Anda di halaman 1dari 64

AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI

ANGGRAENI YUNITA, S.E, M.Si


ALIRAN BIAYA

BAHAN BAKU

TENAGA KERJA BARANG DLM


BARANG JADI (BJ)
LANGSUNG PROSES (BDP)

OVERHEAD PABRIK

HARGA POKOK
PENJUALAN
PERLAKUAN AKUNTANSI
1. Pembelian Bahan Baku
Persediaan BB xxx
Kas/ Utang xxx
2. Pemakaian Bahan Baku dalam proses produksi
BDP – BB xxx
Persediaan BB xxx
3. Pembayaran Upah/ TKL
BDP – TKL xxx
Kas/ Utang Gaji & Upah xxx
4. Pemakaian BOP
BDP – BOP xxx
BOP Dibebankan xxx
5. Pencatatan Overhead Pabrik Aktual/ yang Sesungguhnya Terjadi
BOP Dibebankan xxx
Selisih BOP (underapplied) xxx
BOP Sesungguhnya xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Macam2 Rekening yang dikredit xxx
PERLAKUAN AKUNTANSI
6. Barang selesai diproses
Persediaan Barang Jadi xxx
BDP xxx
7. Barang Terjual
HPP xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
(LAPORAN BIAYA PRODUKSI)
• Laporan Biaya Produksi adalah laporan yang
memuat informasi mengenai seluruh biaya
baik biaya BB, BTKL dan BOP
• Laporan Biaya Produksi membantu
manajemen untu mengetahui berapa biaya
produksi yang terjadi sekaligus juga dapat
digunakan untuk bahan evaluasi dan
perencanaan produksi selanjutnya.
Struktur Harga Pokok Produksi
BDP Awal XXX
(+) Biaya Produksi:
- BB XXX
- BTKL XXX
- BOP XXX
Total Biaya Produksi XXX
(-) BDP Akhir (XXX)
Harga Pokok Produksi XXX
LAPORAN LABA RUGI
• Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berisi
informasi mengenai seluruh pendapatan yang
dihasilkan dan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
• Digunakan untuk tujuan eksternal
STRUKTUR LAPORAN LABA RUGI
Penjualan XXX
(-) HPP:
Persediaan Awal Barang Jadi XXX
(+) Harga Pokok Produksi XXX
Barang Tersedia untuk Dijual XXX
(-) Persediaan Akhir Brang Jadi (XXX)
HPP (XXX)
Laba Kotor XXX
(-) Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi (XXX)
LABA BERSIH XXX
HUBUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN LABA/ RUGI
• Lihat Struktur Harga Pokok dan Laba Rugi yang
tertulis merah
KASUS
Berikut informasi pada PT. MURAH BINGIT tahun 2010:
Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan 2010 Rp. 37.500.000
Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Des 2010 15.000.000
Biaya Bahan Baku 142.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 165.000.000
Biaya Overhead Pabrik 105.000.000
Persediaan Barang Jadi, 1 Jan 2010 22.500.000
Persediaan Barang Jadi, 31 Des 2010 67.500.000
Penjualan 750.000.000
Biaya Pemasaran dan Administrasi 100.000.000

Diminta: 1) Laporan Harga Pokok Produksi


2) Laporan Laba Rugi
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa mampu membedakan bahan baku dan bahan
penolong.
• Menjelaskan sistem pengadaan dan penggunaan bahan
baku.
• Mengidentifikasi komponen-komponen biaya perolehan
bahan baku.
• Membedakan perlakuan akuntansi untuk bahan baku dan
bahan penolong.
• Menggunakan berbagai teknik analisis untuk menentukan
dan menghitung jumlah persediaan yang optimal.
KLASIFIKASI BAHAN
1. Bahan Baku
2. Bahan Penolong
BAHAN BAKU
Karakteristik:
1. Dapat diidentifikasi secara jelas pada produk
jadi
2. Memiliki jumlah proporsi biaya yang
signifikan pada biaya produksi.
Contoh: Perusahaan Furniture, BB : Kayu
BAHAN PENOLONG
Karakteristik:
1. Tidak dapat diidentifikasi secara jelas pada
produk jadi
2. Memiliki jumlah proporsi biaya yang tidak
signifikan pada biaya produksi.
Contoh: Perusahaan Furniture, Bahan
Penolong : Paku
PENGENDALIAN PENGADAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN

