Anda di halaman 1dari 41

V Pelayanan Gawat Darurat

A. Fasilitas Kesehatan
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
baik yang bekerjasama maupun tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

B. Cakupan Pelayanan
1. Pelayanan gawat darurat yang dapat dijamin
adalah sesuai dengan kriteria gawat darurat
yang berlaku.
2. Kriteria gawat darurat terlampir.
3. Cakupan pelayanan gawat darurat sesuai
dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
tingkat lanjutan

89
C. Prosedur
1. Dalam keadaan gawat darurat, maka:
a. Peserta dapat dilayani di fasilitas kesehatan
tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan yang bekerjasama maupun
yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa
diperlukan surat rujukan
c. Peserta yang mendapat pelayanan di
Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan harus segera dirujuk
ke Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan
gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam
kondisi dapat dipindahkan
d. Pengecekan validitas peserta maupun
diagnosa penyakit yang termasuk dalam
kriteria gawat darurat menjadi tanggung
jawab fasilitas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan
menarik biaya pelayanan kesehatan kepada
peserta

90
Pada kasus kegawatdaruratan medis
tidak diperlukan surat rujukan. Kriteria
kegawatdaruratan sebagaimana terlampir

2. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas


kesehatan yang Bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
a. Pada keadaan gawat darurat (emergency),
seluruh fasilitas kesehatan baik yang
bekerjasama maupun yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, wajib
memberikan pelayanan kegawatdaruratan
sesuai indikasi medis
b. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama dapat diberikan
pada fasilitas kesehatan tempat peserta
terdaftar maupun bukan tempat peserta
terdaftar
c. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan
mengikuti prosedur pelayanan yang berlaku

91
3. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas
kesehatan Tingkat pertama dan Fasilitas
kesehatan Rujukan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan memastikan eligibilitas
peserta dengan mencocokkan data peserta
dengan master file kepesertaan BPJS
Kesehatan pada kondisi real time. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara:
1) Fasilitas kesehatan mengakses master
file kepesertaan melalui website BPJS
Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id,
sms gateway dan media elektronik
lainnya.
2) Apabila poin (a) tidak dapat dilakukan
maka Fasilitas kesehatan menghubungi
petugas BPJS Kesehatan melalui telepon
atau mendatangi kantor BPJS Kesehatan
b. Apabila kondisi kegawatdaruratan pasien
sudah teratasi dan pasien dalam kondisi
dapat dipindahkan, tetapi pasien tidak
bersedia untuk dirujuk ke Fasilitas Kesehatan

92
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
maka biaya pelayanan selanjutnya tidak
dijamin oleh BPJS. Fasilitas kesehatan
harus menjelaskan hal ini kepada peserta
dan peserta harus menandatangani surat
pernyataan bersedia menanggung biaya
pelayanan selanjutnya
c. Penanganan kondisi kegawatdaruratan di
fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
ditanggung sebagai pelayanan rawat jalan
kecuali kondisi tertentu yang mengharuskan
pasien dirawat inap.
d. Kondisi tertentu yang dimaksud diatas
adalah sebagai berikut:
1) Tidak ada sarana transportasi untuk
evakuasi pasien.
2) Sarana transportasi yang tersedia
tidak memenuhi syarat untuk evakuasi
Kondisi a dan b dinyatakan oleh petugas
BPJS Kesehatan setelah dihubungi oleh
Fasilitas kesehatan, dan petugas BPJS
Kesehatan tersebut telah berusaha

93
mencari ambulan sesuai dengan
kebutuhan.
3) Kondisi pasien yang tidak memungkinkan
secara medis untuk dievakuasi, yang
dibuktikan dengan surat keterangan
medis dari dokter yang merawat.

