Anda di halaman 1dari 17

Lampiran 1 : Keputusan Direktur RS.

Dharma Husada
Nomor : 13/224/SK.DIR/I/RSDH/2019
Tanggal : 9 Januari 2019

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH


BAB I
DEFINISI

Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:


1) Limbah Rumah Sakit adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair, dan gas.
2) Limbah Padat Rumah Sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
3) Limbah Medis Padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah citotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
4) Limbah Padat Non Medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5) Limbah Cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemudian mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan..
6) Limbah Infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan yang terdiri dari limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis.
7) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya
8) Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan.
.
1
9) TPS adalah Tempat Penampungan Sementara limbah, baik limbah domestik maupun
limbah B3.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan limbah di RS. Dharma Husada antara lain:


1. Limbah Padat
Limbah padat meliputi limbah padat medis dan non medis.
2. Limbah Cair
Limbah yang berasal dari semua aktifitas di pelayanan meliputi wastafel, kamar mandi,
closed, dan lain-lain kecuali air hujan.
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah yang berasal dari kegiatan medis dan non medis yang memiliki sifat dan
karakteristik infeksius, mudah terbakar, korosif, iritan, mudah meledak, dan berbahaya
bagi lingkungan.

3
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Jenis Limbah


Jenis limbah yang dihasilkan RS. Dharma Husada antara lain:
1. Limbah Padat
a. Limbah padat medis berasal dari Ruang Perawatan, Poliklinik, UGD, OK,
Apotik, Laboratorium, Farmasi. Limbah padat medis berupa: organ tubuh, bekas
kateter swab, bekas plester, spuit bekas, jarum suntik bekas, under pet, sarung
tangan disposible, pipet pasteur, dll.
b. Limbah pada non medis berasal dari semua kegiatan / aktivitas RS. Dharma
Husada yang menghasilkan buangan limbah padat. Limbah padat non infeksius
berupa: sisa makanan, sampah perkantoran, sampah taman, dll.
2. Limbah Cair
Berasal dari semua kegiatan / aktivitas di RS. Dharma Husada. Sebelum dibuang ke
badan air terlebih dahulu diolah dengan IPAL sistem Bio Filter.
3. Limbah B3
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
pathogen, bersifat infeksius, dan bahan kimia beracun.

3.2 Pengelolaan Limbah Padat


Pengelolaan limbah padat medis dan non medis di RS. Dharma Husada melalui tahap:
a. Penempatan dan pemilahan
1) Penempatan limbah padat medis di ruang perawatan dan instalasi dimasukkan ke
tempat sampah medis yang tertutup dilapisi kantong plastik kuning.
2) Penempatan limbah padat medis benda tajam di ruang perawatan dan instalasi
dimasukkan ke dalam safety box
3) Penempatan limbah padat non medis di ruang perawatan dan instalasi dimasukkan
ke tempat sampah tertutup dilapisi kantong plastik hitam dan dipisah antara
limbah padat non medis kering dan basah. Limbah padat non medis dipisahkan ke
dalam 2 (dua) kelompok yaitu:
1) Limbah padat non medis kering adalah sampah yang tidak bisa terurai atau
terdegradasi oleh tanah seperti sampah, kertas, plastik, kaleng, pembungkus
makanan, dll.

4
2) Limbah padat non medis basah adalah sampah yang bisa terurai atau
terdegradasi oleh tanah seperti sampah sisa makanan, daun, kulit buah, dll.
b. Pengumpulan
1) Limbah padat medis, apabila 2/3 bagian kantong / tempat sampah sudah terisi
segera diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang
pengganggu, sebelumnya kantong plastik kuning diikat kuat terlebih dahulu
kemudian diangkut ke Tempat Penyimpanan Sampah Sementara (TPS) Limbah
B3, kemudian diangkut dan diolah pihak ketiga yang telah memiliki ijin dan
rekomendasi dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI dan Dirjen
Perhubungan Darat.
2) Limbah padat non medis apabila 2/3 bagian kantong / tempat sampah sudah terisi
segera diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
c. Pengangkutan
1) Limbah padat medis, diangkut menggunakan kereta angkut menuju ke tempat
TPS B3 dimasukkan bak/drum penampungan sementara dengan tertutup
kemudian diambil dan diolah oleh pihak ke tiga 3-7 hari.
2) Limbah padat non medis diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengangkutan ke TPS
dilakukan pagi hari sedangkan pengangkutan ke TPA dilakukan oleh pihak ketiga
pada pagi hari. Kereta pengangkut dibersihkan setiap kali selesai dikosongkan.

