. Terjadi endapan putih CaCO3


CaCO3 + NH4Cl

11
b. Terjadi endapan kalsium oksalat
CaCO3 + (NH4)2CO3 berwarna putih
Ca(COO)2

6. Ba2+ Ba(NO3)2 + H2SO4 a. Terbentuknya endapan putih dari


BaSO4 Barium Sulfat, warna larutan keruh.

B. REAKSI IDENTIFIKASI ANION


No Anion Reaksi Reaksi Spesifik
1. Fe(CN)64- K4Fe(CN)6 + garam a. Terdapat endapan berwarna putih
timbal

2. NO2- KNO2 + Fe(CN)64- + a. Larutan berwarna cokelat


H2SO4 kehitaman dan timbul gas NO2

3. CO32- N2CO3 + H2SO4 a. Timbul gas (gelembung udara)


Na2SO4 + HCO3 b. Terdapat endapan putih dari
Na2SO4 + BaCl2 BaCO3
BaCO3

4. C2O42- Na2C2O4 + AgNO3 a. Terdapat endapan putih perak


Ag2C2O4 oksalat
Na2C2O4 + BaCl2 b. Terdapat endapan putih dari
BaC2O4 barium oksalat.

5. PO43- Na3PO4 + Ba2NO3 a. Endapan berwarna putih dari


Ba3(PO4)2 barium fosfat.

12
Ba3(PO4)2 + FeCl3 b. Endapan putih kekuningan dari
FePO4 ferri fospat, kuning pada lapisan
bawah dan putih pada larutan atas.

VIII. PEMBAHASAN
 REAKSI IDENTIFIKASI KATION
Kation merupakan ion yang muatan totalnya positif akibat adanya penurunan
jumlah elektron (id.wikipedia.com). Reaksi identifikasi kation biasanya didasarkan pada
reaksi-reaksi pembentukan senyawa sukar larut (pengendapan) dengan pereaksi tertentu
yang menghasilkan senyawa dengan warna yang spesifik.
- Timbal (Pb2+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk timbal (Pb2+) adalah :
- Tambahkan larutan asam klorida atau garam klorida ke dalam larutan
Pb(NO3)2
Reaksi : Pb(NO3)2 + HCl . Tidak terjadi reaksi apapun, larutan tetap
bening.
- Tambahkan larutan Kalium Iodida
Reaksi : PbCl2 + KI PbI (endapan berwarna kuning). Setelah
dipanaskan terdapat dua lapisan yang terpisah.
- Stanno (Sn2+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk stanno (Sn2+) adalah :
- Tambahkan Kalium Hidroksida
Reaksi : SnCl2 + KOH Sn(OH)2 (endapan berwarna putih). Endapan
ini larut dalam KOH berlebih.
- Tambahkan larutan ammonia dan kalium karbonat
Reaksi : SnCl2 + NH4OH + K2NO3 . Pada saat ditambahkan
ammonia larutan menjadi keruh setelah ditambah kalium karbonat terjadi
endapan putih dari Sn(OH)2.

13
- Aluminium (Al3+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk aluminium (Al3+) adalah :
- Tambahkan larutan ammonia kedalam larutan AlCl3
Reaksi : AlCl3 + NH4OH Al(OH)3 + NH4Cl (larutan menjadi keruh)
- Tambahkan kalium asetat dan dipanaskan
Reaksi : Al(OH)3 + CH3COOK dan dipanaskan (endapan putih dari
basa aluminium asetat)
- Seng (Zn2+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk Seng (Zn2+) adalah :
- Tambahkan larutan KOH kedalam larutan ZnCl2
Reaksi : ZnCl2 + KOH Zn(OH)2 (endapan berwarna putih)

- Kalsium (Ca2+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk kalsium (Ca2+) adalah :
- Tambahkan larutan ammonium karbonat kedalam larutan CaCl2
Reaksi : CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3 + NH4Cl
Dari percobaan didapatkan hasil endapan CaCO3 berwarna putih yang jika
dipanaskan menjadi kristal.
- Tambahkan larutan ammonium oksalat
Reaksi : CaCO3 + (NH4)2CO3 Ca(COO)2
Dari percobaan didapatkan hasil endapan berwarna putih karena dibuat
alkalis dengan NH4Cl dan NH4OH
- Barium (Ba2+)
Cara kerja pada percobaan uji kation untuk barium adalah menambahkan larutan
kalium karbonat ke dalam larutan Ba(NO3) lalu ditambahkan asam sulfat encer
menghasilkan endapan barium sulfat menghasilkan endapan berwarna putih.
Reaksi : Ba(NO3)2 + H2SO4 BaSO4 (endapan berwarna putih)

