Anda di halaman 1dari 32

METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH TERAPI PENDENGARAN MUROTTAL (SURAT AR-


RAHMAN) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA
REMAJA DI SMK KESEHATAN SURABAYA

KHOIRUN NABILA
NIM. 1130016031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II TINJUAN TEORI .............................................................................. 4
A. Konsep Al-Qur’an ...................................................................................... 4
B. Konsep Stres ............................................................................................... 5
C. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap Stres ................................ 11
D. Konsep Remaja.......................................................................................... 12
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................ 16
A. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 16
B. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 17
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 18
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian ................................................... 18
B. Populasi Penelitian .................................................................................... 18
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan ......................................... 18
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 19
E. Kerangka Operasional Penelitian .............................................................. 20
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 21
G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan data .................................... 22
H. Pengolahan dan Analisa Data .................................................................... 23
I. Etika Penelitian.......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 26
Lampiran 1. Permohanan Menjadi Responden
Lampiran 2. Pertujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Kuesioner Pengukuran Tingkat Stres

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa,
pada periode ini terjadi berbagai perubahan, baik secara hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial (Batubara, 2010 dalam Pratami, 2017). Remaja
dengan masa perkembangannya mengalami ke khawatiran terhadap
perubahan tubuhnya dalam pencarian jati diri, hal ini dapat menimbulkan
stres pada remaja (Nasution, 2008 dalam Pratami, 2017). Stres dapat terjadi
dimanapun dan kapanpun saja. Stres dapat menyerang semua usia dan stres
tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja tapi bisa dialami oleh remaja
yang banyak berhadapan dengan tuntutan-tuntutan lingkungan, namun
kenyataannya masih banyak remaja yang mengalami stres. Penanganan stres
yang dialami oleh remaja sering dilakukan dengan terapi distrkasi
pendengaran, hal ini membuat remaja semakin stres jika distraksi diberikan
tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut Riskesdes 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan
untuk usia 15 tahun keatas (remaja) mencapai sekitar 14 juta orang atau 6%
dari jumlah penduduk Indonesia. Di Jawa Timur prevalensi penduduk yang
mengalami stres mencapai sekitar 6,5%. Menurut Psikolog dari Himpunan
Psikolog Indonesia (Himpsi) 2017 mengungkapkan suatu studi di Kota
Surabaya menunjukkan 68% orang yang depresi.
Beberapa peristiwa selama hidup semua orang hampir mengalami stres.
Semua itu diacu sebagai peristiwa-peristiwa kehidupan, harus mampu
beradaptasi atau menyesuaikan hidup untuk mengatasinya. Peristiwa-
peristiwa kehidupan tersebut harus dihadapi, misalnya sakit, kehilangan
seseorang, masalah dalam keluarga, pindah rumah dan mau menjalankan
Ujian Nasional (Dwiasih, 2009). Faktor – faktor yang mempengaruhi stres
pada remaja biasanya terjadi karena adanya kekecewaan dan penderitaan,
meningkatnya konflik, pertentangan-pertentangan dan krisisnya penyesuaian,

1
impian dan khayalan yang tidak terwujud, pacaran dan percintaan
(Suryaningsih, Suci dan Nugraha, 2013). Adapun Faktor lain yang
mempengaruhi Stres perkawinan, problem orang tua, hubungan interpersonal
(antar Pribadi), Pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan, hukum,
perkembangan, penyakit fisik/cedera dan faktor Keluarga.
Stres pada remaja merupakan suatu hal yang pasti dialami tetapi dalam
tingkatan yang berbeda pada masing-masing remaja. Dampak yang timbul
akibat stres pada remaja dapat meningkatkan perilaku negatif dan
mengganggu perkembangan remaja menuju kepada kedewasaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stres yaitu
dengan cara olahraga, rekreasi dan relaksasi. Terapi relaksasi terbukti dapat
mencegah akibat stres pada diri manusia dengan menurunkan denyut jantung
dan tekanan darah, serta memberikan rasa tenang. Terapi relaksasi dalam
mengatasi stres secara islami dapat dilakukan dengan terapi musik yaitu
menggunakan terapi murottal (Pembacaan Al-Quran).
Pengaruh terapi murottal berupa adanya perubahan-perubahan arus listrik
diotot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan kadar darah
pada kulit. Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan
ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran
pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan
penurunan frekuensi detak jantung. Terapi musik dan terapi murottal ini
bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi
musik dan Al-Qur’an) maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut
neuropeptide. Molekul ini akan menyangkut kedalam reseptor-reseptor
mereka yang ada didalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa
kenikmatan atau kenyamanan (Nur, Priharyanti dan Sri, 2017).

B. Pembatasan Masalah
Faktor – faktor yang mempengaruhi penurunan stres adalah berfikir positif,
mampu untuk menyadari, menerima, menghadapi dan bertindak,
memperhatikan diri sendiri dan lingkungan sekitar, kembangkan sikap
efisien, relaksasi, visualisasi (angan-angan terarah), circuit breaker dan

2
koridor stres dan terapi murottal. Maka untuk mempermuda penelitian dalam
membahas penelitian ini, perlu kiranya peneliti membuat batasan ruang
lingkup materi terapi murottal dengan penurunan tingkat stres.

