1. Seperti apa mekanisme SOP penerbitan SK mutasi yg benar ?
2. Perlu tidakkah klarifikasi kasus sebelum dikeluarkannya SK mutasi?
3. Selama ini kita seluruh karyawan UPT Puskesmas Kutoarjo belum pernah ada consensus/ kesepakatan tentang pemotongan wajib 10 % dari hasil jasa pelayanan milik karyawan, tahu-tahu ada aturan sepihak tanpa konfirmasi pimpinan langsung memotong 10 %. Semisal ada sebagai dasar kapan dibahas,disepakati dan disyahkan … 4. Selama kepemimpinan Beliau , Bendahara tidak pernah melakukan laporan keuangan secara berkala , pendapatan berapa penggunaan untuk apa saja, sehingga menimbullkan banyak pertanyaan atau praduga macam-macam diantara kami seluruh karyawan UPT Puskesmas Kutoarjo. 5. Menjelang terbitnya SK Mutasi besar-besaran yang menimpa para korban, Bendahara sempat laporan tetapi tidak lengkap dan menyatakan saldo keuangan terakhir ada kurang lebih Rp 62 juta katanya, Monggo bisa bahan audit. 6. Kami para kurban yang dimutasi diberi hukuman/ditindak tegas karena membuat ketidaknyamanan Pimpinan dan Bendahara, Sementara Beliau-beliau membuat resah terhadap seluruh karyawan UPT Puskesmas Kutoarjo yang karena tidak pernah membuat laporan pertanggungjawaban keuangan secara berkala bebas melenggang kangkung tidak mendapatkan sanksi apa-apa terus dimanakah keadilan ini? Mohon kebijaksanaannya. 7. Sebandingkah sanksi/ hukuman yang saya terima dengan perbuatan yang lakukan untuk berharap mendapatkan informasi transparan yang menjadi hak kami selaku Kontributor di “DANA TAKTIS UPT PUSKESMAS KUTOARJO” mohon dikaji dan kebijaksanaannya. 8. Mohon maaf untuk Bp Madu Basuki sanksi mutasi jarak yang terlalu jauh antara domisili rumah dengan tempat bekerja apakah efektif dan efisien untuk menghasilkan kerja yang optimal, mohon kebijaksanaanya? ( Alamat rumah Perum Griya Boromukti Banyuurip – UPT Puskesmas Bruno )