pmk502017 2 PDF
pmk502017 2 PDF
REPUBLIK INDONESIA
No.1592, 2017 KEMENKES. Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -2-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-3-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -4-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERSYARATAN
KESEHATAN UNTUK VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA
PENYAKIT SERTA PENGENDALIANNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah
spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media
vektor dan binatang pembawa penyakit yang
berhubungan atau berdampak langsung terhadap
kesehatan masyarakat.
2. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan
teknis kesehatan pada media vektor dan binatang
pembawa penyakit.
3. Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau
melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.
4. Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular
penyakit.
5. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain
artropoda yang dapat menularkan, memindahkan,
dan/atau menjadi sumber penular penyakit.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-5-
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:
a. mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dengan
menurunkan kepadatan Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit;
b. mencegah penularan dan penyebaran penyakit tular
Vektor dan zoonotik; dan
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -6-
BAB II
STANDAR BAKU MUTU DAN PERSYARATAN KESEHATAN
UNTUK VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT
Pasal 3
(1) Setiap Penyelenggara wajib memenuhi Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
(2) Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. jenis;
b. kepadatan; dan
c. habitat perkembangbiakan.
Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
BAB III
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA
PENYAKIT
Pasal 5
(1) Untuk mencapai dan memenuhi Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, setiap
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-7-
Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit harus dilengkapi dengan:
a. pengujian laboratorium; dan
b. Manajemen Resistensi.
(2) Pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan oleh laboratorium yang
memiliki kemampuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Manajemen Resistensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b ditujukan agar pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit terarah dan tepat sasaran.
(4) Dalam melaksanakan Manajemen Resistensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -8-
Pasal 7
Dalam melakukan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit, Penyelenggara berkoordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota atau KKP.
Pasal 8
(1) Dalam penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, dapat bekerja sama dengan atau
menggunakan jasa pihak lain yang bergerak di bidang
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
(2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan paling sedikit meliputi:
a. berbentuk badan usaha;
b. memiliki izin penyelenggaraan Pengendalian Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini; dan
c. terdaftar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 sampai dengan Pasal 8 tercantum dalam Lampiran
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-9-
BAB IV
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 10
Dalam penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit, Pemerintah Pusat bertanggung jawab:
a. menetapkan kebijakan terkait Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit;
b. melakukan pengamatan dan penyelidikan Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit dalam rangka konfirmasi:
1. status kevektoran;
2. Bioekologi;
3. genetika;
4. efikasi pestisida; dan
5. kerentanan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit;
c. mengembangkan teknologi Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit;
d. mengembangkan metode Pengendalian terpadu terhadap
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit;
e. melakukan Manajemen Resistensi skala nasional; dan
f. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit.
Pasal 11
Dalam penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit, Pemerintah Daerah provinsi bertanggung
jawab:
a. menyusun kebijakan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit berdasarkan kebijakan nasional;
b. melakukan pengamatan dan penyelidikan skala provinsi
dalam rangka konfirmasi Bioekologi dan kerentanan
Vektor;
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -10-
Pasal 12
Dalam penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit, Pemerintah Daerah kabupaten/kota
bertanggung jawab:
a. menyusun kebijakan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit berdasarkan kebijakan nasional dan
provinsi;
b. melakukan pengamatan dan penyelidikan Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit skala kabupaten/kota dalam
rangka konfirmasi Bioekologi dan kerentanan Vektor;
c. melakukan pengembangan metode Pengendalian terpadu
terhadap Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai
dengan kondisi lokal;
d. melakukan Manajemen Resistensi skala kabupaten/kota;
dan
e. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit.
BAB V
SUMBER DAYA
Bagian Kesatu
Sumber Daya Manusia
Pasal 13
(1) Dalam Penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit dibutuhkan sumber daya
manusia berupa tenaga entomolog kesehatan dan/atau
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-11-
Pasal 14
(1) Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
dapat mendayagunakan kader kesehatan terlatih atau
penghuni/anggota keluarga untuk lingkungan rumah
tangga.
(2) Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
oleh kader kesehatan terlatih atau penghuni/anggota
keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengamatan Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit;
b. pengamatan habitat perkembangbiakan;
c. pengamatan lingkungan;
d. larvasidasi;
e. pengendalian dengan metode fisik;
f. pengendalian dengan metode biologi dan kimia
secara terbatas; dan
g. sanitasi lingkungan.
