BAHAN BAKU
OVERHEAD PABRIK
HARGA POKOK
PENJUALAN
PERLAKUAN AKUNTANSI
1. Pembelian Bahan Baku
Persediaan BB xxx
Kas/ Utang xxx
2. Pemakaian Bahan Baku dalam proses produksi
BDP – BB xxx
Persediaan BB xxx
3. Pembayaran Upah/ TKL
BDP – TKL xxx
Kas/ Utang Gaji & Upah xxx
4. Pemakaian BOP
BDP – BOP xxx
BOP Dibebankan xxx
5. Pencatatan Overhead Pabrik Aktual/ yang Sesungguhnya Terjadi
BOP Dibebankan xxx
Selisih BOP (underapplied) xxx
BOP Sesungguhnya xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Macam2 Rekening yang dikredit xxx
PERLAKUAN AKUNTANSI
6. Barang selesai diproses
Persediaan Barang Jadi xxx
BDP xxx
7. Barang Terjual
HPP xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
(LAPORAN BIAYA PRODUKSI)
• Laporan Biaya Produksi adalah laporan yang
memuat informasi mengenai seluruh biaya
baik biaya BB, BTKL dan BOP
• Laporan Biaya Produksi membantu
manajemen untu mengetahui berapa biaya
produksi yang terjadi sekaligus juga dapat
digunakan untuk bahan evaluasi dan
perencanaan produksi selanjutnya.
Struktur Harga Pokok Produksi
BDP Awal XXX
(+) Biaya Produksi:
- BB XXX
- BTKL XXX
- BOP XXX
Total Biaya Produksi XXX
(-) BDP Akhir (XXX)
Harga Pokok Produksi XXX
LAPORAN LABA RUGI
• Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berisi
informasi mengenai seluruh pendapatan yang
dihasilkan dan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
• Digunakan untuk tujuan eksternal
STRUKTUR LAPORAN LABA RUGI
Penjualan XXX
(-) HPP:
Persediaan Awal Barang Jadi XXX
(+) Harga Pokok Produksi XXX
Barang Tersedia untuk Dijual XXX
(-) Persediaan Akhir Brang Jadi (XXX)
HPP (XXX)
Laba Kotor XXX
(-) Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi (XXX)
LABA BERSIH XXX
HUBUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN LABA/ RUGI
• Lihat Struktur Harga Pokok dan Laba Rugi yang
tertulis merah
KASUS
Berikut informasi pada PT. MURAH BINGIT tahun 2010:
Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan 2010 Rp. 37.500.000
Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Des 2010 15.000.000
Biaya Bahan Baku 142.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 165.000.000
Biaya Overhead Pabrik 105.000.000
Persediaan Barang Jadi, 1 Jan 2010 22.500.000
Persediaan Barang Jadi, 31 Des 2010 67.500.000
Penjualan 750.000.000
Biaya Pemasaran dan Administrasi 100.000.000
𝐸𝑂𝑄=
√
2𝑥 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢h𝑎𝑛𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐵𝑎h𝑎𝑛𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎h𝑢𝑛𝑥𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎h𝑎𝑛𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛
Keterangan:
Biaya per pesan, meliputi:
a. Upah dan gaji karyawan yang menangani pemesanan.
b. Biaya pengkomunikasian terkait pemesanan
c. Perlengkapan akuntansi dan berbagai catatan.
Biaya pengelolaan, terdiri dari:
d. Penyimpanan dan penanganan atas bahan.
e. Bunga, asuransi, dan pajak bangunan gedung.
f. Rugia akibat pencurian, keusakan dan keusangan bahan.
g. Catatan dan bahan habis pakai terkait pengelolaan persediaan
RE-ORDER POINT
• EOQ hanya berguna dalam merencanakan jumlah
pemesanan bahan, akan tetapi belum menjawab
kapan akan memesan.
• Pertanyaan kapan pesanan akan dilakukan,
dipengaruhi 3 hal, yaitu:
1. Waktu pengiriman yang dibutuhkan sejak
pemesanan sampai bahan diterima (lead time)
2. Tingkat persediaan yang digunakan (usage)
3. Tingkat aman persediaan (safety stock)
RE-ORDER POINT
• Tidak ada rumus baku untuk menghitung re-
order point
• Beberapa alternatif rumus yang digunakan:
Re-
Re-
Kasus
1. Diasumsikan kebutuhan bahan per unit per
tahun sebanyak 2.400 unit. Biaya per unit Rp
750, biaya per pesan Rp 20.000 dan biaya
pengelolaan bahan 20%. Hitung EOQ!
2. Penggunaan normal selama seminggu adalah
200 unit. Lead time selama 4 minggu. Safety
stock 1.200 unit. Hitung Re-order point!
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
Metode Pencatatan Bahan Baku:
Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat
sedang mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat, untuk mengetahui
bahan baku yang diperoleh, harus menghitung persediaan bahan baku
digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal
ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan
akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai
selama periode akuntansi.
a. Metode FIFO
b. Metode LIFO
c. Metode Average
Metode Fisik FIFO
Persediaan (inventory) Per 1 Jan 2011 (awal = 200 Kg x Rp 100 ) Rp 20. 000
Pembelian Bahan (raw material purchase) :
Tgl 12/1/2011 = 400 x Rp 120 = Rp 48.000
26/1/2011 = 500 x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/2011 = 100 x Rp 110 = Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase) Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90 = 9.000 -
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg Rp 95.000 +
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp
115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 2011
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000 Rp
38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg Rp 77.000
Perpetual LIFO
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan : Nama Bahan : Minimum :
EOQ : Kode : Maksimum :
Nomor : Pesan :
Tanggal Masuk / Beli Keluar / Pakai Sisa
Kuanti biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah
tas satuan (Rp) titas Satuan (Rp) titas satuan (Rp)