OLEH :
ANDI SABIL HIDAYAT : A1P1 17 003
ASRINA : A1P1 18 017
HERAWATI BASRI : A1P1 17 035
TITIN AGUSTIN : A1P1 18 057
NINING ASTRIANI : A1P1 17 019
JUMARWATI : A1P1 18 046
RATI RATNA SARI : A1P1 18 014
ASWAR POTAWARI : A1P1 18 060
1
Presiden Joko Widodo telah resmi mengumumkan ibu kota negara akan
dipindahkan dari DKi Jakarta ke Kalimantan Timur. Pengumuman yang sudah
ditunggu-tunggu itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara,
Jakarta, Selasa (27/8/2019)
Hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu yaitu alasan presiden kita
memindahkan ibu kota, Presiden Joko Widodo membeberkan alasan mengapa
Provinsi Kalimantan Timur dipilih oleh pemerintah sebagai lokasi ibu kota baru
Indonesia pengganti DKI Jakarta. "Kenapa di Kalimantan Timur? Karna salah
satunya yaitu minimnya risiko bencana.
ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin
(26/8/2019).
Ini Keunggulan Kalimantan Timur Saat di umumkan menjadi ibu kota baru
Jokowi terlihat didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Kalimantan
Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain itu, terlihat
juga sejumlah pejabat pemerintahan, di antaranya Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti nurbaya bakar.
2
Penjelasan BMKG mengenai pemindaan ibu kota kita
3
Lebih jauh lagi, BMKG menjelaskan, Sesar Maratua dan Sesar
Mangkalihat terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur. Sesar
tersebut masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan. Sebagai bukti, dalam peta
seismisitas, terlihat 2 zona besar ini memiliki aktivitas kegempaan yang cukup
tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah ke barat sampai
timur.
wilayah Kalimantan Timur juga memiliki risiko rawan banjir. Hal itu
terungkap dalam berita di Kompas.com pada 22 Agustus 2019. Saat itu, Plh
Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menjelaskan, risiko rawan banjir tersebut berada
di Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi salah satu area ibu kota baru dan
Kota Samarinda. Lalu, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan
Bencana (BNPB), risiko rawan banjir di wilayah ini terdapat di wilayah yang dekat
dengan hulu daerah aliran sungai (DAS).
Masalah penggundulan dan kebakaran hutan Kebakaran di Hutan Lindung
Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selain dua potensi bencana tersebut, Kalimantan Timur juga menyimpan
potensi bencana lain, yakni kebakaran dan penggundulan hutan. Disebutkan, lahan
hijau di wilayah ini berkurang cukup signifikan. Penggundulan hutan ini
menyebabkan banyaknya banjir yang terjadi di Kaltim. Potensi bencana lain adalah
hutan di provinsi ini pun berkurang akibat pembakaran sehingga menyebabkan
asap.
Sementara itu, pada 2018 BMKG mencatat wilayah Kaltim menjadi salah
satu yang rawan bencana kebakaran hutan dan lahan. Informasi ini disampaikan
Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada Kompas.com, Jumat
(24/8/2018), dan melalui akun resmi Instagram BMKG, @infobmkg.
Kalimantan Timur Pencemaran minyak di perairan air laut Salah satu
potensi bencana di Kaltim yang tak bisa dipandang remeh adalah pencemaran
minyak di wilayah perairan laut. Pencemaran tersebut diakibatkan salah satunya
akibat lokasi perairan Kalimantan Timur yang menjadi jalur pelayaran antarpulau,
baik ke Sulawesi maupun ke Jawa. Namun, meski masih memiliki potensi bencana,
secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif aman jika dibandingkan
4
dengan daerah lain yang ada di Indonesia.
Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan bencana.
Bencana alam di Indonesia meliputi gempa bumi, gunung meletus hingga bencana
hidrometeorologi seperti kebakaran, angin puting beliung, banjir dan lainnya.
Karena kita hidup di daerah rawan bencana, kita harus fokus pada mitigasi
bencana. Contohnya Kementerian PUPR saat merencanakan dan membangun
infrastruktur harus pertimbangkan apakah kuat terhadap bencana alam yang sering
terjadi di lokasi atau tidak," ungkap Bambang di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Sama halnya dengan menentukan lokasi ibu kota negara, lanjut Bambang,
Bappenas harus mempelajari dahulu sejarah bencana daerahnya, mana daerah yang
minim resiko bencana dan cocok dijadikan ibu kota negara.
5
Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Wisnu Widjaya menyebut persiapan tata ruang
jadi perhatian penting, terutama menghindari potensi bencana seperti banjir,
tsunami dan gempa bumi
"Kalau desainnya dari awal sudah kita ketahui akan mudah untuk dikelola.
Beda kalau sudah terlanjur dibangun, itu baru masalah lain," kata Wisnu
kepada CNNIndonesia.com
BNPB sendiri mencatat terdapat beberapa daerah yang memiliki potensi bencana
alam di Kalimantan Timur. Namun demikian, BNPB masih memasukkan wilayah
di Kaltim dalam kategori sedang ataupun rendah.
Dua kabupaten yang dipilih Jokowi sebagai ibu kota baru juga dinilai masih
memiliki potensi bencana, khususnya yang terkait dengan lingkungan, yaitu banjir.
Tercatat setidaknya delapan kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki bahaya
kelas tinggi terjadi banjir.
Selain itu, menurutnya, pertimbangan tata ruang harus dikaitkan dengan potensi
gempa di Kalimantan Timur. Sebelumnya, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan
Tsunami
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita
Karnawati membenarkan bahwa Kalimantan merupakan pulau dengan tingkat
kegempaan relatif paling rendah di Indonesia.
6
sangat besar," kata dia dalam siaran pers BMKG, Sabtu (24/8/2019).