Anda di halaman 1dari 12

OPERASI LOGISTIK

A. PENGERTIAN OPERASI LOGISTIK

Aspek operasional logistik adalah mengenal manajemen pemindahan dan


penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi operasi logistik itu dapat
dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau komponen-
komponen sumber pemerolehannya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat
atau diolah itu kepadalangganan atau konsumen. Untuk manufaktur besar, operasi
logistik ini dapat terdiri dari ribuan pemindahan (movement = pergerakan) yang
berakhir pada penyerahan produk-produk itu pada industri pemakai, para pengecer,
grosir dan perantara pemasaran lainnya.

Intisari manajemen logistik adalah perpaduan yang seimbang dari seluruh


komponen yang membentuk sistem logistik. Perpaduan yang seimbang itu, idealnya
adalah dengan mengatur operasi logistik tercapai usaha pelayanan yang diinginkan
dengan total biaya yang serendah mungkin. Operasi logistik dapat dianggap sebagai
sekelompok siklus usaha. Dengan demikian, dapat kita peroleh suatu orientasi dasar
yang dapat digunakan untuk analisis disain dan administrasi operasional. Suatu siklus
usaha harus didukung oleh nodes (lokasi fasilitas dalamsuatu siklus usaha), links
(aspek komunikasi dan transportasi dari siklus usaha), dan persediaan yang
merupakan bagian integral dari sistem operasi. Siklus usaha harus disesuaikan dengan
kebutuhan masukan/luaran agar ia dapat berfungsi secara dinamis. masukan bagi
suatu siklus usaha adalah volume pesanan produk atau pesanan material yang
ditangani oleh sistem tersebut. Luaran sistem berkaitan dengan kemampuan struktur
siklus usaha untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.

Frekuensi kegiatan logistik sangat berbeda-beda diantara berbagai siklus


usaha. Ada tiga hal penting dalam pendekatan siklus usaha untuk dapat memahami
pengaturanlogistiknya.

1) Siklus usaha itu dikenal sebagai konsep dasar untuk mencapai integrasi fungsi
logistik.
2) Struktur siklus usaha pada dasarnya adalah sama, baik untuk distribusi fisik,
manajemen material maupun transfer persediaan.

1
3) Bagaimanapun luas dan kompleksnya keseluruhan struktur sistem logistik itu,
namun aspek kerja yang esensial dari anatominya dapatdiketahui dan dilukiskan
dari struktur siklus usaha individualnya.

Dengan demikian, secara umum operasi logistik meliputi manajemen distribusi fisik,
manajemen material, dan transfer persediaan ( inventory transfer).

Perhatian gambar proses operasi logistik berikut:

supplier factory Deliver Retail retailer costumer


y delevery

A. Manajemen Distriusi fisik

Manajemen distribusi fisik adalah aspek logistik yang berkenaan dengan pengolahan
dan pengiriman barang yang dipesan oleh pelanggan. Tujuan utama distribusi fisik
adalah mengatur penyerahan,pengantaran produk organisasi ke para pelanggan. Cara
terbaik untuk menggambarkan kebutuhan bagi usaha distribusi fisik yang dinamis
adalah dengan siklus hidup produk.Konsep siklus hidup produk melukiskan keadaan-
keadaan persaingan yang berbeda-beda yang dapat terjadiselama masa hidup suatu
produk.
Tahapan dari siklus hidup produk meliputi pendahuluan, pertumbuhan,
kejenuhan-kematangan, kekunoan-kemerosotan. Tugas manajemen dalam distribusi
fisik adalah mengkoordinir hubungan antara fasilitas-fasilitas organisasi dengan para
perantara yang akan memberikan hasil tercapainya aspek waktudan tempat .Hasilnya
adalah barang-barang itu dan hak pemilikannya sampai kepada pelanggan.

