Anda di halaman 1dari 12

AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Vol. 2, No. 1, Maret 2018


http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

DETERMINASI PAJAK, MEKANISME BONUS, DAN TUNNELING INCENTIVE


TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING
PADA EMITEN BEI

Saifudin, Luky Septiani Putri


Universitas Semarang (USM)
Email: saifudin@usm.ac.id
Diterima: 2 November 2017; Direvisi: 6 November 2017; Disetujui: 24 November 2017

Abstract
This study aims to determine the effect of taxes, bonus mechanism, and tunneling incentive to
transfer pricing decisions. Dependent Variables used in this research is transfer pricing and
Independent Variables used in this study is the tax bonus mechanism, and tunneling incentive.The
population in this study are all companies listed in Indonesia Stock Exchange except for those
engaged in the field of finance. The sample selection using purposive sampling method with a final
sample of 140 observation period of 2012-2015. The data used is taken from the secondary
financial statements of the company. Data analysis techniques used in this study is the technique of
logistic regression analysis. With the help of SPSS program application. The results showed that
the variables and tunneling tax incentive does not affect tehadap transfer pricing decisions,
whereas a variable bonus mechanism of influence on transfer pricing decisions. The coefficient of
determination in this study amounted to 13.4%. Future studies are expected to add another
independent variable such as an arm's length.
Keywords: Tax, Bonus Mechanism, Incentive Tunneling, and Transfer Pricing.

Abstrak
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling
incentive terhadap keputusan transfer pricing. Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah transfer pricing dan Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali yang bergerak di bidang keuangan.
Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sampel akhir 140 observasi
periode tahun 2012-2015. Jenis data yang digunakan adalah sekunder yang diambil dari Laporan
Keuangan perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi logistik. Dengan bantuan aplikasi program SPSS. Hasil penelitian menunjukan
bahwa variabel pajak dan tunneling incentive tidak berpengaruh tehadap keputusan transfer
pricing, sedangkan variabel mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Kata kunci : Pajak, Mekanisme Bonus, Tunneling Incentive, Dan Transfer Pricing.
Syaifudin 33

PENDAHULUAN terjadi karena pemilikan atau penguasaan


Globalisasi perkembangan perekonomian modal saham suatu badan oleh badan lainya
dewasa ini semakin pesat dan memberikan sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau
pengaruh pada pola bisnis dan sikap pelaku
lebih, atau antara beberapa badan yang 25%
bisnis tanpa mengenal batas negara.
(dua puluh lima persen) atau lebih
Dampaknya perusahaan multinasional akan
sahamnya dimiliki oleh suatu badan.
mendapatkan permasalahan yaitu pengenaan
Transaksi antar pihak yang memiliki
tarif pajak yang berlaku di setiap negara.
hubungan istimewa mengakibatkan
Terutama di bidang investasi yang semakin
aktif dilakukan oleh investor, baik investasi terjadinya pengalihan penghasilan, dasar
dalam negri maupun luar negri yang akan pengenaan pajak, atau untuk merekayasa
berdampak semakin meningkatnya transaksi- besarnya biaya oleh wajib pajak. Hubungan
transaksi internasional (cross border istimewa merupakan hubungan kepemilikan
transaction). Sebagai perusahaan yang antara satu perusahaan dengan perusahaan
berorientasi laba, maka perusahaan akan lain yang terjadi karena adanya keterkaitan
berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang
antara satu pihak dengan pihak lain yang
maksimal termasuk dengan efisiensi biaya.
tidak terdapat pada hubungan biasa
Persoalan perbedaan tarif pajak ini membuat
(Mangoting, 2000). Transaksi antara wajib
perusahaan multinasional mengambil keputusan
pajak yang memiliki hubungan istimewa
untuk melakukan transfer pricing. Penentuan
harga atas berbagai transaksi antar anggota atau
dikenal dengan istilah transfer pricing.

