Anda di halaman 1dari 14

I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
MALE GENITAL TUMOR

Bidang genitalia eksterna ada 3


 TESTICULAR CANCER
 PENILE CANCER
 PROSTATE CANCER
Urooncology itu membawahi tumor di daerah tractus urinarius (upper (ex : renal, ureter cancer) dan
lower (ex : bladder cancer dan urethral cancer) dan genitalia eksterna laki-laki (prostat, penis, testis)

1. TESTICLE TUMORs
 2 % of all male malignant tumors : Insiden ini relatif jarang jika dibandingkan dengan seluruh
cancer pada genitalia laki-laki itu hanya 2 %.
 90% : germ cells tumors
 1% - 2% bilateral
 Age - 3 peaks : 2 – 4 yrs, 20 – 40 yrs, above 60 yrs. kalau di klinik khasnya itu insiden
tertingginya iada 3 puncak di umur preschool, usia reproduktif, dan manula diatas 60 tahun.
Terbanyak adalah usia produktif (20-40 tahun). Kalau menemukan kasus ada testicle mass atau
scrotal mass pada usia reproduktif yang pertama kali harus kita pikirkan itu adalah testicular
cancer, kemudian sampai terbukti hal lain dengan menggunakan pemeriksaan penunjang
 Associated with accurate serum markers
 Most curable solid neoplasms : Kemudian ini harus digarisbawahi salah satu tumor padat yang
paling kuratif rata-rata prognosisnya membaik bila ditemukan pada stadium dini dengan
treatment yang tepat
 Last 3 decades : ↑ incidence
 ↓ mortality rate : multimodal treatment (angka mortalitasnya turun dengan adanya
multimodal treatment, treatmentnya tidak hanya single, tidak hanya satu saja artinyabisa
kombinasi
 Phsycologic & fertility for a young male (yang jadi masalah adalah karena peak incidencenya
ada pada usia reproduktif yang akan menimbulkan masalah psikologis dan fertilitynya. Kalau
ketemu pasien dengan usia reproduktif dengan belum kawin dengan testicular cancer dan harus
hidup dengan 1 testis saja maka mereka masih berpikiran kalau hanya dengan 1 testis itu
kesuburannya berkurang atau mandul, ini akan menimbulkan masalah psikologis. Kemudian
masalah fertility atau kesuburan yaitu bisa saja 1 testisnya yang tidak cancer kena penyakit lain
itu masalah fertility, belum lagi setelah diangkat 1 kemudian dilakukan radioterapi atau
kemoterapi tambahan sehingga mengakibatkan efek pada testis yang 1nya sehingga
menimbulkan kerusakan pada testis yang 1nya akibat kemo atau radiasi yang kemudian
menyebabkan gangguan sperma. Walaupun kesembuhannya 100% , ini adalah masalah,
biasanya dari awal kita sudah KIE pasiennya testisnya hilang karena tumor , 1 testisnya bisa
berdampak karena tumor atau radiasi, kita kasik pilihan sebelum dilakukan kemoradiasi nanti
spermanya diletakkan di bank sperma, sehingga saat testisnya yg 1 lagi mengalami kerusakan
akibat treatment maka masih ada cadangan di bank sperma untuk pembuahan

1
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15

2. Anatomi Testis

3. Classification
secara umum nanti kalau ada pertanyaan atau soal testicular cancer dibagi 2 yaitu primer dan
sekunder (jawaban pertama).
I. Primary Neoplasma of Testis. (asal memang dari testis), dibagi 2 : GCT dan non GCT
A. Germ Cell Tumor (90% di klinik GCT berasal dari sel-sel germinal yang sebagai cikal bakal
terbentuknya sperma)
B. Non-Germ Cell Tumor (yang bukan berasal dari sel pluripotent, sel leydig atau sel sertoli misalnya)
II. Secondary Neoplasms. (tumor dari daerah lain yang kemudian mengenai testis atau metastase ke
testis )
III. Paratesticular Tumors. Kalau paratesticular tumor ini sebenarnya sudah tidak termasuk testicular
tumor karena dia sudah tidak berada di testis, dia berada di luar testis tapi masih ada di dalam skrotum ,
bisa di jaringan lemaknya, bisa di jaringan ototnya.

