Karya Ilmiah Mama Ummah
Karya Ilmiah Mama Ummah
SURAT PERNYATAAN
SAMSIDAR.L.M,S.TP
NIP. 19630528 198803 2 007
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Samsidar.L.M,S.TP
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari
Menyatakan bahwa karya tulis Ilmiah Berjudul ” Hubungan Faktor Umur dan
Modal para Petani Sayuran dengan Kompetensi Mereka dalam
Mengelola Usahatani Sayuran di Kecamatan Poasia Kota Kendari
Sulawesi Tenggara” benar-benar disusun oleh pejabat fungsional di
bawah ini:
Nama : Samsidar.L.M,S.TP
Kendari, 2018
KEPALA DINAS
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahir Rabbil Alamin, atas izin Allah S.w.t karya ilmiah ini
yang berjudul Hubungan Karakter Umur dan Modal Para Petani Sayuran
Dengan Kompetensi Mereka Dalam Mengelola Usahatani Sayuran Di
Kecamatan Poasia Kota Kendari Sulawesi Tenggara telah selesai disusun.
Penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan tak terlepas dari peran
rekan-rekan penyuluh dan partisipasi petani sayuran se kecamatan poasia
yang selalu siap membantu penulis baik bantuan berupa informasi maupun
tenaga samapai pada pengumpulan data hingga penulisan karya ilmiah ini
dapat selesai sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu penulis haturkan
terima kasih yang tak terhingga.
Pada kesempatan ini pula, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ir. ST. Ganef, M.Si Sebagai Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari
yang telah memberikan dukungan dan motivasi hingga penulisan ini
dapat seleasai sebagaiman diharapkan.
2. Rekan-rekan penyuluh KJF Dinas Pertanian Kota Kendari yang telah
memberikan arahan, dukungan moril, baik berupa ide dan saran-saran
dalam diskusi yang sangat bermanfaat bagi penulis hingga
terlaksananya pengumpulan data sampai kepada penyelesaian
penulisan karya ilmiah ini.
Samsidar.L.M,S.TP
vii
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN.............................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................ ii
ABSTRAK.................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................ vi
PENDAHULUAN..................................................... 1
Latar Belakang.............................................. 1
Rumusan Masalah........................................ 5
Tujuan Penelitian.......................................... 5
Manfaat Penelitian ..................................... 6
Defenisi Istilah .............................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................. 9
Umur.............................................................. 9
Modal Usahatani............................................. 10
Kompetensi Petani Sayuran............................. 12
Pengelolaan Usahatani Sayuran........... 20
Ringkasan........................................................ 24
Hubungan Faktor Umur dan Modal dengan
Kompetensi Para Petani Sayuran....................... 25
Hubungan Umur dengan Kompetensi........... 25
ix
METODE PENELITIAN...........................................................
Populasi dan Sampel....................................................
Desain Penelitian.........................................................
Data dan Instrumentasi.................................................
Data.................................................................................
Instrumentasi..................................................................
Pengumpulan Data.........................................................
Analisis Data........................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
LAMPIRAN................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang diungkapkan, maka secara umum
karya tulus ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memperoleh gambaran
yang lebih jelas tentang kompetensi petani dalam pengelolaan usahatani
sayuran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara lebih spesifik,
tujuan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan faktor umur dengan kemampuan
petani dalam pengelolaan usaha tani sayuran.
2. Untuk mengetahui hubungan faktor modal dengan kemampuan
petani dalam pengelolaan usaha tani sayuran.
3. Kompetensi yang dikuasai oleh para petani itu dalam pengelolaan
usahatani sayuran.
4. Hubungan antara karakter umur dan modal para petani sayuran
dengan kompetensi mereka dalam mengelola usahatani sayuran.
Manfaat Penulisan
Sistem usahatani sayuran yang dikembangkan di Kecamatan Poasia
saat ini meskipun telah mendapat perhatian, namun belum banyak
memberikan perubahan yang mendasar kearah sistem usahatani moderen.
Petani sebagai pelaku usahatani diharapkan dapat memberikan informasi
yang mendalam mengenai unsur kompetensi yang harus mereka miliki dalam
xx
- Perlakuan benih/bibit
- Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit
- Pengairan
- Aspek modal
- Aspek Tenaga kerja
- Penggunaan teknologi usahatani sayuran
- Kendala dan peluang usahatani sayuran
- Pemasaran hasil
b. Keterampilan petani dalam pengelolaan usaha tani sayuran
adalah kemampuan psikomotorik petani tentang teknis produksi
usahatani sayuran. Indikator yang digunakan yaitu:
- Pemilihan komoditas usahatani dan penanaman
- Perlakuan benih/bibit
- Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit
- Pengairan
- Aspek modal
- Aspek Tenaga kerja
- Penggunaan teknologi usahatani sayuran
- Kendala dan peluang usahatani sayuran
- Pemasaran hasil
c. Sikap petani adalah kecenderungan atau kesediaan petani
untuk bertingkah laku dalam menghadapi rangsangan terhadap
cara pengelolaan ushatani sayuran. Indikator yang digunakan
yaitu:
- Pemilihan komoditas usahatani dan penanaman
- Perlakuan benih/bibit
- Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit
- Pengairan
- Aspek modal
- Aspek Tenaga kerja
xxii
TINJAUAN PUSTAKA
Umur
Umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga
terdapat keragaman prilaku. Semakin tua (di atas 50 tahun), kemampuan
akan berkurang dan terasa secara nyata, hal ini disebabkan oleh fungsi kerja
otot semakin menurun, semakin lamban untuk mengadopsi inovasi, dan
senderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa
diterapkan oleh warga masyarakat setempat.