(3) Kader kesehatan terlatih atau penghuni/anggota
keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan anggota masyarakat yang mendapatkan
pelatihan di bidang Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota atau KKP.
Bagian Kedua
Bahan dan Peralatan
Pasal 15
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -12-
Pasal 16
(1) Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di
lingkungan rumah tangga hanya dapat menggunakan
produk pestisida rumah tangga yang telah memiliki izin
edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-13-
Bagian Ketiga
Teknologi
Pasal 17
(1) Dalam penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit, Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Penyelenggara dapat
memanfaatkan teknologi tepat guna.
(2) Teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus:
a. didukung dengan penelitian, pengembangan dan
penapisan teknologi;
b. didukung dengan pengujian laboratorium; dan
c. tidak menimbulkan gangguan dan/atau dampak
kesehatan dan lingkungan.
(3) Penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diarahkan
untuk:
a. mencegah dan/atau mengurangi dampak negatif
dan risiko terhadap lingkungan serta kesehatan;
b. meningkatkan efektifitas dan efisiensi Pengendalian
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit; dan
c. peningkatan dan pengembangan peluang kerja di
masyarakat.
(4) Pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b diarahkan untuk pengembangan metode
dan analisis.
(5) Laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
memiliki kemampuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -14-
Bagian Keempat
Pendanaan
Pasal 18
(1) Pendanaan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dibebankan pada anggaran belanja
dan pendapatan negara, anggaran belanja dan
pendapatan daerah, dan/atau sumber lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pendanaan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit yang dilaksanakan oleh Penyelenggara
dibebankan pada Penyelenggara yang bersangkutan.
BAB VI
PERIZINAN
Pasal 19
(1) Pihak lain yang menyelenggarakan Pengendalian Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 harus memiliki izin dari Pemerintah
Daerah kabupaten/kota atas rekomendasi dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota setempat.
(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pihak lain yang menyelenggarakan Pengendalian
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit harus memenuhi
persyaratan:
a. memiliki surat izin usaha dan surat izin tempat
usaha;
b. memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP); dan
c. memiliki tenaga serta persediaan bahan dan
peralatan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama
3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-15-
BAB VII
JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN
Pasal 20
(1) Dalam rangka penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit, Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
membangun dan mengembangkan jejaring kerja dan
kemitraan.
(2) Jejaring kerja dan kemitraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk:
a. evaluasi efektifitas Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit;
b. peningkatan kapasitas pelaksanaan pengamatan
dan penyelidikan dalam Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit;
c. pembinaan teknis penerapan teknologi Pengendalian
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di suatu
daerah, antardaerah, dan di pintu masuk negara;
d. diseminasi informasi mengenai surveilans dan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit dalam rangka pengawasan dan pembinaan
terpadu antarinstansi Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, organisasi profesi, lembaga
internasional, asosiasi dan lembaga swadaya
masyarakat, serta lembaga pendidikan;
e. peningkatan kemampuan sumber daya, kajian,
penelitian, dan kerja sama antardaerah, termasuk
dengan luar negeri maupun pihak ketiga; dan
f. peningkatan kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan
dalam Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit.
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -16-
Pasal 21
(1) Masyarakat dapat berperan aktif dalam penyelenggaraan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
untuk mencegah dan/atau mengurangi potensi risiko
penyakit tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan melalui:
a. pemanfaatan sumber daya dan kearifan lokal;
b. kegiatan rutin dan berkala dalam edukasi,
pemantauan, serta Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit; dan
c. sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan
dengan penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit.
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit dan penyelenggaraan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat melibatkan masyarakat.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. bimbingan teknis;
c. pelatihan; dan
d. pemantauan dan evaluasi.
Pasal 23
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-17-
Pasal 24
Selain pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya juga melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap penyelenggara dan/atau pihak lain yang
menyelenggarakan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit.
Pasal 25
(1) Dalam rangka memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -18-
Pasal 26
(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri
dapat membentuk komite ahli di tingkat nasional.