14
 REAKSI IDENTIFIKASI ANION
Anion merupakan ion yang mutan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
elekktron (id.wikipedia.com). Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi anion
adalah analisa kimia kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan
kimianya.
 Ferrosianida (Fe(CN)64-
Cara kerja pada uji anion untuk ferrosianida adalah menambahkan larutan garam
timbal kedalam larutan K4Fe(CN)6 yang menghasilkan endapan berwarna putih.
K4Fe(CN)6 + garam timbal (endapan berwarna putih)
 Nitrit (NO2-)
Cara kerja pada percobaan uji anion untuk nitrit adalah menambahkan larutan
garam ferro kedalam larutan KNO2. Lalu tambahkan asam sulfat encer. Hasil
percobaan menunjukkan hasil larutan berwarna cokelat kehitaman dan timbul gas
NO.
KNO2 + Fe(CN)64- + H2SO4 Larutan berwarna cokelat kehitaman dan
timbul gelembung gas.
 Karbonat (CO32-)
Cara kerja pada percobaan uji anion untuk karbonat adalah menambahkan
larutan asam sulfat encer ke dalam larutan yang diselidiki. Hasil percobaan
menunjukkan timbul gas (gelembung udara).
N2CO3 + H2SO4 Na2SO4 + HCO3 (muncul gelembung gas)
Kemudian ditambahkan larutan barium klorida dan terbentuk endapan berwarna
putih.
 Oksalat (C2O42-)
Cara kerja pada percobaan uji anion oksalat adalah menambahkan larutan perak
nitrat kedalam larutan Na2C2O4. Hasil percobaan menunjukkan terbentuk
endapan putih perak oksalat.
Na2C2O4 + AgNO3 Ag2C2O4
Kemudian ditambahkan larutan Barium klorida dan terbentuk endapan putih
barium oksalat.

15
Na2C2O4 + BaCl2 BaC2O4
3-
 Fosfat (PO4 )
Cara kerja pada percobaan uji anion fosfat adalah menambahkan larutan barium
nitrat kedalam larutan Na3PO4. Hasil percobaan menunjukkan terbentuk endapan
putih Barium fosfat.
Na3PO4 + Ba2NO3 Ba3(PO4)2
Kemudian ditambahkan larutan ferri klorida dan terbentuk endapan putih
kekuningan ferri fosfat.
Ba3(PO4)2 + FeCl3 FePO4

IX. DISKUSI

 REAKSI IDENTIFIKASI KATION


- Timbal (Pb2+)
Pada percobaan timbal yang direaksikan dengan HCl tidak terjadi reaksi
apapun. Seharusnya, timbal bereaksi dengan HCl membentuk timbal klorida,
karena timbal adalah golongan kation I yang membentuk endapan dengan
HCl. Percobaan kami gagal, kemungkinan karena kesalahan saat melarutkan
Pb(NO3)2 dan saat menghitung volume yang digunakan.
- Stanno (Sn2+)
Stanum merupakan kation golongan IIB (sub golongan:arsenik) yang
bereaksi dalam reagen H2S. Hasil percobaan uji kation untuk stanno sesuai
dengan literatur yaitu terbentuk endapan putih saat direaksikan. Semua
endapan berupa stanno hidroksida. Penambahan ion [OH-] dimaksudkan
agar ion Sn2+ dapat terendapkan.
- Seng (Zn2+)
Seng merupakan kation golongan IIIB (sub golongan :zinc) yang bereaksi
dalam reagen ammonium sulfide. Hasil percobaan sesuai dengan literatur
yaitu bereaksi dengan KOH ditandai dengan terbentuknya endapan putih
Zn(OH)2. Endapan ini larut dalam pereaksi berlebih.