Pada keadaan gawat darurat (emergency),


seluruh fasilitas kesehatan baik yang bekerja
sama maupun yang tidak bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan, wajib memberikan
pelayanan kegawatdaruratan sesuai
indikasi medis. Fasilitas kesehatan tidak
diperkenankan menarik biaya pelayanan
kesehatan kepada peserta

D. Alur Pelayanan
(Grafik Ada Dihalaman Berikutnya)

94
PENJAMINAN PELAYANAN EMERGENSI PADA PPK NON PROVIDER
Peserta PPK Non Provider Kantor Cabang

Unit Gawat
PESERTA Surat Permohonan
Darurat
Penjaminan

Tidak
Dirujuk ke poli yang Cek Kriteria
sesuai Emergensi
Validasi Bukan
Emergency Peserta
Kepesertaan

Peserta Bayar Pemberian


Pelayanan Peserta
Emergensi
Validasi
Validasi Kriteria
PULANG Bukan
Kepesertaan
Urgensi
Peserta ke KC
Tidak Peserta
Ya Tidak
Kondisi akhir
Pasien Pengajuan surat
Rujuk ke PPK Tidak jaminan pelayanan,
PROVIDER, dengan Stabil melengkapi Kartu
Stabil Aproval Surat Penolakan
membawa resume
Peserta, resume Jaminan Surat Jaminan
UGD, hasil pemerik-
Pasien dirawat medis, Srt Ket. Rawat Pelayanan Pelayanan
saan penunjang
inap Inap

Ya

95
VI Pelayanan Ambulan
A. Fasilitas Kesehatan
1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
mempunyai ambulan
2. Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang
mempunyai ambulan
Dalam penyelenggaraan pelayanan ambulan,
fasilitas kesehatan dapat melakukan kerja sama
dengan pihak ketiga sebagai jejaring, antara lain:
a. Pemda atau Dinas Kesehatan Propinsi yang
mempunyai ambulan
b. Ambulan 118
c. Yayasan penyedia layanan ambulan

B. Cakupan Pelayanan
1. Pelayanan Ambulan diberikan pada
transportasi darat dan air bagi pasien dengan
kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan,
disertai dengan upaya atau kegiatan menjaga
kestabilan kondisi pasien dengan tujuan
penyelamatan nyawa pasien sesuai ketentuan

96
peraturan perundang-undangan.
2. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu pada
poin 1 di atas adalah :
a. kondisi pasien sesuai indikasi medis
berdasarkan rekomendasi medis dari dokter
yang merawat
b. kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta
penuh dan pasien sudah dirawat paling
sedikit selama 3 hari di kelas satu tingkat di
atas haknya
c. pasien rujukan kasus gawat darurat dari
fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien
atau sebagai perawatan lanjutan setelah
pasien diberikan pelayanan sampai dengan
kondisi kegawatdaruratan telah teratasi dan
dapat dipindahkan.
d. pasien rujuk balik rawat inap yang masih
memerlukan pelayanan rawat inap di
fasilitas kesehatan tujuan
Contoh :
pasien kanker rawat inap dengan terapi

97
paliatif di RS tipe A dirujuk balik ke RS tipe
di bawahnya untuk mendapatkan rawat
inap paliatif (bukan rawat jalan)
3. Pelayanan ambulan hanya diberikan untuk
rujukan antar Fasilitas kesehatan :
a. sesama fasilitas kesehatan tingkat pertama;
b. dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ke
fasilitas kesehatan rujukan;
c. sesama fasilitas kesehatan rujukan sekunder;
d. dari fasilitas kesehatan sekunder ke fasilitas
kesehatan tersier;
e. dan rujukan balik ke fasilitas kesehatan
dengan tipe di bawahnya.

Pelayanan ambulan hanya diberikan untuk


rujukan antar Fasilitas Kesehatan

4. Fasilitas kesehatan perujuk adalah:


a. Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

98
b. Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau
Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan khusus untuk kasus gawat
darurat yang keadaan gawat daruratnya
telah teratasi dan pasien dalam kondisi
dapat dipindahkan
5. Fasilitas kesehatan Penerima Rujukan adalah
Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan
6. Pelayanan Ambulan yang tidak dijamin adalah
pelayanan yang tidak sesuai ketentuan di atas,
termasuk:
a. jemput pasien selain dari Fasilitas kesehatan
(rumah, jalan, lokasi lain)
b. mengantar pasien ke selain Fasilitas
kesehatan
c. rujukan parsial (antar jemput pasien atau
spesimen dalam rangka mendapatkan
pemeriksaan penunjang atau tindakan,
yang merupakan rangkaian perawatan
pasien di salah satu Fasilitas kesehatan).