3.3 Pengelolaan Limbah Cair


Berdasarkan kondisi limbah yang ada maka secara umum gambaran proses instalasi
pengolahan air limbah RS. Dharma Husada adalah sebagai berikut :
1. Sumber limbah yang berasal dari ruang rawat inap, ruang operasi, ruang poli,
kamar mandi dan lain-lain yang akan masuk ke IPAL terlebih dahulu melalui
bakscreen/ saringan, sedangkan yang berasal dari dapur dan loundry masuk ke bak
penangkap lemak/ grease trap dan kemudian baru melalui screen/ saringan.
2. Setelah melalui screen/ saringan, air limbah masuk dalam bak pengumpul dimana
terdapat pompa yang berfungsi mengalirkan air limbah ke bak IPAL.
3. Setelah melalui bak pengumpul, air limbah masuk ke bak anaerobic dimana akan
terjadi pengiraian bahan organik. Pada bak ini terdapat sekat-sekat yang terbuat dari
asbes yang berfungsi sebagai media pertumbuhan bakteri pengurai.
4. Setelah melalui bak anaerobic, air limbah diolah lagi dengan proses aerobic. Proses
ini akan menguraikan bahan organik yang tidak terolah di bak anaerobic. Pada bak

5
ini terdapat pompa aerator yang berfungsi menyuplai oksigen guna kelangsungan
hidup bakteri aerobic.
5. Setelah melalui bak-bak aerobic, air limbah limbah terlebih dahulu di endapkan dan
difilter agar kualitas air olahan menjadi lebih baik.
6. Setelah melalui bak pengendapan dan filter, air limbah dilewatkan pada kolam ikan
sebagai indikator bahwa hasil olahan layak dibuang.
7. Setelah melalui kolam indikator, air limbah diberi desinfektan agar bakteri
infeksius yang masih lolos dapat dihilangkan.
8. Setelah pemberian desinfektan, air limbah bisa dibuang kemedia umum.

FUNGSI-FUNGSI BANGUNAN/ ALAT IPAL DI RS. DHARMA HUSADA


 Screen chambel
Berfungsi menyaring benda padat/ kasar agar tidak mengganggu proses pengolahan
air buangan, mencegah penyumbatan pada saluran dan melindungi peralatan (seperti :
pompa, valve, dan lain-lain)
 Grease trap
Berfungsi untuk menangkap/ pemisah lemak sehingga akan meningkatkan fungsi
pengolahan biologis
 Kolektor chamber
Berfungsi mengatai fluktuasi aliran dan meningkatkan fungsi pengolahan biologis
 Bio-pack sewage chamber (bak IPAL)
Dalam bak bio-pack sewage terjadi beberapa proses biologis dan proses fisika yang
bertujuan untuk menurunkan kandungan CO2, BOD5, NH3-bebas, phenol dan lain-
lain. Proses yang terjadi antara lain :
1. Anaerobic : berfungsi untuk mengolah hampir semua beban buangan organik/
limbah organik menjadi bentuk organik yang lebih stabil oleh mikro organisme.
Pada proses ini yang berfungsi untuk mengelola adalah bakteri anaerobic.
2. Aerobic : berfungsi untuk mengolah hampir semua beban buangan organik/
limbah organik menjadi bentuk organik dengan sistem oksidasi melalui
karbondioksida yang dilepaskan ke udara dan menghasilkan bio mas yang
berfungsi sebagai sludge aktif. Pada proses ini yang berfungsi untuk mengolah
adalah bakteri aerobic.
3. Sedimentasi : berfungsi untuk mengendapkan flok-flok yang berasal dari efluent
aerobic sistem.

