Anda di halaman 1dari 2

Tingkatkan Mutu Pendidikan Melalui Empat

Hal Ini 17 Agustus 2018 ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari program
yang diterapkan untuk satuan pendidikan, mulai jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP),
sampai pendidikan menengah (SMA dan SMK). Menurut Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK
Kemendikbud), Supriano, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan
mutu pendidikan, yaitu kebijakan, kepemimpinan kepala sekolah, infrastruktur, dan proses
pembelajaran.

Supriano mengatakan, kebijakan merupakan hal yang sangat penting, terutama kebijakan
yang berlaku secara nasional, seperti kurikulum dan ujian nasional, termasuk kebijakan
distribusi dan rekrutmen guru. Kedua, leadership atau kepemimpinan kepala sekolah juga
penting di dalam school based management atau manajemen berbasis sekolah.

"Tergantung school based management, artinya leadership kepala sekolah, transparansi


keuangan, hubungan ekosistem berjalan di sekolah antara guru dengan kepala sekolah,
orang tua dengan guru, maupun dengan siswa dan seluruh yang ada di satuan pendidikan,
ekosistemnya harus jalan," ujar Supriano di Jakarta, Rabu (15/8/2018). Menurutnya, kepala
sekolah yang memiliki kreativitas dan inovasi yang bagus, bisa membuat sekolah yang
dipimpinnya menjadi bagus juga. Karena itulah Kemendikbud juga fokus pada reformasi
manajemen sekolah.

Ketiga, infrastruktur, yaitu sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kelas,
laboratorium, maupun teknologi informasi dan komunikasi. Itu semua berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pendidikan. "Apalagi sekarang dunia tanpa batas. Siswa bisa belajar
tidak hanya dari guru dan buku yang ada, melainkan bisa belajar dari media sosial," kata
Supriano.

Ia melanjutkan, hal yang keempat yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah proses pembelajaran. Menurut Supriano, proses pembelajaran yang
menyenangkan, yang berinovasi dan penuh kreativitas bisa mendorong anak-anak
terbangun motivasinya. Namun, proses pembelajaran juga tergantung dari potensi guru,
kecakapan guru, dan kemampuan guru.

Proses pembelajaran yang mendorong kreativitas juga mendukung untuk memenuhi empat
kompetensi yang harus dimiliki generasi bangsa dalam menghadapi tantangan abad 21.
Empat kompetensi yang biasa disingkat 4C tersebut adalah Critical Thinking atau berpikir
kritis, Collaboration atau kemampuan bekerja sama dengan baik, Communication atau
kemampuan berkomunikasi, dan Creativity atau kreatifitas.

Keempat kompetensi yang harus dimiliki anak itu harus masuk ke dalam proses
pembelajaran di sekolah sehari-hari. Supriano mengatakan, inovasi dan kreativitas bisa
menjadi kekuatan Indonesia yang memiliki bonus demografi, sehingga generasi bangsa
akan bisa bersaing dengan negara lain pada abad 21. Ia pun menambahkan, di dalam
proses pembelajaran juga harus dimasukkan pendidikan karakter. “Jadi empat kompetensi
inilah yang kita harapkan di dalam proses pembelajaran, terbentuk dalam karakter, apalagi
pendidikan karakter juga memang sudah
menjadi program pemerintah,” ujarnya. (Miranti Sarasinta/Desliana Maulipaksi)
Sumber :
================================================================

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia (World Bank) menyebut bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah, meski perluasan akses pendidikan untuk
masyarakat dianggap sudah meningkat cukup signifikan.

Indonesia sendiri telah mencanangkan program reformasi pendidikan untuk


membenahi kualitas sektor ini selama 15 tahun sejak 2002.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan


kualitas pendidikan yang rendah tercermin dari peringkat Indonesia yang masih
berada di posisi tertinggi dari negara-negara tetangga. Indikator peringkat kualitas
pendidikan ini tercermin dalam jumlah kasus buta huruf.

Anda mungkin juga menyukai