Konsep yang dapat diterapkan dalam prosedur pengendalian:


1. Persediaan merupakan hasil pembelian bahan baku, bahan penolong dan bahan
habis pakai.
2. Pengurangan persediaan merupakan hasil dari penggunaan normal dan bukan
karena kerusakan atau penggunaan yang idak semestinya.
3. Investasi persediaan yang optimum didasarkan pada teknik-teknik kuantitatif yang
khusus dirancang untuk meminimalkan biaya pengelolaan bahan (carrying cost) dan
biaya pembelian kembali persediaan.
4. Pembelian, manajemen dan investasi bahan yang efisien tergantung pada akurasi
peramalan penjualan dan skedul produksi.
5. Prediksi akan membantu menentukan kapan bahan akan dibeli.
6. Pengendalian persediaan lebih dari sekedar menjaga catatan persediaan.
Pengendalian dilakukan oleh individu yang membuat keputusan berdasarkan
pengalaman mereka dan keputusan itu selalu dijaga dalam rerangka kebijakan dan
tujuan perusahaan.
7. Metode pengendalian persediaan bervariasi tergantung seberapa mahal biaya bahan
dan seberapa penting bahan tersebut dalam produksi. Semakin mahal dan penting
bahan maka semakin canggih atau kompleks juga pengendalian yang diterapkan.
PERENCANAAN BAHAN
Perencanaan merupakan salah satu langkah
yang diharuskan agar ketersediaan bahan
terjaga dan biaya bahan dapat minimal.
Implikasi dari dua hal tersebut adalah
kelancaran produksi dan biaya produksi yang
kompetitif.
Economic Order Quantity (EOQ)
• EOQ adalah jumlah persediaan yang dipesan
(diorder) pada satu waktu yang dapat
meminimalkan biaya persediaan tahunan.
• Jika perusahaan membeli bahan sekaligus
dalam jumlah besar, biaya pemesanan dapat
minimal, tetapi biaya pengelolaan menjadi lebih
besar, dan sebaliknya.
• Maka dibutuhkan tingkat persediaan yang
optimal.
EOQ

𝐸𝑂𝑄=

2𝑥 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢h𝑎𝑛𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐵𝑎h𝑎𝑛𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎h𝑢𝑛𝑥𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎h𝑎𝑛𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛
Keterangan:
Biaya per pesan, meliputi:
a. Upah dan gaji karyawan yang menangani pemesanan.
b. Biaya pengkomunikasian terkait pemesanan
c. Perlengkapan akuntansi dan berbagai catatan.
Biaya pengelolaan, terdiri dari:
d. Penyimpanan dan penanganan atas bahan.
e. Bunga, asuransi, dan pajak bangunan gedung.
f. Rugia akibat pencurian, keusakan dan keusangan bahan.
g. Catatan dan bahan habis pakai terkait pengelolaan persediaan
RE-ORDER POINT
• EOQ hanya berguna dalam merencanakan jumlah
pemesanan bahan, akan tetapi belum menjawab
kapan akan memesan.
• Pertanyaan kapan pesanan akan dilakukan,
dipengaruhi 3 hal, yaitu:
1. Waktu pengiriman yang dibutuhkan sejak
pemesanan sampai bahan diterima (lead time)
2. Tingkat persediaan yang digunakan (usage)
3. Tingkat aman persediaan (safety stock)
RE-ORDER POINT
• Tidak ada rumus baku untuk menghitung re-
order point
• Beberapa alternatif rumus yang digunakan:

Re-
Re-
Kasus
1. Diasumsikan kebutuhan bahan per unit per
tahun sebanyak 2.400 unit. Biaya per unit Rp
750, biaya per pesan Rp 20.000 dan biaya
pengelolaan bahan 20%. Hitung EOQ!
2. Penggunaan normal selama seminggu adalah
200 unit. Lead time selama 4 minggu. Safety
stock 1.200 unit. Hitung Re-order point!
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
Metode Pencatatan Bahan Baku:
Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat
sedang mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat, untuk mengetahui
bahan baku yang diperoleh, harus menghitung persediaan bahan baku
digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal
ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan
akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai
selama periode akuntansi.

Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)


Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan .
Pembelian dicatat dalam kolom “Beli” di kartu persediaan, pemakaian
dicatat dalam kolom “Pakai” di kartu persediaan dan jumlah bahan
yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom “Sisa” di kartu
persediaan.
Akuntansi Biaya Bahan Baku
Metode Penilaian Bahan Baku:
1. Pertama Masuk Pertama Keluar (First In
First Out/ FIFO)
2. Metode Terakhir Masuk, Pertama Keluar
(Last In First Out/ LIFO)
3. Metode Rata-Rata (Weighted Average
Method)
Contoh Kasus

PT. ALAM RAYA adalah perusahaan


manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data
persediaan bahan baku (raw material
inventory) yang ada dalam catatan
perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 2011= 200 Kg
@ Rp 100,00
Pembelian Bahan Baku
Tanggal Jumlah (Kg) Harga / Kg
12 Jan 2011 400 Rp 120
26 Jan 2011 500 Rp 90
31 Jan 2011 100 Rp 110
Penggunaan Bahan Baku
Tanggal Jumlah (Kg)
16 Jan 2011 500
28 Jan 2011 300
Catatan:
• 29 Jan 2011 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg
berasal dari pembelian tanggal 26 jan 2011
• 30 Jan 2011 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50
Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 Januari dan
berasal dari persediaan awal
• Perhitungan fisik 31 Jan 2011 sebanyak 350 Kg

Dari data di atas saudara diminta menghitung bahan baku


yang dipakai (raw material used) bulan Januari 2011
dengan metode pencatatan Fisik maupun Perpetual:

a. Metode FIFO
b. Metode LIFO
c. Metode Average
Metode Fisik FIFO
Persediaan (inventory) Per 1 Jan 2011 (awal = 200 Kg x Rp 100 ) Rp 20. 000
Pembelian Bahan (raw material purchase) :
Tgl 12/1/2011 = 400 x Rp 120 = Rp 48.000
26/1/2011 = 500 x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/2011 = 100 x Rp 110 = Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase) Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90 = 9.000 -
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg Rp 95.000 +

Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)


1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 2011
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500 +
Rp 33.500 -
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
(750 kg) Rp 81.500
Perpetual FIFO  
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
 

PT. Alam raya


Satuan : Nama Bahan : Minimum :
EOQ : Kode : Maksimum :
Nomor : Pesan :
Tanggal Masuk / Beli Keluar / Pakai Sisa
  Kuanti Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah Kuantita Biaya Jumlah (Rp)
tas satuan (Rp) titas Satuan (Rp) s satuan
 

1 jan 2011             200 100 20.000  


12 jan 2011 400 120 48.000       200 100 20.000
400 120 48.000  
16 Jan 2011       200 100 20.000      
300 120 36.000 100 120 12.000
 

26 Jan 2011 500 90 45.000       100 120 12.000


500 90 45.000  
28 Jan 2011       100 120 12.000      
200 90 18.000 300 90 27.000
 

29 Jan 2011 (100 90 9.000)       200 90 18.000  


30 Jan 2011       (50 90 4.500) 250 90 22.500
 
31 Jan 2011 100 110 11.000       250 90 22.500
100 110 11.000  
Fisik LIFO
Persediaan (inventory) per 1 januari 2011(awal = 200 Kg x Rp 100) = Rp
20.000
Pembelian bahan (raw material purchase) :
Tanggal 12/1/2011 = 400 Kg x Rp 120 = Rp 48.000
26/1/2011 = 500 Kg x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/2011 = 100 Kg x Rp 110 = Rp 11.000
1.000 Kg 104.000
Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90 = (9.000 )

Pembelian bersih(net purchase) = 900 Kg Rp 95.000

Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp
115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 2011
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000 Rp
38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg Rp 77.000
Perpetual LIFO
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
 