devisi tersebut lazim disebut dengan transfer Permasalahan transfer pricing menjadi
pricing (Mangoting, 2000). Transfer pricing isu yang menarik dan mendapat perhatian
dapat menimbulkan berbagai masalah otoritas perpajakan dari berbagai negara.
menyangkut bea cukai, pajak, persaingan usaha Semakin banyak negara yang
yang tidak sehat, dan masalah internal memperkenalkan peraturan transfer
manajemen. Undang – Undang Perpajakan pricing, penelitian akhir-akhir ini
menyebut transfer pricing yaitu transaksi antar
menemukan bahwa lebih dari 80%
pihak yang memiliki hubungan istimewa
perusahaan multinasional melihat transfer
(afiliasi). Hal ini diatur dalam Undang –
pricing sebagai suatu isu utama (Suandy,
Undang pasal 18 ayat (4) nomor 36 tahun 2008
2011). Hal ini tidak terlepas dari
tentang pajak penghasilan yaitu : hubungan
perkembangan globalisasi ekonomi dengan
istimewa antara Wajib Pajak Badan dapat
munculnya banyak peusahaan multinasional
34 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No. 1, Maret 2018
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

diberbagai manca negara. Praktik transfer (2014) menemukan bahwa harga transaksi
pricing telah dilakukan dibeberapa berhubungan dengan tingkat pajak dan tarif
perusahaan multinasional di Inggris, import negara tujuan. Yuniasih, Rasmini, &
contohnya Starbuck pada tahun 2011 tidak Wirakusuma (2012) menyatakan bahwa
membayar pajak sama sekali dan mengaku pajak berpengaruh pada keputusan transfer
rugi sejak tahun 2008, padahal telah pricing. Sedangkan menurut Mispiyanti
berhasil mencetak penjualan sebesar £112 (2015) menyatakan bahwa pajak tidak
juta atau sekitar Rp 1,7 triliun. Selama berpengaruh signifikan terhadap keputusan
beroperasi di Inggris, Starbucks hanya transfer pricing.
menyetorkan pajak sebesar £6 juta. Selain pajak, keputusan transfer prcing
Sebagian besar keuntungan Starbuck telah juga dipengaruhi oleh mekanisme bonus.
dialihkan dari Inggris ke perusahaan cabang Mekanisme bonus biasanya digunakan
di Belanda dalam bentuk royalti (Barford & perusahaan untuk meningkatkan kinerja
Holt, 2013) dalam (F, Mayowan, & Karjo, para karyawannya, sehingga laba yang
2016). Starbucks mengaku mengalami dihasilkan setiap tahunnya semakin tinggi.
peunurunan pendapatan dengan pihak Ada juga perusahaan yang menginginkan
Belanda. Tetapi pihak Uni Eropa justru bonus besar dengan mengubah laba yang
menilai adanya transfer pricing, dimana dilaporkan. Menurut Purwanti (2010)
perhitungan pajak perusahaan multinasional Tantiem atau jasa produksi (bonus)
memasukkan biaya-biaya dari anak merupakan penghargaan yang diberikan
perusahaan sehingga dapat mengurangi RUPS kepada anggota direksi setiap tahun
beban pajak perusahaan. Perhitungan pajak apabila perusahaan memperoleh laba.
Starbucks ini melanggar aturan dengan Beberapa penelitian tentang transfer
membesarkan biaya perusahaan untuk pricing telah dilakukan. Penelitian dari
mengurangi beban pajak dengan pemberian Hartanti, Desmiyawati, & Julita (2015)
insentif secara ilegal (Ramdania, 2014). mekanisme bonus berpengaruh terhadap
Penelitian tentang pajak yang berkaitan keputusan transfer pricing. Kemudian
dengan keputusan transfer pricing telah Hartati, Desmiyawati, & Azlina (2014)
dilakukan. Bernard, Jensen, & Scott (2006) menyatakan bahwa mekanisme bonus
dalam Hartati, Desmiyawati, & Azlina berpengaruh terhadap keputusan transfer
Syaifudin 35