6
4. Filtrasi : berfungsi untuk menangkap flok yang mungkin tidak terendap di bak
sedimentasi
 Desinfectan
Berfungsi untuk membunuh bakteri atau mikro organisme lainnya mungkin bersifat
toksit atau infeksius sehingga air hasil olahan layak dibunag ke badan air/ sungai.

DIAGRAM ALIR
IPAL RS. DHARMA HUSADA

SUMBER LIMBAH RK
PANEL

Anaerobic

Aerobic
Grease Screen Collected
Trap Chamber Chamber Sediment
Filter

Desinfectan

 Operasional pengolahan IPAL di RS. Dharma Husada


1. Chek pompa di Bak Pengumpul, apabila jumlah volume air limbah lebih dari
separuh, pompa harus sudah berjalan otomatis ke Bak IPAL
2. Operasikan pompa aerator di Bak Aerasi selama 1 jam ON (jalan) dan 2 jam
OOF (mati), lakukan secara berulang-ulang
3. Chek Bak Desinfeksi, jalankan pompa kimia bila ada aliran air keluar menuju
sumur resap
4. Lakukan pembersihan screen secara periodik (1 hari sekali)
5. Apabila lumpur/sludge pada Bak IPAL sudah banyak, bisa dilaksanakan
pengambilan lumpur dengan membuka stop kran di bak drying bed (saringan
pasir)

7
3.4 Pengelolaan Limbah B3
1. Identifikasi Limbah B3
Limbah B3 berasal dari aktifitas di unit pelayanan medis, penunjang medis,
dan penunjang non medis. Berdasarkan jenisnya, limbah B3 yang terdapat di RS.
Dharma Husada antara lain:
a. Limbah medis
 Limbah padat : jarum, ampul, vial, spuit, botol infus
 Limbah non padat : bekas kantong darah, kasa, bebat luka, hand
scoon, diapers, bahan yng terkontaminasi cairan pasien, apron
disposible
b. Limbah non medis
Lampu bekas, baterai, pecahan botol/gelas, accu dll
c. Limbah penunjang medis
Botol reagen, tabung sample darah, obyek glass, oobat expaied, botol bekas
obat berbahaya dll

2. Simbol dan Label Limbah B3


Setiap kemasan atau tempat sampah B3 harus diberikan simbol dan label sesuai
dengan jenis dan klarifikasinya
Ketentuan pemasangan simbol:
1. Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan
terhadap tumpahan isi kemasan B3.
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atau diwadahinya.
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan
lain dan mudah dilihat.
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa B3.
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali
untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”.
2. Simbol pada kendaraan pengangkut B3
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama.

8
b. Simbol dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan klasifikasi B3
yang diangkutnya.
c. Ukuran minimal yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan.
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air hujan, bahan kimia yang
mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas atau plat logam) serta
menggunakan bahan warna simbol yang dapat berpendar (flourenscence).
e. Dipasang disetiap sisi dan bagian muka alat angkut serta harus dapat terlihat
dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter.
f. Simbol tidak boleh lepas dan diganti dengan simbol lain sebelum muatan B3
dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang
tertinggal.
3. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
TPS B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Terbuat dari bahan yang
tahan terhadap goresan, air hujan, bahan kimia yang mungkin mengenainya
(misalnya bahan plastik, kertas atau plat logam).
b. Simbol dipasang pada bagian luar TPS B3 yang tidak terhalang.
c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya.
d. Ukuran minimal simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar
sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.
e. Selama tempat penyimpanan masih difungsikan, simbol tidak boleh terlepas
atau dilepas atau diganti dengan simbol lain, kecuali jika akan digunakan
untuk menyimpan limbah B3 dengan karakteristik yang berlainan.
Label untuk penandaan kemasan kosong
1. Bentuk, warna dan ukuran
Bentuk dasar label sama dengan bentuk dasar simbol dengan ukuran sisi minimal
10 cm x 10 cm dan tulisan “KOSONG”.
2. Pemasangan
Label harus dipasang pada kemasan bekas pengemasan limbah B3 yang telah
dikosongkan dan atau akan digunakan kembali untuk mengemas limbah B3.

