Anda di halaman 1dari 11
Sistem Komunikasi dan Informasi di Indonesia: Suatu Perubahan dan Tantangan Masa Depan Atie Rachmiatie Terdapat perabahan pola komuniast dan informas pada masyarola,teuiama perubahan dari seg perangkatkeras, peranghat nak, dan suber daya manusa, yang berpengaruh ‘ePhadop sistem komanibas\ dan informari narional.baik yong terjadi ‘pada individu maupun pada lembogo/ Intitsi yang berkaiian. Perubahan menyanghat pula pada kondisl organisa pemerinah yang terkait dengan ‘pengelolaan informa, you dengan ditatakembatinyassiem adminsrasi dan manajemer, Baik secara intern maypun elstemn berkaiian dengan organsasi far dpresiat! maryarakatterhadap mater informas, pada kemjataannya,belum tertosaisaiban secara optimal, karena hal ini tergantang pada kabutuhan dan ‘riortas kebijakan institu! pemerinahan setempar. Dengan demikian, tidak oma jens isVmateri nformasi mendapathan ‘pors yang sama dalam pemasyarakatannya 1, Pendahuluan Sistem komunikas dan informas di Indone- sia senantiasa berubahsecaradinamis dari stu ra pemerintaban ke era pemeritahan yang lan, oleh Karena Kepala negara atau pemimpin itt teats seca sgnifitan mempengarahiy ‘Sepert hanya yang terjadi dalam sebuah sistem, sistem Komuniasi dan informasi suas negara berkaitan dan saling mempengaruhi dengan sistem politik dan Kenegaraan, sistem ekonomi sistem sosil dan sistem lainnya, Bag negara berkembang,termasuk Indonesia, sistem yang ada umumnya belum mapan, adapun jika fistem tersebut sudah kukuh pun, biasanya, pemimpin lebih dominan mewarnai kebijakan- kebijakan, sehingga sistem tadi dapat berubah kembal- Schagai kasus, epartemen Penerangan yang sudah ada Sejak Indonesia merdeka, tahun lah dibubarkan,karenadianggap suda tidak cocok sau tidak esi lagi dengan sistem Komunikast dan informasi yang dibuuhkan oleh bangsa Indonesia Menurut Hamelink, (1983:1), "Salah sanu karakteristik terpenting masyarakat adalah keinginannya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan”. Hal ini membawa ‘onsekuensi bahwa lembaga-lembaga negara atau pemerintah yang menaungi masyarakat tersebut dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Dalam konteks i fermasuk lembaga yang menangani sistem komunikasi dan informasi secara nasional yaitt Departemen Penerangan (dahuly), dan sekarang ‘Badan informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN). ‘Perubehan lingkungan yang muncul di indo- nesia, dewasa ini, yang perlu dicermati oleh pemerintah adalah: pertama, berskala nasional bberupa gerakan reformasi (pengaruh internal); zkedua, berskala internasional dalam bentuk ‘lobalisasi (pengaruh eksternal). Pada dasamya, ‘Ate Rachmiatie, Sistem Komunikasi dan Infornas! indonesia Bs rus reformasi yang terjadi di Indonesia, terkait erat dengan arus globalisasi yang melanda dunia, _yang dtandai oleh munculnya demokratisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam konteks informasi, ada tiga kecenderungan reformasi yang mesti dicermati, vyakni demokratsasi Keterbukaan, dan pemberian otonomi yang luas kepada daerah, Berkaitan dengan arus globalisasi terdapat kecenderungan yang perlu dicermati, yaitu demokratisasi, internasionalisasi, dan deregulasi kebijakan di bidang komunikasi (Sussman, 1997:246; Abercrombie, 1996:96). Demokratisas, dalam hal ini, berkaitan dengan perluasan partsipast masyarakat dalam proses pembangunan. Aspek demokratisasi, juga ‘mencakup kebebasan pers, kemungkinan bagi masyarakat untuk mengakses informasi secara terbuka,baik nasional maupun dari sumber asing, jumlah institusi informasi yang diizinkan beroperasi, pola kepemilikan iembaga informasi, sikep positif pemerintah pada media massa, dan pemanfaatan teknologi canggih bagi pemerataan ‘nformasi. Dengan kata lain, institusi penerangan dituntur untuk mendemokratisasikan perannya di samping mendemokratisasikan lembaga-lembaga ‘media massa cetak dan elektronik. Aspek internasionalisasi berhubungan ‘dengan perluasan orientasi lembaga media massa nasjonal dan institusi penerangan dari National Boundaries Oriented kepada International Ori- enced. Dalam hal ini, fangsi Public Diplomacy negara dalam forum internasional dibebankan kepada institusi penerangan pemerintah, Kecenderungan internasionalisasi, juga meryangkut kesediaan pemerintah untuk ‘mengizinkan lembaga pers asing beroperasi i In- donesia, khususnya dengan cara joint venture atau Joint operation. ‘Aspek deregulasi dapat berupa penghapusan aturan-aturan yang menghambat efektivitas, produktivitas, dan kemandirian lembaga serta kegiatan komunikasi dan sehingga Jembaga dapat bertindak secara mandiri dalam rmenentuken dan menjalankan arah, visi, misi, fungsi, dan posisinya dalam rangka pembangunan, 6 sasionalsecara menyeluruh. Sebelum era reforms, Kebijakan sistem komunikasi dan informasi lebih merupakan cerminan kehendak pemegang kekuasaan, Dalam kontes ini, lembaga penerangan lebih dangeap sebagai “corong” penguasa untuk membela ‘epentingankekuasaannya dan lebih beroienasi kepada pembinaan. Pendekatan yang digunakan ‘adalah Komunikasi vertikal (‘op down) dengan bobot persuasi yang sangat tinggi. Kebijakan sistem informasi sepenuhnya ditentukan dai “tas. Dalam hal in, pemerintalah yang diangpap paling tana Kebutusan dan asprasi masyaraka. Jelas tampak di sini bahwa pemerintah secara sepihak memposisikan dir sebagai pemilik otorias tunggl dalam menafsikan kebutuhan dan barapan masyarakat. Akibatny, suara masyarakat yang menyangkut kebutuhan dan aspirasi faktual rmerek, sangatjarang terdengar. Era baru reformasi dan arus globalisasi, ) Strategi komunikesi pendukung program embangunan dan reformasi untuk lebih memberdayekan masyarakat ©) Strategi penyempurnaan sistem komunikasi ‘Ate Rachmiatl,Sistern Komunkel dan Informa ci ddan media masa nasional untuk menciptakan ‘ktm kebebasan dan keterbukaan informasi 4) Strategi pementapan koordinasi,integrasi dan siskronisasi di bidang komunikasi dan informasi ©) Strategi penegakkan ketentuan peraturan perundangan bidang komunikasi dan media masa. {) Seategi peningkatancitrapositifIndonesia di

Anda mungkin juga menyukai