Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A ditabel periodik.
Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur
ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur
nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas,
melainkan dalam bentuk garamnya.

Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron


terluarnya,sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini
disebution halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.Keberadaan Unsur –
Unsur Halogen Unsur-unsur halogen di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan
diatomik.Hal ini terjadi karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh
karenaitu, unsur halogen harus berikatan agar stabil.Unsur-unsur halogen dapat ditemukan di
beberapa tempat. Fluorin dapatditemukan di atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan
di dalam air laut. Bromin juga dapat ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin,
yang dapatditemukan di dalam air laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismuth
dengan partikel alfa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :


a). Apa yang dimaksud dengan halogen?

b). Apa saja sifat-sifat dari unsur halogen?

c). Seperti apakah reaksi-reaksi unsur halogen?

d). Apa saja kegunaan dari unsur halogen?

e). Bahaya apakah yang bisa ditimbulkan dari unsur halogen?

f). Bagaimanakah cara untuk membuat senyawa halogen?

g). Apakah haloge terdapat di alam?

h). Manfaat dari halogen itu apa?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai unsur
halogen, sifat unsur halogen, reaksi-reaksi, kegunaan serta bahaya dan cara membuat
halogen.

1.4 Manfaat Penulisan

a) Menambah ilmu pengetahuan.

b) Mengetahui lebih banyak mengenai unsure halogen.

c) Menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran kimia kelas XII semester 1.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Halogen

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18
yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena
unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan
sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan
secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.

Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara
bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima
elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya


membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-
unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.

Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br),
Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.
2.2. Sifat-Sifat Unsur Halogen

Unsur halogen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Sifat fisika halogen.

Tabel 1.1 sifat fisika

Unsur
Sifat-sifat
Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin

Nomor atom 9 17 35 53 85

Massa atom relative 18,99 35,5 79,90 126,90 (210)

Titik leleh (°C) -219,62 -100,98 -7,25 113,5 302

Titik didih (°C) -188,14 -34,6 58,78 184,35 337

Rapatan pada 25°C


(Gram/liter) 1,108 1,367 3,119 4,930 ¯

Kunung- Ungu-
Warna Kuning Hijau Merah tua hitam

Energi ionisasi
(kJ/mol) 1681,0 1251,0 1139,9 1008,4 930

Afinitas elektron
(kJ/mol) 328,0 349,0 324,7 295,2 270

Keelektronegatifan 3,98 3,16 2,96 2,66 2,20

Jari-jari ion 1,33 1,81 1,96 2,20 2,27

jari-jari atiom 0,64 0,99 1,14 1,33 1,40

Penjelasan :

1. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-
jari ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem
periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar
molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen sebanding dengan
naiknya nomor atom.

3. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-
menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-
molekul berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks
yang memiliki banyak elektron.

4. Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah
menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.

5. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin
berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna
ungu.

6. Kelarutan fluorin,klorin,dan bromin dalam air besar atau mudah sekali larut,sedangkan
kelarutan iodin dalam air sangat kecil(sukar larut)

b. Sifat kimia halogen

Terdiri atas:

1. Kereaktifan

Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan halogen F


> Cl > Br > I, kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari
atom.

Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik


elektron. ( F > Cl > Br > I )

Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut
sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )

Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour
sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )

2. Kereaktifan fluor dan klor


Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan
dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat
membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada
salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar
dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa
termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.

3. Kereaktifan brom

Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai
tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum
yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm
bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka
bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.

4. Kereaktifan iodium

Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru
berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai
mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.

5. Kelarutan

Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain
larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida

2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)

Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion
I karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
-

I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)

Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

6. Titik didih dan titik lebur

Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-
molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga
diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen
meningkat.
7. Titik didih dan titik lebur

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena

kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.

Data potensial reduksi:

F2 + 2e- → 2F- Eo = +2,87 Volt

Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo = +1,36 Volt

Br2 + 2e- →2Br- Eo = +1,06 Volt

I2 + 2e- → 2I- Eo = +0,54 Vol

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan disebut
oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.

Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2

Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida
paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.

8. Sifat asam

Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan
oksilhalida.

a. Asam halida (HX)

Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan
berbau menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam
bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan
ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.

Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan
kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI

Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan ikatan antar
molekul :

1. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.

2. Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.

3. Pengurutan titik didih asam halida:

HF > HI > HBr > HCl

Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar
molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.

b. Asam Oksihalida

Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki


bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih
elektronegatifan. Pembentukannya :

X2O + H2O → 2HXO

X2O3 + H2O → 2HXO2

X2O5 + H2O → 2HXO3

X2O7 + H2O → 2HXO4

Tabel 1.2 Asam oksihalida

Biloks Oksida Asam Asam Asam Asam penamaan


Halogen Oksilhalida Oksilklorida Oksilbromida Oksiliodida

+1 X2O HXO HclO HBrO HIO Asam


hipohalit

+3 X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam halit

+5 X2O5 HXO3 HClO3 H


2.3 Hubungan halogen dengan alam

Halogen tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, karena sangat reaktif. Unsur-
unsur ini terdapat di alam sebagai senyawa garam. Flourin terdapat dalam flourit (Ca F₂) dan
Kriolit (Na₃AlF6). Klorin terdapat dalam air laut sebagai NaCl. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini
adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat
berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk
manusia. Bromin terdapat sebagai garam-garam natrium dan magnesium. Diperoleh air garam
alamiah dari sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Bromin juga diekstrak dari air laut,
dengan kandungan hanya sebesar 82 ppm. Iodin terdapat di alam dalam bentuk
senyawa iodat dan iodida dalam lumut-lumut laut. Terdapat juga dalam bentuk iodida dari
air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai
kalis, yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang
disimpan, dan di dalam air payau dari sumur minyak dan garam.

Gambar,1.1 unsur-unsur di alam.

Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas
sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia
ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon,
kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam, sedangkan
sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisium. Beberapa unsur logam
dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa seperti emas, perak,
platina, dan tembaga. Unsur nonlogam juga ada yang dalam keadaan bebas dan dalam bentuk
senyawa seperti oksigen, belerang, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang banyak
terdapat dalam bahanbahan alam disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil unsurnya,
sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak semua mineral dilakukan
pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya dan tingkat kesukaran proses
pengolahannya. Dewasa ini orang lebih memilih mendaur ulang aluminium bekas daripada
mengambil dari bijihnya karena biayanya lebih murah.

1. Komposisi alkali dalam kerak bumi


Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam
keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling
banyak adalah Na dan K. Kedua
unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.

2. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk
senyawanya.
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).

c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).

3. Unsur-unsur periode ketiga di alam

Tabel 2.1 Unsur-unsur periode di alam

Tabel 2.2 Unsur-unsur periode di alam

4. Unsur-unsur transisi periode keempat di alam

Di alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa oksida,
sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting dari unsur-unsur transisi
periode keempat.

Tabel 2.3 Unsur-unsur transisi

2.4 kegunaan halogen

1. Florin

Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir uranium, berfungsi untuk
memisahkan U-235dan U-238 dengan cara difusi. Logam uranium direaksikan dengan gas fluorin
berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan berwarna putih dan mudah
menguap). Adapun senyawa-senyawa flourin digunakan sebagai: Kegunaan senyawa fluorin,
antara lain:

a. CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.

b. Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.

c. Teflon, bahan plastik tahan panas.


d. Asam fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca karena dapat bereaksi
dengan kaca.

2. Klorin

Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinilklorida (CH2=CHCl)
untuk industri PVC (bahan untuk pipa plastik). Cl2 juga digunakan sebagai disinfektan untuk
membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Adapun kegunaan senyawa
klorin, antara lain:

a. NaCl, digunakan sebagai garam dapur.

b. KCl, digunakan untuk pupuk.

c. NH4Cl, digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.

d. NaClO, dapat mengoksidasi zat warna (pemutih), sehingga dapat digunakan sebagai bleaching
agent, yaitu pengoksidasi zat warna.

e. Kaporit (Ca(OCl)2), digunakan sebagai disinfektan pada air.

f. ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder.

g. Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada pembedahan.

3. Bromin

Bromin digunakan dalam industri untuk membuat senyawa metilbromida. Kegunaan senyawa-
senyawa bromin antara lain:

a. NaBr, sebagai obat penenang saraf.

b. AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan dalam film gelatin, kemudian film dicuci dengan
larutan Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr sehingga perak akan tertinggal pada film
sebagai bayangan hitam.

c. CH3Br, sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.

d. C2H4Br2, ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak mengendap karena
diubah menjadi PbBr2.

4. Iodin

Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film fotografi dan KI sebagai
nutrisi dan makanan ternak.

a. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.
b. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.

c. NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan
yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok.

d. Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk mengobati luka pada kepala.

2.5 Reaksi Pendesakan

Pada tahun 1825 Alexadro Geosepp Volta dari Italia yang menyusun deret – deret logam
mulai dari reduktor terkuat sampai terlemah. Dan deret tersebut disebut Deret Volta, unsur H
meskipun bukan logam dimasukkan pula sebagai anggota deret.

Ada 2 jenis reaksi pendesakan logam dalam larutan elektrolit :

1. Logam + asam ——-> garam + gas H2

2. Logam I + garam I ——–> garam II + logam II

Syarat berlangsung reaksi :

1. Logam yang direaksikan harus terletak disebelah kiri H dalam deret volta

2. Asam yang direaksikan bukanlah HNO3 atau H2SO4 (pekat)

3. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan, garam
yang terbentuk mengandung ion logam yang bermuatan +2.

Syarat berlangsung reaksi :

1. Logam yang direaksikan harus terletak di sebelah kiri logam pada garam.

2. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan, garam
yang terbentuk mengandung ion logam yang bermuatan +2.

Contoh :

1. Logam + asam ——–> garam + gas H2

Zn + H2SO4 (e) ——–> ZnSO4 + H2

2. Logam I + garam I —–> garam II + Logam II

Zn + CuSO4 ——> ZnSO4 + Cu

kecualian :

1. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluarnya adalah gas NO.
Contoh : Mg + HNO3 (e) —–> Mg (NO3)2 + H2O + NO

2. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas NO2.

Contoh : Zn + HNO3 (p) ——> Zn(NO3)2 + H2O + NO2

3. Bila asamnya H2SO4 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas SO2.

Contoh : Al + H2SO4 (p) ——> Al2 (SO4)3 + H2O + SO2

Daftar Kelarutan elektrolit dalam air :

1. Semua asam larut

2. Sebagian besar basa tidak larut Kekecualian : NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2 larut.

3. Garam – garam K+,Na+,NH4+,NO3-,CH3COO-,CLO-,CLO2-,BrO3-,IO3- semuanya larut.

4. Garam – garam sulfat umumnya larut. Kekecualian BaSO4, PbSO4 dan AgSO4.

5. Garam Florida F- umunya larut kekecualian MgF2, CaF2, dan BaF2 tidak larut.

6. Garam Klorida Cl-, Bromida Br-, I-, umumnya larut. Kekecualian AgCL,HgI, PbI2 umumnya larut.

7. Garam sulfida S2- umumnya tidak larut Kekecualian Na2s, K2s,MgS,BaS larut.

8. Garam – garam yang belum disebutkan ( CrO4- dan No2-) tidak larut kekecualian membentuk
garam Na+, K+, NH4+ (lihat no.3 diatas).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan
17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit
ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-
unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan
sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan
secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu untuk
membangun perbaikan pada penyusunan selanjutnya, kami membutuhkan kritik dan saran dari
para pembaca. kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Sekian makalah dari kami, guna menyelesaikan tugas kimia. Semoga dapat
menjadi salah satu sumber ilmu bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai