Pendahuluan tekanan lokal rendah atau tidak ada. Semakin
Ekositem terumbu karang adalah salah banyak, para ilmuwan dan manajer terumbu satu bagian ekosistem yang ada di laut. karang menemukan konfigurasi spesies yang Ekosistem ini terletak pada daerah yang sebelumnya tidak terlihat (Hughes et al., dangkal, hangat dan bersih, di mana daerah 2017). ini merupakan daerah produktif karena Tujuan praktikum ini adalah untuk terdiri dari banyak biota laut sebagai mengamati keanekaragaman morfologi penghuninya. Terumbu karang (coral reefs) terumbu karang, mengamati organisme adalah ekosistem oranisme yang hidup di terumbu karang dan organisme terkaitnya, dasar perairan laut yang berbentuk batuan dan untuk menyimulasikan metode kapur (CaCO3). Mayoritas organisme yang pemeriksaan terumbu karang. menempati kawasan ini adalah hewan-hewan yang memiliki kerangka kapur serta jenis Metode dari alga. Terumbu karang memiliki peran Alat yang digunakanpadapraktikum yang sangat besar, karena itu kerusakan kali inimeliputi kamera untuk merekam ekosistem terumbu karang dapat terumbu karang dan meteran sepanjang 10 mengakibatkan terganggunya suatu meter. kehidupan di laut dan pantai yang ada di Cara kerja yang wilayah tersebut (Aulia et al., 2012). dilakukandilapanganadalah transek Pada dasarnya terumbu karang sepanjang 10 meter pada garis lurus dibuat terbentuk dari endapan-endapan masif dengan bantuan meteran. Setelah transek kalsium karbonat yang dihasilkan dari ditentukan, selanjutnya dilakukan organisme karang pembentuk terumbu pengambilan video terumbu karang di (karang hermatypic) dari filum Cnidaria, sepanjang transek yang telah dibuat tersebut. ordo Scleratinia yang hidup bersimbiosis Praktikumtersebutdilaksanakan di dengan plankton zooxantellae, dan sedikit KepulauanKarimunjawa. tambahan dari algae berkapur serta Pengamatanlaboratoriumdilakukan di organisme lain yang menyekresi kalsium Laboratorium Pengajaran I FakultasBiologi karbonat (Bengen, 2002). Unsoed. Preparat yang International Union for Conservation diamatimeliputiberbagai macam terumbu of Natural Resources (IUCN) telah karang. mengesahkan ekosistem terumbu karang sebagai sistem khas tropik yang dilindungi. Hasil Kebijaksanaan ini dikaitkan dengan sumber Hasil yang hayatinya yang sangat bermanfaat untuk didapatdirepresentasikansebagaiberikut: kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan terumbu karang antara lain sebagai penahan Terumbu Karang I gelombang, biotop ikan dan makanan ikan Jarak Tipe Terumbu serta pariwisata bahari (Kunzman & Efendi, Keterangan (m) Karang 1994). Banyak terumbu karang pantai telah tergradasi oleh penangkapan ikan yang Laminar, berlebihan dan polusi selama berabad-abad, Branching, dan perubahan iklim antropohenik 0-1 Columnar, Hidup menimbulkan tekanan lebih lanjut, bahkan Foliaceous, pada terumbu karang terpencil di mana Massive 1-2 Branching Mati Jarak (m) 2-3 Foliaceous Hidup 3-4 Columnar Mati, Hidup Persentase tutupan terumbu karang II 4-5 - - 5-6 - - 6 𝑥 100% = 60% 6-7 Branching Mati 10 7-8 Columnar, Massive Hidup Branching, Berdasarkan datadiatas, dapatdilihat 8-9 Hidup bahwa bentuk morfologi yang dapat Columnar 9-10 Columnar Hidup ditemukan pada terumbu karang I adalah Laminar, Branching, Columnar, Foliaceous, Skema kerapatan karang I dan Massive. Bentuk morfologi pada Hidup Mati terumbu karang II yang ditemukan adalah Hidup Encrusting, Columnar, Branching dan 10 Foliaceous. Kerapatan pada terumbu karang 0 4 6 I menunjukkan adanya karang pada jarak 0-4 Jarak (m) meter, tidak ada karang pada jarak 4-6 meter dan adanya karang pada jarak 6-10 meter. Persentase tutupan terumbu karang I Kerapatan pada terumbu karang II menunjukkan adanya karang pada jarak 0-2 6 𝑥 100% = 60% meter, tidak ada karang pada jarak 2-3 meter, 10 adanya karang pada jarak 3-5 meter, tidak Terumbu Karang II ada karang pada jarak 5-6 meter ada karang pada jarak 6-10 meter. Menurut Al-Malik Jarak Tipe Terumbu Keterangan (2016), terumbu karang I dan II masih (m) Karang Encrusting, memiliki kerapatan dalam golongan baik 0-1 Hidup, Mati karena masih berada di angka 60% sesuai Branching Columnar, dengan Keputusan Menteri Lingkungan 1-2 Mati Branching Hidup Nomor 4 tahun 2001. Dalam kerangka 2-3 - - ekologis, terumbu karang berfungsi sebagai Foliaceous, tempat untuk mencari makan dan tempat 3-4 Hidup, Mati Branching hidup untuk beberapa hewan lain seperti ikan 4-5 Branching Hidup 5-6 - - karang, molluska, arthropoda, dan rumput 6-7 Columnar Hidup laut (seaweed). 