pricing. Sedangkan Mispiyanti (2015) pemegang saham minoritas. Menurut Zhang


meneliti bahwa mekanisme bonus tidak (2004) dalam Mutamimah (2009) tunneling
berpengaruh signifikan terhadap keputusan merupakan perilaku manajemen atau
transfer pricing. pemegang saham mayoritas yang
Selain pajak dan mekanisme bonus, mentrasnfer aset dan profit perusahaan
keputusan untuk melakukan transfer untuk kepentingan mereka sendiri, namun
pricing dipengaruhi oleh kepemilikan biaya dibebankan kepada pemegang saham
saham. Struktur kepemilikan di Indonesia minoritas. Contoh tunneling tidak
terkonsentrasi pada sedikit pemilik memberikan deviden, menjual aset
sehingga menyebabkan konflik keagenan perusahaan kepada perusahaan lain dengan
antara pemegang saham mayoritas dan harga dibawah harga pasar, dan memilih
pemegang saham minoritas (Hartanti, anggota keluarga untuk menduduki posisi
Desmiyawati, & Julita, 2015). Masalah penting di perusahaan. Beberapa penelitian
keagenan antara pemegang saham tentang transfer pricing telah dilakukan.
mayoritas dengan pemegang saham Hartanti, Desmiyawati, & Julita (2015)
minoritas terjadi dikarenakan pemegang menemukan bahwa tunneling incentive
saham mayoritas dapat mengendalikan berpengaruh terhadap keputusan
manajemen, ini mengakibatkan pemegang transfer pricing.
saham mayoritas lebih memiliki kendali Mispiyanti (2015) menemukan bahwa
terhadap keputusan di bandingkan dengan tunneling incentive berpengaruh signifikan
pemegang saham minoritas. Pemegang terhadap keputusan transfer pricing.
saham mayoritas dapat membuat keputusan Kemudian F, Mayowan, & Karjo (2016)
yang dapat menguntungkan dirinya sendiri, tunneling incentive menunjukan pengaruh
tanpa mempedulikan pemegang saham positif dan signifikan indikasi melakukan
minoritas. transaksi transfer pricing. Sehingga
Menurut Claessens et al., (2002) dalam tunneling incentive sangat mempengaruhi
Yuniasih, Rasmini, & Wirakusuma (2012) keputusan transfer pricing suatu
lemahnya perlindungan hak – hak perusahaan.
pemegang saham minoritas, mendorong Berdasarkan penelitian tersebut diatas maka
pemegang saham mayoritas untuk penelitian ini akan diuji kembali perusahaan
melakukan tunneling yang merugikan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
36 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No. 1, Maret 2018
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

Indonesia. Penelitian ini menggunakan memberikan gambaran tentang nilai


sample seluruh perusahaan yang listing di maksimum, nilai minimum, nilai rata -
Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2015 rata, dan standar devisiasi. Metode analisis
kecuali yang bergerak dibidang keuangan. data yang digunakan dalam penelitian ini
Penggunaan sample cukup untuk adalah teknik analisis regresi logistik.
menggambarkan tentang kondisi Kelayakan model regresi dinilai dengan
perusahaan di Indonesia yang melakukan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s
transfer pricing. Goodness of Fit Test. Nilai koefisien
METODE PENELITIAN determinasi pada regresi logistik ditujukan
Populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan nilai Nagelkerke R Square.
pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Nagelkerke R Square. Persamaan regresi
Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam logistik (logistic regression) dapat
penelitian ini adalah perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut (Ghozali, 2011):
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012 – 2015 kecuali perusahaan yang Keterangan :
bergerak dibidang keuangan. Sampel dalam Y = Transfer Pricing
α = Konstanta
penelitian ini diambil menggunakan metode β = Koefision Regresi
purposive sampling. Metode Analisis data X1 = Pajak
X2 = Mekanisme Bonus
menggunakan Statistik Deskriptif, Statistik X3 = Tunneling Incentive
deskriptif memberikan gambaran atau ԑ = erorr atau sisa
(residual)
deskripsi variabel dalam penelitian ini.
Statistik deskriptif digunakan untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pajak 140 ,00 13,25 ,5491 1,34896