Menurut Padmowiharjo (1994:36) umur bukan merupakan faktor
psikologis, tetapi apa yang diakibatkan oleh umur adalah faktor psikologis.
xxiii
kerja yaitu: (I) Golongan tidak produktif, meliputi: (a) usia muda yaitu: 0 – 14
tahun, dan (b) Usia tua yaitu: 60 tahun keatas, dan (2) Golongan produktif,
yaitu: 15 -59 tahun.
Sedangkan menurut Simon (Husima, 2005:53), menyebutkan
angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 – 59 tahun. Angkatan kerja
usia 15 – 59 tahun ini kemudian dikelompokka menjadi tigs bagian, yaitu:
- Usia Kerja muda : 15 – 24 tahun
- Angkatan kerja produktif : 25 – 49 tahun
- Angkatan kerja tua : 50 – 59 tahun.
Modal Usahatani
Modal merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan usahatani. Tanpa
adanya modal, petani akan sulit mengembangkan usahatani yang dilakukan.
Dalam pengertian ekonomi, (Hermanto, 1993:94) mengatakan bahwa modal
merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi
lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru
yakni produksi pertanian. Modal petani dapat berupa barang di luar tanah
adalah ternak beserta kandangnya, cankul, bajak dan alat-alat pertanian lain,
pupuk, bibit, hasil panen yang belum di jual, tanaman yang masih di kebun
dan lain-lain (Mubyarto, 1989:106)
Penciptaan modal oleh petani dilakukan dengan menyisihkan
sebagian hasil pertanian musim lalu untuk tujuan produktif. Modal yang
digunakan oleh petani untuk kegiatan usahatani dapat berasal dari miliknya
sendiri maupun pinjaman keuangan ataupun yang lain (Mosher, 1987:21)
Berdasarkan sumbernya, menurut (Hermanto, 1993:96-98) modal
dapat dibedakan menjadi: (1) Milik sendiri, (2) Pinjaman atau kredit: (a) kredit
bank, dan (b) Dari pelepas uang/tetangga/famili dan lain-lain, (3) Warisan, (4)
Dari usaha lain, dan (5) Kontrak sewa. Modal sendiri, petani bebas
menggunakan. Modal yang berasal dari kredit yang milik orang lain tentunya
ada persyaratan. Persyaratan dapat diartikan pembebanan yang menyangkut
xxv
Salah satu a;lat ukur yang digunakan dalam pendekatan individu pada
pengembangan karir adalah pendekatan kompetensi. Pendekatan
kompetensi menitikberatkan pada pandangan bahwa setiap orang pada
umumnya memiliki keunggulan yang sama (average performance). Akan
tetapi, ada beberpa orang yang memiliki keahlian yang khusus (superior
performance) sehingga harus dibedakan dengan orang lain (Rochaety et.al.,
2005:139).
Menurut Widyarini (Syafruddin, 2006:21) untuk dapat survive dan
meraih keberhasilan dalam hidup, manusia perlu mengembangkan
kompetensi. Lebih dari sekedar membangun keterampilan, kompetensi
mencakup keberhasilan mengatasi tantangan-tantangan, sukses dalam
berinteraksi dengan lingkungan, mampu menyususn tujuan-tujuan, dan
memandang diri sendiri sebagai orang yang cakap (mampu melakukan apa
yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain). Untuk dapat mengembangkan
kompetensi, setiap orang perlu memiliki tiga hal berikut:
(1) Sense of control adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya sendirilah
yang mengendalikan hidupnya atau peristiwa-peristiwa yang ia alami
(bukan ditentukan oleh atau oranasib/takdir atau orang lain yang
berkuasa). Orang yang memiliki sense of control merasa bahwa apa
yang akan terjadi dalam hidupnya dapat diprediksi. Hal ini merupakan
pemenuhan atas kebutuhan survival.
(2) Kebutuhan untuk berprestasi dan penguasaan. Adanya kebutuhan
untuk mencapai tujuan dan menguasai keterampilan tertinggi ini
merupakan dasar yang penting untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan yang memungkinkan kita untuk sukses dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan meraih apa yang diharapkan
dalam hidup.
