Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KENAKALAN REMAJA (DELIKUENSI PSIKOPATIK)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh kelompok 8 :


1. Agung Permana (180203110)
2. Hayyud Dinal Haqi (180203122)
3. Indarti (190203123)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah
tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya
dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan
yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin aktif
mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula arus
kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita,
yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar
sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang
berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan
lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak,
Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius
dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya
untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

B. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu, Selain itu tugas ini juga ditujukan untuk :
1. Memahami pengertian kenakalan remaja
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan
hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah kenakalan remaja ?
2. Apa saja tanda gejala kenakalan remaja ?
3. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja ?
4. Apa dampak kenakalan remaja ?
5. Bagaimana pencegahan kenakalan remaja ?
6. Bagaimana penanganan kenakalan remaja ?

D. Manfaat Penulisan
a. dapat memberikan informasi pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.
b. dapat dijadikan sebagai bahan uji pembanding naskah tulisan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Sumiati (2009), mendefinisikan kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang dilakukan
oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan
hukum yang dilakukan oleh remaja. Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang sekitarnya.
Gunarsa (2004), mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi pada remaja yang
mempunyai konsep diri lebih negatif dibandingkan dengan remaja yang tidak bermasalah.
Remaja yang dibesarkan dalam keluarga kurang harmonis dan memiliki kecenderungan
yang lebih besar menjadi remaja yang nakal dibandingkan remaja yang dibesarkan dalam
keluarga harmonis dan memiliki konsep diri yang positif.
kenakalan psikotik (Delinkuensi psikopatik) merupakan kenakalan remaja yang
melakukan oknum kriminal paling berbahaya. Mereka dibesarkan oleh keluarga
yang over disiplin namun orangtua mereka apatis terhadap mereka, sehingga mereka
mempunyai sikap egoistis dan anti sosial. Sikap mereka kasar, kurang ajar dan
sadis terhadap siapapun tanpa ada sebab yang jelas. (lihat
elmhanzhelman.blogspot.com, 2012)

B. Penyebab
Papalia (2004), mengatakan bahwa remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi
bimbingan dan diperhatikan oleh orangtuanya terlebih ibu maka akan cenderung
berperilaku memberontak atau melakukan tindakan- tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kenakalan remaja menurut Yusuf (2004)
adalah :
a. Perselisihan atau konflik antar orangtua maupun antar anggota keluarga
b. Perceraian orangtua
c. Sikap perlakuan orangtua yang buruk terhadap anak
d. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
e. Hidup menganggur
f. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang
g. Pergaulan negatif ( teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan
nilai-nilai moral )
h. Beredarnya film film bajakan dan bacaan porno

i. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok


j. Diperjualbelikannya minuman keras dan obat-obatan terlarang secara bebas
k. Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit atau berkekurangan.
Gunarsa (2004) mengelompokkan faktor–faktor penyebab kenakalan remaja menjadi :
a. Faktor pribadi : setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan keadaan khusus pada
anak ini dapat menjadi sumber munculnya perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini
adalah keadaan konstitusi yaitu potensi bakat atau sifat dasar pada anak yang kemudian
melalui proses perkembangan, kematangan atau perangsangan dari lingkungan menjadi
aktual, muncul dan berfungsi .
b. Faktor keluarga : keluarga mempunyai peranan yang besar terhadap perkembangan
sosial pada anak. Keluarga secara langsung atau tidak langsung akan berhubungan terus
menerus dengan anak, memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi
antara orangtua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga yang meliputi
pula hubungan antar saudara menjadi faktor yang penting terhadap munculnya perilaku
yang tergolong nakal. Struktur tanggung jawab dalam sebuah keluarga secara umum
bahwa ayah bertugas mencari nafkah, sedangkan ibu bertugas merawat rumah dan
mendidik anak- anak, sehingga fungsi ibu dalam proses pengasuhan dan pendidikan
terhadap anak sangat penting. Fungsi ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika
ibu keluar dari jalur tanggung jawabnya, seperti ikut bekerja di luar rumah, sehingga
pengasuhan dan pendidikan terhadap anak bisa jadi kurang maksimal.
c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya Perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat memunculkan ketidakserasian dan ketegangan yang berdampak pada sikap
dan lingkungan pergaulan. Perubahan jaman yang begitu cepat dan arus informasi yang
tidak terkontrol akan membuat seseorang mudah terpengaruh serta lingkungan yang
negatif akan menjerumuskan anak pada perilaku nakal.