99
d. Ambulan/mobil jenazah
e. Pasien rujuk balik rawat jalan

C. Prosedur
Dalam rangka evakuasi pasien, maka:
1. Fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas
ambulan dapat langsung memberikan
pelayanan ambulan bagi pasien
2. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki
fasilitas ambulan, maka Fasilitas kesehatan
berkoordinasi dengan penyedia ambulan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan atau
petugas BPJS Kesehatan
3. Proses rujukan antar fasilitas kesehatan
mengikuti ketentuan sistem rujukan berjenjang
yang berlaku

D. Alur Pelayanan
(Grafik Ada Dihalaman Berikutnya)

100
D. ALUR PELAYANAN
ALUR PENJAMINAN DAN PROSEDUR PELAYANAN AMBULAN
ALUR PENJAMINAN DAN PROSEDUR KLAIM PELAYANAN AMBULAN

PESERTA FASKES PROVIDER AMBULAN BPJS KESEHATAN

Peserta berobat ke Menerima informasi


Mulai faskes primer atau kebutuhan ambulan
Menerima informasi
faskes lanjutan kebutuhan ambulan

Identitas Peserta BPJS


dan kelangkapan Peserta membutuhkan Ambulan
pelayanan ambulan tersedia tidak
berkas lain Mencari dan
ya menyediakan
fasilitas Ambulan
Faskes
ya mempunyai Mengirimkan unit
ambulan sesuai Mengkomunikasikan
ambulan dengan pihak RS dan
kebutuhan
BPJS Kesehatan Mengirimkan unit
Pelayanan Ambulan tidak ambulan sesuai
oleh faskes perujuk Pemberian pelayanan kebutuhan
Ambulan
Menghubungi Provider
pelayanan Ambulan yang
telah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan (daftar
provider Ambulan
disediakan oleh BPJS
Kesehatan)

Menghubungi
BPJS
Kesehatan

Prosedur Klaim
23

101
VII Pelayanan Yang Tidak Dijamin
Pelayanan atau hal-hal lain yang tidak termasuk
jaminan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa
melalui prosedur sebagaimana diatur dalam
peraturan yang berlaku;
2. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas
Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
3. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh
program jaminan kecelakaan kerja terhadap
penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau
hubungan kerja;
4. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh
program jaminan kecelakaan lalu lintas yang
bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh
program jaminan kecelakaan lalu lintas;
5. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
6. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
7. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;

102
8. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
9. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergan-
tungan obat dan/atau alkohol;
10. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti
diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri;
11. pengobatan komplementer, alternatif dan
tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health
technology assessment);
12. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan
sebagai percobaan (eksperimen);
13. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan
susu;
14. perbekalan kesehatan rumah tangga;
15. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa
tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah;
16. Kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah
(preventable adverse events) yang ditetapkan oleh
Menteri; dan

103
X Lampiran

KRITERIA GAWAT DARURAT


NO. BAGIAN DIAGNOSA
I ANAK 1 Anemia sedang / berat
2 Apnea / gasping
3 Bayi ikterus, anak ikterus
4 Bayi kecil/ premature
5 Cardiac arrest / payah jantung
6 Cyanotic Spell (penyakit jantung)
7 Diare profis (> 10/hari) disertai
dehidrasi ataupun tidak
8 Difteri
9 Ditemukan bising jantung, aritmia
10 Edema / bengkak seluruh badan
11 Epitaksis, tanda pendarahan lain
disertai febris
12 Gagal ginjal akut
13 Gangguan kesadaran, fungsi vital
masih baik
14 Hematuri
15 Hipertensi Berat
16 Hipotensi / syok ringan s/d sedang
17 Intoksikasi (minyak tanah, baygon)
keadaan umum masih baik

114
NO. BAGIAN DIAGNOSA
18 Intoksikasi disertai gangguan
fungsi vital (minyak tanah, baygon)
19 Kejang disertai penurunan
kesadaran
20 Muntah profis (> 6 hari) disertai
dehidrasi atau tidak
21 Panas tinggi >400 C
22 Sangat sesak, gelisah, kesadaran
menurun, sianosis ada retraksi
hebat (penggunaan otot pernafasan
sekunder)
23 Sesak tapi kesadaran dan keadaan
umum masih baik
24 Shock berat (profound) : nadi
tidak teraba tekanan darah terukur
termasuk DSS.
25 Tetanus
26 Tidak kencing > 8 jam
27 Tifus abdominalis dengan komplikasi
II BEDAH 1 Abses cerebri
2 Abses sub mandibula
3 Amputasi penis
4 Anuria
5 Apendicitis acute
6 Atresia ani (tidak bisa BAB sama
sekali)