C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumusan permasalah.
Apakah ada pengaruh terapi murottal surat Ar-Rahman dengan penurunan
tingkat stres pada remaja di SMK Kesehatan Surabaya?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi murrotal surat Ar-Rahman dengan penurunan
tingkat stres pada remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi terapi murottal di SMK Kesehatan Surabaya
b. Mengidentifikasi tingkat stres pada remja di SMK Kesehatan
Surabaya
c. Mengidentifikasi pengaruh terapi murottal surat Ar-Rahman dengan
penurunan tingkat stres pada remaja di SMK Kesehatan Surabaya

E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi ilmu
keperawatan cara penurunan stres dengan terapi murottal.
2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi semua remaja
khususnya yang berpotensi mengalami stres dan ketika stres mulai
muncul bisa melakukan terapi murottal agar tidak menjadikan stres
bertambah parah.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Al-Qur’an
1. Definisi Al-Qur’an dan Murottal Al-Qur’an
a. Definisi Al-Qur’an
Arti kata Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan, sedangkan
definisi lain Al-Qur’an adalah sebuah kalam ilahi (Kurnia, 2008 dalam
Elsa, 2015).
Menurut Al Ghazali 1983 dalam A’la 2006 dalam Elsa 2015
wahyu ilahi merupakan kalam al nafs yang qadim dan intrinsik dengan
dzat-Nya, serta bebas dari huruf dan bunyi. Dengan demikian Al-
Qur’an hadir mempresentasikan wahyu untuk membimbing manusia
menuju kehidupan yang bebas dari muatan pragmatis, sempit, dan sesat
(A’la, 2006 dalam Elsa, 2015).
b. Defisini Murottal Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an adalah suatu kewajiban bagi umat muslim.
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Muzzammil
ayat 4 yang berbunyi :

“atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan
perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil : 4).
Maksud dari kata perlahan-lahan diatas mengandung makna
membaca Al-Qur’an dengan memperhatikan panjang pendeknya dan
tajwidnya, bukan dengan menyanyikan dan melagu-lagukannya, tidak
berlebih – lebihan, dan bukan berasyik – asyik dalam menyanyikan dan
melagukannya (Quthb, 2001 dalam Elsa, 2015).
Berbeda dengan metode Qiro’ah yang mengedepankan cara membaca
terlebih dahulu dari pada pengenalan huruf (Mulyono, 2011 dalam Elsa,
2015).

4
2. Manfaat Al-Qur’an Bagi Kesehatan
Al-Qur’an memiliki fungsi sebagai penyembuh atau obat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat
82 yang berbunyi :

“Dan kami turunkan dari A-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-
Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’ : 82)
Al Kaheel asal Suriah dalam makalahnya menjelaskan bahwa
solusi paling baik untuk seluruh penyakit adalah Al-Qur’an. Berdasarkan
pengalamannya, ia mengatakan bahwa pengobatan Al-Qur’an mampu
mengobati penyakit yang dialaminya yang tidak mampu diobati oleh tim
medis. Dengan mendengarkan ayat-ayat mulia dari Al-Qur’an, getaran
neuron akan kembali stabil bahkan melakukan fungsi prinsipilnya secara
baik (Yusri, 2006 dalam Nur, 2015).

B. Konsep Stres
1. Definisi Stres
Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan karena adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau diluar batas kemampuan
mereka untuk memenuhi tuntutan (Yosep I, 2009 dalam Zahroh, Khamida
dan Nanang, 2017).
Stres adalah suatu ketidakseimbanagn diri atau jiwa dan realitas
kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari atau perubahan yang
memerlukan penyesuaian (Iqbal Mubarak Wahit, Indrawati Lilis, dan
Susanto Joko, 2015 dalam Zahroh, Khamida dan Nanang, 2017).
Stres menurut Hawari, Dadang (2013) dalam Zahroh, Khamida
dan Nanang (2017) adalah reaksi atau respon terhadap stresor psikososial
yang berupa tekanan mental atau beban kehidupan. Stres secara umum