Mekabon 140 ,03 59,33 1,6103 4,97292
Tunneling 140 20,90 93,00 55,8928 21,94179
TP 140 ,00 1,00 ,5857 ,49437
Valid N (listwise) 140

Sumber : data diolah dengan SPSS


Syaifudin 37

Dari hasil perhitungan deskriptif pada tabel incentive sebesar 55.8928 dengan standar
1 diatas nampak bahwa dari 140 data deviasi sebesar 21.94179. Nilai rata – rata
seluruh perusahaan selama 4 (empat) tahun pengungkapan transfer pricing pada
pengamatan, nilai rata – rata pajak sebesar seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
0.5491 dengan standar devisiasi 1.34896. Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2015
Nilai rata – rata mekanisme bonus sebesar selama periode pengamatan sebesar 0.5857
1.6103 dengan standar deviasi sebesar dengan standar devisiasi sebesar 0.49437.
4.97292. Nilai rata – rata tunneling
Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 2
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 10,100 8 ,258
Sumber : data diolah dengan SPSS 20.0, 2016

Kelayakan model regresi dinilai dengan Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s signifikansi lebih besar dari a = 0,05.
Goodness of Fit Test. Dari hasil pengujian Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
pada tabel 2 diatas diperoleh nilai Chi- model regresi logistik yang telah digunakan
square sebesar 10.100 dengan nilai memenuhi kecukupan data (fit).
signifikansi 0,258 dan derajat bebas (df) 8.
Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Penilaian keseluruhan model (Overall Number = 0), dimana model hanya
Model Fit) dilakukan dengan memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log
membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 1).
Tabel 3
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
1 189,947 ,343
Step 0 2 189,947 ,346
3 189,947 ,346
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 189,947
c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by
less than ,001.
Sumber : data diolah dengan SPSS
38 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No. 1, Maret 2018
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

Tabel 4
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant Pajak Mekabon Tunneling
1 180,917 -,233 -,186 -,060 ,014
2 179,513 -,155 -,255 -,121 ,015
3 175,741 ,278 -,311 -,461 ,015
Step 1
4 175,277 ,480 -,340 -,628 ,015
5 175,273 ,501 -,344 -,645 ,015
6 175,273 ,501 -,344 -,646 ,015
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 189,947
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by
less than ,001.
Sumber : data diolah dengan SPSS 20.0

Pada tabel 3 Nilai -2LL awal adalah sebesar menjadi 175.273. penurunan nilai -2LL ini
189.947 dan setelah dimasukkan keempat menunjukan bahwa model regresi yang baik
variabel independen, maka pada tabel 4 atau dengan kata lain model yang
nilai -2LL akhir mengalami penurunan dihipotesiskan fit dengan data.
Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 5
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 175,273a ,100 ,134

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less


than ,001.
Sumber : data diolah dengan SPSS 20.0

Telah dijelaskan pada tabel 5 diatas, Nilai variabel independen yaitu variabel pajak,
Negelkerke R Square adalah sebesar 0,134 mekanisme bonus, dan tunneling incentive
yang berarti variabilitas variabel dependen adalah 13,4 persen, sedangkan sisanya
yaitu pengungkapan yaitu pengungkapan sebesar 86,6 persen dijelaskan oleh variabel
Transfer Pricing yang dapat dijelaskan oleh – variabel lain diluar model penelitian.