115
NO. BAGIAN DIAGNOSA
7 BPH dengan retensio urin
8 Cedera kepala berat
9 Cedera kepala sedang
10 Cedera tulang belakang (vertebral)
11 Cedera wajah dengan gangguan
jalan nafas
12 Cedera wajah tanpa gangguan jalan
nafas, antara lain :
a. Patah tulang hidung/nasal
terbuka dan tertutup
b. Patah tulang pipi (zygoma)
terbuka dan tertutup
c. Patah tulang rahang (maxilla dan
mandibula) terbuka dan tertutup
d. Luka terbuka daerah wajah
13 Cellulitis
14 Cholesistitis akut
15 Corpus alienum pada :
a. Intra cranial b. Leher
b. Thorax
c. Abdomen
d. Anggota gerak
e. Genetalia
16 CVA bleeding
17 Dislokasi persendian
18 Drowning

116
NO. BAGIAN DIAGNOSA
19 Flail chest
20 Fraktur tulang kepala
21 Gastrokikis
22 Gigitan binatang / manusia
23 Hanging
24 Hematothorax dan pneumothorax
25 Hematuria
26 Hemoroid grade IV (dengan tanda
strangulasi)
27 Hernia incarcerate
28 Hidrochepalus dengan TIK
meningkat
29 Hirschprung disease
30 Ileus Obstruksi
31 Internal Bleeding
32 Luka Bakar
33 Luka terbuka daerah abdomen
34 Luka terbuka daerah kepala
35 Luka terbuka daerah thorax
36 Meningokel / myelokel pecah
37 Multiple trauma
38 Omfalokel pecah
39 Pankreatitis akut
40 Patah tulang dengan dugaan cedera
pembuluh darah

117
NO. BAGIAN DIAGNOSA
41 Patah tulang iga multiple
42 Patah tulang leher
43 Patah tulang terbuka
44 Patah tulang tertutup
45 Periappendicullata infiltrate
46 Peritonitis generalisata
47 Phlegmon dasar mulut
48 Priapismus
49 Prolaps rekti
50 Rectal bleeding
51 Ruptur otot dan tendon
52 Strangulasi penis
53 Tension pneumothoraks
54 Tetanus generalisata
55 Torsio testis
56 Tracheo esophagus fistel
57 Trauma tajam dan tumpul daerah
leher
58 Trauma tumpul abdomen
59 Traumatik amputasi
60 Tumor otak dengan penurunan
kesadaran
61 Unstable pelvis
62 Urosepsi

118
NO. BAGIAN DIAGNOSA
III Kardio- 1 Aritmia
vaskular
2 Aritmia dan shock
3 Cor Pulmonale decompensata yang
akut
4 Edema paru akut
5 Henti jantung
6 Hipertensi berat dengan komplikasi
(hipertensi enchephalopati, CVA)
7 Infark Miokard dengan komplikasi
(shock)
8 Kelainan jantung bawaan dengan
gangguan ABC (Airway Breathing
Circulation)
9 Kelainan katup jantung dengan
gangguan ABC (airway Breathing
Circulation)
10 Krisis hipertensi
11 Miokarditis dengan shock
12 Nyeri dada
13 Sesak nafas karena payah jantung
14 Syncope karena penyakit jantung

IV Kebidanan 1 Abortus
2 Distosia

119
NO. BAGIAN DIAGNOSA
3 Eklampsia
4 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
5 Perdarahan Antepartum
6 Perdarahan Postpartum
7 Inversio Uteri
8 Febris Puerperalis
9 Hyperemesis gravidarum dengan
dehidrasi
10 Persalinan kehamilan risiko tinggi
dan atau persalinan dengan penyulit
V Mata 1 Benda asing di kornea mata /
kelopak mata
2 Blenorrhoe/ Gonoblenorrhoe
3 Dakriosistisis akut
4 Endoftalmitis/panoftalmitis
5 Glaukoma :
a. Akut
b. Sekunder
6 Penurunan tajam penglihatan
mendadak :
a. Ablasio retina
b. CRAO
c. Vitreous bleeding
7 Selulitis Orbita