5
adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan dan ketegangan emosi.
2. Penyebab Stres Stressor Psikososial
Stressor Psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang (anak, remaja,
dewasa) sehingga seseorang harus beradaptasi atau mengulangi stressor
yang timbul. Namun, tidak semua mampu mengadakan adapatasi dan
mampu mengulanginya, sehingga timbulah keluhan-keluhan kejiwaan,
antara lain depresi. Pada umumnya jenis stressor psikososial dapat
digolongkan sebagai berikut :
Menurut Yosep dan Titin, (2016) dalam Afiatuc (2017) :
a. Perkawinan
Berbagai masalah perkawinan merupakan sumber stres yang
dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian,
kematian salah satu pasangan, ketidaksetian dan lain sebagainya.
Stressor perkawinan ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam
depresi dan kecemasan.
b. Problem orang tua
Permasalahan yang dihadapi orang tua, misalnya tidak punya
anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan tidak
baik dengan mertua, ipar, besan dan lain sebagainya. Permasalahan
tersebut diatas merupakan sumber stres yang pada gilirannya seseorang
dapat jatuh dalam depresi dan kecemasan.
c. Hubungan Intrapersonal (Antar pribadi)
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang
mengalami konflik-konflik misalnya konflik dengan kekasih, antar
atasan dan bawahan dan lain sebagainya. Konflik hubungan
interpersonal ini dapat merupakan sumber stres bagi seseorang dan
yang bersangkutan karena dapat mengalami depresi dan kecemasan.
d. Pekerjaan
Masalah pekerjaan merupakan sumber stres kedua setelah
masalah perkawinan. Banyak orang menderita depresi dan kecemasan

6
karena masalah pekerjaan misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan
tidak cocok, mutasi, jabatan, kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan
pekerjaan (PHK) dan lain sebagainya.
e. Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi
kesehatan seseorang misalnya soal perumahan, pindah tempat tinggal,
penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan (kriminalitas) dan
lain sebagainya. Rasa tercekam dan tidak merasa aman ini amat
mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup, sehingga tidak jarang
orang jatuh kedalam depresi dan kecemasan.
f. Keuangan
Masalah keuangan atau kondisi sosial ekonomi yang tidak sehat
misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang,
kebangkrutan usaha, soal warisan dan lain sebagainya. Problem
keuangan amat berpengaruh pada kesehatan jiwa seseorang dan sering
kali masalah keuangan ini merupakan faktor yang membuat seseorang
jatuh dalam depresi dan kecemasan.
g. Hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum dapat merupakan
stres misalnya tuntutan hukum, pengadilan dan penjara.
h. Perkembangan
Masalah perkembangan fisik dan mental seseorang misalnya
masa remaja, masa dewasa, menopouse, usia lanjut dan sebagainya.
Kondisi setiap perubahan fase tersebut sebagian individu dapat
menyebabkan depresi dan kecemasan.
i. Penyakit fisik atau cedera
Sumber stres yang dapat menimbulkan depresi dan kecemasan
antara lain : penyakit, kecelakaan, operasi/pembedahan, aborsi dan lain
sebagainya. Dalam hal penyakit yang banyak menimbulkan depresi dan
kecemasan adalah penyakit kronis, jantung, kanker dan sebagainya.

7
j. Faktor keluarga
Faktor stres yang dialami oleh anak dan remaja yang disebabkan
karena kondisi keluarga yang tidak baik yaitu sikap orang tua misalnya:
1) Hubungan kedua orang tua yang dingin atau penuh ketegangan acuh
tak acuh.
2) Orang tua jarang dirumah dan tidak ada waktu untuk bersama
dengan anak-anakanya.
3) Komunikasi antara orangtua dan anak tidak baik.
4) Orang tua berpisah atau bercerai.
5) Salah satu orang tua menderita gangguan jiwa atau gangguan
kepribadian
6) Orangtua dalam mendidik anak kurang sabar, pemarah, kearas dan
otoriter.
k. Lain-lain
Stressor kehidupan lainnya juga dapat menimbulkan depresi dan
kecemasan antara lain bencana alam, kebakaran, perkosaan, kehamilan
diluar nikah dan lain sebagainya.
3. Penggolongan Stres
Menurut Brench Grand (2000) dalam Afiatuc (2017), Stres
ditinjuan dari penyebabnya yang dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
a. Penyebab Makro yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan
misalnya kematian, perceraian, pensiun, luka batin dan kebangkrutan.
b. Penyebab mikro yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari misalnya
pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan dan antrian.
4. Faktor yang mempengaruhi stres
Faktor yang mempengaruhi stres menurut (Sunaryo, 2004 dalam
Afiatuc, 2017) yaitu :
a. Faktor Biologis
Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neorofsiologik dan
neurohormonal.

8
b. Faktor Psikoedukatif / Sosio Kultural
Perkembangan kepribadian, pengalaman dan kondisi lain yang
mempengaruhi.
5. Tahapan Stres
Gejala-gejala stres pada diri seseorang sering kali tidak disadari
karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Selain itu, baru
dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi
kehidupannya sehari-hari dirumah, ditempat kerja atau pun mengganggu
fungsi kehidupan dipergaulan lingkungan sosialnya. Ada enam tahapan
stres menurut Alimul Hidayat, A. A (2008) dalam Zahroh, Khamida dan
Nanang (2017) antara lain sebagai berikut
a. Tahap Pertama
Tahap ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan
biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan,
penglihatan lebih tajam dari biasanya namun tanpa disadari cadangan
energi dihabiskan dan timbul rasa gugup yang berlebihan.
b. Tahap Kedua
Pada tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang dan timbul keluhan-keluhan karena habisnya cadangan
energi. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan antara lain merasa
letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi normal, badan dan seharusnya
teras segar, mudah lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang
sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, jantung
berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang dan tidak bisa
santai.
c. Tahap Ketiga
Jika tahap stres sebelumnya tidak ditanggapi dengan memadai,
maka keluhan akan semakin nyata seperti gangguan lambung dan usus
(gastritis atau maag, diare), ketegangan otot semakin terasa, perasaan
tidak tenang, gangguan pola tidur, tubuh terasa lemah.