9
3. Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah
dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah
terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan
lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum
dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat
keragaman karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya diatur tata cara yang
tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan aman.
1. Persyaratan umum kemasan
- Kemasan untuk limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas
dari pengkaratan serta kebocoran.
- Bentuk, ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan
karakteristik limbah B3 yang akan dikemasnya dengan mempertimbangkan
segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya.
- Kemasan dapat terbuat dari bahan plastik atau bahan logam (teflon, baja
karbon, dll) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tersebut tidak
bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.
2. Pengemasan limbah B3
- Limbah B3 yang tidak saling cocok, atau limbah dan bahan yang tidak saling
cocok tidak boleh disimpan secara bersama-sama dalam satu kemasan.
- Untuk mencegah risiko timbulnya bahaya selama penyimpanan, maka jumlah
pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan gas atau terjadinya
kenaikan tekanan.
- Jika kemasan yang berisi limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak
(misalnya terjadi pengkaratan, atau terjadi kerusakan permanen) atau jika
mulai bocor, maka limbah B3 tersebut harus dipindahkan ke dalam kemasan
lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah B3.
- Kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang
tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan limbah B3.
- Pemeriksaan kemasan dilakukan oleh penanggung jawab pengelolaan limbah
B3 untuk memastikan tidak terjadi kerusakan atau kebocoran pada kemasan
akibat korosi atau faktor lainnya.

10
- Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan
sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan limbah B3.
3. Penempatan limbah infeksius padat
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Dilengkapi tutup
dan knop pembuka yang digerakkan dengan cara diinjak sehingga
memudahkan pada saat membuang sampah tanpa mengotori tangan.
- Pada bagian penutup tempat sampah diberi stiker “Sampah Infeksius” yang
berwarna kuning
- Bagian dalam tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik berwarna
kuning.
- Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah.
- Untuk benda tajam ditampung pada tempat khusus (safety box) yang terbuat
dari bahan anti bocor, anti tusuk, dan tidak mudah dibuka.
- Bangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 yang dimiliki oleh
RS. Dharma Husada terletak di bagian belakang sebelah barat, berikut aspek
teknis TPS Limbah B3:
Tabel 3.4 Deskripsi Fasilitas dan Pengelolaan TPS Limbah B3
No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas dan Pengelolaan
1 Lokasi Terlindung / aman TPS hanya dapat diakses oleh
petugas pengangkut sampah dan petugas IPL
2 Luas bangunan 10,5 m2
3 Ruang penyimpanan TPS mampu menampung semua limbah B3 yang
dihasilkan
4 Papan Nama TPS Limbah Memuat nama tempat, luas, dan ditempel di atas pintu
B3 masuk
5 Konstruksi atap Dibuat tanpa plafond an memiliki sistem ventilasi
yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi
gas di dalam ruang penyimpanan
6 Konstruksi Dinding Terbuat dari tembok bata cor
7 Lantai Konstruksi lantai memiliki kemiringan 20% kea rah
floor ain menuju bak kontrol.Lantai kasar / tidak licin
dan kedap air