PT. Alam raya
Satuan : Nama Bahan : Minimum :
EOQ : Kode : Maksimum :
Nomor : Pesan :
Tanggal Masuk / Beli Keluar / Pakai Sisa
  Kuanti biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah
tas satuan (Rp) titas Satuan (Rp) titas satuan (Rp)  

1 jan 2011             200 100 20.000  


12 jan 2011 400 120 48.000       200 100 20.000
 
400 120 48.000
16 jan 2011       400 120 48.000      
100 100 10.000 100 100 10.000  

26 Jan 2011 500 90 45.000       100 100 10.000


 
500 90 45.000
28 jan 2011       300 90 27.000 100 100 10.000
 
200 90 18.000
29 jan 2011 (100 90 9.000)       100 100 10.000
 
100 90 9.000
30 Jam       (50 90 4.500) 100 100 10.000
 
2011 150 90 13.500
31 Jan 2011 100 110 11.000       100 100 10.000
150 90 13.500  
100 110 11.000
                   
 
Metode Fisik Rata-rata
Persediaan bahan per 1 jan 2011 = 200 Kg x Rp 100= Rp 20.000
pembelian bahan per 12/1/2011= 400 Kg x Rp 120= Rp 48.000
Pembelian bahan per 26/1/2011= 500 Kg x Rp 90= Rp 45.000
Pembelian bahan per 31/1/2011= 100 Kg x Rp 110 Rp 11.000
Pengembalian Pembelian 29/12011= (100Kg) x Rp 90= Rp( 9.000)
1.100 kg @*Rp 104,545 Rp 115.000
Persediaan bahan per 31 jan. 2011=350 Kg x Rp 104,545 = Rp 36.591 
Harga perolehan bahan yang dipakai=750 Kg x Rp 104,545= Rp 78.409

*) = Rp 115.000 : 1.100 Kg = Rp 104,545


Metode Perpetual Rata-rata
 
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
 
PT. Alam raya
Satuan : Nama Bahan : Minimum :
EOQ : Kode : Maksimum :
Nomor : Pesan :
Tanggal Masuk / Beli Keluar / Pakai Sisa
  Kuanti biaya Jumlah Kuan Biaya Jumla Kuan Biaya Jumlah
tas satuan (Rp) titas Satuan h (Rp) titas satuan (Rp)
 

1 jan 2011             200 100 20.000  


12 jan 2011 400 120 48.000       600 113,333 68.000  
16 Jan 2011       500 113,333 56.667 100 113,333 11.333  

26 Jan 2011 500 90 45.000       600 93,888 56.333  


28 Jan 2011       300 93,888 28.166 300 93,888 28.167  

29 Jan 2011 (100 90 9.000)       200 95,835 19.167  


30 jan 2011       (50 93,888 4.594) 250 95,444 23.861  

31 jan 2011 100 110 11.000       350 99,603 34.861  


                   
 