9
d. Tahap Empat
Orang yang mengalami tahap-tahap stres diatas ketiga
memeriksakan diri kedokter sering kali dinyatakan tidak sakit karena
tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Namun
pada kondisi berkelanjutan akan muncul gejala seperti ketidak
mampuan untuk melakukan aktivitas rutin karena perasan bosan,
kehilangan semangat, terlalu lelah karena gangguan pola tidur,
kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun, serta muncul rasa
takut dan cemas yang tidak jelas penyebabnya.
e. Tahap Kelima
Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana, gangguan pada
sistem pencernaan semakin berat serta semakin meningkatnya rasa takut
dan cemas.
f. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak, biasanya ditandai dengan
timbulnya rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung
berdetak semakin cepat, kesulitan untuk pernafas, tubuh gemetar dan
berkeringat dan adanya kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
6. Cara Mengendalikan Stres
Kiat untuk mengendalikan stres menurut Drant Breach (2000)
dalam Sunaryo (2004) dalam Afiatuc (2017) sebagai berikut :
a. Sikap, Keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional dan
adaptif terhadap orang lain. Jadi janagn terlebih dulu menyalahkan
orang lain sebelum introspeksi diri dengan pengendalian internal.
b. Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan :
1) Kemampuan menyadari (awareness skills).
2) Kemampuan untuk menerima (acceptance skills)
3) Kemampuan untuk menghadapi (coping skills)
4) Kemampuan untuk bertindak (acton skills)
c. Perhatian diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan
anda.

10
d. Kembangkan sikap efisien.
e. Relaksasi.
f. Visualisasi (angan-angan terarah).
g. Circuit breaker dan koridor stres.
Teknik singkat untuk menghilangkan stres misalnya melakukan
pernapasan dalam, terapi murottal, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat,
membaca, istirahat teratur, ngobrol dan tidak lupa juga lebih mendekatkan
diri pada Allah SWT supaya lebih tenang.

C. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap Stres


Menurut literatur riview yang peneliti lakukan, terdapat banyak
manfaat bacaan terapi murottal (bacaan Al-Qur’an) sebagai terapi kesehatan,
terutama sebagai terapi pada jiwa. Salah satu metode yang dapat
meningkatkan kesehatan jiwa adalah dengan mendengarkan terapi murottal
(bacaan Al-Qur’an). Mendengarkan terapi murottal (bacaan Al-Qur’an)
selama lima belas menit dapat meningkatkan kesehatan jiwa. (Kazemi dkk,
2004 dalam Elsa, 2015).
Allah SWT sendiri menegaskan pengaruh Al-Qur’an, baik
membaca maupun mendengarkannya dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28
yang berbunyi :

“(Yaitu) orang – orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan meningat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS. Ar-Ra’d : 28).
Al-Qur’an mempunyai efek terhadap tingkat depresi, cemas dan
stres pada individu yang mendengarkan terapi murottal (bacaan Al-Qur’an).
Tingkat depresi, cemas dan stres mahasiswa yang mendengarkan Al-Qur’an

11
lebih rendah dibandingkan tingkat stres mahasiswa yang tidak mendengarkan
terapi murottal (bacaan Al-Qur’an) (Pouralkhas dkk, 2012 dalam Elsa, 2015).
Menurut pedak (2009) dalam Elsa (2015) fungsi pendengaran
manusia yang merupakan penerima rangsang auditori atau suara bahwa
rangsangan auditori yang berupa suara diterima oleh telingga sehingga
membuatnya bergetar. Getaran ini akan diteruskan ketulang – tulang
pendengaran yang bertautan antara satu dengan yang lain.
Rangsang fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan
ion natrium menjadi aliran listrik yang melalui saraf Nervus VII
(vestibulecokhlearis) menuju keotak, tepatnya diarea pendengaran. Setelah
mengalami perubahan potensial aksi yang dihasilkan oleh saraf auditorius,
perambatan potensial aksi kekorteks auditorium (yang bertanggung jawab
untuk menganalisa suara yang kompleks, ingatan jangka pendek,
perbandingan nada, menghambat respon motorik yang tidak diinginkan,
pendengaran yang serius dam sebagainya diterima oleh lobus temporal otak
untuk mempresepsikan suara (Sherwood, 2011 dalam Elsa, 2015). Talamus
sebagai pemancar implus akan meneruskan rangsang ke amigdala (tempat
penyimpanan memori emosi) yang merupakan bagian penting dari sistem
limbik (yang mempengaruhi emosi dan perilaku).
Penjelasan diatas sejalan dengan konsep dan respon stres yang
melibatkan emosi dan perilaku individu yang sedang merasakan stres dan
mekanisme terapi murottal dalam menciptakan perasaan dan ekspresi (Elsa,
2015).

D. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Menurut WHO dalam Sarwono (2002) dalam Sumiati dkk, (2009)
mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu
biologis, psikologik dan sosial ekonomi dengan batasan usia antara 10-20
tahun. Yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut :

12
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
2. Perkembangan Psikososial
Pencarian identitas diri mulai dirintis seseorang pada usia yang
sangat muda yaitu sekitar usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti
pencarian jati diri, dimana remaja ingin tahu tentang siapa dia, apa
kedudukan dan perannya dalam lingkungan termasuk semua hal
berhubungan dengan “aku” yang ingin diselidiki dan dikenalnya
(Erickson, 1963 dalam Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Pada usia 12-15 tahun pencarian identitas diri masih berada pada
tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering
diungkapan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan
sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan
itu ditentang mereka akan memaksa sehingga dapat menjadi masalah bagi
lingkungannya. Gejala ini yang memperkuat dugaan bahwa remaja sedang
mencari identitas diri adalah perilaku yang cenderung untuk melepaskan
diri dari ikatan orang tua. Mereka lebih suka melakukan kegiatan pribadi
atau berkumpul dengan teman-temannya diluar dibandingkan bersama
orang tua (Kementrian Kesehtan RI, 2011).
3. Karakteristik Psikososial Remaja
Menurut Kementrian Kesehatan RI, 2011 Karakteristik psikososial
remaja dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Remaja Awal (10-13 tahun)
1) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran diri (Self Consciousness).
2) Perubahan hormonal, menyebabkan emosi mudah berubah-ubah
seperti mudah marah, mudah tersinggung atau agresif.

13
3) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam
berpakaian, berdandan trendy dan lain-lain.
4) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan
lingkungannya.
5) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan
dengan mode teman sebayanya.
6) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya
gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman
sebayanya.
7) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan
membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau
baik/putih sehingga kurang toleransi dan sulit diajak kompromi.
b. Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
1) Lebih mampu untuk berkompromi, sehingga mereka lebih tenang,
sabar dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
2) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri dan menolak
campur tangan orang lain termasuk orang tua.
3) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman,
sehingga gaya berpakaian, gaya rambut, sikap dan pendapat
berubah-ubah.
4) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun berisiko,
akibatnya mereka mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol,
seks bebas dan mungkin NAPZA.
5) Tidak lagi fokus pada diri sendiri sehingga lebih bersosialisasi dan
tidak lagi pemalu.
6) Membangun nilai, norma dan moralitas sehingga akan
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut kelurga.
7) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas sehingga
ingin menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
8) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis dan mulai berpacaran
tetapi tidak menjurus serius.

14
9) Mampu berfikir secara abstrak dan mulai berhipotesa sehingga mulai
peduli terhadap hal yang sebelumnya tidak menarik dan ingin
mendiskusikan atau berdebat.
10) Keterampilan intelektual khusus menyebabkan adanya mata
pelajaran sekolah yang mulai menonjol sehingga perlu mediasi.
11) Minat yang besar dalam seni, olahraga, berorganisasi dan lain-lain
sehingga mungkin mengabaikan pekerjaan sekolah.
12) Senang berpetualang sehingga ingin mandiri tapi belum
memikirkan keselamatan diri yang dianjurkan.
3. Remaja Akhir (17-19 tahun)
1) Ideal, sehingga cenderung menggeluti masalah sosial politik
termasuk agama.
2) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
dan mulai belajar mengatasi stres yang dihadapi dan sulit diajak
berkumpul dengan keluarga.
3) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional,
mengakibatkan kecemasan dan ketidak pastian masa depan yang
dapat merusak keyakinan diri.\
4) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
sehingga mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak
menyita waktu.
5) Merasa sebagai orang dewasa dan cenderung mengemukan
pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.
6) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri dan mulai nampak
ingin meninggalkan rumah untuk hidup sendiri.

15
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep Penelitian


Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini pengaruh terapi
pendengaran murottal surat Ar-Rahman terhadap penurunan tingkat stres
pada remaja.

