Anda di halaman 1dari 4

Topik Review : Komputasi Aliran Seragam

Review Simulasi Pola Aliran Fluida dalam Daerah dengan Batas Tidak
Teratur Menggunakan Metode Elemen Hingga

Defrianto, Dwi Putri Cahya Safitri


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
*E-mail korespondensi: defrianto@lecturer.unri.ac.id

Penelitian ini mengkaji mengenai pola aliran fluida ideal pada tidak teratur dengan variasi mesh.
Persamaan aliran fluida biasanya terdiri dari persamaan differensial parsial yang rumit sehingga
tidak memiliki solusi eksak namun penggunaan metode komputasi dapat digunakan untuk
menyelesaikan persamaan tersebut dengan lebih cepat dan akurat. Salah satu metode komputasi
yang dapat digunakan adalah metode elemen hingga yaitu metode pemecahan persamaan
differensial dengan membagi domain menjadi elemen yang lebih kecil. Bentuk dan ukuran dari
mesh turut mempengaruhi hasil dari interpolasi seperti semakin kecil ukuran elemen semakin
akurat taksiran yang didapat namun dengan konsekuensi dibutuhkan waktu yang lebih lama
untuk memprosesnya serta kekonvergenan. Ukuran mesh yang tepat diharapkan memberikan
hasil yang optimum.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mendesain model fisis dominan seperti bentuk,
ukuran dan kondisi batas domain. Selanjutnya menyusun persamaan matematis yang akan
digunakan. Persamaan Laplace digunakan untuk memodelkan potensial kecepatan yang
kemudian selanjutnya ditentukan gradiennya untuk memodelkan kecepatan fluida. Kondisi batas
inlet sebesar 15 �2 �-1 , bagian outlet 30 �2 �-1 dan kondisi batas Neumann pada sisi lateral
domain.

Hasil pemodelan menunjukkan terjadi aliran seragam pada bagian saluran lurus dan vorteks
bebas pada bagian kelengkungan. Hasil perhitungan analitis dan komputasi memiliki nilai yang
hampir sama yaitu 23.7787 � 2−1� dan 23.7792 �2−1� sehingga metode ini baik digunakan
pada pemodelan fluida ideal domain tidak teratur.
Ukuran mesh berpengaruh terhadap error. Semakin kecil ukuran mesh semakin akurat hasil
simulasi. Pada daerah lengkungan aliran fluida ideal cenderung berupa vorteks bebas yang
disebabkan oleh gaya sentripental dari lintasan melingkar sementara pada bidang lurus aliran
cenderung berupa aliran seragam. Nilai selisih analitik dan komputasi untuk model domain tidak
teratur adalah 0.001 dan error yang dihasilkan adalah 2.83 × 10 -3 % sehingga baik untuk
memodelkan aliran fluida ideal.
Review SimulasiAliran Fluida pada Pompa Hidram dengan Tinggi Air
Jatuh 2,3 m dengan Menggunakan Perangkat Lunak CFD

Herto Mariseide Marbun, Mulfi Hazwi


Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater, Kampus
USU Medan 20155 Medan Indonesia
Email: hertomarbun1989@gmail.co.id

Banyak daerah dipedesaan yang mengalami kesulitan penyediaan air, baik untuk kebutuhan
rumah tangga maupun untuk kegiatan pertanian. Untuk menanggulangi masalah-masalah
penyediaan air baik untuk kehidupan maupun untuk kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan khususnya didaerah pedesaan, maka penggunaan pompa Hidraulik Ram Automatik
sangat menguntungkan dalam kehidupan Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan aliran
fluida pada pompa hidram dengan menggunakan perangkat lunak CFD,

Simulasi yang digunakan adalah untuk aliran stedi, inkompresibel, turbulen, dan tiga dimensi.
Fluida air (water liquid) berakselerasi melalui pipa masuk dan masuk ke badan pompa, badan
pompa mengalami kompresi dan akhirnya menekan air ke tabung udara dan kemudian
menyalurkan air ke pipa keluaran. Simulasi diatur dengan mengkondisikan pada saat katup
limbah tertutup dan pada saat katup penghantar tertutup. Simulasi terdiri dari sembilan
rangkaian yaitu tiga bukaan (panjang langkah) katup limbah, tiga bukaan katup penghantar dan
tiga perbedaan volume tabung udara.

Kecepatan katup limbah meningkat seiring meningkatnya panjang langkah katup limbah, dari
hasil simulasi kecepatan (v) katup limbah untuk tiap panjang langkahnya adalah 0,5639; 0,7534
dan 1,0191 m/s sedangkan hasil pengujian adalah 0,5175; 0,7959 dan 1,1128 m/s. Demikian juga
dengan tekanan badan pompa (P1) dan tekanan tabung (P2), tekanan menurun seiring semakin
besarnya volume tabung. Hasil simulasi tekanan P1 dengan volume 0,0061 m 3 adalah
1,1622534 Bar sedangkan hasil pengujian adalah 1,19 Bar dan hasil simulasi tekanan (P2)
dengan volume 0,0061 m 3 adalah 1,1609234 Bar sedangkan hasil pengujian adalah 1,17,hasil
simulasi tekanan P1 dengan volume 0,0082 m 3 adalah 1,1192458 Bar sedangkan hasil pengujian
adalah1,16 Bar dan hasil simulasi tekanan P2 dengan volume 0,0082 m3 adalah 1,1174902 Bar
sedangkan hasilpengujian adalah 1,13 Bar, Hasil simulasi tekanan P1 dengan volume 0,0102 m3
adalah 1,0868658 Bar sedangkan hasil pengujian adalah 1,12 Bar dan hasil simulasi tekanan P2
dengan volume 0,0102 m3 adalah 1,0852968 Bar sedangkan hasil pengujian adalah 1,10 Bar.

Hasil simulasi didapatkan dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil pengujian.
Diperoleh penyimpangan terendah antara hasil simulasi dan hasil pengujian adalah 0,78 % dan
penyimpangan tertinggi antara hasil simulasi dan hasil pengujian adalah 9,19 %.

Anda mungkin juga menyukai