7-8 Columnar Mati Persentase terumbu karang I dan II 8-9 Columnar Hidup menunjukkan angka 60%. Menurut Giyanto 9-10 Branching Hidup et al. (2017), terdapat empat kategori untuk kriteria status terumbu karang, yaitu 0-25% Skema kerapatan karang II termasuk kriteria buruk/rusak, 26-50% Hidup Hidup Hidup termasuk ke dalam kriteria cukup/sedang, 51-75% termasuk kriteria baik, dan 76-100% 0 2 3 5 6 10 termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan pustaka tersebut, maka baik Mati Mati terumbu karang I dan II termasuk ke dalam kategori baik. Karang hidup dan karang mati karangnya kehilangan zooxanthellae, dapat memiliki banyak perbedaan. Karang hidup dibedakan dari coral mati dengan biasanya memiliki warna yang beraneka memperhatikan pada permukaan koloni ragam dan cemerlang serta tidak kusam, karang. Pada kondisi tersebut, karang sedangkan karang mati biasanya berwana biasanya kelihatan bersih dan bercahaya bila putih pudar dan terkadang ditumbuhi alga, diamati didalam air, tidak tampak ada lumut atau sedimen. Ketika diraba, karang sediment menempel, dan anda dapat melihat hidup terasa licin dan berlendir, sedangkan tentakel yang transparan bila anda karang mati lebih terasa kasar dan kesat. mengamati dari samping koloni karang, Warna pada karang berasal dari mono sel sehingga dapat disimpilkan bahwa karang itu alga yang disebut zooxanthellae yang berada tidak mati. Karang dengan hewan karang pada hewan karang. Zooxanthellae yang mati tidak dapat secara aktif memberikan warna terang sampai gelap membersihkan sediment pada permukaan kecoklatan tergantung pada kepadatan sel karangnya. Pada karang mati, alga secara tersebut. Bilamana ada pigmen lain di dalam cepat akan membangun koloninya pada jaringan sel hewan karang karang, maka karang tersebut, maka apabila di permukaan warna kecoklatan itu akan tertutup oleh koloni ckarang ada lapian halus berwarna warna pigmen tadi menjadi warna biru, hijau, coklat atau kuning, itu juga merupakan hijau, kuning atau warna ungu. Bila hewan tanda bahwa karang tersebut mati, bukan karang kehilangan zooxanthellae, kerangka sekedar kehilangan zooxanthela sementara. karang yang berwarna putih itu dapat dilihat Salah satu penyebab yang banyak melalui jaringan hewan karang yang menjadi menimbulkan kematian pada karang adalah transparan, menyebabkan karang tampak adanya hewan pemangsa, Acanthaster placi memutih sehingga yang terlihat hanya dan penyakit (Charton & Tietjen, 1989). kerangka kapur. Hewan karang yang telah kehilangan zooxanthellae, tidak selalu barakhir mati, tetapi hewan karang tidak Kesimpulan dapat bertahan hidup apabila kehilangan Dari pembahasantersebut, zooxanthellae. Apabila kehilangan makadapatdisimpulkan, zooxanthellae pada hewan karang tidak terlalu parah atau tidak berkepanjangan, DaftarReferensi koloni hewan karang yang menderita stress itu lambat laun dapat tumbuh kembali atau Al-Malik, M. D. 2016. Tutupan Terumbu menumbuhkan zooxanthellaenya dan hidup Karang dan Kelimpahan Ikan Terumbu kembali. Tetapi bila kehilangan di Pulau Nyamuk, Karimunjawa. zooxanthellae pada hewan karang itu terlalu Prosiding Seminar Tahunan Ke-V parah, hewan karang itu akhirnya akan mati, Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan dan dapat menyebabkan perubahan terhadap Kelautan, pp. 647-657. struktur karang dan fungsi ekosistem. Aulia, K. N., Kasmara, H., Erawan, T. S., & Tempat hewan karang pada koloni karang Nasir, S. M. 2012. Kondisi Perairan akan ditempati oleh alga lain dan lumut Terumbu Karang Dengan Foraminifera sehingga warna karang menjadi putih pudah Bentik Sebagai Bioindikator dengan ditempeli alga (DCA = Dead Coral Berdasarkan Foram Index Di with Alga). Kehilangan zooxanthellae pada Kepulauan Banggal, Provinsi Sulawesi hewan karang sering disebut dengan coral Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi bleaching (Hutabarat & Evans, 1988). Kelautan Tropis, 4(2), pp. 335-342. Karang yang baru mati berwarna putih, Bengen, D. G. 2002. Sinopsis Ekosistem kadang-kadang dapat keliru dengan coral Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut bleaching (hewan karang yang kehilangan serta Prinsip Pengelolaannya. Jurnal zooxanthellae). Karang yang hewan Bumi Lestari, 13(1), pp. 69-78. Charton, B & J. Tietjen, 1989. Seas and Oceans. Glassglow and London: Collin. Giyanto, Abrar, M., Hadi, T. A., Budiyanto, A., Hafizt, M., Salatalohy, A., & Iswari, M. Y. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Jakarta: Puslit Oseanografi-LIPI. Hughes, T. P., Barnes, M. L., Bellwood, D. R., Cinner, J. E., Cumming, G. S., Jackson, J. B. C., Kleypas, J., van de Leemput, I. A., Lough, J. M., Morrison, T. H., Palumbi, S. R., van Nes, E. H., & Scheffer, M. 2017. Coral Reefs In The Anthropocene. Nature, 546, pp. 82-90. Hutabarat, S. & Evans, S. M. 1988. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi. Kunzman, A., & Efendi, Y. 1994. Kerusakan Terumbu Karang Di Perairan Sepanjang Pantai Sumatera Barat. Jurnal Pendidikan Perikanan Laut, 91, pp. 48-56.