3.1 Germ Cell Tumors (GCTs)


 GCTs arise from pluripotential cells
berasal dari pluripotent, salah satu sumber dari stem sel itu adalah pluripotent berasal dari sel
yang bisa bermultiplikasi atau berproliferasi menjadi sel yang lebih banyak ini cikal bakal sperma
 More than half of GCTs contain more than one cell type and are therefore known as mixed
GCTs. Umumnya germ sel tumor itu tidak sendiri, artinya dia itu campuran dari beberapa sel
tumor. Artinya bukan pure germ cell tumor tapi mixed germ cell tumor
 GCT itu sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu seminoma dan non seminoma.
1. Seminomas (40%) :
(a) Classic Typical Seminoma
(b) Anaplastic Seminoma
(c) Spermatocytic Seminoma
2. Non seminoma :
a. Embryonal Carcinoma (20 – 25%)

2
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
b. Teratoma (Mature & Immature) (25 - 35%)
c. Choriocarcinoma (1%)
d. Yolk Sac Tumor

3.2 Non-GCTs (tidak ada pembagiannya hanya ada jenis-jenisnya saja )


 Sex cord/Gonadal stromal tumors (5-10%)
1. Specialized gonadal stromal tumor
(a) Leydig cell tumor (produksi sperma atau nutrisi untuk sperma)
(b) Sertoli cell tumor( produksi hormon )
2. Gonadoblastoma
3. Miscellaneous Neoplasms
(a) Carcinoid tumor
(b) Tumors of ovarian epithelial subtypes

3.3 Secondary Neoplasms of Testis


tumor metastase , tumor yang berada di tempat lain yang paling banyak limfoma malignant dan
leukemia. Bedanya dengan primer tumor yaitu secondary tumor sebagian besar adalah bilateral
(bilateral tumor 1-2% merupakan sekunder tumor) . bila kita menemukan bilateral scrotal mass itu
curigai sekunder tumor, bisa dia limfoma atau leukemia.
 Reticuloendothelial Neoplasms
 Limfoma mallignant
 Leukemia
 Metastase

3.4 Paratesticular Neoplasms


tumor di luar testis tapi dia masih di dalam skrotum. Jadi dia berasal dari jaringan – jaringan skrotum,
bisa dia otot, bisa lemak.
 Adenomatoid
 Cystadenoma of Epididymis
 Desmoplastic small round cell tumor
 Mesothelioma
 Melanotic neuroectodermal

4. Patients at Risk
kalau kita bicara tumor, sampai saat ini semua jenis tumor belum diketahui penyebab pastinya, jadi
etiologinya itu berhubungan dengan faktor resiko.

3
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 History of testicular carcinoma (5% to 6%) riwayat keluarga
 Extra gonadal GCT (40%) yang di luar testis , misal di paru-paru kasus jarang tpi resiko tinggi
 Cryptorchidism (30%), paling sering kasus, undensensus testis bisa dia di inguinal, bisa dia di
abdominal, jika ada pasien atau saudara UDT kalau tidak segera diketahui nanti 30% besarnya
atau bbrp tahun UDT itu akan berperan menjadi tumor. UDT sejak dini harus diketahui maka bayi
baru lahir harus semuanya diperiksa ada kelainan-kelainan bawaan tidak ? salah satunya UDT,
diraba skrotumnya ada testisnya tidak ? biasanya ada namanya refrakter testis nanti dia setelah
lahir di atas 1 tahun baru dia turun, setelah gubernaculumnya tertutup baru dia turun secara
sempurna jadi 30% kemungkinan dia berkembang menjadi testicular cancer, paling banyak
ditemui di klinik.
 Contralateral testis (5% to 6%),
 Somatosexual ambiguity (25% to 100%) : kasus jarang tpi testisnya tidak ada di intraskrotum
tapi di intraabdomen, kelihatannya tdk memiliki skrotum secara fisik tapi ternyata setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang ditemukan ada gonadalnya atau testisnya di abdomen
 Atrophic testis 30 %
 Infertility (0.4% to 1.1%)