Tabel 6
Classification Tablea
Syaifudin 39

Observed Predicted
TP Percentage Correct
,00 1,00
,00 21 37 36,2
TP
Step 1 1,00 10 72 87,8
Overall Percentage 66,4
a. The cut value is ,500
Sumber : data diolah dengan SPSS 20.0

Tabel tersebut menunjukan kekuatan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari


prediksi dari model regresi untuk model regresi untuk memprediksi
memprediksi kemungkinan perusahaan kemungkinan perusahaan melakukan
melakukan transfer pricing adalah sebesar transfer pricing adalah 87.8 persen. Hal ini
66.4 persen. Hal ini menunjukan bahwa menunjukan bahwa dengan model regresi
dengan menggunakan model regresi tersebut, terdapat sebanyak 82 perusahaan
tersebut, terdapat sebanyak 58 perusahaan (87,8%) yang dapat diprediksi melakukan
(36,2%) yang diprediksi akan melakukan transfer pricing dari total 140 data
transfer pricing dari total 140 data perusahaan sampel selama periode
perusahaan sasmpel selama periode pengamatan (2012-2015) yang telah
pengamatan (2012-2015) yang melakukan melakukan transfer pricing.
Uji Hipotesis
Tabel 7
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

PAJAK -,344 ,226 2,310 1 ,129 ,709


MEKABON -,646 ,280 5,300 1 ,021 ,524
Step 1a TUNNELIN
,015 ,008 3,115 1 ,078 1,015
G
Constant ,501 ,611 ,673 1 ,412 1,651
a. Variable(s) entered on step 1: pajak, mekabon, tunneling.
Sumber : data yang diolah dengan SPSS 20.0

Model regresi yang terbentuk berdasarkan Hasil pengujian hipotesis menunjukan


nilai estimasi parameter dalam Variables in bahwa hipotesis pertama (H1) dan hipotesis
The Equation adalah sebagai berikut : ketiga (H3) yaitu pajak dan tunneling
TP = 0,501 – 0,344PAJAK – 0,646 incentive tidak berpengaruh terhadap
MEKABON + 0,015 TUNNELING + e keputusan transfer pricing, hal ini dilihat
40 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No. 1, Maret 2018
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

dari tingkat signifikansi sebesar 0,129 dan terhadap keputusan perusahaan melakukan
0,078 yang lebih besar dari 0,05. transfer pricing. Ini dapat dilihat dari
Sedangkan hipotesis kedua (H2) yaitu tingkat signifikansi sebesar 0.129 yang
mekanisme bonus berpengaruh terhadap lebih besar dari 0.05. Beban pajak yang
keputusan transfer pricing hal ini dilihat besar tidak memicu perusahaan untuk
dari tingkat signifikansi sebesar 0,021 yang melakukan transfer pricing dengan harapan
lebih kecil dari 0,05. dapat menekan beban tersebut. Hasil
Dalam perkembangannya upaya penelitian ini mendukung penelitian yang
perusahaan dalam meminimalkan beban dilakukan oleh (Mispiyanti, 2015) yang
pajak yang harus dibayar dapat dilakukan menyatakan bahwa pajak tidak berpengaruh
melalui manajemen pajak (Suandy, 2011). signifikan terhadap keputusan transfer
Manajemen pajak bisa dilakukan dengan pricing. Mekanisme bonus merupakan
perencanaan pajak dengan cara suatu stategi yang digunakan untuk
meminimalkan pajak sedemikian rupa memberikan penghargaan kepada direksi
sehingga utang pajak berada pada posisi dengan melihat laba perusahaan secara
seminimal mungkin dan hal ini dilegalkan keseluruhan.Kerena apabila pemilik
oleh pemerintah. Cara meminimalkan perusahaan atau para pemegang saham
beban pajak bisa dilakukan dengan sudah menilai kinerja para direksi dengan
penghindaran pajak, yaitu dengan penilaian yang baik maka pemilik
meminimalkan beban pajak dengan perusahaan akan memberikan penghargaan
menggunakan alternatif yaitu mencari kepada direksi yang telah mengelola
celah-celah ketentuan perundangan perusahaannya dengan baik. Biasanya
perpajakan yang riil yang dapat diterima pemilik perusahaan akan melihat laba
fiskus, dan penghematan pajak, yaitu secara keseluruhan yang dihasilkan untuk
dengan memperkecil utang PPh dengan menilai kinerja para direksinya. Hasil uji
cara memperkecil jam kerja atau pekerjaan regresi logistik menunjukan bahwa
yang dilakukan sehingga penghasilannya mekanisme bonus berpengaruh terhadap
terlihat kecil. keputusan perusahaan melakukan transfer
Hasil uji regresi logistik variabel pajak pricing. Ini dapat dilihat dari tingkat
tidak memiliki pengaruh yang signifikan signifikansi sebesar 0.021 yang lebih kecil
Syaifudin 41