(2) Komite ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk memberikan pertimbangan, asistensi,
dan rekomendasi terhadap kebijaksanaan teknis dan
operasional penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Setiap Penyelenggara harus menyesuaikan dengan ketentuan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini paling
lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-19-
Pasal 28
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 November 2017
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 November 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -20-
LAMPIRAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
SERTA PENGENDALIANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-21-
B. Tujuan
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -22-
C. Sasaran
1. Pengelola program pengendalian penyakit tular Vektor dan zoonotik
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. Penyelenggara lingkungan yang merupakan badan usaha, usaha
perorangan, kelompok masyarakat, atau institusi yang mengelola,
menyelenggarakan, dan/atau bertanggung jawab terhadap
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat
dan fasilitas umum.
3. Tenaga kesehatan.
4. Masyarakat.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-23-
BAB II
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang diatur dalam peraturan ini
adalah nyamuk Anopheles sp., nyamuk Aedes, nyamuk Culex sp., nyamuk
Mansonia sp., kecoa, lalat, pinjal, tikus, dan keong Oncomelania hupensis
lindoensis.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -24-
Nilai Baku
No Vektor Parameter Satuan Ukur
Mutu
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-25-
Nilai Baku
No Vektor Parameter Satuan Ukur
Mutu
Keterangan:
1. Man Biting Rate (MBR)
Man Biting Rate (MBR) adalah angka gigitan nyamuk per orang per
malam, dihitung dengan cara jumlah nyamuk (spesies tertentu) yang
tertangkap dalam satu malam (12 jam) dibagi dengan jumlah
penangkap (kolektor) dikali dengan waktu (jam) penangkapan.
MBR =
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -26-
Diketahui:
Jumlah nyamuk Anopheles sundaicus yang didapatkan sebanyak
10
Jumlah penangkap sebanyak 5 orang
Waktu penangkapan dalam satu jam selama 40 menit, sehingga
dalam satu malam (12 jam) sebanyak 8 jam (8/12).
2. Indeks Habitat
Indeks Habitat =
Diketahui:
Jumlah seluruh habitat diamati 30 buah
Jumlah habitat positif larva Anopheles spp. 5 buah
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-27-
Diketahui:
Jumlah seluruh habitat diamati sebanyak 30 buah
Jumlah habitat positif larva Culex spp. sebanyak 6 buah
3. Angka Istirahat
RR =
Diketahui:
Jumlah nyamuk Aedes yang didapatkan sebanyak 5
Jumlah penangkap sebanyak 5 orang
Lama penangkapan 12 jam
Waktu penangkapan dalam satu jam selama 40 menit (40/60).
RR = 24
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -28-
ABJ =
Diketahui:
Jumlah seluruh rumah yang diperiksa 100 rumah.
Jumlah rumah yang potifif jentik 6 Aedes spp., artinya yang negatif
jentik 94 rumah.
ABJ =
Man Hour Density (MHD) adalah angka nyamuk yang hinggap per
orang per jam, dihitung dengan cara jumlah nyamuk (spesies
tertentu) yang tertangkap dalam enam jam dibagi dengan jumlah
penangkap (kolektor) dikali dengan lama penangkapan (jam) dikali
dengan waktu penangkapan (menit).
MHD =
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-29-
Diketahui:
Jumlah nyamuk Culex spp. yang didapatkan sebanyak 10
Jumlah penangkap sebanyak 5 orang
Lama penangkapan 6 jam
Waktu penangkapan dalam satu jam selama 40 menit (40/60).
Diketahui:
Jumlah nyamuk Mansonia spp. yang didapatkan sebanyak 8
Jumlah penangkap sebanyak 5 orang
Lama penangkapan 6 jam
6. Indeks Pinjal
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -30-
Diketahui:
Jumlah pinjal Xenopsylla cheopis yang didapatkan sebanyak 40
pinjal
Jumlah tikus yang diperiksa sebanyak 50 ekor
Diketahui:
Jumlah seluruh pinjal yang didapatkan sebanyak 70 pinjal
Jumlah tikus yang diperiksa sebanyak 50 ekor
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-31-
Diketahui:
Jumlah kecoa yang didapat sebanyak 6 ekor.
Jumlah perangkap sebanyak 4 buah.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -32-
Binatang
Nilai Baku
No Pembawa Parameter Satuan Ukur
Mutu
Penyakit
1 Tikus Success trap Persentase tikus <1
yang tertangkap
oleh perangkap
Keterangan:
1. Success Trap
Success trap =
Diketahui:
Jumlah tikus yang didapatkan 5 ekor.
Jumlah perangkap yang selama 10 hari sebanyak 50 buah.
Succes trap =
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-33-
Indeks habitat =
Diketahui:
Jumlah keong Oncomelania hupensis lindoensis (keong penular
Schistosomiasis/demam keong) yang didapatkan 15 ekor.
Luas habitat 1.000 meter persegi.
Indeks habitat =
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -34-
BAB III
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-35-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -36-
b) Lalat
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-37-
c) Kecoa
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -38-
d) Pinjal
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-39-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -40-
b) Nyamuk
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-41-
c) Lalat
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -42-
d) Kecoa
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-43-
e) Pinjal
f) Tikus
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -44-
3) Perilaku
Identifikasi perilaku Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit meliputi perilaku menghisap darah/mencari
makan dan perilaku istirahat. Perilaku menghisap darah
dikelompokkan menjadi menghisap darah manusia
(antrophofilik), menghisap darah hewan (zoofilik), serta
menghisap darah manusia dan hewan (antrophozoofilik).
Perilaku istirahat dikelompokkan menjadi istirahat di dalam
rumah (endofilik) dan istirahat di luar rumah (eksofilik).
Tempat yang disukai lalat rumah untuk meletakkan
telur adalah manur, feses, sampah organik yang membusuk
dan lembab. Adapun lalat hijau berkembang biak di bahan
yang cair atau semi cair yang berasal dari hewan, daging,
ikan, bangkai, sampah hewan, dan tanah yang
mengandung kotoran hewan. Lalat hijau juga meletakkan
telur di luka hewan dan manusia.
Kecoa/lipas berkembang baik pada lingkungan yang
terlindung dan banyak bahan makanan, misal dapur. Kecoa
biasanya pindah (dalam bentuk telur atau dewasa) melalui
kardus, tas/koper, furniture, bus, kereta api, kapal laut dan
pesawat. Kecoa bersifat omnivor yaitu pemakan segala.
Kecoa termasuk serangga nokturnal (aktif malam hari),
akan berkeliaran siang hari bila merasa terganggu atau
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-45-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -46-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-47-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -48-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-49-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -50-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-51-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -52-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-53-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -54-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-55-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -56-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-57-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -58-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-59-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -60-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-61-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -62-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-63-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -64-
BAB IV
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-65-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -66-
darat negara dilakukan oleh petugas KKP secara rutin minimal satu
tahun sekali, hasilnya dilaporkan ke direktorat jenderal di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, dengan
tembusan ke dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan regulator
di bandar udara dan pelabuhan.
4. Dosis dan jenis pestisida
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-67-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -68-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-69-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -70-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-71-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -72-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-73-
BAB V
SUMBER DAYA
A. Tenaga
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -74-
1) Kaca Pembesar/Lup/magnifier
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-75-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -76-
8) Altimeter
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-77-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -78-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-79-
9) Repelan
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -80-
3) Mist-blower bermotor
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-81-
Pekerjaan Pestisida 1 2 3 4 5 6 7 8
1.a + + + + + + +*
Pengamanan 1.b + + + + + + +*
Pestisida II + + + + + + +*
III _ + + + + + + +*
Penyemprotan II _ + + + _ _ _ +
di dalam III _ + + + _ _ _ +
gedung **
1.a + + + + _ + +*
Penyemprotan 1.b + + + + + _ + +*
di luar gedung II _ + + + _ _ _ +
III _ + + + _ _ _ _
Keterangan:
1 Sepatu boot, 2 Sepatu kanvas, 3 Baju terusan lengan panjang
dan celana panjang (coverall), 4 Topi, 5 Sarung tangan, 6
Apron/celemek, 7 pelindung muka, dan 8 Masker.
+ = harus digunakan, - = tidak perlu, * = bila tidak
menggunakan pelindung muka, ** : bila tidak memakai sepatu
boot.
www.peraturan.go.id
2017, No.1592 -82-
www.peraturan.go.id
2017, No.1592
-83-
BAB VI
PENUTUP
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
www.peraturan.go.id