5. Clinical features
paling sering pasien datang dengan scrotal mass atau scrotal swelling tanpa adanya rasa sakit
 Painless swelling of one testis, heavy sensation (merasa berat sebelah)
 Dull ache
 Scrotal pain (rapid growth, necrosis & hemorrhage)
 Present with metastasis (10%)
- Neck mass/ Cough/ Anorexia/ Vomiting/ LBP
- Lower limb swelling
 Gynecomastia : 5%
 Rarely – Infertility
Keluhan lain kalau sudah stadium lanjut apabila sudah ada metastase, timbul nyeri bila sudah
ada nekrosis atau pendarahan , sudah ada keluhan kemungkinan besar cancernya sudah stadium
lanjut jadi pemeriksaan fisik

6. Physical Examination
 Examine contralateral normal testis
Do not trans illuminate (cahayakan skrotumnya dengan senter, kalau dia hydrocele itu ada
baying-bayang cairan, kalau dia masa tumor berupa solid mass itu dia tidak akan ada transilluminasi)
 Firm to hard fixed area within tunica albugenia is suspicious
 Seminoma expand within the testis as a painless, rubbery enlargement.
 Embryonal carcinoma or teratocarcinoma may produce an irregular, rather than discrete mass.

7. Differential Diagnosis

4
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 Testicular torsion (terpelintir sifatnya akut mendadak nyeri, jarang terjadi pembesaran testis
awalnya)
 Epididymitis, or epididymo-orchitis (ada tanda-tanda peradangan local seperti merah
(redness), nyeri, gejala-gejala ISK)
 Hydrocele (kalau hydrocele dia ada transiluminasi (paling sering serta infeksi, jadi kalau kita
menemukan pasien dengan scrotal mass pembesaran skrotum harus dicurigai pertama kali
adalah testicular cancer sampai dibuktikan dia bukan testicular cancer dengan cara anamnesis
nyeri tidak ? pemeriksaan fisik ada transiluminasi atau tidak ? kemudian kalau masih ragu bisaa
lakukan pemeriksaan penunjang yang paling sederhana itu USG atau yang paling canggih adalah
CT-scan.
 Hernia (testicular mass hilang timbul, pada waktu tidur dia menghilang, aktivitas timbul lagi)
 Hematoma,
 Spermatocele (umumnya di luar testis, testisnya normal)
 Syphilitic gumma .

8. Lymphatic drainage
sering kali pasien datang dengan benjolan di perut, klinisnya itu bukan scrotal mass , abdominal mass .
Pembesaran lymph node, tapi setelah diperiksa dianamnesis ternyata ada satu buah pelirnya yang tidak
turun nah kira – kira apa yang terjadi ? artinya pasien mengalami UDT, testisnya intraabdomen kemudian
testis yang intraabdomen ini berkembang menjadi tumor membesar, oleh karena itu bila ada pasien UDT
maka testisnya harus segera diturunkan, tapi sebagai catatan testis yang diturunkan itu tidak mengurangi
resiko tumor, tetap resikonya 30% , pertanyaannya kalo memang resikonya sekian kenapa diturunkan ?
knp gk langsung aja diambil sewaktu blm berkembang menjadi tumor ? diturunkan testisnya dengan
resiko 30% itu maksudnya kan 30% bukan 100% jadi siapa tau dia tidak berkembang menjadi tumor, nah
atau jika dia berkembang menjadi tumor setelah kita turunkan, gampang kita mendiagnose, ternyata lg 5
tahun kelihatan testisnya membesar. Tapi jika dia tidak diturunkan dan testisnya intraabdonmen mulai
membesar dia tidak akan terlihat, tapi bila dia mulai advance pada stadium lanjut baru dia kelihatan
membesar
 Right testis drainage to the interaortocaval region.
 Left testis drainage to the para-aortic region bounded by the left ureter, the left renal vein, the
aorta, and of the inferior mesenteric artery.
 Testicular cancer spreads in a predictable and stepwise fashion, except choriocarcinoma.
 Cross over from right to left is possible.
Jadi pembesaran abdominal bisa terjadi karena ada pembesaran drainage dari pada testis di sekitar vena
cava dan aorta.