dari 0.05. Dalam menjalankan tugasnya kesejahteraannya sehingga apapun


para direksi cenderung ingin menunjukan keputusan yang dibuat oleh manajemen itu
kinerja yang baik kepada pemilik baik asalkan menguntungkan bagi mereka,
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan termasuk keputusan untuk melakukan
dengan yang dilakukan oleh Hartati, transfer pricing. Dimana didalam
Desmiyawati, & Azlina (2014) yang kepemilikan institusional terdapat
menyatakan bahwa mekanisme bonus kepemilikan saham asing.
berpengaruh terhadap keputusan SIMPULAN
perusahaan untuk melakukan transfer Berdasarkan hasil pembahasan analisis data
pricing. melalui pembuktian terhadap hipotesis dari
Hasil uji regresi logistik menunjukan permasalahan yang diangkat pengaruh
bahwa tunneling incentive tidak memiliki pajak, mekanisme bonus, dan tunneling
pengaruh yang signifikan terhadap incentive terhadap keputusan transfer
keputusan perusahaan melakukan transfer pricing. , maka dapat diambil kesimpulan
pricing. Ini dapat dilihat dari tingkat dari penelitian ini yakni Pajak tidak
signifikansi sebesar 0.078 yang lebih besar berpengaruh terhadap keputusan melakukan
dari 0.05. Hal tersebut mengidentifikasikan transfer pricing. Mekanisme Bonus
bahwa pemegang saham asing tidak berpengaruh terhadap keputusan melakukan
menggunakan hak kendalinya untuk transfer pricing. Tunneling Incentive tidak
memerintahkan manajemen dalam berpengaruh terhadap keputusan melakukan
melakukan transfer pricing atau bisa juga transfer pricing.
diartikan bahwa ada atau tidaknya REFERENSI
pemegang saham asing, perusahaan akan Cooper, D. S., & Schindler, P. S. (2006).
tetap melakukan transfer pricing. Metode Riset Bisnis (Vol. 2).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Jakarta: PT Media Global Edukasi.
penelitian yang dilakukan Dewi & Jati Dewi, N. N., & Jati, I. K. (2014). Pengaruh
(2014) yang menyatakan bahwa Karakter Eksekutif, Karakteristik
kepemilikan institusional tidak berpengaruh Perusahaan, dan Dimensi Tata
terhadap tax avoidance yang diduga yang Kelola Perusahaan Yang Baik Pada
diduga karena pemilik institusional hanya Tax Avoidance di Bursa Efek
berfikir untuk memaksimalkan Indonesia. ISSN: 2302-8556 E-
42 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2, No. 1, Maret 2018
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
DOI: 10.22236/agregat_vol2/is1pp32-43
Hal 32-43

Jurnal Akuntansi Universitas Listing di Bursa Efek Indonesia.


