Anda di halaman 1dari 8

Home

Biogeograf

Ilmu Sosial

Ilmu Bumi

Geologi

Bencana Alam

Type your search query and hit enter:

Type Here

© IlmuGeograf.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang Undang

ILMUGEOGRAFI.COM

Type your search query and hit enter:

Type Here

HOMEPAGEBIOGEOGRAFI

BIOGEOGRAFI

Contoh Ekosistem Sawah dan Komponennya

Bumi ini terdiri dari berbagai jenis ekosistem (baca : Jenis jenis Ekosistem). Terdapat ekosistem air dan
ekosistem darat. Ada pula ekosistem alam dan juga ekosistem buatan (baca juga : Lingkungan Buatan).
Salah satu jenis ekosistem buatan yang berada di daratan adalah sawah. Sawah merupakan suatu
ekosistem berupa lahan pertanian dengan permukaan tanah yang rata dan terdapat pematang sebagai
pembatas. Sawah termasuk dalam ekosistem buatan karena sengaja dibuat manusia untuk memenuhi
kebutuhan pangan. Manusia menanam berbagai jenis tanaman di ekosistem sawah. Diantara tanaman
yang sering ditanam adalah padi dan kacang- kacangan. Tanaman lain yang ikut tumbuh di ekosistem
sawah adalah rerumputan yang sebenarnya menjadi gulma bagi tanaman. selain tanaman, terdapat pula
hewan- hewan yang mendiami ekosistem sawah seperti ulat, serangga dan burung. Hewan dan tanaman
yang berada di suatu ekosistem sawah berbeda dengan ekosistem sawah yang lainnya. Terdapat
beberapa contoh ekosistem sawah yang ada di Indonesia. Diantara contoh ekosistem sawah tersebut
yaitu :
Ekosistem sawah tadah hujan

Sawah tadah hujan merupakan contoh ekosistem sawah yang mengandalkan air hujan untuk mengairi
lahan pertanian (baca : Pemanfaatan Air Hujan). Seperti namanya, sawah ini hanya dapat ditanami ketika
musim penghujan. Sementara itu ketika musim kemarau, sawah dibiarkan begitu saja. Hal ini membuat
tingkat produktivitas sawah tadah hujan tergolong rendah. Tidak seperti sawah lain yang bisa panen 3
kali dalam setahun, sawah tadah hujan hanya bisa dipanen sekali saja tiap tahunnya. (baca juga :
Manfaat Air Hujan)

Ekosistem sawah pasang surut

Contoh ekosistem sawah selanjutnya adalah sawah pasang surut. Sawah ini dibuat di dekat sungai, rawa-
rawa atau di dekat pantai (baca : Ekosistem Pantai). Sawah pasang surut memanfaatkan debit air untuk
sistem irigasinya. Ketika debit air banyak, air yang tidak tertahan akan meluber dan mengairi sawah-
sawah. Karena dibuat di dekat pantai, tanaman yang ditanam di sawah pasang surut harus tahan
terhadap kontaminasi air garam. Jika tidak, maka tanaman akan cepat mati dan tidak dapat dipanen.
Ekosistem sawah pasang surut dapat ditemukan di daerah pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera dan
Kalimantan bagian barat. (baca juga : Manfaat Pasang Surut Air Laut)

Ekosistem sawah lebak

Ekosistem sawah lebak merupakan ekosistem sawah yang dibuat diantara dua sungai yang besar (baca :
Ekosistem Sungai). Sistem irigasinya memanfaatkan aliran air kedua sungai besar di kanan kirinya. Ketika
musim kemarau para petani tidak perlu menunggu air hujan karena debit air di sungai besar masih cukup
untuk mengairi sawah. Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika musim penghujan. Ketika debit sungai
begitu banyak, maka sawah lebak rawan terhadap banjir atau tergenang air. Sistem irigasi yang baik
harus dibangun untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jika sistem irigasi sudah tepat, maka sawah
lebak sangt menguntungkan bagi petani karena tidak memerlukan banyak biaya selama bercocok tanam.
Ekosistem lebak dapat dijumpai di sekitar Sungai Musi dan Sungai Ogan di Sumatera. (baca juga : Sungai
di Sumatera)

Komponen Ekosistem Sawah

Ekosistem sawah terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi semua makhluk
hidup yang berada di ekosistem sawah. Sedangkan komponen abiotik meliputi tanah, air dan cahaya
matahari yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup komponen biotik. Berikut adalah penjelasan
masing- masing komponen dalam ekosistem sawah.
1. Komponen biotik

Komponen biotik di ekosistem sawah bisa dikelompokka n dalam 3 jenis yakni tumbuhan primer,
tumbuhan sekunder dan hewan.