B. Manajemen Material

Aspek logistik yang berkaitan dengan pembelian bahan mentah, suku cadang dan
barang- barang untuk dijual kembali disebut manajemen material. Manajemen
material ini esensial bagi manufacturing karena penyerahan yang ekonomis dan tepat
waktu adalah penting untuk mempertahankan produksi yang efisien dan kontinu.
Faktor dari manajemen material adalah memberikan kontinuitas dan stabilitas dalam
procurement. Tujuan pokonya adalah memberikan assortment yang benar dari

2
material, suku cadang, atau barang dagang untuk dijual kembali pada lokasi yang
dikehendaki, pada waktu dibutuhkan dan dengan cara yang ekonomis.

Dengan demikian, manajemen material meliputi transportasi, penggudangan


persediaan, komunikasi, penanganan dan penyimpanan serupa dengan distribusi fisik
dan transfer persediaan. Aktivitas manajemen material berawal dari rencana operasi.
Rencana tersebut memberikan uraian tentang kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang operasi manufacturing dan operasi pemasaran, dan memuat spesifikasi
mengenai kapan dan untuk fasilitas apa item-item itu akan dibeli. Tugas manajemen
material adalah untuk memenuhi secara ekonomi kebutuhan yang diuraikan dalam
perencanaan operasi. Berdasarkan rencana operasi tersebut, manajemen material
berusaha mencapai enam tujuan yang saling berkaitan, yaitu :

1) Pembelian dengan harga terbaik


Yang paling penting adalah bahwa manajemen material itu bertujuan membeli
bahan mentah, suku cadang dan produk-produk untuk dijual kembali dengan
harga yang sebaik mungkin.
2) Kontinuitas suplai
Pemeliharaan suplai yang kontinu merupakan suatu aspek yang esensial dari
manajemen material. Untuk menghindari persediaan yang tidak menentu, maka
perlulah diadakan standing commitments perjanjian tetapi dengan para penjual
untuk menjamin suplay yang kontak.
3) Pemeliharaan mutu
Walaupun material, suku cadang, dan produk yang direncanakan untuk dijual
kembali itu dibeli menurut spesifikasi standard, namun banyak perbedaan mutu
terdapat diantara berbagai sumber suplai. Tanggung jawab utama dari manajemen
material adalah memilih sumber yang paling konsisten dalam memenuhi
spesifikasi standar.
4) Biaya pembelian logistik yang rendah
Suatu tujuan lagi dari manajemen material adalah mendesain dan mengoperasikan
sistem yang sangat efisien untuk memperoleh item-item yang dibeli. Untuk
mencapai tujuan ini, para manajer material haruslah mengintegrasikan
transportasi, persediaan, komunikasi pemesanan, dan penyimpanan,
penyelenggaraan, ke dalam suatu sistem penunjang yang seimbang.

3
5) Bantuan riset dan pengembangan
Tanggung jawab utama dari manajemen material adalah untuk selalu waspada
terhadap gagasan-gagasan baru dalam teknik desain produk. Aspek ini
membutuhkan penelitian terus menerus terhadap cara–cara baru yang lebih baik
untuk memenuhi persyaratan dalam memadukan teknologi baru ke dalam
perusahaan. Oleh karena representative dari manajemen material ini mempunyai
hubungan regular dengan pemeran dagang, dan publikasi- publikasi khusus, maka
mereka lebih baik kedudukannya dari pada orang dalam kelompok manajemen
untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan-perkembangan baru.
6) Menjalin hubungan dengan supplier
Tujuan yang terakhir adalah menjalin hubungan positif dengan para supplier.