C. Tanda gejala
a. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
b. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
c. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang
oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
d. Anak-anak yang suka berbohong.
e. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
f. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak-anak normal.
g. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.

D. Dampak
Menurut Haryanto (2011), dampak atau akibat dari perilaku kenakalan remaja antara
lain:
1. Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-
hal yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan
mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian
anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan
mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua
adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah
dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam
pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks
bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana
remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan
semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung
beban yang cukup berat.
3. Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah
umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan
menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk
diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos
sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
4. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera
ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
5. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau
malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai
pengganggu dan orang yang tidak berguna.
6. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami
gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa
terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci
orang-orang sekitarnya.
7. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung
malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak
kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
8. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang
melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah.
Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.

9. Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal
negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak
kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga
ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang
penuh keikhlasan.

E. Pencegahan
Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja yang
melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintahan, sebenarnya kenakalan
remaja bisa dimininalisir dari pihak sekolah dan pihak orang tua. Pada umumnya
kenakalan remaj dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor kurangnya pendidikan spirtitual
dan moral dan factor lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan aman.
Berikut saya paparkan beberapa cara dalam menangkal kenakalan pada anak remaja:
Pertama, dalam keluarga. DR. Joseph S. Roucek (1984:54) mengatakan bahwa
keluarga :Keluarga adalah buaian dari kepribadian atau the family is the craddle of
personality. Keluarga merupakan pusat ketenangan hidup dan pangkalan (home base)
yang paling vital. Bila salah seorang anggota keluarga menderita gangguan pikiran atau
frustasi, maka biasanya dengan “pulang kampung/kandang” dan dengan bernostalgia, ia
dapat memperoleh kembali gairah hidupnya.
Keluarga adalah lingkungan hidup, lingkungan pendidikan yang sifatnya adalah primer.
Dari sinilah awal mula seorang anak belajar. Dari sinilah awal seorang anak memperoleh
perlindungan. Maka jika suatu keluarga mulai retak dan bermasalah (broken home)
seorang anak akan mulai berbuat nakal. Oleh karena itu, kasih sayang dan perhatian orang
tua kepada sang anaknya tidak boleh diabaikan begitu saja agar tidak timbul sifat nakal
pada anak.
Berikut beberapa cara menangkal kenakalan pada anak remaja secara global (lihat Drs.
Ary H. Gunawan, 2000 : 95-103) :
a. Bila ada anak yang suka berbuat kerusakan seperti mencoret-coret tembok, orang tua
sebaiknya mengalihkan perhatiannya dengan mengajak sang anak untuk mengerjakan
sesuatu yang lebih berfaedah seperti belajar melukis atau menggambar agar bakat anak
juga dapat lebih diasah
b. Saat melihat ataupun mendengar seorang remaja “ngebut”, maka akan lebih baik jika
orang tua langsung menasehati dan memberi penjelasan akan bahaya dan akibat-akibat
“ngebut”. Mungkin bisa juga orang tua mengajak sang anak untuk ikut latihan balapan
sehingga bakat sang anak akan tersalurkan namun tetap dalam pengawasan orang tua.
Kemungkinan yang kedua si anak malah menjadi ngeri akan akibat buruk yang
ditimbulkan dari “ngebut”. Dan akan muncul kesimpulan bahwa mengendarai
kendaraan dengan tertib dan disiplin serta memiliki SIM yang sah akan jauh lebih
menguntungkan daripada kebut-kebutan
c. Untuk penangkalan masalah pornografi sebaiknya orang tua lebih meningkatkan
pengontrolan terhadap anaknya. Perlebih dalam hal perhatian. Orang tua bisa
membelikan buku-buku yang lebih bermutu kepada anaknya sesuai dengan bakat dan
minatnya
d. Saat seorang anak remaja sudah mulai membentuk kelompok gang, orang tua sebaiknya
mengisi waktu luang anaknya dengan kegiatan yang bermanfaat yang melibatkan
sebuah kerjasama, kegotong royongan, kekompakan, toleransi, dan sebagainya
e. Lebih berusaha untuk meningkatkan kereligiousan si anak, misal saja dengan
mengajaknya ikut pengajian, beribadah bersama agar si anak tidak mudah terpengaruh
hal-hal negatif serta godaan-godaan dalam hidup ini
f. Jika ada anak remaja yang suka berbuat “semau gue” atau istilahnya freedom of the
will, sebaiknya orang tua juga melakukan “Ing Ngarso Sung Tulodho”. Bagi anak
remaja tersebut, mereka harus menunjukkan bahwa hidup itu ada aturannya, ada adat
istiadat yang harus dijaga dan dijunjung tinggi, ada Pancasila sebagai pedoman hidup
serta ada sanksi-sanksi tertentu yang diberikan bagi mereka yang melanggar aturan-
aturan tersebut, sehingga timbul kesadaran dari dalam diri mereka bahwa hidup yang
sesuai dengan aturan-aturan akan lebih tenang, tenteram dan aman
g. Orang tua harus super tanggap terhadap gejala-gejala kenakalan pada anak remajanya
agar si anak tidak terlanjur berbuat nakal. Jika diperlukan, orang tua dapat saja
bekerjasama dengan guru-guru anak remajanya dalam mengawasi tindak-tanduk
anaknya (lihat Drs. Ary H. Gunawan, 2000 : 95-103);
Kedua dalam lingkungan sekolah antara lain :
a. Jika anak remaja suka menyelewengkan waktu belajar mereka untuk hal-hal yang
kurang bermanfaat, tindak penangkalannya secara preventif ialah dengan memberikan
tugas-tugas kecil namun bermanfaat kepada si anak agar menimbulkan kesibukan yang
kesibukan tersebut nantinya akan berbuah kesuksesan pada diri si anak, sedangkan
penangkalan secara kuratifatau represif dilakukan melalui penyembuhan/pengobatan.
Bagi remaja pecandu narkoba
b. Jika menghadapi anak remaja yang suka menunda-nunda waktu belajar, maka perlu
menyadarkan akan perlunya pepatah “Never put off till tomorrow, what you can do
today” lalu dilanjutkan dengan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”.
Pepatah-pepatah tersebut mempunyai makna bahwa kita perlu berkorban merelakan
waktu luang kita untuk mengerjakan tugas-tugas demi kesuksesan dan kebahagiaan kita
di masa yang akan datang
c. Anak remaja sering membolos saat pelajaran tertentu, maka penangkalannya adalah
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan menarik sehingga anak
tidak cepat bosan
d. Anak hobi melamun dan kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, maka
sebaiknya guru harus lebih bisa mengkonsolidasikan kegiatan belajar mengajarnya (
Drs. Ary H. Gunawan, 2000 : 95-103).

F. Penanganan
Bila seorang remaja sudah terlanjur melakukan kenakalan, ada beberapa cara untuk
menanggulangi kenakalan remaja tersebut. Antara lain :
1. Dengan prinsif keteladanan. Remaja harus mendapatkan banyak figur orang-orang
dewasa yang sukses yang telah berhasil melampaui fase/masa remajanya dengan
baik, juga mereka yang telah berhasil memperbaiki diri yang sebelumnya gagal
pada masa/tahap ini
2. Orang tua harus mampu untuk membenahi kondisi keluarganya agar dapat tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, serta aman dan nyaman bagi mereka
3. Orang tua harus mampu memberi contoh/teladan yang baik dalam hal religious agar
anak-anak mereka juga dapat mencontoh orang tuanya, sehingga tercipta generasi
remaja yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4. Untuk menghindari masalah yang timbul dari akibat pergaulan, orang tua harus
mengarahkan sang anak remajanya untuk memilih teman bergaul yang mempunyai
sifat terpuji, orang tua juga sebaiknya memberikan kesibukan dan mempercayakan
tanggungjawab rumah tangga kepada si anak remajanya untuk melatih kedisiplinan
mereka dan juga agar mereka tidak menghabiskan waktu luang mereka dengan
kegiatan yang kurang berguna; dan yang terakhir adalah
5. Remaja harus mampu membentuk ketahanan diri agar mereka tidak mudah
terpengaruh/tergoda dengan sifat-sifat temannya yang kurang baik.
(lihat anwarriyants.wordpress.com, 2013).
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai