Anda di halaman 1dari 5

MATERI INISIASI II

Teman-teman mahasiswa PGSD FKIP-UT semester 3, Kita masuk pada kegiatan


tutorial kedua, dengan materi “pemerolehan bahasa anak”. Pada materi ini Anda akan
mempelajari tentang:
(1) Pemerolehan Bahasa Pertama, dan
(2) Pemerolehan Bahasa Kedua
Materi ini penting Anda pelajari, karena Anda sebagai guru SD perlu mengetahui
bagaimana anak-anak memperoleh bahasa pertama dan bahasa kedua. Dengan demikian
Anda papat memilih dan menetapkan materi, serta strategi pembelajaran yang sesuai
dengan cara siswa belajar bahasa, sehingga pembelajar bahasa yang Anda lalukan
menarik dan mudah dipahami oleh siswa-siswa yang Anda fasilitasi dalam belajar
bahasa.

Setelah Anda mempelajari materi inisiasi 2 ini diharapkan Anda dapat:

(1) Menguraikan konsep teori, tahap-tahap, dan strategi pemerolehan bahasa


pertama
(2) Memaparkan konsep teori, dan strategi pemerolehan bahasa kedua

Pada materi “pemerolehan bahasa pertama” Anda akan mempelajari topik-


topik yang berkaitan dengan (1) pengertian pemerolehan bahasa , (2) teori
pemerolehan bahasa, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak,
(4) strategi pemerolehan bahasa, dan (5) tahap-tahap pemerolehan bahasa. Sedangkan
topik bahasan “pemerolehan bahasa kedua, Anda akan saya ajak untuk mempelajari
topik-topik yang berkaitan dengan (1) pengertian dan cara pemerolehan bahasa kedua,
dan (2) teori pemerolehan bahasa kedua. Selanjutnya Anda bisa mengikuti uraian
materi berikut:

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

A. PENGERTIAN PEMEROLEHAN BAHASA

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses pemilikan


kemampuan berbahasa secara alamiah. Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua
kemampuan. Pertama kemampuan reseptif yaitu kemampuan menyerap, menerima,
dan memahami tuturan orang lain. Kedua, kemampuan produktif yaitu kemampuan
menghasilkan tuturan, untuk mengekspresikan diri atau menanggapi rangsang bahasa
yang disampaikan oleh orang lain. Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama
kali dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak. Sementara bahasa kedua (B2) adalah
bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama.

B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA

2016.1
Setidaknya ada tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan
bahasa pertama.

1. Pandangan Naviatis

Menurut pandangan naviatis, setiap anak lahir telah dilengkapi dengan


kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang
membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena
banyak juga ungkapan kreatif yang muncul ketika anak berbahasa, yang belum
pernah dicontohkan sebelumnya.Jadi, kalau bukan karena kemampuan bawaan,
mustahil anak dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang komponen
dan aturannya begitu rumit hanya dalam waktu begitu singkat.

2. Pandangan Behavoris

Menurut behavoris, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan


yang diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya penerima
pasif. Perkembangan bahasa anak terutama sitentukan oleh kekayaan dan lamanya
latihan yang diberikan lingkungan serta peniruan yang dilakukan anak terhadap
tindakan berbahasa lingkungannya.

3. Pandangan Kognitif

Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak


ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualnya dan bahasa anak, kalou si
anak tidak terlibat aktif dengan lingkungannya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA

1. Faktor Biologis
Sebagaimana dikemukakan dimuka, setiap anak telah dilengkapi dengan
kemampuan kodrati atau bawaan yang memungkinkan mampu berbahasa. Perangkat
biologis yang menentukanpenguasaan bahasa anak adalah otak, alat dengar, dan alat
ucap. Ketergantungan pada salah satu ini atau ketiganya akan menghambat
kemampuan berbahasa anak.

2. Faktor Lingkungan Sosial


Untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya, seorang anak
memerlukan lingkungan sosul sebagai contoh atau model berbahasa, memberikan
rangsangan, dan tanggapan, serta melakukan dan uji coba berbahasa dalam konteks
yang sesungguhnya. Lingkungan sosial di sini adalah perilaku berbahasa orang tua,
saudara, kerabat, keluarga, teman, atau anggota masyarakat.
3. Faktor Intelegensi

2016.1
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar,
termasuk memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak dapat
diamati langsung, kecuali melalui perilaku. Dalam kaitannya dengan pemerolehan
bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat,
lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada anak yang bernalar
sedang atau rendah.
4. Faktor Motivasi
Anak belajar bahasa karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis,
seperti lapar, haus, sakit, serta perhatian, dan kasih sayang. Inilah yang disebut
motivasi intrinsik yang berasal dari diri anak itu sendiri. Dalam perkembangan
selanjutnya, anak merasa bahwa tindak berbahasa yang dilakukannya membuat orang
lain memberikan respons positif:pujian, serta ekspresi rasa senang, gembira, dan
ceria. Dorongan belajar bahasa dari luar dirinya disebut motivasi ekstrinsik.

D. STRATEGI PEMEROLEHAN BAHASA

Tanpa sadar ternyata anak melakukan strategi dalam belajar satu bahasa di
antaranya adalah (1) Mengingat. Mengingat memainkan peranan yang cukup penting
dalam belajar bahasa atau belajar apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui
anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium,
mendengar, dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya. (2) Meniru. Dalam
belajar bahasa anak menggunakan strategi peniruan. Peniruan di sini bisa berarti
mencontoh secara kreatif arau menginspirasi. (3) Mengalami Langsung. Strategi lain
yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung
kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. (4) Bermain. Kegiatan bermain sangat
penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam
bermain kadang si anak berperan sebagai orang dewasa; sebagai penjual atau pembeli
dalam bermain dagang-dagangan. Tanpa disadari, mereka sedang bermain drama,
sekaligus berlatih berbicara dan menyimak.

E. TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA

Perkembangan kemampuan berbahasa anak berjalan seiring dengan


perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Tahap-tahap perkembangan
bahasa anak : (1) Tahap Pralinguistik. Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan
semakin mendekati vocal atau konsonan tertentu. Tetapi umumnya bunyi-bunyi
tersebut belumlah mengacu pada kata, kalimat dengan makna tertentu. Fase ini
berlangsung sejak anak lahir sampai sekitar 12 bulan. (2) Tahap Satu Kata atau
Holografis. Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Satu kata yang
diucapkan anak mewakili satu frasa, kalimat atau wacana. Contoh “Mimi” sambil
menunjuk sangkir (Saya mau minum) (3) Tahap Dua Kata. Fase ini berlangsung ketika
anak berusia 18-24 bulan. Dalam bertutur anak-anak mulai menggunakan dua kata :

2016.1
papa ikut, mama main. Hanya kata-kata pokok yang diucapkan anak, seperti kata kerja
dan kata benda, dan/atau kata sifat. Tak ada kata tugas seperti kata depan atau kata
penghubung.(4) Tahap Telegrafis. Antara anak usia 2-3 tahun anak telah
menghhasilkan ujaran dalam kalimat-kalimat pendek. Pada fase ini anak belum
menggunakan kata tugas dalam bertutur.

PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA


A. PENGERTIAN DAN CARA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Suatu bahasa disebut bahasa kedua apabila bahasa tersebut dikuasai anak
melalui belajar secara formal. Secara umum, tipe perolehan B2 dapat dibedakan
menjadi pemerolehan B2 secara terpimpin, secara alamiah, serta terpimpin dan
alamiah (Subyakto-Nababan, 1992). Pemerolehan B2 secara terpimpin dilakukan
melalui aktivitas pembelajaran baik di sekolah maupun kursus atau les. Pemerolehan
B2 secara alamiah dilakukan secara spontan.

A. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA


Ellis (1986) telah mengidentifikasi tujuh teori pemerolehan B2 yang terdiri dari :
(1) Model Akultrasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan
baru; (2) Teori Akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2
dalam berinteraksi sangat menentukan perolehan B2; (3) Teori Wacana menekankan
pentingnya pembelajar B2 menemukan makna bahasa melalui keterlibatannya dalam
berkomunikasi; (4) Model Monitor adalah proses konstruksi kreatif dalam berbahasa;
(5) Model Kompetensi Variabel menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari
bahasa akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya;
(6) Hipotesis Universal menyatakan bahwa anak menemukan kaidah-kaidah bahasa
dalam gramatika universal, yaitu gramatika inti. Contoh gramatika universal, umumnya
bahasa memiliki struktur kalimat yang berpola subjek-predikat. Gramatika inti bersifat
tak bermarkah artinya sesuai dengan kecenderungan bahasa. Kaidah pinggiran
bersifat bermarkah artinya dalam beberapa hal kaidah-kaidah itu bersifat kekecualian;
(7) Teori Neurofungsional menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan
anatomi syaraf yaitu belahan otak kanan dan otak kiri menentukan pemerolehan B2.
Belahan otak kanan berkaitan dengan proses menyeluruh berfungsi untuk merekam
dan memproses ujaran yang berpola. Belahan otak kiri berkaitan dengan penggunaan
bahasa secara kreatif yang meliputi pemrosesan secara sintaktik, semantik, serta
pengendali aktivitas berbicara dan menulis.

Selamat belajar, semoga berhasil!

2016.1
2016.1

Anda mungkin juga menyukai