PENCATATAN AKUNTANSI BIAYA
BAHAN BAKU
Pembelian Bahan Baku Secara Tunai

Persediaan Bahan Baku xxx


Kas xxx
Pembelian Bahan Baku Secara Kredit

Persediaan Bahan Baku xxx


Utang Dagang xxx
Pemakaian Bahan Baku

Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx


Persediaan Bahan Baku
xxx
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
Definisi
• Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-
pembayaran kepada pada pekerja yang didasarkan
pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi.
• Istilah yang digunakan untuk biaya tenaga kerja ini
adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk
pembayaran yang dinamakan “upah”.
• Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja
atau karyawan yang didasarkan pada rentang waktu
seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.
Penggolongan Tenaga Kerja
1. Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
2. Menurut Hubungan dengan Produk
3. Menurut Pendidikan/Kemampuannya
4. Menurut Kegiatan Departemen-departemen
Dalam Perusahaan
5. Menurut Jenis Pekerjaannya
Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan.
a) Tenaga Kerja Bagian Produksi
Tenaga Kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam kegiatan produksi sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja
bagian produksi akan dimasukkan dalam unsur harga pokok produksi sebagai biaya tenaga
kerja langsung atau tidak langsung (gaji tenaga kerja/pegawai yang berhubungan dengan
pabrik).
b) Tenaga Kerja Bagian Pemasaran
Tenaga kerja bagian pemasaran adalah tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan
distribusi/penjualan hasil produksi sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja
pemasaran tidak termasuk dalam unsur produksi tetapi dimasukkan dalam unsur biaya
penjualan.
c) Tenaga Kerja Bagian Umum dan Administrasi
Tenaga kerja bagian umum dan administrasi adalah tenaga kerja yang berhubungan
dengan kegiatan administrasi dan umum yang ada di kantor sehingga jasa yang diberikan
kepada tenaga kerja atau pegawai bagian umum administrasi termasuk dalam unsur biaya
umum dan administrasi (biasanya berupa gaji/upah pegawai bagian kantor).
Menurut Hubungan dengan Produk
a) Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
menangani proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi/produk
jadi dalam kegiatan produksi. Sehingga jasa yang diberikan kepada
tenaga kerja langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung
(biaya produksi utama).
b) Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak
langsung mengenai pengolahan bahan tetapi membantu atas
penyelesaian produk dalam perusahaan sehingga jasa yang diberikan
kepada tenaga kerja tidak langsung dimasukkan ke dalam perkiraan
biaya tenaga kerja tidak langsung (sebagai biaya produksi tidak
langsung/BOP).
Menurut Pendidikan/Kemampuannya
a) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang untuk
menduduki profesinya karena adanya pendidikan secara
formal, (biasanya sebagai tenaga ahli, manajer, dan lain-lain).
b) Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang untuk
menduduki profesinya karena adanya latihan/keterampilan
yang diperoleh dari pendidikan nonformal(biasanya sebagai
tenaga pelaksana.
c) Tenaga kerja tidak terdidik/tidak terlatih adalah tenaga kerja
yang tidak mempunyai keahlian khusus biasanya sebagai
tenaga kerja kasar dengan diberi upah secara harian.
Menurut Kegiatan Departemen-departemen
Dalam Perusahaan
a) Biaya Tenaga Departemen Produksi
1) Tenaga kerja departemen pengolahan
2) Tenaga kerja departemen penelitian
3) Tenaga kerja departemen penyempurnaan
b) Biaya Tenaga Departemen NonProduksi
1) Biaya tenaga kerja bagian personal (gaji karyawan kantor)
2) Biaya tenaga kerja bagian akuntansi (gaji manajer kantor)
3) Biaya tenaga kerja bagian kantor(gaji sekretaris)
Menurut Jenis Pekerjaannya
a) Tenaga kerja bagian pabrik antara lain meliputi :
1) Manajer pabrik,
2) Karyawan pabrik,
3) Tukang servis mesin,
4) Operator produksi,
5) Pengawas/mandor
b) Tenaga kerja bagian kantor antara lain meliputi :
1) Manajer personalia,
2) Karyawan kantor,
3) Sekretaris, dan Juru ketik
c) Tenaga kerja bagian lapangan antara lain :
1) Pemasaran,
2) Periklanan,
3) Penagihan.
Upah vs Gaji
• Upah dibebankan melalui rekening biaya
tenaga kerja langsung.
• Gaji dibebankan melalui rekening biaya
overhead pabrik.
Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
• Dimulai dengan pembayaran upah, diteruskan pada
distribusi upah tersebut pada “Job”, produk atau
pusat biaya (departemen produksi).
• Di dalam upah tersebut sudah termasuk
pengurangan atau potongan terhadapnya seperti
pajak penghasilan, iuran ASTEK dan lain-lain.
• Termasuk pula tambahan-tambahan terhadap upah
seperti lembur, tunjangan dan lain sebagainya.