11
No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas dan Pengelolaan
8 Penerangan Memiliki sistem penerangan (lampu) yang memadai
untuk operasional atau inspeksi rutin. Lampu
penerangan dipasang minimal 1 meter di atas
kemasan dengan saklar (stop contact) harus terpasang
di sisi luar bangunan
9 Ventilasi Ventilasi memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS,
dan dipasang kasa untuk mencegah masuknya burung
atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang
penyimpanan
10 Pemisahan jenis limbah Ada pemisahan penyimpanan limbah B3 berdasarkan
karakteristik masing-masing limbah, antara lain:
a. Limbah medis padat
b. Limbah medis non padat
11 Simbol dan label limbah Setiap kemasan dilengkapi dengan simbol dan label.
B3 a. Limbah infeksius (kantong plastik kuning)
b. Limbah benda tajam (safety box)
c. Limbah pecahan kaca (kardus)
12 Kemudahan untuk loading Ada jarak yang memadai antara tapak penyimpanan
dengan pintu TPS
13 Logbook/catatan keluar Tersedia log book di dalam lokasi TPS
masuk limbah B3
14 SPO penyimpanan Tersedia SPO penyimpanan untuk masing-masing
limbah
15 Nama jenis limbah Ditempel di dinding sesuai jenis limbah
16 Simbol 1) Simbol ditempelkan pada pintu dan dinding luar
minimal ukuran 25x25 cm
2) Simbol ditempelkan di bawah nama jenis limbah
B3
17 Label Ditempelkan di dinding sesuai dengan jenis limbah
B3
Pembatas dinding non Membedakan antara ruang jenis limbah medis non
18
permanent padat dan medis padat, serta padat berbahaya
19 Garis pembatas/penyekat Penyekat untuk masing-masing jenis limbah B3

12
No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas dan Pengelolaan
tidak permanent
20 Pallet Sebagai alas limbah B3 yang sudah dikemas
21 Rambu-rambu Ditempel di dinding tulisan “AWAS BERBAHAYA
LIMBAH B3 (MUDAH TERBAKAR, DLL)
DILARANG KERAS MENYALAKAN API ATAU
ROKOK !”
22 Pintu pengaman Pagar di area TPS dan incinerator dilengkapi dengan
tulisan “BERBAHAYA YANG TIDAK
BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”
25 Perlengkapan darurat Tersedia APAR, heat detector, dan alarm kebakaran
26 Keselamatan kerja Tersedia APD, P3K, dan tempat cuci tangan
4. Pengolahan Limbah B3
RS. Dharma Husada bekerjasama dengan pihak III dalam hal pengolahan limbah B3.
Dalam pemilihan Pihak III yang akan bekerjasama dengan RS. Dharma Husada harus
memilki ketentuan sebagai berikut:
1) Memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup RI dalam hal Pengumpulan
limbah B3.
2) Memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup RI dalam hal Pengolahan dan
Pemanfaatan.
3) Memiliki izin dari pengangkutan limbah B3 dari Direktorat jenderal Perhubungan
darat.

3.5 Pelaksanaan Pengelolaan


Seluruh kegiatan pengelolaan merupakan pengendalian risiko yang harus
dilakukan secara baik dan benar, beberapa pelaksanaan pengelolaan yang perlu
mendapatkan perhatian meliputi:
1) Pemilahan limbah (waste segregation), yakni memilah beberapa jenis limbah secara
cermat ke dalam wadah-wadah atau kantong yang berbeda dan khusus yang
menggambarkan risiko yang berkaitan dengan setiap kemasan limbahnya.
2) Pengemasan yang sesuai (appropriate packaging), yaitu mencegah tumpahnya limbah
dan melindungi petugas dari kontak dengan limbah.
3) Identifikasi limbah (waste identification) melalui pengemasan dan pelabelan yang
jelas, memungkinkan jenis dan sumber limbah lebih mudah dikenali.

13
4) Tempat penampungan limbah yang sesuai (appropriate waste storage) yaitu
membatasi akses hanya pada orang yang berkepentingan, menjaga agar tidak menjadi
sarang serangga dan binatang pengerat, dan mencegah kontaminasi area sekitarnya.
5) Transportasi yang sesuai (appropriate transportation) yaitu mengurangi risiko yang
dihadapi petugas yang terpajan limbah

14
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Dokumen Limbah Padat


1) Limbah Padat Non Medis
Form pencatatan volume pengangkutan limbah padat non medis yang dibuang ke
TPA.
2) Limbah Padat Medis
Form harian pencatatan volume limbah padat medis yang dihasilkan. Dokumen
manifest pengangkutan limbah padat medis yang juga termasuk limbah B3 oleh pihak
ketiga.

4.2 Dokumen Limbah Cair


1) Form pengukuran debit, suhu dan pH harian air limbah.
2) Hasil pemeriksaan laboratorium air limbah.