Faktor yang
mempengaruhi
penurunan stres :
1. Berfikir positif
2. Mampu untuk
menyadari,
menerima,
Faktor yang
menghadapi dan
mempengaruhi
bertindak
Stres :
3. Memperhatikan
1. Perkawinan
diri sendiri dan
2. Problem orang
lingkungan
tua
sekitar
3. Hubungan
4. Kembangkan
interpersonal
sikap efisien
(antar Pribadi)
5. Relaksasi
4. Pekerjaan
6. Visualisasi
5. Lingkungan
(angan-angan
hidup
terarah)
6. Keuangan
7. Circuit breaker
7. Hukum
dan koridor
8. Perkembangan
stres
9. Penyakit
8. Terapi
fisik/cedera Penurunan Tingkat
Pendengaran
10. Faktor Keluarga Stres pada Remaja
Murottal

16
Sumber : (Yosep dan Titin, 2016, Drant Breach, 2000 dalam Sunaryo, 2004
dalam Afiatuc, 2017).
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
...................... = Variabel yang tidak diteliti
= Mempengaruhi
Gambar 3.1 Kerangka konsep Pengaruh Terapi Murottal surat Ar-Rahman
terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Remaja di SMK
Kesehatan Surabaya.
Stres dipengaruhi oleh faktor perkawinan, problem orang tua,
hubungan interpersonal (antar pribadi), pekerjaan, lingkungan hidup,
keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik/cedera, faktor keluarga.
penurunan stres dipengaruhi oleh faktor berfikir positif, mampu untuk
menyadari, menerima, menghadapi dan bertindak, memperhatikan diri sendiri
dan lingkungan sekitar, kembangkan sikap efisien, relaksasi, visualisasi
(angan-angan terarah), circuit breaker dan koridor stres, terapi pendengaran
murottal. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengaruh terapi
pendengaran murottal dalam penurunan tingkat stres pada remaja.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ada pengaruh terapi pendengaran murottal surat Ar-Rahman terhadap
penurunan tingkat stres pada remaja di SMK Kesehatan Surabaya.

17
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian


Dalam penelitian ini desain penetitian yang digunakan yaitu
eksperimen-quasi (quasy experiment) dengan rancangan One group pre-post
test design. Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Cara pemberian
pengamatannya diawali dengan pre-test dan kemudian diberikan intervensi
(Treatment), setelah itu dilakukan pengukuran kembali dengan post-test.

B. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua remaja siswa kelas 3 di
SMK Kesehatan Surabaya sebesar 50 siswa.

C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan


1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja siswa kelas 3 di SMK
Kesehatan Surabaya.
2. Besar Sampel
Adapun besar sampel yaitu penelitian ini berdasarkan rumus sebagai
berikut:
N
n=
1 + N (d2)

Keterangan :
n = sampel
N = populasi
d = tingkat signifikasi (0,05)
Dengan Perhitungan :
Diketahui :
N = 30

18
d = 0,05
Ditanya : n ?
Jawab :
50
n=
1 + 50 (0,05)2

50
n=
1 + 50 x 0,0025

50
n=
1 + 0,125

50
n=
1,125

n = 44

Jadi besar sampel adalah 44 responden


3. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan non-probability
sampling dan teknik yang digunakan yaitu sampilng kuota yaitu
pzawengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tetentu sebagai
target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel, kemudian dengan
patokan jumlah tersebut pen eliti mengambil sesuai persyaratan sebagai
sampel.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Kesehatan Surabaya dengan alasan :
a. Ditempat tersebut ditemukan beberapa remaja yang mengalami stres.
b. Peneliti sudah mengenal lokasi penelitian sehingga dapat memudahkan
dalam pengumpulan data.
c. Lokasi dapat dijangkau dengan mudah oleh peneliti

19
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019.

E. Kerangka Operasional Penelitian


Populasi
Semua remaja siswa kelas 3 di SMK Kesehatan Surabaya sebesar 50 siswa.

Sampling
Non-probability dengan teknik Sampling kuota

Sampel
Sebagian remaja siswa kelas 3 di SMK Kesehatan Surabaya sebesar 44
responden.

Pengumpulan Data
Diperoleh dengan melakukan Pre-test.

Sampling
Non-probability dengan teknik Sampling kuota

Intervensi
Dengan diberikan terapi murottal surat Ar-Rahman

Pengumpulan data kembali dengan melakukan post-test.

Analisa Data
Dengan menggunakan Uji Statistik Paired T Test

Intervensi
Dengan diberikan terapi murottal surat Ar-Rahman

20
Penyajian hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Gambar 4.1 Kerangka kerja Pengaruh Terapi Pendengaran Murottal Surat Ar-
Rahman terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Remaja Di
SMK Kesehatan Surabaya.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 variable yaitu variabel
independen dan variabel dependen .
a. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Terapi murottal
b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Tingkat Stres
2. Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi operasional variabel Pengaruh Terapi Pendengaran
Murottal Surat Ar-Rahman Terhadap Penurunan Tingkat
Stres Pada Remaja Di SMK Kesehatan Surabaya.
Variable Definisi Operasional Kategori dan Kriteria Skala
Pengukuran
Independen Mendengarkan bacaan Responden -
Terapi Al-Qur’an secara tartil mendengarkan
murottal yang didengarkan pada murottal Al-Qur’an
remaja selama kurang yang diputar melalui
lebih 15 menit dengan earphone selama
menggunakan MP3 dan kurang lebih 15 menit.
earphone
Dependen Stres adalah kondisi Tingkat stres diukur Rasio
Tingkat yang tidak dengan menggunaka