120
NO. BAGIAN DIAGNOSA
8 Semua kelainan kornea mata :
a. Erosi
b. Ulkus / abses
c. Descematolis
9 Semua trauma mata :
a. Trauma tumpul
b. Trauma fotoelektrik/ radiasi
c. Trauma tajam/tajam tembus
10 Trombosis sinus kavernosis
11 Tumororbita dengan perdarahan
12 Uveitis/ skleritis/iritasi
VI Paru- 1 Asma bronchitis moderate severe
paru
2 Aspirasi pneumonia
3 Emboli paru
4 Gagal nafas
5 Injury paru
6 Massive hemoptisis
7 Massive pleural effusion
8 Oedema paru non cardiogenic
9 Open/closed pneumathorax
10 P.P.O.M Exacerbasi akut
11 Pneumonia sepsis
12 Pneumathorax ventil

121
NO. BAGIAN DIAGNOSA
13 Reccurent Haemoptoe
14 Status Asmaticus
15 Tenggelam
VII Penyakit 1 Demam berdarah dengue (DBD)
Dalam
2 Demam tifoid
3 Difteri
4 Disequilebrium pasca HD
5 Gagal ginjal akut
6 GEA dan dehidrasi
7 Hematemesis melena
8 Hematochezia
9 Hipertensi maligna
10 Keracunan makanan
11 Keracunan obat
12 Koma metabolic
13 Leptospirosis
14 Malaria
15 Observasi shock
VIII THT 1 Abses di bidang THT & kepala leher
2 Benda asing laring/trachea/bronkus,
dan benda asing tenggorokan
3 Benda asing telinga dan hidung
4 Disfagia

122
NO. BAGIAN DIAGNOSA
5 Obstruksi jalan nafas atas grade II/
III Jackson
6 Obstruksi jalan nafas atas grade IV
Jackson
7 Otalgia akut (apapun penyebabnya)
8 Parese fasialis akut
9 Perdarahan di bidang THT
10 Syok karena kelainan di bidang THT
11 Trauma (akut) di bidang THT ,Kepala
dan Leher
12 Tuli mendadak
13 Vertigo (berat)
IX Syaraf 1 Kejang
2 Stroke
3 Meningo enchepalitis

123
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 856/Menkes/SK/IX/2009

TENTANG
STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT ( IGD ) RUMAH SAKIT

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa rumah sakit harus memiliki Standar Instalasi Gawat


Darurat sehingga dapat memberikan pelayanan dengan
respon cepat dan penanganan yang tepat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
3. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Negara Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 / Menkes /Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 448/Menkes/SK/

101
VII/1993 tentang Pembentukan Tim Kesehatan Penang­
gulangan Korban Bencana di setiap Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/
X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
Kedua : Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua agar digunakan
sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan penyelenggara
rumah sakit dalam memberikan pelayanan gawat darurat di
rumah sakit.
Keempat : Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
Standar Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) Rumah Sakit dengan
melibatkan organisasi profesi terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing- masing.
Kelima : Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini, maka Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit sepanjang mengatur mengenai
gawat darurat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Keenam : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 September 2009

MENTERI KESEHATAN RI,

Dr. dr .SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP (K)

102
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 856/Menkes/SK/IX/2009
Tanggal : 25 September 2009

STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada
tahun 2007 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri atas
1.033 RSU dengan jumlah kunjungan ke RSU sebanyak 33.094.000, sementara
data kunjungan ke IGD sebanyak 4.402.205 (13,3 % dari total seluruh kunjungan
di RSU), dari jumlah seluruh kunjungan IGD terdapat 12,0 % berasal dari pasien
rujukan.
Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang
cepat dan tepat untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat
menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat
dan penanganan yang tepat.
Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan sarana, prasarana,
sumberdaya manusia dan manajemen Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
sesuai dengan standar.
Disisi lain, desentralisasi dan otonomi telaj memberikan peluang daerah untuk
mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya
serta siap mengambil alih tanggung jawab yang selam ini dilakukan oleh pusat.
Untuk itu daerah harus dapat menyusun perencanaan di bidang kesehatan
khususnya pelayanan gawat darurat yang baik dan terarah agar mutu pelayanan
kesehatan tidak menurun, sebaliknya meningkat dengan pesat.
Oleh karenanya Depkes perlu membuat standar yang baku dalam pelayanan
gawat darurat yang dapat menjadi acuan bagi daerah dalam mengembangkan
pelayanan gawat darurat khususnya di Instalasi Gawat Darurat RS.