9. Diagnostic Tools
 Imaging :
5
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 Ultrasound, CT Scan, MRI, chest X ray
 Tumor Markers : penanda tumor itu jika level atau nilainya , tumor markers harus diperiksa
sebelum melakukan pemeriksaan histopatologi dengan mengangkat tumornya. Untuk melihat
tipe tumor dan evaluasi setelah terapi lihat nilainya turun rendah atau tidak
 Beta-hCG (expression of trophoblasts)
 AFP (produced by yolk sac cells)
 LDH (marker of tissue destruction)
 Histology by radical inguinal orchidectomy

9.1 AFP (Alfa-fetoprotein)


Normal Value : below 16 ngm / ml
Half life : 5 and 7 days
Raised AFP : biasanya naik pada beberapa non seminoma dan seminoma
 Pure embryonal carcinoma
 Teratocarcinoma
 Yolk sac Tumor
 Combined tumors,
 AFP (-) in pure choriocarcinoma & seminoma

9.2 HCG (Human Chorionic Gonadotropin)


Normal value : < 1 ng / ml
Half life of HCG : 24 to 36 hours
Raised HCG : dengan melihat AFP dan Beta HCG kita bisa menentukan jenis tumornya apa nnti bisa
dipastikan histopatologinya
 100 % - Choriocarcinoma
 60% - Embryonal carcinoma
 55% - Teratocarcinoma
 25% - Yolk Cell Tumour
 7% - Seminomas

10. Tumor Staging ~ TNM


 Primary Tumor (T)pTX - Primary tumor cannot be assessed
 pT0 - No evidence of primary tumor
 pTis - Intratubular germ cell neoplastic
 pT1 - Tumor limited to the testis and epididymis and no vascular/lymphatic invasion
 pT2 - Tumor limited to the testis and epididymis with vascular/lymphatic invasion or tumor
extending through the tunica albuginea with involvement of tunica vaginalis
 pT3 - Tumor invades the spermatic cord with or without vascular/lymphatic invasion
 pT4 - Tumor invades the scrotum with or without vascular/lymphatic invasion

Regional Lymph Nodes (kalau testicular cancer lymph nodes itu di para aorta dan di sekitar vena cava
dan aorta
 Clinical NX - cannot be assessed

6
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 N0 - No regional lymph node metastasis
 N1 - Lymph node mass 2 cm or less in greatest dimension or multiple lymph node masses, none
more than 2 cm in greatest dimension
 N2 - Lymph node mass, more than 2 cm but not more than 5 cm in greatest dimension, or
multiple lymph node masses, any one mass greater than 2 cm but not more than 5 cm in
greatest dimension
 N3 - Lymph node mass more than 5 cm in greatest dimension

Distant metastasis (metastase jauh itu bisa di hepar, paru, tulang)


 M0 - No evidence of distant metastases
 M1 - Nonregional nodal or pulmonary metastases
 M2 - Nonpulmonary visceral masses

11. Principles of Treatment


 Multimodality treatment of malignancies : tidak hanya 1 jenis terapi
 Radical Inguinal Orchidectomy (mengangkat testicular massnya sampai dengan
funiculus spermaticus – gatau tulisannya gmn)
 Chemotherapy (Cisplatin-based) - BEP
 Radiotherapy (kemo dan radio ini terapi kombinasi bisa diberikan setelah operasi atau
adjuvant kemoterapi atau adjuvant radioterapi. Diberikan kalau misalnya pada waktu
kita mengangkat tumornya titer proteinnya khas stadium 3 atau 4 kita berikan adjuvant
kemo. Kalau kita berikan sebelum kemoterapi itu namanya neoadjuvant, itu sebelum
pembedahan dgn tujuan mengecilkan tumor. Ini biasanya tumor-tumor yang lengket ke
kulit dan lengket ke sekitarnya kita tidak mampu angkat, maka kita kecilkan dulu, kita
ciutkan dulu bisa dengan radioterapi bisa dengan kemoterapi. Ini berlaku untuk semua
jenis tumor entah itu solid tumor. Neoadjuvant-pembedahan-adjuvant – ini
kombinasinya)
 Surveillance (pemantauan / observasi, jadi setelah dilakukan pembedahan, kemo, atau
radiasi lalu bebas tumor baru kita lakukan surveillance biasanya semua solid tumor itu 5
tahun. Tahun pertama di setiap 3 bulan pasien dicek klinisnya, tumor markernya ada
nggak, lalu apakah ada kemungkinan dia kambuh )
 RPLND (retro peritoneal lymph node dissection) : kalau ada pembesaran kelenjar getah
bening paraaorta nnti kita diseksi kita angkat, kita kerjakan sewaktu kita mengerjakan
orchidectomy