Tumbuhan primer – Yang termasuk dalam tumbuhan primer adalah tumbuhan yang sengaja ditanam
dan dirawat oleh petani agar dapat dipanen di kemudian hari. Tumbuhan primer berbeda- beda sesuai
dengan jenis sawah dan juga musim tanam. Contoh tumbuhan primaer yakni padi, kacang hijau, kacang
kedelai dan lain- lain.

Tumbuhan sekunder – Yang disebut dengan tumbuhan sekunder yakni tumbuhan liar yang ikut tumbuh
di sekitar tumbuhan primer. Tumbuhan liar ini sebenarnya adalah gulma atau hama tanaman yang harus
dihilangkan karena dapat mengganggu pertumbuhan tumbuhan primer. Jika tumbuhan sekunder
dibiarkan maka dapat merebut unsur hara di tanah yang sebenarnya dipersiapkan untuk tumbuhan
primer. Contoh dari tumbuhan sekunder adalah rumput dan tumbuhan semak.

Hewan – Terdapat berbagai jenis hewan di ekosistem sawah. Ada hewan yang tidak mengganggu
perkembangan tumbuhan primer, tetapi lebih banyak hewan yang merugikan. Diantara hewan yang tidak
mengganggu yakni cacing, ular, ikan, burung hantu dan elang. Sedangkan beberapa hewan yang
merugikan yakni tikus, burung pemakan biji- bijian, ulat, serangga dan keong mas. Hewan- hewan
tersebut saling berinteraksi (baca : Interaksi dalam Ekosistem), sehingga membentuk rantai makanan dan
aliran energi dalam ekosistem Salah satu contoh rantai makanan dalam ekosistem sawah yakni padi di
makan tikus, kemudian tikus dimakan ular.

2. Komponen abiotik

Komponen abiotik dalam ekosistem sawah merupakan unsur- unsur yang sudah disediakan oleh alam
dan dapat diolah manusia. Unsur- unsur alam tersebut meliputi :

Tanah, merupakan komponen abiotik yang paling penting (baca juga : Sumber Daya Alam Tanah).
Sebelum digunakan untuk bercocok tanam, tanah harus diolah terlebih dahulu. Para petani biasanya
mengolah tanah dengan cara membajak menggunakan mesin traktor atau dengan tenaga hewan.
Kegiatan membajak tanah ini bertujuan agar jumlah oksigen yang terkandung di dalam tanah menjadi
lebih banyak. Kadar oksigen yang cukup sangat baik untuk organisme yang membantu menyuburkan
tanah. (baca juga : Ciri Ciri Tanah Subur dan Tidak Subur)

Air, adalah komponen abiotik yang tak kalah penting. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa
tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika ketersedian air tidak mencukupi maka sawah akan
mengalami kekeringan dan gagal panen. Sebaliknya, jika jumlah air yang mengairi sawah terlalu
berlebihan maka dapat menyebabkan banjir dan juga gagal panen. Oleh karena itu, sistem irigasi atau
pengairan di sawah harus dibuat sebaik mungkin agar sawah menjadi produktif.

Cahaya matahari, dibutuhkan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Ketika tanaman berfotosintesis
maka akan menghasilkan glukosa yang digunakan untuk tumbuh dan sebagian besarnya disimpan dalam
salah satu bagian tubuhnya. Bagian tumbuhan yang mengandung glukosa itulah yang nantinya dapat
dipanen oleh manusia. (baca juga : Lapisan Lapisan Matahari

Comments are closed.

SHARE

PUBLISHED BY

citra

TAGS:

ekosistem ekosistem buatan ekosistem darat ekosistem sawah

3 YEARS AGO

RELATED POST

5 Dampak Negatif Pertambangan Terhadap Lingkungan

Penjelasan Lengkap Sejarah Konvensi Ramsar Beserta Isinya

5 Contoh Fenomena Biosfer dan Penjelasannya

Daerah Persebaran Hutan Hujan Tropis di Indonesia

6 Ciri-Ciri Tumbuhan yang Hidup di Gurun

RECENT POSTS
Ilmu Sosial

Kasus Pelanggaran HAM Di Papua, Hingga Kasus Aksi Demo Di Monokwari

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia mempunyai masalah besar yang cukup mengancam kedaulatan
bangsa. Masalah tersebut datang dari dua wilayah di…

