tralalali
Iklan
(R P P – 1)
Standar Kompetensi:
Kompetensi Dasar:
Memahami konsep himpunan bagian
Indikator:
A. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat mengenal pengertian himpunan semesta serta dapat menyebutkan anggotanya
B. Materi Pembelajaran
1. Himpunan bagian
2. Himpunan semesta
C. Metode Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Apersepsi
Membuka pelajaran dengan menyenangkan dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses
belajar.
Mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Membahas soal-soal pada tugas terstruktur ataupun pekerjaan rumah yang belum dapat dijawab dengan
baik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
siswa dapat memahami tujuan dari pembelajaran yang disampaikan.
2) Motivasi
Guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memahami manfaat
materi yang akan dipelajari untuk kehidupan sehari-hari.
b. Inti
1) Eksplorasi
Siswa mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari dari buku pegangan siswa, BSE dan internet.
Siswa mencatat dan aktif bertanya tentang himpunan bagian dan himpunan semesta.
2) Elaborasi
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan pekerjaannya, soal yang dibuat ditukar secara acak
dengan kelompok lain dan dikerjakan dalam kelompok pula.
Hasil dari penyelesaian yang dikerjakan oleh kelompok tersebut dipresentasikan, dalam presentasi dipilih
secara acak kelompok mana yang akan maju untuk mempresentasikan.
Hasil presentasi dicocokkkan dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh kelompok sebelumnya.
Siswa diberikan kesempatan bertanya, jika ada masalah yang belum jelas.
3) Konfirmasi
Memotivasi lebih lanjut kepada siswa yang kurang aktif untuk lebih aktif pada pembelajaran selanjutnya.
c. Penutup
Merefleksi pelajaran yang telah diikuti dan bersama guru membuat rangkuman.
Sumber Belajar :
– Dewi Nuharini, dkk. 2008. Matematika 1 Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta :
CV. Usaha Makmur.
– Sudirman. 2007. Cerdas Aktif Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Ganeca Exact.
Lembar Kerja Siswa.
BSE: A.Wagiyo, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII. Depdiknas: PT
Galaxy Puspa Mega.
Internet: http://id.wikipedia.org/
F. Penilaian
Tes Tertulis
Manakah yang bukan merupakan himpunan bagian dari {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16}: a. {0, 2, 4, 6} b.
{10}
Himpunan semesta yang mungkin untuk himpunan A = {senin, selasa, rabu} adalah….
KUNCI JAWABAN:
1. Yang bukan merupakan himpunan bagian dari {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16} adalah {0, 2, 4, 6}
35
2. Anggota himpunan bagian dari {a, i, u} adalah: 2n = 23= 8à{ }, {a}, {i}, {u}, {ai}, {au}, {iu}, {aiu}
35
3. Himpunan semesta yang mungkin untuk himpunan A = {senin, selasa, rabu} adalah A = {nama
hari} 30
Karanganyar,………….2010
Mengetahui
Guru Pamong
…………………
NIP ……………
Praktikan
…………………
NIM ……………
Iklan
Kategori: RPP
Kembali ke atas
Iklan
agnis
search
MAR
27
Open Ended
A. Standar kompetensi
B. Kompetensi dasar
C. Indicator
6.1.1 siswa dapat membuat denah letak benda melalui kegiatan menggambar koodinat
6.2.2 siswa dapat menyebutkan letak benda dalam koordinat memalui pengamatan gambar koordinat
D. Tujuan pembelajaran
modelopen ended
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Langkah-langkah pebelajaran
Waktu
awal
· Guru melakukan Tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan prasyarat ketrampilan yang dimiliki
siswa(apersepsi)
· Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan mereka pelajari, dan kegunaan materi
tersebut (motivasi)
5’
Inti
· Guru memberikan masalah, masalah open ended yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajariyaitu tentang letak benda pada denah
· Perwakilan dari salah satu kelompok mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan
kelompoknya secara bergantian
50’
Akhir
· Guru memberikan perluasan konsep kepada siswa terhadap konsep yang baru saja didiskusikan
· Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
H. Format penilaian
1. Tes evaluasi
Desi akan pergi kesekolah. Bantulah desi menemukan sekolahna dengan menentukan jalan yang harus
dia lewati, jika:
3. Sebelum desi pergi kesekolah, desi membantu ibu berbelanja dipasar tradisional
2. Criteria penilaian
No
Nama
Criteria
Jumlah
(4)
- Jawaban benar untuk masalah yang diberikan
(3)
(2)
- Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat dikembangkan
(1)
1.