1. PENILE TUMORs
 Uncommon in USA, Europe
 Asia, Africa, BALI, incidence > 19/10.000 (lebih jarang lagi, di Asia yang paling tinggi, di
Indonesia insiden kanker penis paling banyak di Bali dan di Solo)
7
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 Regional metastase : mostly lymphatic (stepwise fashion)
 Distant spreading is very rare
 Predisposition :
 Phimosis (paling sering, knp bali paling sering ? karena salah satu predisposisi atau risk
factornya phimosis, tapi tidak semua yang unsirkumsisi itu beresiko, unsirkumsisi yang
phimosis yang tdk bisa diretraksi yang tidak bisa dibersihkan karena preputium dan
glandnya itu menyatu lengket, perlengketan ini yang kemudian menimbulkan retensi
smegma namanya. Kalau pada bayi sering timbul retensi smegma, bila diretraksi ada
benjolan-benjolan putih di preputiumnya itu smegma, dan bila preputiumnya
mengalami smegma dan tidak dibersihkan maka ini akan menimbulkan infeksi dari
Human Papiloma Virus atau kronik iritasi. HPV dan kronik iritasi ini beresiko
menimbulkan dysplasia , metaplasia sel. Yang terbanyak terjadi adalah squamous cell
carcinoma.
 Balanoposthitis (BXO)
 Chronic irritation
 Smegma and HPV (type 16 & 18)
 Microscopically : Squamous Cell Ca (>95%)

2. Classification
 BENIGN TUMOR
 PREMALIGNANT LESSION : lesi premalignant ini harus diketahui, jadi sebelum dia terjadi cancer
ada namanya faktor predisposisi (belum ada lesi, seperti yang tadi itu phimosis blm ada lesi tp
dia beresiko menjadi premalignant kemudian malignant) . Kalau lesi premalignant ini di penisnya
atau di glandnya itu sudah ada lesi, kalau di PA dia belum ganas, tapi kalau dia dibiarkan dia bisa
jadi lesi malignant. Macam-macam lesi premalignant
 Leukoplakia
 Erythroplasia queyrat
 Bowen’s disease
 BXO (balanitis xerotica obliterans. Awalnya dia phimosis kemudian berkembang
menjadi BXO kemudian dia malignant dan berkembang menjadi squamous cell
carcinoma)
 Giant Condyloma Aquminata (basaloid and verrucous varieties)
 MALIGNANT

3. Condyloma Acuminata
 Most common STD
 A warty lesion on the penis or scrotum
 The cause  HPV infection, in 5% of adults aged 20-40 years
 Specific types of HPV ~ anogenital SCC, particularly cervical carcinoma, anal and penile
carcinoma.
 Located anywhere on the scrotum, penis, perineal and anal.
 Asymptomatic, skin-colored-to-brown, sessile, cauliflower like lesions and can measure 1 mm
to a few centimeters in size.

8
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
Condyloma Acuminata bisa di perianal, bisa di preputium, kalau diPA dia blm ganas tapi kalau dibiarkan
di bisa jadi ganas. Biasanya sering dtg ke kulit dan kelamin dulu

4. Balanitis Xerotica Obliterans


 Lichen sclerosus et atrophicus of the penis
 Dermatological condition at male genitalia
 BXO is a common cause of phimosis (40%)
 BXO was found in 19% of circumcisions for diseases of the prepuce and penis.
 BXO in 60% of patients with acquired phimosis and 30% of patients with congenital phimosis.

BXO . dibawah contoh gambar phimosis yang dia tidak bisa diretraksi kulit preputiumnya karena
menempel dengan gland penisnya. Gland uretra externusnya putih , dia preputium tidak bisa ditarik ke
belakang yang kemudian menjadi metaplasia dan dysplasia. Ini BXO

5. Erythroplasia of Queyrat
 Solitary or multiple, minimally raised, erythematous papules and plaques on the glans penis
and/or adjacent mucosal epithelium (lesi yang kemerehan ada yang berupa plak halus ada yang
berwarna putih ). Khas batas lesi tegas kemerahan bila tidak care jarang ada yang berobat
bersungguh-sungguh. Sering dicurigai sebagai transsexual transmitted disease, kalau leukoplakia
berwana putih berbatas tegas)
9
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 The plaques may be smooth, velvety, scaly, crusty, or verrucous.
 The classic lesion is described as a nontender, sharply demarcated, bright-red, glistening plaque
on the glans penis of a middle-aged to elderly uncircumcised man.
 Ulceration or distinct papillomatous papules within a plaque may indicate progression to
invasive squamous cell carcinoma

6. Leukoplakia
 Rare, 50-70 yo
 Keratosis (acanthosis), firmly attached white patches on the mucous membranes
 Associated: in situ SCC and verrucous cancer of the penis
 Risk factors
 HPV infection, DM
 Phimosis, poor genital hygiene
 Chronic irritation, inflammation and infection

7. SQUAMOUS CELL CARCINOMA kasus terbanyak


 Most common malignant penile tumor (>95%)
 Rare <40 years, the age 20-90 years.
 Elderly uncircumcised and are poor hygiene.
 HPV infection is associated with 15-71%
 Risk factors: smegma retention, chronic balanitis, ultraviolet light exposure, chemical carcinogen
exposure, cigarette smoking, HIV infection, and immunosuppression.

8. Clinical Manifestation
 Most lesions present on the glans, followed by the prepuce, coronal sulcus, and shaft.
10
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
 Present as an ulcerated mass and exhibit either a flat or an exophytic, papillary clinical growth
pattern.
 Lymphadenopathy in 28-64% of cases
 Biopsy is necessary for a definitive diagnosis
 The TNM system

9. Treatment
 TREATMENT PRIMARY LESSION
 Laser, Cryo therapy
 5 Fluorouracil (5 FU) Cream
 Radiotherapy
 Amputation (partial, total penectomy)
 TREATMENT LYMPH NODE
 Controversy
 Surveillance, Antibiotic, Ingiunal dissection (ILND)
 TREATMENT DISTANT METASTASE
 Chemotherapy (cisplatin-based)
 Poor Response (single or combination)

Ini treatmentnya kalau yang sudah advance tadi treatmentnya seperti ini, kalau untuk tumor
primernya parsial atau total penectomy. Kalau yang parsial itu dipotong setengah disisakan
kurang lebih 4 cm penisnya, 4 cm penis ini diharapkan dia bisa kencing berdiri atau bisa
melakukan penetrasi untuk berhubungan seksual. Kalau dia total penectomy dipotong total
nanti dia kencingnya duduk seperti cewek karena dia nanti saluran kencingnya ada di antara
skrotum dan anus dibuatkan saluran kencing. (gambar di bawah)

Kalau yang lesinya tipis seperti erythroplasia equyrat tadi treatmentnya bisa dengan laser
atau diberi krim kemoterapi, klau diberi krim ini harus surveillance sampai 5 tahun penting
untuk melihat apakah dia muncul lagi atau tidak. Kalau dia ada pembesaran lymph node
inguinalnya teraba maka dilakukan diseksi

Dari condyloma acuminate yang bentuknya seperti bunga


kembang kol indah semampai tadi itu erythoplasia
equeyrat yang merah tadi itu akan berkembang sperti ini
Lesi malignant rapuh , ini dilakukan penectomy total lalu
dijahit
Kalau yang lebih terlambat lagi datang seperti ini, ini
tumor primer lalu ini N lymph nodenya, kalau testis tadi
Nnya di paraaorta kalau penis di inguinal
Kalau lymph node pada paratesticular cancer itu terjadi
pembesaran tidak akan terlihat secara pemeriksaan fisik 11
maka harus di CT scan agar terlihat
Kalau lymph node di penile cancer itu akan teraba di
daerah inguinal
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15

10. Outcome
 Locally advanced, aggressive disease.
 The prognosis correlates : tumor extent invasion (yang menentukan prognosis itu adalah lymp
node statusnya, artinya semakin eksten, semakin luas inguinal lymph nodenya terkena maka
prognostiknya semakin jelek. N semakin tinggi semakin rendah harapan hidup.
 lymph nodes status. (+)  5ysr < 5% (hidup 5 tahunnya kurang dari 5 persen)
 histologic type (well diff to undiff)
 basaloid & sarcomatoid subtypes: worse
 the 5-year survival rate is 93% for stage I, 55% for stage II, and 30% for stage III disesase.

1. PROSTATE CANCER
 No 1 in American Men + 200.000 cases/ yr 30.000-40.000 deaths due to Ca P
Most prevalence malignancy in men (tumor organ genitalia paling sering itu adalah prostat cancer.
Antara bladder dan prostat cancer itu insidennya hamper sama )
 Coley & colleagues : CaP is age dependent
50-59 yo: 15% 60-69 yo: 22%
70-79 yo: 39% 80 yo :60-70%

12
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15
2. Risk Factors
khusus untuk prostat cancer dia belum jelas risk factornya , kalau dia UDT itu yang paling jelas. Dia tidak
single risk factor. Misalnya dia diet tinggi lemak lalu BPH, sexual activity itu angkanya belum pasti , masih
bervariasi. Yang pasti itu adalah family history jadi kalau ada keluarga , ayah , kakek yang meninggal
karena prostat cancer jadi keturunan yang laki-laki wajib screening pemeriksaan tumor marker

Race & nationality


Dietary Fat
Vitamins
Hormone Status
Vasectomy
Occupation / life style
BPH
Sexual activity and Marital status
Viral factor
Family History
Paparan Kimia (Cadmium)

3. Symptom And Sign (gejalanya hampir sama dengan BPH )


SYMPTOMS : LUTS & Metastase
SIGN :
 Metastase
 DRE
 Solid, nodule, asymetri,
 Mobility  fixed,
 Direct invasion to rectum & seminal ves
Kalau BPH pembesarannya ada di dalam dia yakni di zona interstitial. Kalau prostat cancer itu tumbuhnya
di perifer sehingga kalau dia stadium dini sama sekali dia tidak ada gejala karena dia prostatnya tidak
membesar, lain dengan BPH yg prostatnya membesar di zona transitional di tengah ini sehingga dia
menekan uretra dan jelas menimbulkan keluhan. Kalau dia prostat cancer jarang menimbulkan keluhan
pada stadium dini karena apa? karena munculnya pertama kali di zona perifer. Stadium 2 pun masih
belum menekan uretra sehingga keluhannya pun sangat jarang biasanya kalau sudah st 3 atau 4 yang
menekan uretra baru dia menimbulkan keluhan.

4. STAGING

13
I Putu Satrya Indrawangsa

ACX’ 15

5. Radiology
 Chest X Ray PA / Lateral
 IVP
 TAUS
 TRUS (Trans-Rectal Ultrasonography)
 Bone scanning
 CT scanning
 MRI
6. Laboratorium
 Tumor Marker
 PSA (diperiksa di dalam darah)
 PCA (khususnya PCA 3 diperiksa di dalam urine)
 Kalau PSA sangat bergantung atau meningkat tidak hanya pada prostat cancer tapi pada
pembesaran prostat yang jinak , pada infeksi prostatitis dia juga meningkat. Nilainya
setelah LT atau setelah instrumentasi pasang kateter juga naik nilainya, jadi tidak spesifik
dia. Dia lebih spesifik disebut organ marker karena setiap penyakit yang mengenai
prostat dia pasti naik PSAnya. Kalau pada cancer naiknya memang tinggi dia. PCA pada
urine lebih spesifik hanya jarang ada lab yang mampu melakukan ini.
 Renal Function Test
 Disease complication
 Treatment preferred

9. Curative : Maka ada kuratif atau pengobatan dapat dilakukan pada stadium 1 2 , bisa
prostatectomy diangkat prostatnya atau dengan external beam radiation therapy
 Radical prostatectomy
 EBRT (radiasi external

10. Paliative : tidak menyembuhkan tapi meningkatkan kualitas hidup , tumor prostatnya sebenarnya
masih ada di dalam tetapi diberikan terapi agar tumor prostatnya tidak berkembang dengan cepat :
 EBRT
 Bracytherapy
 Hormonal therapy
 Close monitoring/Survellance
 Chemotherapy

14

Anda mungkin juga menyukai