1 week ago

Ilmu Sosial

Organisasi Papua Merdeka: Sejarah Pembentukan Hingga Upaya Pengakuannya

Sejak merdeka, ada berbagai macam masalah yang terus dihadapi oleh Negara Indonesia. Mulai dari
mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah yang…

1 week ago

Ilmu Sosial

Papua: Karakteristik – Bentuk Pemerintahan – Kebudayaannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang tersusun atas pulau – pulau yang tersebar dari Sabang
hingga Merauke. Maka tidak heran…

1 week ago

Ilmu Sosial

Papua Nugini: Karakteristik Hingga Kenampakan Alamnya

Karakteristik Negara Papua Nugini Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia di
sebelah timur, negara Papua Nugini atau dikenal juga…

2 weeks ago

Hutan

Inilah 5 Cara Mencegah Pembalakan Liar Yang Dapat Dilakukan


Hutan menjadi tempat tinggal bagi berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan yang ada di seluruh
dunia. Hampir sebagian besar hutan…

2 weeks ago

Hutan

5 Penyebab Kebakaran Hutan Amazon Serta Dampaknya

Sebagai salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia, Hutan Amazon menjadi tempat tinggal atau
rumah dari berbagai macam spesies…

2 weeks ago

DOSEN TALKS

Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu nusa bangsa yang menjadi bahasa Ibu dari negara Indonesia.
Bahasa Indonesia kini banyak dipelajari oleh orang asing. Lalu, apa saja Fakta Unik Bahasa Indonesia
yang harus kamu tahu?

Home Tentang kami Hubungi Kami Adchoices Cookies Term Of Use Disclaimer Kebijakan Privasi
Ketentuan Layanan

© IlmuGeograf.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang UndangView Desktop Version

Ekosistem dan Ekologi

Belajar Mengenal Pengertian Ekosistem dan Ekologi

Mari Belajar Mengenal Ekosistem Pantai

Ekosistem Pantai

Jika didefenisikan, maka ekosistem pantai tak lain adalah sebuah kesatuan di alam dimana semua
komponen baik itu abiotik maupun biotik saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya aliran energi.
Selain itu, interkasi tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik juga siklus materi antara abiotik dan
biotik. Sebagai sebuah ekosistem, unsur-unsur atau komponen yang tercakup di dalam ekosistem pantai
antara lain:

Komponen abiotik mencakup suhu, cahaya, iklim, bebatuan sedimen, air dan lain-lain.

Komponen produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan masih banyak lagi lainnya.

Komponen Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih banyak lagi lainnya.

Komponen pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan bakteri.

Ciri-ciri Ekosistem Pantai

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang sehat dan baik, antara lain:

Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah laut yang berbatasan dengan daratan.

Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal 30% dari jumlah total luas pesisir.

Terdapat pola usaha budidaya jenis air payau dengan berpegang pada wawasan lingkungan yang baik.

Pencemaran pantai bisa dikendalikan secara baik dengan metode alamiah atau dengan campur tangan
manusia.

Pantai berperan sebagai rumah yang baik bagi mahluk hidup dan bisa menjadi sumber penghidupan bagi
manusia di sekitarnya.

Ekosistem pantai dikenal sebagai salah satu jenis ekosistem yang unik sebab mencakup tiga unsur yakni
tanah di daratan, air di lautan dan juga udara. Pantai merupakan pertemuan antara ekosistem daratan
dan juga ekosistem akuatik. Ada beberapa satuan ekosistem yang tercakup di dalam ekosistem pantai
antara lain:

Ekosistem Terumbu Karang atau Corall Reef.

Ekosistem Hutan Bakau atau Mangrove.

Ekosistem Padang lamun atau Sea Grass.

Ekosistem Muara Suangai atau Estuari.

Ekosistem Pantai Berpasir atau Sandu Beach.

Ekosistem Pantai berbatu atau Rocky Beach.


Yang menjadi ekosistem paling utama di wilayan pesisir pantai adalah ekosistem terumbu karang
,mangrove dan juga padang lamun.

Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang dan surut. Dengan demikina,
flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan cara melekat
ke substrat keras agar tidak terhempas gelombang. Wilayah paling atas dari ekosistem pantai adalah titik
yang hanya terkena air pada saat pasang naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang,
kerang, dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai terendam jika pasang tinggi
juga pasang rendah. Tempat ini didiami beberapa organisme semisal anemone laut, remis, siput,
ganggang, porifera dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu wilayah terdalam dari ekosistem pantai
dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrate juga ikan dan berbagai jenis rumput laut.

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai