Anda di halaman 1dari 4

TERUMBU KARANG

Wildan Mukholladun (B1J012036), Putri Septianingrum (B1A016116)


BiologiLaut, FakultasBiologiUniversitasJenderalSoedirman
Email:nisrinafairuzs@gmail.com

Pendahuluan tekanan lokal rendah atau tidak ada. Semakin


Ekositem terumbu karang adalah salah banyak, para ilmuwan dan manajer terumbu
satu bagian ekosistem yang ada di laut. karang menemukan konfigurasi spesies yang
Ekosistem ini terletak pada daerah yang sebelumnya tidak terlihat (Hughes et al.,
dangkal, hangat dan bersih, di mana daerah 2017).
ini merupakan daerah produktif karena Tujuan praktikum ini adalah untuk
terdiri dari banyak biota laut sebagai mengamati keanekaragaman morfologi
penghuninya. Terumbu karang (coral reefs) terumbu karang, mengamati organisme
adalah ekosistem oranisme yang hidup di terumbu karang dan organisme terkaitnya,
dasar perairan laut yang berbentuk batuan dan untuk menyimulasikan metode
kapur (CaCO3). Mayoritas organisme yang pemeriksaan terumbu karang.
menempati kawasan ini adalah hewan-hewan
yang memiliki kerangka kapur serta jenis Metode
dari alga. Terumbu karang memiliki peran Alat yang digunakanpadapraktikum
yang sangat besar, karena itu kerusakan kali inimeliputi kamera untuk merekam
ekosistem terumbu karang dapat terumbu karang dan meteran sepanjang 10
mengakibatkan terganggunya suatu meter.
kehidupan di laut dan pantai yang ada di Cara kerja yang
wilayah tersebut (Aulia et al., 2012). dilakukandilapanganadalah transek
Pada dasarnya terumbu karang sepanjang 10 meter pada garis lurus dibuat
terbentuk dari endapan-endapan masif dengan bantuan meteran. Setelah transek
kalsium karbonat yang dihasilkan dari ditentukan, selanjutnya dilakukan
organisme karang pembentuk terumbu pengambilan video terumbu karang di
(karang hermatypic) dari filum Cnidaria, sepanjang transek yang telah dibuat tersebut.
ordo Scleratinia yang hidup bersimbiosis Praktikumtersebutdilaksanakan di
dengan plankton zooxantellae, dan sedikit KepulauanKarimunjawa.
tambahan dari algae berkapur serta Pengamatanlaboratoriumdilakukan di
organisme lain yang menyekresi kalsium Laboratorium Pengajaran I FakultasBiologi
karbonat (Bengen, 2002). Unsoed. Preparat yang
International Union for Conservation diamatimeliputiberbagai macam terumbu
of Natural Resources (IUCN) telah karang.
mengesahkan ekosistem terumbu karang
sebagai sistem khas tropik yang dilindungi. Hasil
Kebijaksanaan ini dikaitkan dengan sumber Hasil yang
hayatinya yang sangat bermanfaat untuk didapatdirepresentasikansebagaiberikut:
kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan
terumbu karang antara lain sebagai penahan Terumbu Karang I
gelombang, biotop ikan dan makanan ikan
Jarak Tipe Terumbu
serta pariwisata bahari (Kunzman & Efendi, Keterangan
(m) Karang
1994). Banyak terumbu karang pantai telah
tergradasi oleh penangkapan ikan yang Laminar,
berlebihan dan polusi selama berabad-abad, Branching,
dan perubahan iklim antropohenik 0-1 Columnar, Hidup
menimbulkan tekanan lebih lanjut, bahkan Foliaceous,
pada terumbu karang terpencil di mana Massive
1-2 Branching Mati Jarak (m)
2-3 Foliaceous Hidup
3-4 Columnar Mati, Hidup Persentase tutupan terumbu karang II
4-5 - -
5-6 - - 6
𝑥 100% = 60%
6-7 Branching Mati 10