16
- Kalsium (Ca2+)
Kalsium termasuk dalam kation golongan IV yang bereaksi dalam reagen
ammonium karbonat membentuk endapan putih yang jika dididihkan akan
menjadi berbentuk Kristal. Pada penambahan ammonium oksalat terbentuk
endapan putih. Hasil ini sesuai dengan literatur.
- Barium (Ba2+)
Barium termasuk ke dalam kation golongan IV yang bereaksi dalam reagen
ammonium karbonat. Hasil percobaan uji kation sesuai dengan literatur.
Dalam asam sulfat encer barium membentuk endapan BaSO4 berwarna
putih. Endapan putih BaSO4 hampir tak larut dalam asam encer dan larut
cukup baik dalam asam sulfat pekat mendidih.
 REAKSI IDENTIFIKASI ANION
- Ferrosianida (Fe(CN)64-
Ferrosianida termasuk kedalam golongan tiosianat dan berada pada anion
golongan I. Identifikasi ion tiosianat dalam ferrosianida dapat dilakukan
dengan menambahkan larutan garam timbal dan akan terbentuk endapan
putih. Hasil percobaan sesuai dengan literatur.
- Nitrit (NO2-)
Ion (NO2-) dengan H2SO4 pekat dan larutan besi(II)sulfat pekat akan
menghasilkan suatu cincin cokelat. Hasil percobaaan sesuai dengan literatur.
- Karbonat (CO32-)
Karbonat termasuk dalam anion golongan IV. Hasil percobaan yang kami
dapatkan berbeda dari literatur. Hasil akhir reaksi seharusnya bukan
terbentuk endapan putih melainkan mengeruhkan air barit. Kesalahan ini
mungkin dikarenakan kekurang telitian praktikan saat membedakan apakah
larutan terbentuk endapan atau hanya sekedar kekeruhan.
- Oksalat (C2O42-)
Oksalat termasuk kedalam anion golongan IV. Hasil percobaan yang kami
dapatkan sesuai dengan literatur.

17
- Fosfat (PO43-)
Fosfat termasuk anion golongan VI. Hasil percobaan yang kami dapatkan
sesuai dengan literatur.
PO43- + FeCl3 FePO4 (endapan putih kekuningan)

X. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK

1. Jelaskan kesetimbangan pembentukan senyawa sukar larut!

Jawab :

Pada kesetimbangan elektrolit yang sukar larut, jika di tambahkan asam, basa, atau garam
yang mengandung ion sejenis dengan elektrolit tersebut maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah pembentukan endapan atau akan memperkecil kelarutan.

2. Jelaskan kesetimbangan pembentukan senyawa kompleks!

Jawab :

Ukuran kemantapan senyawa kompleks adalah besarnya reaksi pembentiukan kompleks


seperti berikut :

M + nL ↔ MLn

Besarnya reaksi m=pembentukan kompleks itu dinyatakan dalam bentuk tetapan


kesetimbangan berikut :

KT =

Tetetapan kesetimbangan ini di sebut tetapan kemantapan termodinamika. Namun untuk


tujuan pemeriksaan kimia yang lazim dilakukan tetapan tersebut dinyatakan dalam bentuk
perbandingan kepekatan, bukan keaktifan pada rumus di atas, tanpa mangurangi ketelitian
pemeriksaan kimia. Karena itu, persamaan di atas dapat di tulis :

KC =

18
Petunjuk C dan T hanya di pakai bila hendal menyatakan tetapan kesetimbangan secara
khusus.

3. Berikan contoh pemisahan kation dan anion!

Jawab :

Kation : Pemisahan Hg2+ (merkuri) dengan reaksi pengendapan menggunakan reagen H2S
(gas hidrogen sulfida), lalu di reaksikan kembali dengan air raja + HCl encer dan SnCl2
berlebihan. Hasil akhir berupa endapan putih H2ClS6 berwarna putih yang positif
mengandung Hg2+.

Anion : Reaksi spesifik adanya ion sulfat, yaitu dengan mereaksikan sampel padatan
dengan asam dan BaCl2. Jika terbentuk endapan putih maka anion sulfat ada.

4. Jelaskan spot test untuk kation dan anion!

Jawab :

Spot test adalah pengujian yang di lakukan pada sampel yang berisi hanya satu kation atau
satu anion, sangan tbergantung pasa adanya pereaksi selektif untuk satu kation atau satu
anon. Sampel test diperoleh tanpa harus melakukan proses pengendapan bertingkat.

XI. KESIMPULAN

1. Identifikasi kation secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara


diantaranya adalah uji pendahuluan (bentuk,warna,bau), uji nyala (untuk logam) dan
uji pengendapan (spot test). Pemisahan kation biasanya dilakukan secara uji spot
test dengan mereaksikan sampel dengan reagen tertentu hingga terbentuk endapan
lalu diidentifikasi.

2. Identifikasi anion dilakukan setelah uji kation. Uji anion dapat dilakukan dengan
cara uji pendahuluan dan uji pengendapan. Uji pengendapan biasanya diawali
dengan penambahan H2SO4.

XI. DAFTAR PUSTAKA

19
Aljabbar. 2008. Identifikasi Kation. Diakses tanggal 13 November 2013.

http://aljabbar.wordpress.com/2008/03/23/identifikasi-anion.html

Anonim. 2011. Pemisahan Anion. Diakses tanggal 13 November 2013.

http://id.wikipedia.com/2011/pemisahan-anion.html

Keenan. 1988. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Raymond. 2004. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Tim Kimia Organik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Jambi :

Universitas Jambi

20

Anda mungkin juga menyukai