Nita
2.
david
0 Add a comment
Loading
TUGAS KELOMPOK 3
TUGAS UAS
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
RPP I (SATU)
KELMPOK III
NAMA : MUJAHIDAH
KELAS : C PGMI
NIM : 15.1.12.9.088
( RPP ) I
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
· Menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB dua bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
· Siswamampumenyelesaikankelipatanpersekutuandanfakorpersekutuanduabilangan
· Siswa mampu memecahkan soal cerita faktorisasi prima denagan KPK dan FPB dari dua bilangan
E. Materi Ajar
· Sifat-SifatOperasiHitung
F. Metode Pembelajaran
Problem solving
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Orientasi
· Guru
memberikansalamdanmemulaipelajarandenganmengucapkanbasmallahsertaberdo’abersama-
samalalumelakukanabsensisiswa.
b. Apersepsi
c. Motivasi
d. Informasi
e. Guru menyampaikantujuanpembelajaran.
a. Eksplorasi
· Untukmengetahuikemampuansiswa,guru
memberikanpenjelasankepadasiswamengenaimateritentangoperasihitungbilanganbulat.
· Guru membagisiswamenjadibeberapakelompok
· Guru membagikansoalceritakemasing-masingkelompok
b. Elaborasi
· Guru memintaperwakilankelompokuntukmenpersentasikanhasildiskusi
c. Konfirmasi
· Gurudansiswabersama-samamenyimpulkanhasilpembelajaran.
· Guru memberikantugaskepadasiswauntukdikerjakankerumahmasing-masing.
· Guru dansiswabersamasamamenutuppembelajardenganmembacahamdallahdanberdo’a .
H. Alat/Sumber Belajar
a. Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 3 .
c. LKS
Mengetahui
Kepala sekolah
NIP.-
( RPP ) II
Kelas/ semester : 3/ 1
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2×35 menit
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan pembelajaran
E. Materi pembelajaran
F. Metode
Metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan
siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
No
Langkah-langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
§ Orientasi
§ Apersepsi
Menyampaikan gambaran umum tentang materi yang akan disampaikan serta tujuan pembelajaran.
§ Motivasi
15 menit
Kegiatan Inti
§ Guru merumuskan masalah yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
§ Guru melakukan penelaahan terhadap masalah yang akan diberikan kepada siswa.
40 menit
Kegiatan Penutup
§ Evaluasi
§ Refleksi
§ Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama.
15 menit
Mengetahui
Kepala sekolah
FARHAINI, M.Pd
NIP.-
RAHMAN, S.Pd
MUJAHIDAH, S.Pd
Kelas: v c
Tentang : media
1. Bus delima berangkat dari terminal setiap 30 menit sekali, bus anggrek berangkat dari terminal 18
menit sekali. Pada pukul 13.40 bus delima dan bus anggrek berangkat bersama-sama pukul berapa kedua
bus tersebut berangkat bersama untuk kedua kalinya. ?
2. Lonceng A berbunyi setiap 10 menit sekali, lonceng B berbunyi setiap 12 menit sekali dan lonceng C
berbunyi setiap 18 menit sekali. Bila ketiga lonceng berbunyi bersama-sama pada pukul 10.30.
berapakah ke 3 (tiga) lonceng berbunyi bersama lagi. ?
3. Andi mempunyai apel 24 buah dan jeruk 36 buah, buahbuahan tersebut akan dibagikan kepada
teman-temannya sama banyak. Berapakah orang teman Andi yang mendapat apel dan jeruk. ?