7-8 Columnar, Massive Hidup
Branching, Berdasarkan datadiatas, dapatdilihat
8-9 Hidup bahwa bentuk morfologi yang dapat
Columnar
9-10 Columnar Hidup ditemukan pada terumbu karang I adalah
Laminar, Branching, Columnar, Foliaceous,
Skema kerapatan karang I dan Massive. Bentuk morfologi pada
Hidup Mati terumbu karang II yang ditemukan adalah
Hidup
Encrusting, Columnar, Branching dan
10 Foliaceous. Kerapatan pada terumbu karang
0 4 6
I menunjukkan adanya karang pada jarak 0-4
Jarak (m) meter, tidak ada karang pada jarak 4-6 meter
dan adanya karang pada jarak 6-10 meter.
Persentase tutupan terumbu karang I Kerapatan pada terumbu karang II
menunjukkan adanya karang pada jarak 0-2
6
𝑥 100% = 60% meter, tidak ada karang pada jarak 2-3 meter,
10
adanya karang pada jarak 3-5 meter, tidak
Terumbu Karang II ada karang pada jarak 5-6 meter ada karang
pada jarak 6-10 meter. Menurut Al-Malik
Jarak Tipe Terumbu
Keterangan (2016), terumbu karang I dan II masih
(m) Karang
Encrusting, memiliki kerapatan dalam golongan baik
0-1 Hidup, Mati karena masih berada di angka 60% sesuai
Branching
Columnar, dengan Keputusan Menteri Lingkungan
1-2 Mati
Branching Hidup Nomor 4 tahun 2001. Dalam kerangka
2-3 - - ekologis, terumbu karang berfungsi sebagai
Foliaceous, tempat untuk mencari makan dan tempat
3-4 Hidup, Mati
Branching
hidup untuk beberapa hewan lain seperti ikan
4-5 Branching Hidup
5-6 - - karang, molluska, arthropoda, dan rumput
6-7 Columnar Hidup laut (seaweed).
7-8 Columnar Mati Persentase terumbu karang I dan II
8-9 Columnar Hidup menunjukkan angka 60%. Menurut Giyanto
9-10 Branching Hidup et al. (2017), terdapat empat kategori untuk
kriteria status terumbu karang, yaitu 0-25%
Skema kerapatan karang II termasuk kriteria buruk/rusak, 26-50%
Hidup Hidup Hidup termasuk ke dalam kriteria cukup/sedang,
51-75% termasuk kriteria baik, dan 76-100%
0 2 3 5 6 10 termasuk ke dalam kriteria sangat baik.
Berdasarkan pustaka tersebut, maka baik
Mati Mati
terumbu karang I dan II termasuk ke dalam
kategori baik.
Karang hidup dan karang mati karangnya kehilangan zooxanthellae, dapat
memiliki banyak perbedaan. Karang hidup dibedakan dari coral mati dengan
biasanya memiliki warna yang beraneka memperhatikan pada permukaan koloni
ragam dan cemerlang serta tidak kusam, karang. Pada kondisi tersebut, karang
sedangkan karang mati biasanya berwana biasanya kelihatan bersih dan bercahaya bila
putih pudar dan terkadang ditumbuhi alga, diamati didalam air, tidak tampak ada
lumut atau sedimen. Ketika diraba, karang sediment menempel, dan anda dapat melihat
hidup terasa licin dan berlendir, sedangkan tentakel yang transparan bila anda
karang mati lebih terasa kasar dan kesat. mengamati dari samping koloni karang,
Warna pada karang berasal dari mono sel sehingga dapat disimpilkan bahwa karang itu
alga yang disebut zooxanthellae yang berada tidak mati. Karang dengan hewan karang
pada hewan karang. Zooxanthellae yang mati tidak dapat secara aktif
memberikan warna terang sampai gelap membersihkan sediment pada permukaan
kecoklatan tergantung pada kepadatan sel karangnya. Pada karang mati, alga secara
tersebut. Bilamana ada pigmen lain di dalam cepat akan membangun koloninya pada
jaringan sel hewan karang karang, maka karang tersebut, maka apabila di permukaan