21
Stres menyenangkan karena kuisioner yang terdiri
adanya tuntutan dalam dari 11 pertanyaan,
suatu situasi sebagai masing – masing
beban atau diluar batas pertanyaan memiliki
kemampuan mereka kriteria hasil :
untuk memenuhi Sangat sering = skor 3
tuntutan Sering = skor 2
Kadang-kadang =skor1
Tidak pernah = skor 0
Selanjutnya skor dari
setiap pertanyaan di
jumlah, skor terendah
adalah 0 (tidak stres)
sedangkan skor
tertinggi adalah 33
(stres berat)

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


1. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : kuisioner yang
berisi tentang pertanyaan pemicu stres. Sedangkan intervensi terapi
murottal diberikan dengan cara mendengarkan dengan MP3 dan earphone
selama kurang lebih 15 menit.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap :
a. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat
surat pengantar dari kampus UNUSA.
b. Kemudian peneliti mengajukan izin kepada SMK Kesehatan Surabaya.
c. Setelah izin disetujui, peneliti melakukan pendekatan pada seluruh
responden. Peneliti menjelaskan pada seluruh responden tentang tujuan
dan manfaat dilakukannya terapi murottal.

22
d. Kemudian peneliti meminta persetujuan kepada seluruh responden, dan
menjelaskan bahwa penelitian ini tidak memberikan dampak buruk
pada responden, apabila responden tidak bersedia maka peneliti tidak
memaksa responden untuk menyetujui lembar persetujuan menjadi
responden.
e. Sebelum diberiksnterapi murottal, responden mengisi kuisioner tentang
pemicu stres terlebih dahulu untuk menegetahui tingkat stressebelum
diberikan intervensi terapi murottal.
f. Selanjutnya peneliti membagikan MP3 dan earphone kepada responden
yang sudah terisi oleh bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman.
g. Kemudian responden mendengarkan terapi murottal selama kurang
lebih 15 menit.
h. Setelah dilakukan intervensi responden mengisi kuisioner kembali
untuk mengetahui apakah ada perubahan setelah dilakukan intervensi
terapi murottal.
i. Selanjutnya peneliti memberikan responden sovenir sebagai tanda
terima kasih kepada respondenkarena telah membantu peneliti.

H. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengelola data
Setelah data terkumpul dari responden, kemududian dilakukan pengolahan
data dan analisis data dengan tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing merupakan pengecekan data yang dilakukan meliputi
kelengkapan identitas dan pengumpulan data, apakah sudah cukup baik
sebagai upaya menjaga kualitas data.
b. Skoring
Memberikan skor terhadap penilaian hasil tingkat stres yang diukur
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 11 pertanyaan dengan masing-
masing pertanyaan mempunyai keterangan 0-3. Setelah semua
pertanyaan kuisioner diisi secara lengkap selanjutnya peneliti
menjumlahkan skor masing-masing pertanyaan, diamana masing-

23
masing pertanyaan memiliki kriteria hasil : Sangat sering = skor 3,
Sering = skor 2, Kadang-kadang = skor 1,Tidak pernah = skor 0. Skor
terendah adalah 0 sedangkan skor tertinggi adalah 33.
c. Processing
Setelah semua diobservasi dan memperoleh data yang valid maka
langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat ditandai.
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari lembar
observasi ke paket data komputer. Paket program computer yang
digunakan untuk entry data adalah program SPSS for windows.
d. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entr data
ke komputer.
e. Tabulasi
Tabulasi adalah proses pengelompokan data kesuatu tabel tertentu
menurut sifat yang dimiliki. Data ahsil dari pegumpulan kuesioner di
coding. Kemudian dimasukan ke dalam tabel. Setelah terbentuk tabel,
selanjutnya tabel tersebut dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk
tulisan.
Pembacaan tabel menurut Arikunto (2005) :
100 % : Seluruhnya
76% - 99% : Hampir seluruhnya
51% - 75% : Sebagian besar
50 % : Setegahnya
26% - 49% : Hampi setegahnya
15 - 25% : Sebagian kecil
0% : Tidak satupun
2. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul untuk dilakukan Skoring, kemudian dianalisa
pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tingkat stres pada remaja.
Kepada responden sebelum (pre) dan sesudah (post) melakukan intervensi

24
dengan menggunakan uji statistik Paired T Test dengan tingkat kemaknaan
α = 0,05. Jika menunjukkan p < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada
pengaruh terapi pendengaran murottal surat Ar-Rahman terhadap
penurunan tingkat stres pada remaja di SMK Kesehatan Surabaya.

