Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat melihat
banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai
proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya
tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi
karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan
manusia.
Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari
siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya
dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari
daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi
yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan
sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah persawahan
kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir ini, dataran
rendah yang subur tidak akan terbentuk.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila
proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks
sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami
daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru
manusia yang mendatangi banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia
sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan
manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan
manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan
daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh
ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-
lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan
mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau
membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang diangkat
dalam makalah ini adalah :
1. Apa factor penyebab banjir
2. Mengetahui macam-macam banjir
3. Apa dampak dari banjir
4. Mencari tahu cara penanggulangan banjir

1.3 Pembatasan Masalah


Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka ruang lingkup
penelitian ini terbatas pada pengertian banjir, macam-macamnya, penyebab, dampak dan cara
penangulangannya.

ii
1.4 Tujuan
Tujuan membuat makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh musibah banjir terhadap penduduk yang tertipa musibah
tersebut.
2. Mengetahui sejauh mana pemahaman penduduk rakya Indonesia terhadap bahaya musibah
banjir.
3. Mengetahui sejauh mana dampak bagi penduduk yang terkena musibah banjir.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu
kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus
hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan
ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan – (Resapan ke dalam tanah + Penguapan ke udara)
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan bahwa :
1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan banjir,
sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka
pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal sebagai “delta
sungai.”
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda dataran di kiri
dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika
alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

2.2 Macam-macam banjir


Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
· Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya
air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan.
Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai
atau danau tidak mampu lagi menampung air.
· Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini
disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya
terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau
selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama,
maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

ii
· Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air
berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang
tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri.
Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi.
Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor
karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang
ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar.
Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar
pegunungan.
· Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap
melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air
sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
· Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya
hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin
dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini
mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.

2.3 Penyebab terjadinya banjir


1. Sungai
• Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai.
Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas
yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau
puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
• Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau
pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor,
atau gletser.
2. Muara
• Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
Pantai
• Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai
akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
Peristiwa Alam
• Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti
gempa bumi dan letusan gunung berapi.
3. Manusia
• Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam
4. Lumpur
• Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian
terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai.
Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur
adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan
pergerakan massal.

ii
5. Lainnya
• Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan
tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
• Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
• Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan
rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

2.4 Dampak yang ditimbulkan oleh banjir


1. Primer
• Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
Sekunder
• Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
• Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
• Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan
panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir
demi menambah mineral tanah setempat.
• Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
• Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-
orang yang membutuhkan.

2. Dampak tersier/jangka panjang


• Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir;
dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan; biaya pembangunan kembali;
kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala kecil)
juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta
memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan
semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan
peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama
dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir menambahkan banyak nutrisi
untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun
mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan
(sedikit predasi dan banyak nutrisi).

2.5 Penanggulangan banjir


Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang
perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta
dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:


• Membuang lubang-lubang serapan air
• Memperbanyak ruang terbuka hijau
• Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah
raksasa

ii
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika
banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan
banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari
banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga
menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan
terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya
dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam
penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan
sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada
dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan
penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian
mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali.

ii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir dapat dapat pada saat
musim penghujan telah tiba. Mendekati musim hujan, yang mulai turun beberapa hari
belakangan, kita khususnya warga Jakarta mulai dihantui rasa was-was akan datangnya banjir.
Banjir yang seolah-olah sudah menjadi langganan saat hujan turun, memang benar-benar
merepotkan.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila
proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks
sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami
daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru
manusia yang mendatangi banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia
sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan
manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan
manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan
daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli.
3.2 Saran
Dengan adanya musibah banjir diharapkan penduduk Indonesia dapat mengetahui
dampak atas membuang sampah sembarangan yang menyebabkan terjadinya musibah banjir. Dan
mencegah musibah banjir agar keesokan harinya tidak terkena musibah banjir lagi.
Dengan adanya musibah banjir yang terjadi saat ini kita dapat belajar dari musibah
tersebut untuk menjaga alam semesta ini dan melestarikan alam semesta ini, bukannya malah
merusaknya.

ii
DAFTAR PUSTAKA
Amni Zarkasyi Rahman. 2015. Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten
Banjarnegara.

Hardiyanto, Isnanto, R. R., dan Windasari, I. P. 2016. Pembuatan plikasi Augmented


Reality Siklus Hidrologi sebagai Media Pembelajaan Berbasis Android. Jurnal
Teknologi dan Sistem Komputer. 4(1): 159-166.

Hidayati dan Suryanto. 2015. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pertanian
dan Strategi Adaptasi pada Lahan Rawan Kekeringan. journal.umy.ac.id/in-
dex.php/esp/article/download/1217/1275. [Diakses pada 20 februari 2017].

Marfai, M. A. 2012. Pengantar Etika Lingkungan Dan Kearifan Lokal. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Pawirodiromo, W. 2012. Seismologi Teknik dan Rekaya Kegempaan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Triwidiyanto, A., dan Navastara, A. M. 2013. Pemintakatan Resiko Bencana Banjir


Akibat Luapan Kali Kemuning di Kabupaten Sampang. Jurnal Teknik Pomits.
2(1): 43

Wismarini, D., dan Ningsih, D. H. U. 2010. Analisis Sistem Drainase Kota Semarang
Berbasis Sistem Informasi Geografi dalamMembantu Pengambilan Keputusan
bagi Penanganan Banjir.Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. 15(1): 41-51.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran PLH tentang BENCANA ALAM
BANJIR.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada umumnya.

Teupin Raya, Oktober 2019


Wassalam

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................
1.4 Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian Banjir.................................................................................
2.2 Macam-macam Banjir..........................................................................
2.3 Penyebab terjadinya banjir..................................................................
2.4 Dampak yang ditimbulkan oleh banjir.................................................
2.5 Penanggulangan Banjir........................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................


3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

ii

Anda mungkin juga menyukai