Konsep Biaya Tenaga Kerja
• Pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja perusahaan
pada dasarnya dikelompokkan dalam pengeluaran Gaji dan
Upah.
• Gaji umumnya digunakan untuk menyebutkan kompensasi
yang dibayarkan secara regular dalam jumlah relative tetap,
dan biasanya dibayarkan kepada tenaga kerja yang
memberikan jasa manajerial dan klerikal kepada perusahaan.
• Upah digunakan untuk kompensasi yang dibayarkan
berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau berdasarkan unit
produk atau jasa tertentu. Meskipun demikian, kedua istilah
tersebut sering dugunakan untuk maksud yang sama.
• Biaya tenaga kerja digunakan untuk
pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja
yang bekerja dalam fungsi produksi, fungsi
pemasaran, dan fungsi administrasi umum.
• Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi lebih
lanjut diklasifikasikan ke dalam biaya tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah
upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
yang secara langsung menangani proses
proses pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
• Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah
jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja yang tidak secara langsung menangani
pengolahan bahan.
• Biaya tenaga kerja tidak langsung seperti
halnya biaya bahan pembantu, dikelompokkan
sebagai komponen biaya overhead pabrik.  
Biaya Overhead Pabrik
• Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk
tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya
untuk membuat suatu produk selain biaya bahan
baku langsung dan tidak langsung.
• Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan
sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak
langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak
secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan
langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir
biaya.
Elemen Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan jumlah seluruh
pembayaran kepada tenaga kerja produksi,
antara lain meliputi upah regular, upah lembur,
intensif/bonus dan tunjangan-tunjangan. Di
samping itu, pembayaran kompensasi kepada
tenaga kerja tertentu dipotong dengan pajak
penghasilan karyawan, premi asuransi dan iuran
tabungan hari tua.
Upah Reguler
Upah regular yang biasa diterima tenaga kerja
dihitung berdasarkan waktu jam kerja atau unit
produksi dikalikan dengan tariff upah yang telah
ditentukan. Waktu jam kerja umumnya
ditentukan dalam jam kerja / mesin atau hari
kerja.
Upah Premium
Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang
bekerja di luar waktu jam kerja reguler untuk
memotivasi produktivitas karyawan.
Tarif Premium > tarrif Reguler.
Misal: Upah yang dibayarkan pada saat jam istirahat.
Contoh: PT. Ampel memiliki tarif premium Rp 8.000
pada jam kerja 12.00 – 13.00 dan reguler Rp. 7.000.
Asumsi dalam bulan tersebut terdapat total 40 jam
kerja termasuk jam kerja pada waktu premium.
Upah Lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang
bekerja diluar jam kerja yang telah ditetapkan. Alas an
kerja lembur tersebut umumnya adalah untuk
mengejar target suatu pekerjaan. Perintah kerja
lembur umumnya diberikan oleh pejabat yang
berwenang, dan biasanya tariff lembur ditetapkan
lebih besar dari tariff jam kerja biasa.
Contoh: Agus bekerja selama 45 jam seminggu. Jam
kerja normal seminggu 36 jam. Upah reguler Rp.7.000
dan upah lembur. Rp. 8.500.
Insentif atau Bonus
Insentif atau bonus diberikan kepada tenaga kerja yang telah
bekerja pada tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari yang
ditargetkan. Di samping itu pembayaran gaji dan upah kepada
tenaga kerja dapat pula berupa tunjangan kesejahteraan sosial
tenaga kerja, antara lain tunjangan isteri-anak, tunjangan
transportasi, tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan kerja,
asuransi kematian, dan tabungan hari tua. Gaji dan upah yang
dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi penjumlahan dari gaji /
upah, insentif, dan tunjangan dikurangi dengan potongan-
potongan. Potongan gaji dan upah umumnya antara lain berupa
pajak penghasilan karyawan, premi asuransi yang ditanggung
tenaga kerja, iuran pensiun dan angsuran pinjaman karyawan.
Perhitungan Biaya Tenaga Kerja
• Jumlah gaji dan upah yang telah dihitung oleh
petugas pembuat daftar gaji dan upah
tersebut kemudian dialokasikan/dibebankan
ke masing-masing jenis biaya, dengan
mendebit masing-masing biaya dan
mengkredit gaji dan upah dengan jurnal,
seperti berikut.
Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja
Jurnal
Pencatatan Utang Upah dan Gaji Karyawan
Pencatatan Pembayaran Upah Kepada
Karyawan
Penyetoran Pajak Penghasilan Ke Kas Negara

Anda mungkin juga menyukai