2. 6. 453= ……………+………….+……………+
TUGAS UAS
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
EVALUASI
KELMPOK III
KELAS : C PGMI
KET:
RPP 1 : MATERI 1
RPP 2 : MATERI 2
MATERI 1
a. 8 c. 21
b. 12 d.16
a. 6 c. 4
b. 12 d. 9
d. 3, 6, 9,12. 15, 18
a. 2, 3, 3 c.2, 3, 9
b. 2, 3 d.2, 3, 9, 18
a. 4 C. 9
b. 6 d. 12
a. 3 c. 5
b. 12 d. 4
a. 1 c.2
b. 3 d. 4
a. 8 c. 6
b. 32 d. 24
a. 2, 2 c. 2, 9
b. 2, 7 d. 2, 5
KUNCI JAWABAN
1. C 6. B
2. A 7. A
3. D 8. D
4. C 9. D
5. B 10.D
1. Tini menabung setiap 2 hari sekali sedangkan ina menabung setiap 3 hari sekali. Pada hari keberapa
mereka menabung bersama-sama?
Jawab :
Jawab:
Jawab:
Faktor dari 8 = 1, 2, 4, 8
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12
Jadi FPB dari bilangan 8 dan 12 adalah 4.
Jawab:
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12
……….+…………+………+……..
……….+…………+………+………
+ 12.-
ARTIKEL PROBLEM SOLVING
(http://www.mathgoodies.com/articles/problem_
solving.html)
Walaupun secara umum para pendidik hanya terfokus pada materi matematika ketika menyinggung
pembelajaran pemecahan masalah, namun sesungguhnya ada dua dimensi atau dua “materi” yaitu:
(1) pembelajaran matematika melalui model atau strategi pemecahan masalah, dan
(2) pembelajaran strategi pemecahan masalah itu sendiri. Yang pertama “pemecahan masalah” sebagai
strategi atau model atau pendekatan pembelajaran, sedang yang kedua “pemecahan masalah” sebagai
materi pembelajaran.
Sebagai penekanan telah bergeser dari mengajar pemecahan mengajar melalui pemecahan
masalah ( Lester, Masingila, Mau, Lambdin, dos Santon dan Raymond, 1994) masalah , banyak penulis
telah berusaha untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan
• interaksi antara siswa / mahasiswa dan guru / siswa ( Van Zoest et al 1994)
• guru memberikan informasi hanya cukup untuk membangun latar belakang / maksud dari masalah,
dan mahasiswa clarifing , menafsirkan , dan mencoba untuk membangun satu atau proses solusi yang
lebih ( Cobb et al 1991 )
• guru menerima kanan / jawaban yang salah dalam cara yang non - evaluatif ( Cobb et al 1991 )
• guru membimbing , pembinaan , mengajukan pertanyaan mendalam dan berbagi dalam proses
pemecahan masalah ( Lester et al 1994)
• guru mengetahui kapan saat yang tepat untuk campur tangan , dan kapan harus melangkah mundur
dan membiarkan murid membuat jalan mereka sendiri ( Lester et al 1994)
• Karakteristik selanjutnya adalah bahwa pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk
mendorong siswa untuk membuat generalisasi tentang aturan dan konsep , suatu proses yang
merupakan pusat matematika( Evan dan Lappin ,1994).
Mengenai model atau pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), maka berikut ini
karakteristik khusus pendekatan pemecahan masalah (dalam Taplin, 2000).
3. Guru menyediakan informasi yang cukup mengenai masalah, dan siswa mengklarifikasi,
menginterpretasi, dan mencoba mengkonstruksi penyelesaiannya.
6. Sebaiknya guru mengetahui kapan campur tangan dan kapan mundur membiarkan siswa
menggunakan caranya sendiri.
7. Karakteristik lanjutan adalah bahwa pendekatan problem solving dapat menggiatkan siswa untuk
melakukan generalisasi aturan dan konsep, sebuah proses sentral dalam matematika. Bagaimana tahap-
tahap pembelajaran dengan pendekatan problem solving berbedabeda menurut pendapat para ahli.
Schoenfeld juga menyarankan bahwa masalah yang baik harus menjadi salah satu yang dapat
diperpanjang untuk menyebabkan eksplorasi matematika dan generalisasi . Dia menggambarkan tiga
karakteristik berpikir matematis :
3. Sebagai Cobb et al . (1991 ) mengemukakan , tujuan untuk terlibat dalam pemecahan masalah bukan
hanya untuk memecahkan masalah tertentu , tetapi untuk ' mendorong pembatinan dan reorganisasi
skema terlibat sebagai akibat dari aktivitas ( halaman 187) . Tidak hanya pendekatan ini mengembangkan
kepercayaan diri siswa dalam kemampuan mereka sendiri untuk berpikir matematis ( Schifter dan Fosnot
, 1993), adalah wahana bagi mahasiswa untuk membangun , mengevaluasi dan memperbaiki teori
mereka sendiri tentang matematika dan teori lain ( NCTM , 1989 ). Karena telah menjadi begitu dominan
kebutuhan pengajaran, penting untuk mempertimbangkan proses itu sendiri secara lebih rinci .