warna kecoklatan itu akan tertutup oleh koloni ckarang ada lapian halus berwarna
warna pigmen tadi menjadi warna biru, hijau, coklat atau kuning, itu juga merupakan
hijau, kuning atau warna ungu. Bila hewan tanda bahwa karang tersebut mati, bukan
karang kehilangan zooxanthellae, kerangka sekedar kehilangan zooxanthela sementara.
karang yang berwarna putih itu dapat dilihat Salah satu penyebab yang banyak
melalui jaringan hewan karang yang menjadi menimbulkan kematian pada karang adalah
transparan, menyebabkan karang tampak adanya hewan pemangsa, Acanthaster placi
memutih sehingga yang terlihat hanya dan penyakit (Charton & Tietjen, 1989).
kerangka kapur. Hewan karang yang telah
kehilangan zooxanthellae, tidak selalu
barakhir mati, tetapi hewan karang tidak Kesimpulan
dapat bertahan hidup apabila kehilangan Dari pembahasantersebut,
zooxanthellae. Apabila kehilangan makadapatdisimpulkan,
zooxanthellae pada hewan karang tidak
terlalu parah atau tidak berkepanjangan, DaftarReferensi
koloni hewan karang yang menderita stress
itu lambat laun dapat tumbuh kembali atau Al-Malik, M. D. 2016. Tutupan Terumbu
menumbuhkan zooxanthellaenya dan hidup Karang dan Kelimpahan Ikan Terumbu
kembali. Tetapi bila kehilangan di Pulau Nyamuk, Karimunjawa.
zooxanthellae pada hewan karang itu terlalu Prosiding Seminar Tahunan Ke-V
parah, hewan karang itu akhirnya akan mati, Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan
dan dapat menyebabkan perubahan terhadap Kelautan, pp. 647-657.
struktur karang dan fungsi ekosistem. Aulia, K. N., Kasmara, H., Erawan, T. S., &
Tempat hewan karang pada koloni karang Nasir, S. M. 2012. Kondisi Perairan
akan ditempati oleh alga lain dan lumut Terumbu Karang Dengan Foraminifera
sehingga warna karang menjadi putih pudah Bentik Sebagai Bioindikator
dengan ditempeli alga (DCA = Dead Coral Berdasarkan Foram Index Di
with Alga). Kehilangan zooxanthellae pada Kepulauan Banggal, Provinsi Sulawesi
hewan karang sering disebut dengan coral Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi
bleaching (Hutabarat & Evans, 1988). Kelautan Tropis, 4(2), pp. 335-342.
Karang yang baru mati berwarna putih, Bengen, D. G. 2002. Sinopsis Ekosistem
kadang-kadang dapat keliru dengan coral Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut
bleaching (hewan karang yang kehilangan serta Prinsip Pengelolaannya. Jurnal
zooxanthellae). Karang yang hewan Bumi Lestari, 13(1), pp. 69-78.
Charton, B & J. Tietjen, 1989. Seas and
Oceans. Glassglow and London:
Collin.
Giyanto, Abrar, M., Hadi, T. A., Budiyanto,
A., Hafizt, M., Salatalohy, A., &
Iswari, M. Y. 2017. Status Terumbu
Karang Indonesia 2017. Jakarta: Puslit
Oseanografi-LIPI.
Hughes, T. P., Barnes, M. L., Bellwood, D.
R., Cinner, J. E., Cumming, G. S.,
Jackson, J. B. C., Kleypas, J., van de
Leemput, I. A., Lough, J. M.,
Morrison, T. H., Palumbi, S. R., van
Nes, E. H., & Scheffer, M. 2017. Coral
Reefs In The Anthropocene. Nature,
546, pp. 82-90.
Hutabarat, S. & Evans, S. M. 1988.
Pengantar Oseanografi. Jakarta: Ditjen
Pendidikan Tinggi.
Kunzman, A., & Efendi, Y. 1994. Kerusakan
Terumbu Karang Di Perairan
Sepanjang Pantai Sumatera Barat.
Jurnal Pendidikan Perikanan Laut, 91,
pp. 48-56.

Anda mungkin juga menyukai