Untuk merencanakan dan mendisain sistem manajemen material dapat


digunakan siklus material yaitu mencari sumber, menempatkan dan melancarkan
pesanan, transportasi, penerimaandan inspeksi. Siklus material ini dalam banyak hal
mirip dengan siklus pengolahan pesanan langganan dalam distribusi fisik,
perbedaannya adalah:

a) Waktu penyerahan, besar pengiriman, metode transport dan nilai dari produk
menimbulkan banyak perubahan dalam siklus material. Pada umumnya,
kebutuhan manajemen matrial menimbulkan pengiriman yang sangat besar yang
dapat diangkut dengn kapal, kereta api gandeng dan truk. Walupun ada
kekecualian namun penekanan transport dalam siklus material adalah dalam siklus
penyelenggaraan pengangkutan biaya yang paling rendah nilai material dan suku
cabang dibandingkan dengan barang jadi berarti bahwa lebih besar kemungkinan
trade off ( pertukaran ) antara memelihara persediaan in-transit (dalam perjalanan)
dengan cara–cara transport yang rendah biayanya. Oleh karena biaya memelihara
material dan suku cabang dalam jalur suplai relatif rendah per hari dibandingkan
biaya produk selesai maka tidak ada untungnya membayar premi untuk transport
yang lebih cepat. Oleh karena itu, tenggang waktu dalam siklus material lebih
lama dari pada siklus pengolahan pesanan langganan.
b) Kurangnya orang perantara dalam siklus material dibandingkan dengan saluran
pemasaran produk selesai. Suatu struktur saluran yang terdiri banyak perantara itu
adalah hal yang normal bagi pemasaran dan distribusi fisik. Dalam perencanaan

4
distribusi fisik, suatu perusahaan itu hanyalah merupakan satu peserta dalam suatu
saluran yang menyeluruh yang harus melaksanakan beberaa fungsi tertentu
melalui kombinasi usaha dari seluruh anggota.
c) Sistem manajemen material adalah menempatkan pesanan. Oleh karena itu,
tingkat pengawasan siklus material adalah jauh lebih besar daripada siklus
pengolahan pesanan pelanggan karena besarnya ketidakpastian penurunan.
Ketidakpastian yang besar dalam siklus material terdapat dalam penilaian
terhadap kemungkinan perubahan harga besar di masa depan atau terhadap
berhentinya suplai.

C. Transfer Persediaan Internal

Transfer persediaan internal adalah pemindahan yang dibutuhkan untuk


mengintegrasikan operasi distribusi fisik dengan operasi manajemen material dalam
suatu organisasi. Tujuan utama dari transfer persediaan internal adalah untuk
menyeimbangkan operasi distribusi fisik dan menejemen material dengan mengatur
pergerakan barang- barang setengah jadi diantara tahap pembuatan dan pergerakan
barang jadi dan diantara gudang- gudang yang dipakai oleh organisasi tersebut.
Pergerakan produk, material dan suku cabang setengah jadi dan komponen –
komponen di antara fasilitas – fasilitas organisasi adalah tanggung jawab operasi
transfer persediaan. Kebutuhan dari transfer persediaan adalah usaha logistik yang
terkoordinir dalam organisasi itu. Identifikasi terhadap persediaan internal sebagai
suatu bidang yang berdiri sendiri merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam
manajemen logistik. Alasannya adalah distribusi fisik dan manajemen material serta
operasi transfer yang harus didisain dalam satu satu rangkaian tujuan dan batas –
batas tertentu. Oleh karena itu, untuk mencapai manfaat maksimum maka lokasi dan
pengawsan logistik di dalam masing- masing bidang usaha akan berbeda – beda
dalam setiap organisasi yang sama walaupun sebaiknya menstandarkan sepraktis
mungkin.

Bidang transfer persediaan internal mempunyai perbedaan dengan distribusi


fisik dan manajamen material, yaitu bahwa transfer persediaan internal berada dalam
organisasi itu sedangkan distribusi fisik dan manajemen material harus berhadapan
dengan ketidakpastian dari sumber pembelian eksternal dan pelanggan. Jadi,

5
pengawasan menyeluruh adalah mungkin untuk bidang transfer. Sistem transfer
internal memberikan pengawasan operasionl terhadap komponen produk setengah jadi
dan produk jadi dan diantara gudang yang dipakai oleh organisasi itu. Dengan
demikian, operasi transfer ini terbatas pada pergerakan di dalam organisasi dan
dibawah kontrol struktur organisasi itu. Oleh karena itu penyelenggaraan kegiatan
transfer memungkinkan alokasi lebih optimal.