Pemecahan masalah merupakan komponen penting dari pendidikan matematika karena merupakan
kendaraan tunggal yang tampaknya dapat mencapai di tingkat sekolah ketiga nilai-nilai matematika yang
terdaftar pada awal artikel ini : fungsional , logis dan estetika . Mari kita mempertimbangkan bagaimana
pemecahan masalah merupakan media yang berguna untuk masing-masing .
Sudah menunjukkan bahwa matematika adalah disiplin penting karena peran praktis untuk
individu dan masyarakat. Melalui pendekatan pemecahan masalah , aspek matematika dapat
dikembangkan . Menyajikan masalah dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah yang lebih memotivasi daripada mengajarkan keterampilan tanpa konteks .
Motivasi tersebut memberikan pemecahan masalah nilai khusus sebagai kendaraan untuk belajar
konsep-konsep baru dan keterampilan atau penguatan keterampilan yang sudah diperoleh (Stanic dan
Kilpatrick, 1989, NCTM, 1989) Mendekati matematika melalui pemecahan masalah dapat menciptakan
konteks yang mensimulasikan kehidupan nyata dan karenanya membenarkan matematika daripada
memperlakukannya sebagai tujuan itu sendiri. Dewan Nasional Guru Matematika ( NCTM , 1980)
merekomendasikan bahwa pemecahan menjadi fokus mengajar matematika masalah karena , mereka
mengatakan , itu meliputi keterampilan dan fungsi yang merupakan bagian penting dari kehidupan
sehari-hari . Selain itu dapat membantu orang untuk beradaptasi dengan perubahan dan masalah yang
tak terduga dalam karier mereka dan aspek lain dari kehidupan mereka . Baru-baru ini Dewan
mendukung rekomendasi ini ( NCTM , 1989) dengan pernyataan bahwa pemecahan masalah harus
mendasari semua aspek pengajaran matematika untuk memberikan siswa pengalaman kekuatan
matematika di dunia di sekitar mereka . Mereka melihat pemecahan masalah sebagai wahana bagi siswa
untuk membangun , mengevaluasi dan memperbaiki teori mereka sendiri tentang matematika dan teori
lain .
Menurut Resnick ( 1987) pendekatan pemecahan masalah kontribusi untuk penggunaan praktis
matematika dengan membantu orang untuk mengembangkan fasilitas untuk beradaptasi ketika,
misalnya, teknologi rusak. Dengan demikian dapat juga membantu orang untuk mentransfer ke dalam
lingkungan kerja yang baru saat ini ketika sebagian besar kemungkinan akan dihadapkandengan
beberapa perubahan karir selama seumur hidup kerja ( NCTM , 1989). Resnick menyatakan keyakinan
bahwa ' sekolah harus fokus pada upaya mempersiapkan orang untuk menjadi pembelajar adaptif yang
baik , sehingga mereka dapat bekerja efektif ketika situasi yang tidak terduga dan tugas menuntut
perubahan ( hal.18 ). Cockcroft ( 1982) pemecahan sebagai sarana untuk mengembangkan pemikiran
matematika sebagai alat untuk hidup sehari-hari , mengatakan bahwa kemampuan terletak ' di jantung
matematika ' pemecahan masalah ( p.73 ) masalah juga menganjurkan karena itu adalah sarana yang
matematika dapat diterapkan pada berbagai situasi yang asing .
Pemecahan masalah adalah, bagaimanapun, lebih dari sebuah kendaraan untuk mengajar dan
memperkuat pengetahuan matematika dan membantu untuk memenuhi tantangan sehari-hari. Ini juga
merupakan keterampilan yang dapat meningkatkan penalaran logis . Individu tidak lagi dapat berfungsi
secara optimal di masyarakat dengan hanya mengetahui aturan yang harus diikuti untuk mendapatkan
jawaban yang benar . Mereka juga harus mampu untuk memutuskan melalui proses deduksi logis apa
algoritma , jika ada , membutuhkan situasi , dan kadang-kadang harus mampu untuk mengembangkan
aturan mereka sendiri dalam situasi di mana sebuah algoritma tidak dapat diterapkan secara langsung .
Untuk alasan ini pemecahan masalah dapat dikembangkan sebagai keterampilan yang berharga dalam
dirinya sendiri , cara berpikir ( NCTM , 1989) , bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan
menemukan jawaban yang benar .
Banyak penulis telah menekankan pentingnya pemecahan masalah sebagai sarana untuk
mengembangkan aspek berpikir logis matematika." Jika pendidikan gagal untuk berkontribusi pada
pengembangan kecerdasan, itu jelas tidak lengkap. Namun intelijen pada dasarnya adalah kemampuan
untuk memecahkan masalah: masalah sehari-hari, masalah pribadi.
( Polya, 1980, hal.1 ) Definisi modern kecerdasan ( Gardner, 1985) berbicara tentang kecerdasan praktis
yang memungkinkan ' individu untuk menyelesaikan masalah asli atau kesulitan yang ia temui ( hal.60 )
dan juga mendorong individu untuk menemukan atau membuat masalah ' dengan demikian meletakkan
dasar untuk akuisisi pengetahuan baru ( hal.85 ).
Alasan selanjutnya mengapa pendekatan pemecahan masalah yang berharga adalah sebagai
bentuk estetika . Pemecahan masalah memungkinkan siswa untuk mengalami berbagai emosi yang
terkait dengan berbagai tahap dalam proses solusi . Matematikawan yang berhasil memecahkan masalah
mengatakan bahwa pengalaman telah melakukannya kontribusi untuk penghargaan untuk ' kekuatan dan
keindahan matematika ( NCTM , 1989 , p.77 ). masih diperlukan untuk teknik tertentu akan tersedia
untuk keterlibatan terus sukses. Dalam dekade terakhir telah menunjukkan bahwa teknik pemecahan
masalah dapat dibuat tersedia yang paling efektif melalui pembuatan pemecahan masalah fokus dari
kurikulum matematika . Meskipun masalah matematika secara tradisional menjadi bagian dari kurikulum
matematika , telah hanya relatif baru-baru ini bahwa pemecahan masalah telah datang untuk dianggap
sebagai media penting untuk mengajar dan belajar matematika (Stanic dan Kilpatrick, 1989). Dalam
pemecahan masalah masa lalu memiliki tempat di kelas matematika , tapi itu biasanya digunakan dengan
cara tanda sebagai titik awal untuk mendapatkan jawaban yang benar , biasanya dengan mengikuti
prosedur tunggal ' benar .
Salah satu tujuan pengajaran melalui pemecahan masalah adalah untuk mendorong siswa untuk
memperbaiki dan membangun ke proses mereka sendiri selama periode waktu sebagai pengalaman
mereka memungkinkan mereka untuk membuang beberapa ide dan menyadari kemungkinan lebih
lanjut ( Carpenter , 1989) . Serta mengembangkan pengetahuan , siswa juga mengembangkan
pemahaman tentang kapan saat yang tepat untuk menggunakan strategi tertentu. Ada hal penting
ditempatkan pada kegiatan eksplorasi , pengamatan dan penemuan , dan trial and error . Siswa perlu
mengembangkan teori mereka sendiri , menguji mereka , menguji teori-teori orang lain , membuang
mereka jika mereka tidak konsisten , dan mencoba sesuatu yang lain ( NCTM, 1989). Siswa dapat menjadi
lebih terlibat dalam pemecahan masalah dengan merumuskan dan memecahkan masalah mereka
sendiri, atau dengan menulis ulang masalah dalam kata-kata mereka sendiri untuk memudahkan
pemahaman . Ini adalah penting untuk dicatat bahwa mereka didorong untuk membahas proses yang
mereka melakukan , dalam rangka meningkatkan pemahaman , memperoleh wawasan baru ke dalam
masalah dan mengkomunikasikan ide-ide mereka ( Thompson ,1985 , Stacey dan Groves , 1985).