I. Etika Penelitian
Penelitian ini mengajukan izin kepada SMK Kesehatan Surabaya untuk
mendapat persetujuan. Melakukan pendekatan pada responden untuk
mendapatkan persetujuan dari responden, lalu kuesioner diberikan kepada
responden dengan menekankan pada masalah etik meliputi :
1. Informend concent (lembar persetujuan peneliti)
Lembar persetujuan penelitian di berikan pada responden. Tujuannya
adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
selama pengumpulan data. Apabila subjek bersedia maka harus
menandatangani lembar persetujuan, dan bila subjek menolak maka
peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan nama subyek pada lembar observasi, tetapi hanya nomer
responden, inisial dan tanda tangan responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, dan tidak akan
disebarluaskan dikalangan umum, hanya kelompok data yang diperlukan
saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

25
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Nyoman Krisna Wibawa & Putu Nugrahaeni. 2013. ‘Hubungan Antara
Gaya Hidup dengan Tingkat Stres Siswa XII SMA Negeri di Denpasar
Menjelang Ujian Nasional Berdasarkan Strategi Coping Stres’. Jurnal
Psikologi Udayana Vol. 1 No.1.
Dwiasih, Veronika Wulandari. 2015. Skipsi Tingkat Stres Siswa SMA Kelas XII
di Yogyakarta dalam Menghadapi Ujian Nasional. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Elsa, Nadhia Silviani. 2015. Skripsi Pengaruh Terapi Mendengarkan Murottal
Al-Qur’an terhadap Kecemasan Anak Presirkumsisi di Rumah Sunatan
Bintaro. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Fatimah, Siti. 2017. Skripsi Pengaruh Penerapan Dzikir dan Do’a terhadap
Tingkat Stres pada Pasien dengan Kanker di Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur Surabaya. Surabaya : Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Model Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) bagi Konselor Sebaya. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI.
Mauliyah, Khamidatul El-Azis. 2017. Skripsi Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Stres Remaja pada Tahun Pertama di Pondok Pesantren
Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
Nur, Virgianti Faridah. 2015. ‘Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Laparatomi’. Jurnal
Keperawatan Vol. 6 No. 1.
Pratami, Putri. 2017. Skripsi Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Tingkat
Stres Dalam Menghadapi Tumbuh Kembang pada Remaja. Yogyakarta :
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Sumiati, Dinarti, Heni Nurhaeni & Ratna Aryani. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja
dan Konseling. Jakarta : Trans Info Media.
Windia, Wike Fitriska Sari. 2017. Skripsi Pengaruh Terapi Wudhu terhadap
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya. Surabaya : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Zahroh, Chilyatiz, Khamida & Nanang Rokhman Saleh. 2017. Modul
Penanganan Stres dengan Islamic Progressive Muscle Relaxation.
Surabaya : UNUSA Pres

26
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada
Yth…..
Di SMK Kesehatan Surabaya
Assalammualaikum wr. wb.
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan tugas akhir program studi S1
Keperawatan, Saya peneliti selaku mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya, mengajukan permohonan kepada Saudari untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang berjudu “Pengaruh Terapi Pendengaran
Murottal Surat Ar-Rahman Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Remaja Di
SMK Kesehatan Surabaya”.
Penelitian ini tidak akan memberikan akibat yang merugikan bagi
Saudari sebagai responden. Semua informasi akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk peneliti. Informasi ini diberikan hanya ditujukan untuk
pengembangan ilmu kesehatan khususnya bidang keperawatan dan tidak
dipergunakan untuk maksud lain.
Demikian permohonan ini, atas kerja sama dan partisipasi Anda sebagai
responden, peneliti mengucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum wr. wb.
Surabaya, 06 Maret 2019
Peneliti

Khoirun Nabila
NIM .130016031

27
Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
serta berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Prodi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan judul
penelitian “Pengaruh Terapi Pendengaran Murottal Surat Ar-Rahman Terhadap
Penurunan Tingkat Stres Pada Remaja Di SMK Kesehatan Surabaya”.
Sebelumnya Saya telah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian
ini. Saya memahami penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan
berakibat negatif serta merugikan saya, karena ini hanya digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.
Dengan ini Saya bersedia berpartisipasi untuk menjadi responden dalam
penelitian secara sadar dan sukarela tanpa paksaan dari siapapun. Oleh karena itu
Saya akan memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang Saya rasakan.

Surabaya, Maret 2019


Responden

( )

28
Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER PENGUKURAN TINGKAT STRES

A. Data Umum
Nama Responden :
Usia :
Jenis kelamin :
B. Data Khusus
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai
dengan pengalaman Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan
yaitu:
0: Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1: Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2: Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau
lumayan sering.
3: Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Saudara diminta untuk menjawab dengan cara
memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan
pengalaman Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada
jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan
diri Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
terlintas dalam pikiran Saudara.
No PERTANYAAN 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi
marah karena hal-hal sepele.
2. Saya merasa sulit untuk bersantai.
3. Saya menemukan diri saya mudah merasa
kesal.
4. Saya merasa bahwa saya mudah
tersinggung.

29
5. Saya merasa takut tanpa alasan yang
jelas.
6. Saya merasa putus asa dan sedih.
7. Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah.
8. Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membuat saya kesal.
9. Saya sedang merasa gelisah.
10. Saya merasa sangat ketakutan.
11. Saya merasa khawatir dengan situasi
dimana saya mungkin menjadi panik dan
mempermalukan diri sendiri.

30

Anda mungkin juga menyukai