B. SIKLUS USAHA LOGISTIK

Dengan membayangkan operasi logistik itu sebagai sekelompok siklus usaha maka,
dapat kita peroleh suatu orentasi dasar yang dapat digunakan untuk analisa desain dan
untuk administrasi operasional. Disamping nodes dan links suatu siklus logistik
haruslah ditunjang oleh suatu level persediaan yang merupakan bagian integral dari
system operating. Akhirnya siklus usaha itu haruslah disesuikan oleh kebutuhan
masukan/luaran (input/output).

Gambar Siklus Logistik

Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik
(Mustikasari: 2007). Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.

6
1. Perencanaan

Perencanaan secara umum adalah proses merumuskan sasaran dan


menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Terkait logistik, perencanaan adalah proses
merencanakan kebutuhan barang atau persediaan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh semua calon pemakai (user) yang kemudian diajukan sesuai
dengan alur yang berlaku dimasing-masing organisasi (Mustikasari: 2007).
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam
pelaksanaannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak
didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya
sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi
sebagai umpan balik untuk tindakan pengendalian terhadap devisi-devisi yang
terjadi.
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan diperlukan kerjasama yang terus menerus antara seluruh
komponen organisasi yang ada dengan masing-masing kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Perencanaan dapat
dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
1. Rencana jangka panjang (long range)
2. Rencana jangka menengah (mid range)
3. Rencana jangka pendek (short range)

Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha


penentuan skala prioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tidak
lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
ini akan menghasilkan antara lain rencana pembelian, rencana rehabilitasi,
rencana dislokasi, rencana sewa, serta rencana pembuatan atau produksi.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan
menyimpulkan pertanyaan sebagai berikut.

1) Apakah yang dibutuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang


tepat.
2) Berapa yang dibutuhkan (how much, how many) untuk menentukan
jumlah yang tepat.

7
3) Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat.
4) Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat.
5) Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk
menentukan orang atau unit yang tepat.
6) Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat.
7) Mengapa dibutuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang
diambil benar-benar tepat.

2. Penganggaran

Penganggaran/budgetting adalah semua kegiatan dan usaha untuk


merumuskan perincian penentu kebutuhan logistik dalam suatu skala tertentu/
skala standar yaitu mata uang dan jumlah biaya.
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan akan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan
besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-
hanbatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut
merupakan anggaran yang reliable. Apabila semua perencanaan dan penentuan
kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah
diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak
boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Dalam penyusunan anggaran terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain adalah:
o Peraturan-peraturan terkait.
o Pertimbangan politik, sosial, ekonomi, dan teknologi.
o Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran.
o Pengaturan anggaran seperti sumber biaya pendapatan sampai dengan
pengaturan logistik.

3. Pengadaan

Pengadaan adalah semua kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada atau
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisien. Menurut

8
Mustikasari, pengadaan adalah kegiatan untuk merealisasikan atau
mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian
tetapi didasarkan pada pilihan alternatif yang paling tepat dan efisien untuk
kepentingan organisasi. Cara-cara yang dapat dijalankan untuk menjalankan
fungsi pengadaan yaitu: Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian
(hibah), Penukaran, Pembuatan, dan Perbaikan.

4. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan


pengelolaan barang persediaan (inventory) di tempat yang telah ditentukan
untuk kemudian digunakan dikemudian hari. Penyimpanan berfungsi untuk
menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumnya
dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya efisien. Dengan proses ini,
diharapkan kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari
kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah, dan aman dari pencurian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tahap penyimpanan ini yaitu:


1. Pemilihan lokasi
2. Barang (jenis, bentuk atau bahan barang)
3. Pengaturan ruang
4. Prosedur atau sistem penyimpanan

5. Penyaluran ( Distribusi )

Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola


pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Faktor yang
mempengaruhi penyaluran barang antara lain:

1. Proses administrasi
2. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
3. Proses pengeluaran fisik barang
4. Proses angkutan
5. Proses pembongkaran dan pemuatan

9
6. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan atau usaha menjaga barang agar tetap
pada keadaan aslinya atau tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Barang
yang sampai di gudang perlu dipelihara dan dijaga kualitasnya sampai saat
barang tersebut didistribusikan atau digunakan.

7. Pengahapusan

Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari


pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku .
Alasan penghapusan barang antara lain.
1. Barang hilang akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan.
2. Tehnis dan ekonomis yaitu setelah nilai barang dianggap tidak ada
manfaatnya yang disebabkan oleh faktor : kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki, kedaluwarsa, barang mengurang karena susut, busuk, dsb.
3. Tidak bertuan atau barang-barang yang tidak diurus.
4. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara hukum.
5. Cara-cara penghapusan yang lazim lakukan antara lain : Pemanfaatan
langsung, Pemanfaatan kembali, Pemindahan, Hibah,
Penjualan/pelelangan, dan Pemusnahan.

8. Pengendalian

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian,


pemantauan dan pemeriksaan terhadapt langkah-langkah manajemen logistik
yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan
pengendalian antara lain:
1. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lainnya.
2. Melaksanakan pengamatan, evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
gambaran dan informasi tentang penyimpangan dari rencana.

10
3. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan
dalam rangka pencapaian tujuan.
4. Melakukan supervise
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi sesuai dengan standarisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Anggaran yang cukup memadai

C. LOGISTIK DALAM STRATEGI PEMASARAN

Terdapat dua strategi logistic yang penting antara lain:


a) Rantai suplai manajemen
b) Pemanfaatan waktu yang optimal

Faktor – faktor pengambilan keputusan:

a) Pertumbuhan global
b) Penggabungan dan pengembangan (akuisi)
c) Perampingan
d) Kompetisi makin ketat dalam konteks ketidakpastian

11
PENUTUP

KESIMPULAN

Pengelolaan logistik atau yang dikenal dengan sebutan siklus logistik yang
terdiri dari perencanaan kebutuhan dan pengangguran; pemindahtangan;
penatausahaan; prembinaan; pengawasan dan pengendalian merupakan rangkaian
kegiatan yang wajib dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan agar
dukungan logistik dapat berjalan efektif dan efesien.

Agar pelaksanaan pengelompokan logistik dapat diselenggarakan secara profesional,


transparan, dan akuntabel dilingkungan perusahaan atau industri di Indonesia maka
diperlukan penerapan manajemen logistik oleh seluruh Manajemen pengemban tugas
fungsi tentang manajemen logistik sengingga bisa diterapkan dalam mengelolah
manajemen logistik nantinya.

Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu
untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap
biaya, waktu dan kualitas. Oleh karena itu penentuan lokassi sangat mempengaruhi
logistik. Logistik dioengaruhi oleh: biaya produksi, terutama dalam kaitannya
ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar,dan daerah produksi, biaya
pergudangan dan lokasi penempatan gudang, biaya untuk melakukan dekonsolidasi,
faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi.

Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk


menghantarkan kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu
yang tepat, dan kualitas yang baik. Dengan pengelolaan manajemen logistik dan
pengelolaan manajemen persediaan yang baik maka tujuan perusahaan bisa tercapai
dengan cepat dan tepat. Untuk itu berbagai tantangan harus benar-benar bisa ditangani
oleh suatu perusahaan. Kegiatan ini harus didukung oleh pelayanan yang baik dan
bisa memberikan kepuasan pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa
memberikan manfaat yang tepat kepada pelanggan.

12

Anda mungkin juga menyukai