PGMI V C di 18.58
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
MENGENAI SAYA
Foto saya
PGMI V C
1. Ada 3 lampu. Lampu A menyala setiap 8 detik, lampu B setiap 15 detik, dan lampu C setiap 20 detik.
Berapa detik sekali ketiga lampu itu menyala bersamaan?
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal ini, kamu harus mencari KPK dari 8, 15, dan 20.
Jadi, ketiga lampu menyala secara bersamaan setiap 120 detik (2 menit).
2. Tiga bus tiba di terminal bersamaan. Bus pertama tiba di terminal setiap 15 menit. Bus kedua tiba di
terminal setiap 30 menit, dan bus ke tiga tiba di terminal setiap 25 menit. Kapan ketiga bus akan tiba di
terminal bersamaan kembali?
Jawab :
Bus pertama tiba di terminal pada menit ke 15, 30, 45, 60, ….
Bus kedua tiba di terminal pada menit ke 30, 60, 90, 120, ….
= 150
Jadi ketiga bus tiba di terminal bersamaan kembali setelah 150 menit.
1. Fitri akan membuat beberapa gelang dari manik-manik. Fitri memiliki 120 buah manik-manik ungu, 60
buah manik-manik merah, dan 36 buah manik-manik biru. Setiap gelang terdiri atas manik-manik yang
jumlah dan warnanya sama. Berapa gelang palingbanyak yang dapat dibuat Fitri?
Jawab :
FPB dengan faktorisasi prima ditentukan dengan cara mengalikan faktor-faktor prima yang sama dengan
pangkat terkecil.
2. Udin mempunyai 18 kelereng warna merah, 24 warna biru, dan 42 warna kuning. Kelereng tersebut
akan dimasukkan dalam kantong-kantong plastik dengan komposisi yang sama. Berapa kantong yang
dapat di buat Udin?
Jawab :
Jumlah kantong plastik harus membagi habis seluruh kelereng dengan komposisi
24 = 23 x 3
42 = 2 x 3 x 7
2x3=6
Jumlah kantong plastik yang dapat dibuat Udin adalah 6 kantong plastik.
Contoh Soal dan Pembahasan Volume Kubus dan Balok – sebagai lanjutan dari postingan sebelumya
mengenai Volume Kubus dan Balok dengan Menggunakan Kubus Satuan, contoh soal dan pembahasan
kali ini ditujukan untuk mengasah kemampuanmu terhadap materi ini. Semakin banyak menyelesaikan
masalah, maka semakin baik pula pemahamanmu. Mari kita pelajari lebih banyak dalam pembahasan
berikut.
1. Kubus di bawah ini terdiri dari kubus-kubus satuan. Setiap kubus satuan volumenya 1 cm3, maka
volume balok keseluruhan adalah ....
Penyelesaian:
Karena kubus satuan volumenya 1 cm3, maka volume kubus keseluruhan adalah
= 216 cm3
Penyelesaian:
Volume kubus = s × s × s
=9×9×9
= 729
3. Sebuah kubus mempunyai volume 1331 cm3. Berapakah panjang rusuk kubus?
Penyelesaian:
= s3
sehingga
4. Sayogi sedang membersihkan akuarium di rumahnya. Akuarium Sayogi berbentuk kubus dengan
panjang rusuk 60 cm. Sayogi kemudian mengisi akuariumnya dengan air sampai penuh. Berapakah
volume air dalam akuarium tersebut?
Penyelesaian:
Volume = s × s × s
= 60 × 60 × 60
= 216.000
= 32
= 32
= 32 × 2
= 64
Penyelesaian:
Diketahui
panjang (p) = 15 cm
lebar (l) = 6 cm
tinggi (t) = 3 cm
Volume = p × l × t
= 15 × 6 × 3
= 270
7. Setiap hari Sania selalu membawa bekal makanan ke sekolah. Kotak bekal makanan Sania berbentuk
balok. Panjang kotak 14 cm, tinggi kotak 5 cm, dan volume kotak 700 cm3. Berapa lebar kotak bekal
makanan Sania?