B. Prinsip Umum
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan :
l Melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat
l Melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving).

103
2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
3. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD).
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus
gawat darurat.
5. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah
sampai di IGD.
6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) didasarkan pada organisasi
multidisiplin, multiprofesi dan terintegrasi, dengan struktur organisasi
fungsional yang terdiri dari unsur pimpinan dan unsur pelaksana, yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat
darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan wewenang penuh yang
dipimpin oleh dokter.
7. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat
daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi berikut.

C. Klasifikasi
Klasifikasi pelayanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari :
1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas A.
2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas B.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas C.
4. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas D.

D. Target Pencapaian Standar


1. Target pencapaian STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT Rumah Sakit
secara nasional adalah maksimal 5 tahun dari tanggal penetapan SK.
2. Setiap Rumah Sakit dapat menentukan target pencapaian lebih cepat dari
target maksimal capaian secara nasional.
3. Rencana pencapaian dan penerapan STANDAR INSTALASI GAWAT
DARURAT Rumah Sakit dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada
analisis kemampuan dan potensi daerah.

104
II. JENIS PELAYANAN

Level IV Level III Level II Level I


Memberikan pelayanan Memberikan pelayanan Memberikan pelayan-
an Memberikan pelayanan
sebagai berikut: sebagai berikut: sebagai berikut: sebagai berikut:
1. Diagnosis & 1. Diagnosis & 1. Diagnosis & 1. Diagnosis &
penanganan : penanganan : penanganan : penanganan
Permasalahan pd Permasalahan pd Permasalahan pd Permasalahan pd
A, B, C dgn alat-alat A, B, C dgn alat-alat A : Jalan nafas A : Jalan nafas
yang lebih lengkap yang lebih lengkap (airway problem), (airway problem),
termasuk ventilator termasuk ventilator B : Pernafasan B : Pernafasan
2. Penilaian disability, 2. Penilaian disability, (Breathing (Breathing
Penggunaan obat, Penggunaan obat, problem) problem)
EKG, defibrilasi EKG, defibrilasi dan dan
3. Observasi HCU/ 3. Observasi HCU/R. C : Sirkulasi C : Sirkulasi
R. Resusitasi-ICU Resusitasi pembuluh darah pembuluh darah
4. Bedah cito 4. Bedah cito (Circulation (Circulation
problem) problem)
2. Penilaian 2. Melakukan
Disability, Stabilisasi dan
Penggunaan obat, evakuasi
EKG, defibrilasi
(observasi HCU)
3. Bedah cito

105
III. SUMBER DAYA MANUSIA

Level Level IV Level IV Level IV Level IV

Kualifikasi
Tenaga

Dokter l Semua jenis on    -    -    -


Subspesialis call

Dokter l 4 Besar + l Bedah, Obsgyn, l Bedah, Obsgyn


   -
Spesialis Anestasi on Anak, Penyakit Anak, Penyakit
site Dalam on site Dalam on call.
l (dr Spesialis (dokter
lain on call) spesialis lain
on call)

Dokter PPDS On site 24 jam On site 24 jam    -    -


(RS Pendidikan)

Dokter Umum On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam
(+Pelatihan
Kegawat
Daruratan)
GELTS, ATLS,
ACLS, dll

Perawat Kepala
  S1 Jam kerja / Jam kerja / Jam kerja / Jam kerja /
  DIII Diluar jam kerja Diluar jam kerja
(+Pelatihan
Kegawat
Daruratan)
Emergency
Nursing, BTLS,
BCLS dll

Perawat On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam


(+Pelatihan
Emergency
Nursing)

Non Medis
Bagian
Keuangan
Kamtib (24 jam) On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam On site 24 jam
Pekarya (24 jam)

106
IV. PERSYARATAN SARANA
A. Persyaratan Fisik Bangunan :
1. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal / bencana.
2. Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar Rumah
Sakit.
3. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu
utama (alur masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar)
kecuali pada klasifikasi IGD level I dan II.
4. Ambulans/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di
depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan: untuk
lantai IGD yang tidak sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat
ramp).
5. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
6. Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2
ambulans (sesuai dengan beban RS)
7. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar
dan tidak ada “cross infection” , dapat menampung korban bencana sesuai
dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol
kegiatan oleh perawat kepala jaga.
8. Area dekontaminasi ditempatkan di depan/diluar IGD atau terpisah dengan
IGD.
9. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.
10. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.
11. Apotik 24 jam tersedia dekat IGD.
12. Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter dan perawat)