Udayana, 6 (2), 249-260. Simposium Nasional Akuntansi 18,
F, D. N., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016). 16 - 19.
Pengaruh Pajak, Tunneling Hartati, W., Desmiyawati, & Azlina, N.
Incentive Dan Good Corporate (2014, September). Analisis
Governance (Gcg) Terhadap Pengaruh Pajak Dan Mekanisme
Indikasi Melakukan Transfer Bonus Terhadap Keputusan
Pricing Pada Perusahaan Transfer Pricing. Simposium
Manufaktur Yang Terdaftar Di Nasional Akuntansi 17, 24 - 27.
Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar
Bursa Efek Indonesia Yang Akuntansi Indonesia. Jakarta:
Berkaitan Dengan Perusahaan Salemba Empat.
Asing). Jurnal Perpajakan (JEJAK), Indriantoro, N., & Supomo, B. (2011).
8 (1). Metodologi Penelitian Bisnis
Fitriandi, Primandita;. (2011). Kompilasi Yogyakarta: Badan Penelitian
Undang – Undang Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas
Terlengkap. Jakarta: Salemba Gajah Mada.
Empat. Kurniawan, A. M. (2015). Pajak
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Internasional : Beserta Contoh
Multivariate dengan Program IBM Aplikainya (2 ed.). Bogor: Ghalia
SPSS 19 (5 ed.). Semarang: Badan Indonesia.
Penerbit Undip. Mangoting, Y. (2000, Mei). Aspek
Gusnardi. (2009). Penetapan harga Transfer Perpajakan Dalam Praktek Transfer
dalam kajian Perpajakan. Pekbis Pricing. Jurnal Akuntansi &
Jurnal, 1 (1), 36 - 43. Keuangan, 2 (2), 69 - 82.
Hartanti, W., Desmiyawati, & Julita. (2015) Marfuah, & Azizah, A. P. (2014,
Tax Minimization, Tunneling Desember). Pengaruh Pajak,
Incentive dan Mekanisme Bonus Tunneling Incentive, dan Exchange
terhadap Keputusan Transfer Rate Pada Keputusan Transfer
Pricing Seluruh Perusahaan yang Pricing Perusahaan. Jurnal Akutansi
Syaifudin 43

& Auditing Indonesia, 18 (2), 156- Tahun 1992 Tentang Perbankan.


165. Jakarta.
Mispiyanti. (2015, Januari). Pengaruh Resmi, S. (2013). Perpajakan : Teori dan
Pajak, Tunneling Incentive dan Kasus (7 ed.). Jakarta: Salemba
Mekanisme Bonus Terhadap Empat.
Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Suandy, E. (2011). Hukum Pajak. Jakarta:
Akuntansi dan Investasi, 16 (1). Salemba Empat.
Mutamimah. (2009, Agustus). Tunneling Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Atau Value Added Dalam Strategi Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Merger Dan Akuisisi Di Indonesia . Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., &
Jurnal Manajemen Teori dan Wirakusuma, M. G. (2012,
Terapan , 2 (2). September). Pengaruh Pajak Dan
Pramono, J. (2007, Maret). Pengaruh Faktor Tunneling Incentive Pada
Higine Dan Pemuas Padamotivasi Keputusan Transfer Pricing
Dan Kinerja: Uji Terhadap Teori Perusahaan Manufaktur Yang
Herzberg. Jurnal Optimal, 11. Listing Di Bursa Efek Indonesia.
Purwanti, L. (2010, Mei). Kecakapan SNA 15, 20 - 23.
Managerial, Skema bonus, www.saham.ok
Managemen Laba dan Kinerja www.idx.co.id
Perusahaan. Jurnal Aplikasi
Manajemen, 8 (2).
Rahayu, Ning;. (2010, Juni). Evaluasi
Regulasi Atas Praktik Penghindaran
Pajak Penanaman Modal Asing.
Jumal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 7 (1).
Ramdania. (2014). Google, Starbucks
Diduga Terkait Skandal Pajak.
Republik Indonesia. (1998). Undang-
Undang No.10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Undang-undang N0.7

Anda mungkin juga menyukai