Penyelesaian:
Diketahui
panjang (p) = 14 cm
tinggi (t) = 5 cm
Jawab:
V =p×l×t
700 = 14 × l × 5
700 = 70 × l
maka
l = 700/70
= 10
Jadi, lebar kotak bekal makanan Sania adalah 10 cm.
8. Sebuah kubus tersusun atas beberapa kubus satuan. Banyak kubus satuan penyusun kubus 512 buah.
Berapa kubus satuan panjang rusuk kubus tersebut?
9. Sebuah wadah berbentuk kubus dengan panjang rusuk 80 cm. Jika sebanyak 5/8 bagian wadah
tersebut telah diisi air, berapakah volume air dalam wadah tersebut?
10. Pak bejo membuat tandon air berbentuk balok yang memiliki volume 2.500 liter. Panjang tandon air
10 meter dan lebarnya 5 dm. Berapakah tinggi tandon air tersebut?
FDhaning
Kelas/Semester : 1V /II
Pembelajaran :3
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
3.3. Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan
ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
4.3. Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan
ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
Indikator
IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan
ekonomi.
Indikator
IPA
3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera pendengaran.
Indikator
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca informasi dan diskusi, siswa mampu menceritakan kehebatan suatu cita-cita
dari informasi yang dibaca dengan benar.
2. Setelah membaca informasi dan diskusi, siswa mampu membuat dan mempraktikkan
percakapan tentang suatu cita-cita dengan memperhatikan kosakata baku dengan benar.
3. Setelah diskusi dan membaca teks bacaan secara mendalam, siswa mampu mengidentifikasi
manfaat suatu cita-cita terhadap masyarakat dengan benar.
4. Setelah diskusi dan membaca teks bacaan secara mendalam, siswa mampu menjelaskan
manfaat suatu cita-cita bagi manusia, alam, budaya, dan ekonomi dengan benar.
5. Berdasarkan pengamatan, siswa mampu menjelaskan hubungan sifat bunyi dengan benda
dengan benar.
6. Berdasarkan pengamatan, siswa mampu membuat laporan tentang percobaan sifat bunyi serta
manfaatnya dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
2. IPS: Interaksi sosial dalam masyarakat, kaitannya dengan manfaat cita-cita bagi kehidupan di
masyarakat.
1. Metode: Tanya Jawab, Diskusi, Bermain Peran, Kegiatan Pembelajaran Terprogram, Proyek,
Praktikum.
1. Media : Cerita pengalaman tentang cita-cita, Tabel klasifikasi cita cita dan PPT.
2. Alat : LCD, Projector, Laptop, Alat Tulis, Gambar berbagai pekerjaan, Daun kelapa, Daun pisang,
Gunting,Tali rafia.
Farani , AL, dkk. 2013. Buku Siswa Tema 7: Cita-Citaku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Menyiapkan Peserta didik secara psikis (berdoa, membuka KBM dengan basmalah, dan menanyakan
kabar).
2. Menyiapkan Peserta didik secara Fisik (merapikan baju, merapikan tempat duduk, mengecek
kehadiran siswa dan melakukan upaya tindak lanjut atas kehadiran siswa).
3. Memberi motivasi belajar secara kontekstual. Misal: Memotivasi untuk mengkonsepkan diri siswa
untuk memiliki cita-cita sesuai dengan minat, bakat yang dimiliki, kemudian melakukan dengan sungguh-
sungguh agar cita-cita dapat tercapai.
4. Apersepsi (pertemuan sebelumnya belajar tentang interaksi dengan menggunakan bahasa tulis),
misal:
ü “masih ingatkah kaidah menulis surat ijin tidak masuk sekolah secara benar?.”
Guru menjelaskan pada siswa bahwa kaidah atau aturan itu tidak hanya ada di interaksi secara tertulis
melalui surat, tetapi juga interaksi secara lisan misalnya percakapan, nah hari ini kita akan mempelajari
cara berinteraksi secara lisan sesuai kaidah, melalui kegiatan percakapan dengan teman tentang cita cita.
6. Menyampaikan cakupan materi secara singkat sesuai silabus. Misal: menyampaikan keterkaitan
bahasan Mapel yang akan dipelajari hari ini.
15 Menit
Inti
1. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang
bersifat heterogen.
2. Guru menjelaskan proyek tentang kegiatan siswa yang akan dilakukan dalam pembelajaran 3 ini,
yaitu yang pertama siswa secara kooperatif membuat percakapan seputar cita-cita. Proyek yang ke dua
adalah membuat sebuah terompet, termasuk memberi tahukan alat dan bahan apa saja yang harus
dibawa oleh siswa.
3. Menjelaskan aturan main dalam kelompok kerja pembuatan teks percakapan dan terompet dari
daun kelapa atau daun pisang.
(kegiatan pada sintaks Poin B ini mengikutkan peran serta siswa, atau bisa dikatakan guru dan siswa
bekerjasama secara kolaboratif dalam penentuan hal-hal diatas).
C. Menyusun jadwal
1. Guru memberitahukan bahwa kegiatan proyek tersebut akan dilaksanakan pertemuan kali ini dan
pertemuan minggu depan (pertemuan berikutnya). Berikut jadwal siswa untuk pelaksanaan proyek.
Minggu pertama
Minggu kedua
Membuat terompet dari daun kelapa atau daun pisang yang secara tersirat ada makna cita-cita dalam
hasil proyek yang dibuat nantinya.
Dengan instruksi diatas, otomatis alat dan bahan harus disiapkan dan dibawa oleh siswa secara
kooperatif pada pertemuan pelaksanaan proyek yang kedua.
2. Guru menjelaskan pada siswa bahwa desain pembuatan terompet bisa dibuat sesuai kesepakatan
kelompok masing-masing (desain disini dalam artian ditinjau dari segi bentuk, warna, ukuran, kualitas
suara, dll).
2. Guru melakukan monitoring tersebut dengan berlandaskan rubrik yang telah dibuat oleh guru.
Rubrik tersebut berisi tentang kriteria pengukuran penilaian. Hal tersebut berisi, kualitas isi laporan
percobaan siswa, kaidah penulisan laporan percobaan, peran serta siswa dalam proses pekerjaan proyek
dan menilai kualitas interaksi yang terjadi dalam kelompok apakah sudah efektif atau belum.
E. Menguji Hasil
1. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju ke depan, guna
mempresentasikan hasil proyek mereka (Presentasi tersebut dalam bentuk pemeranan percakapan
mengenai cita-cita dan penampilan serta pembunyian terompet ).
F. Mengevaluasi Pengalaman
1. Menyampaikan kesimpulan umum dari hasil percobaan termasuk menyimpulkan jawaban dari
pertanyaan pada tahap Penentuan Pertanyaan Mendasar.
150 Menit
Penutup
Bersama siswa baik secara individual maupun berkelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
(mengkomunikasikan)
1. Membimbing siswa menemukan manfaat langsung maupun tak langsung dari pembelajaran tentang
kominikasi lisan, interaksi dan sifat-sifat bunyi.
ü Kogntif: Apakah siswa paham dengan materi yang telah dijabarkan? (secara holistik: Bahasa
Indonesia, IPS, dan IPA).
ü Afektif: Apakah minat dan motivasi siswa terhadap pentingnya suatu cita-cita bertambah setelah
pembelajaran ini? ; Bagaimana wujud minat dan motivasi tersebut? ; Apakah siswa mengetahui kaitan
antara alat/ benda dengan cita-cita mereka dikemudian hari?.
ü Psikomotorik: Pandai berkomunikasi dan berinteraksi sesuai kaidah serta terampil membuat
terompet.
3. Tindak lanjut. Misal: Menginstruksikan kepada siswa untuk bekerjasama dengan orang tua dirumah,
yaitu mendiskusikan:
10 Menit
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian tertulis:
ü Kerja Kelompok: hasil pembuatan percakapan apakah sudah sesuai kaidah komunikasi lisan yang baik
atau belum.
ü Penilaian Sikap: Rasa Ingin Tahu, Kreatif, Kerja Keras, Bersahabat/ Komunikatif.
ü Unjuk Kerja: Partisiasi aktif siswa dalam pengisisan tabel klasifikasi cita-cita di papan tulis dan tingkat
keterampilan proses proyek dalam membuat percakapan maupun membuat terompet.
NIP. NIP.
Unknown di 08.36
Berbagi
Posting Komentar
Beranda