107
B. Persyaratan
B. Persyaratan Sarana Sarana

NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET


IV III II I
1 RUANG PENERIMAAN
a. R. Tunggu ( Public Area )
- Informasi + + + -
- Tolilet + + + +
- Telepon Umum + + - -
- ATM + - - -
- Kafetaria + - - -
- Keamanan + + - -
b. R. Administrasi
- Pendaftaran pasien + + + -
baru/ rawat
- Keuangan + + - -
- Rekam Medik + + + + Tergantung IT
Sistem
c. R. Triase + + + Bisa bergabung
dengan ruangan
lain
d. R. Penyimpanan + + + -
Strecher
e. R. Informasi dan + + +/- -
Komunikasi
2 RUANG TINDAKAN
a. R. Resusitasi + + + +
b. R. Tindakan
- Bedah + + +

- Non Bedah / Medical + + + Bisa Bergabung

- Anak + Bisa Bergabung

- Kebidanan +
c. R. Dekontaminasi + +/- +/- +/- Bagi IGD yang
berada dekat
industri harus
memiliki ruang
ini.
3 RUANG OPERASI + + +/- Bisa bergabung
- atau terpisah dan
dapat diakses 24
Jam

108
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
4 RUANG OBSERVASI + + + Bisa bergabung
dengan ruangan
lain
5 RUANG KHUSUS
a. R. Intermediate/ HCU

. Umum + + + -

. Cardiac / Jantung + + - - Bisa bergabung


atau terpisah dan
. Pediatric/ Anak + +/- - - dapat diakses 24
jam
. Neonatus + +/- - -

b. R. Luka Bakar + +/- - -

c. R. Hemodialisis + +/- - -

d. R. Isolasi + +/- - -

109
V. FASILITAS / PRASARANA MEDIS
V. FASILITAS / PRASARANA MEDIS
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh level IGD rumah sakit, juga oleh
Fasilitas
jumlah danditangani.
kasus yang penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh level IGD
rumah sakit, juga oleh jumlah kasus yang ditangani.

NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET


IV III II I
A. RUANG TRIASE
z Kit Pemeriksaan + + + + Minimal 2
Sederhana
z Brankar + + + + Rasio ( Cross
Penerimaan Pasien Sectionsal )
z Pembuatan rekam ( Perlu dibuatkan
medik khusus form )
z Label (pada saat + + + +
korban massal )
B. RUANG TINDAKAN
1 Ruang Resusitasi
z Nasopharingeal tube + + + + Minimal 1 setiap no
z Oropharingeal tube + + + + Minimal 1 setiap no
z Laringoscope set + + + + Minimal 1 setiap no
Anak
z Laringoscope set + + + + Minimal 1 setiap no
Dewasa
z Nasotrakheal tube + + + + Minimal 1 setiap no
z Orotracheal + + + + Minimal 1 setiap no
z Suction + + + + Minimal 1 setiap no
z Tracheostomi set + + + + Minimal 1 setiap no
z Bag Valve Mask + + + + Minimal 1 setiap no
(Dewasa / Anak)
z Kanul Oksigen + + + + Sesuai jumlah TT
z Oksigen Mask + + + + Minimal 1
(Dewasa / Anak)
z Chest Tube + + + + Minimal 1
z Crico/ Trakheostomi + + + + Minimal 1

110
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
z Ventilator + + +/- - Minimal 1
Transport
z Vital Sign Monitor + + +/- - Sesuai Jumlah TT
z Infusion pump + + +/- -
2 s/d 3 tiap TT
z Syringe pump + + +/- -

z ECG + + + + Minimal 1
z Vena Section + + + + Minimal 1
z Defibrilator + + + + Minimal 1
z Gluko stick + + + + Minimal 1
z Stetoskop + + + + Minimal 1
z Termometer + + + + Minimal 1
z Nebulizer + + + + Minimal 1
z Oksigen Medis / + + + + Rasio 1 : 1 TT di
Concentrators IGD
z Warmer + + +/- + Minimal 1
Imobilization Set
z Neck Collar + + + + Minimal 1
z Splint + + + + Minimal 1 set
z Long Spine Board + + + + Minimal 1 set
z Scoop Strecher + + + + Minimal 1 set
z Kendrik Extrication + + + + Minimal 1 set
Device ( KED )
z Urine Bag + + + + Minimal 1 set/ TT
z NGT + + + + Minimal 1 set
z Wound Toilet Set + + + + Minimal 1 set
OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI
z Cairan Infus Koloid + + + +