4.3 Dokumen Limbah B3


Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu penyerahan limbah
B3 untuk diangkut dari lokasi kegiatan penghasil ke tempat penyimpanan di luar lokasi
kegiatan, dan atau pengumpulan dan atau pengangkutan dan atau pengolahan limbah B3
dan atau pemanfaatan limbah B3 serta penimbunan hasil pengolahan.
1) Logbook limbah B3
Logbook limbah B3 adalah form yang berisi tentang keluar masuknya limbah B3 dari
TPS limbah B3. Logbook limbah B3 dibedakan berdasarkan jenis dan karakteristik
limbah yaitu logbook limbah padat medis, logbook limbah residu incinerator, logbook
limbah lampu bekas, logbook limbah fixer, logbook limbah developer, logbook limbah
oli bekas, dll.
2) Manifest pengangkutan limbah B3
Dokumen manifest limbah B3 adalah dokumen limbah yang diberikan oleh pihak
ketiga pada waktu penyerahan limbah B3 dari penghasil kepada pihak ketiga.
Dokumen manifest setiap lembarnya harus ditempel barcode pada pojok kiri atas.
Lembar manifest berisi tentang:
Bagian I : yang harus diisi oleh Penghasil/pengumpul;
Bagian II : yang harus diisi oleh pengangkut;
Bagian III : yang harus diisi oleh pengumpul/pemanfaat/pengolah

15
Berikut ini contoh manifest limbah B3 dan barcode ditempel dipojok kiri atas pada setiap lembarnya.

FORMAT LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3

RUMAH SAKIT “DHARMA HUSADA”


MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS KELUARNYA LIMBAH B3 KE TPS SISA
Maksimal
Tanggal
Jenis Sumber Jumlah Penyimpanan Tanggal Jumlah Bukti Sisa Limbah
Masuk Tujuan
No Limbah Limbah Limbah s/d tanggal : Keluar Limbah Nomor B3 yang ada
Limbah Penyerahan
B3 Masuk B3 B3 Masuk (t=0+90hr, Limbah B3 Dokumen di TPS
B3
180 hr)2
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K)

................................................. 2019
(Paraf Petugas)

16
Dokumen limbah B3 tersebut berisi ketentuan sebagai berikut:
1) Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang menyerahkan limbah B3.
2) Tanggal penyerahan limbah B3.
3) Nama dan alamat pengangkut limbah B3.
4) Tujuan pengangkutan limbah B3.
5) Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah B3 yang diserahkan.
Dokumen limbah B3 ada 7 (tujuh) rangkap dengan rincian sebagai berikut:
1) Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah ditanda tangani
oleh penghasil, pengumpul, dan pengolah limbah B3 (warna putih);
2) Lembar kedua yang sudah ditanda tangani pengangkut limbah B3, oleh penghasil
limbah B3 atau pengumpul dikirim kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(warna kuning);
3) Lembar ketiga yang sudah ditanda tangani oleh pengangkut limbah B3 disimpan oleh
penghasil atau pengumpul limbah B3 yang menyerahkan limbah B3 untuk diangkut
oleh pengangkut limbah B3 (warna hijau);
4) Lembar keempat setelah ditanda tangani oleh pengumpul atau pengolah limbah B3
oleh pengangkut diserahkan kepada pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah B3
yang menerima limbah B3 dari pengangkut limbah B3 (warna merah muda);
5) Lembar kelima dikirim kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan setelah
ditanda tangani oleh pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah B3 (warna biru);
6) Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
yang bersangkutan, setelah ditandatangani oleh pengumpul limbah B3 atau pengolah
limbah B3 (warna krem);
7) Lembar ketujuh dikirim oleh pengangkut kepada penghasil limbah B3 oleh pengumpul
limbah B3 atau pengolah limbah B3, setelah ditanda tangani oleh pengumpul limbah
B3 atau pengolah limbah B3 (warna ungu).
8) Neraca limbah B3
Neraca limbah B3 adalah data kuantitas limbah B3 dari yang menunjukkan kinerja
pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu penaatannya setiap 3 bulan.

17

Anda mungkin juga menyukai