z Cairan Infus + + + + Selalu Tersedia


Kristaloid dalam jumlah
yang cukup di
z Cairan Infus + + + + IGD tanpa
Dextrose harus
diresepkan
z Adrenalin + + + +

z Sulfat Atropin + + + +

z Kortikosteroid + + + +

111
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
z Lidokain + + + +

z Dextrose 50 % + + + +

z Aminophilin + + + +

z ATS , TT + + + + Selalu Tersedia


dalam jumlah yang
z Trombolitik + + + + cukup di IGD tanpa
harus di resepkan
z Amiodaron + + + +
(inotropik)

z APD : masker, + + + +
sarung tangan ,
kacamata google

z Manitol + + + +

z Furosemid + + + +

2 Ruang Tindakan Bedah


ALAT MEDIS
z Meja Operasi / Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1
Tempat tidur
tindakan
z Dressing set Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10
z Infusion set Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10
z Vena Section set Minimal 1 Minimal 1 Minimal -
1
z Torakosintetis set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 -
z Metal kauter Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 -
z Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 -
z Tiang Infus Minimal 6 Minimal 6 Minimal 2 Minimal 2
z Lampu Operasi Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1
z Thermometer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Stetoskop Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Sterilisator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Bidai Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Splint Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

112
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI
z Analgetik + + + +

z Antiseptik + + + +

z Cairan kristaloid + + + +

z Lidokain + + + + Selalu tersedia


dalam jumlah yang
z Wound dressing + + + + cukup di Ruang
Tindakan Bedah
z Alat-alat anti septic + + + + tanpa harus
diresepkan

z ATS + + + +

z Anti Bisa Ular + + + +

z Anti Rabies + + + +

z Benang jarum + + + +

z APD : masker, + + + +
sarun tangan,
kacamata google

3 Ruang Tindakan Medik


PERALATAN MEDIS
z Kumbah Lambung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
Set
z EKG Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Kursi Periksa Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Irigator Pemeriksaan Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Nebulizer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Oksigen Medis Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z NGT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Syringe Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 -
z Infusion Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 -
z Jarum Spinal Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Lampu Kepala Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Bronchoscopy Minimal 1 - - -

113
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
z Opthalmoscope Minimal 1 Minimal 1 - -
z Otoscope set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Slit Lamp Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
OBAT – OBATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
z Cairan Infus Koloid + + + +

z Cairan Infus + + + +
Kristaloid

z Cairan Infus + + + +
Dextrose

z Adrenalin + + + +

z Sulfas Atropin + + + +

z Kortikosteroid + + + +
Selalu tersedia
z Lidokain + + + + dalam jumlah yang
cukup di IGD tanpa
z Aminophilin / ß 2 + + + + harus di resepkan
bloker

z Pethidin + + + +

z Morfin + + + +

z Anti convulsion + + + +

z Dopamin + + + +

z Dobutamin + + + +

z ATS + + + +

z Trombolitik + + + +

z Amiodaron + + + +
(inotropik)

z APD : masker, + + + +
sarung tgn,
kacamata google

z Manitol + + + +

z Furosemid + + + +

114
NO KELAS/ RUANG LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL KET
IV III II I
4 Ruang Tindakan Bayi & Anak
PERALATAN MEDIS
z Inkubator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

z Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1


z Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Oksigen Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
OBAT- OABATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
z Stesolid + + + + Tersedia dalam
jumlah yang cukup
z Mikro drips set + + + +

z Intra Osseus set + + + +

5 Ruang Tindakan Kebidanan


PERALATAN MEDIS
z Kuret Set Minimal 1 Minimal1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Partus Set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Suction bayi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
z Meja Ginekologi Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Meja Partus Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Vacuum set Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Forcep set Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z CTG Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Resusitasi set Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Doppler Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
bergabung bergabung bergabung
z Suction Bayi baru Minimal 1 Minimal 1/ Minimal 1/ Minimal 1/
lahir bergabung bergabung bergabung

115

Anda mungkin juga menyukai