(3) Self sistem. Dalam psikologi, self sistem sering diterjamahkan sebagai
harga diri dan didefenisikan sebagai penilaian seseorang terhadap diri
sendiri, baik positive maupun negative. Mereka yang mempunyai
xxix
Ringkasan
Kompetensi adalah perwujudan kemampuan petani untuk
memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang dicirikan oleh kemampuan untuk mencapai kinerja
yang superior. Unsur-unsur kompetensi yang akan dikaji dalam penulisan ini
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani dalam mengelola
usahatani sayuran.
Petani merupakan pelaku intidalam pelaksanaan kegiatan usahatani.
Selain sebagai manusia dan juru tani, seorang petani juga umumnya juga
pengelola atau “manager” dari usahataninya. Hal ini berarti bahwa petani
adalah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri
tantang usahatani yang dikelolanya, serta terbiasa mempertanggung
jawabkan hasil pengelolaannya itu kepada keluarga dan masyarakat
lingkungannya (Mardikanto, 1993:42).
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam menentukan,
mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang
xxxviii
ekampuan belajar akan berkurang secara gradual dan terasa nyata setelah
mencapai umur 55 ataupun 60 tahun, setelah itu penurunan akan lebih cepat
lagi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umur berpengaruh terhadap
kompetensi para petani dalam mengelola usahataninya terutama usahatani
sayuran.
Hubungan Modal Usahatani Dengan Kompetensi Petani
Setiap orang atau perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis
pastilah berharap untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang memadai,
apalagi keuntungan itu dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
usahanya, untuk itu pengetahuan tentang usahatani sayuran dan keberanian
memulai usaha saja tidak cukup mendukung kegiatan usaha ini, untuk itu
diperlukan modal dan pengelolaan agar usahatani dapat berkembang seperti
yang diharapkan (Rahardi, dkk, 1989:40).
Modal merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan produksi
usahatani sayuran. Tanpa modal yang memadai akan sulit untuk
mengembangkan usahatani untuk mencapi produksi yang optimal dan
keuntungan yang maksimal. Modal diartikan sebagi penyediaan (stock)
barang-barang dan jasa-jasa yang tidak segera digunakan untuk
meningkatkan usahatani di masa mendatang melalui proses produksi.
Ketersediaan modal usahatani bagi petani berhubungan erat dengan
tingkat keberhasilan pengelolaan usahatani mereka. Hal ini disebabkan,
ketersdiaan modal usahatani (terlebih kredit kecil bagi petani yang
membutuhkan), merupakan sumber kekuatan utama bagi terlaksananya
proses produksi yang diusahakan (Mardikanto, 1993:33).
Kemajuan dalam usahatani sayuran tidak terlepas dari besar kecilnya
modal usahatani yang dimiliki petani. Oleh sebab itu, ketersidaan modal
usahatani berhubungan dengan tingkat kedinamisan petani maju maupun
petani berkembang (Agussabti, 2002:174-175).
xl
Ringkasan
Perbedaan umur petani menyebabkan kemampuan yang berbeda
untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Hubungan umur dengan
kompetensi petani sangat terkait, karena umur merupakan faktor terpenting
yang mempengaruhi sikap petani untuk menerima hal-hal baru juga terhadap
prestasi kerjanya.
Usahatani dalam operasionalnya bertujuan untuk memperoleh
pendapatan. Pendapatan usahatani tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga serta dana untuk kegiatan luar usahatani.
KERANGKA BERPIKIR
Kehidupan petani kecil, selalu dijumpai adanya kenyataan bahwa
kegiatan usahatani merupakan bagian dari kegiatan rumah tangga secara
keseluruhan. Petani yang memiliki kompetansi tinggi senantiasa berusaha
mencari peluang-peluang dalam meningkatkan taraf hidup keluarganya
melalui kegiatan usahatani. Petani-petani kecil merupakan pelaksana utam
pembangunan pertanian yang belum dapat memisahkan secara tegas antara
pengelolaan usahatani dengan pengelolaan rumah tangga.
Pada dasarnya petani telah mencari peluang-peluang dalam
meningkatkan kesejahteraannya, sehingga petni dan keluarganya kompeten
dalam berusahatani. Ini diharapkan agar petani dalam melakukan proses
produksi dapat meningkatkan hasil usahataninya secara optimal karena
kompetensi merupakan perwujudan kemampuan seseorang untuk
memanfaatkan potensi dirinya sendiri dalam memenihi kebutuhan hidupnya.
Didalam sistem agribisnis, berbagai kompetensi (keahlian dan potensi
yang sulit ditiru orang lain), mulai dari pemilik modal, petani, pengusaha,
pemerintah, industri, dan para profesional di berbagai bidang yang diperlukan
untuk memperkuat sistem agribisnis kita termasuk ahli teknologi
informasinya, harus bersinergi. Hanya dengan menyinergikan semua
xli
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani sayuran dengan komoditi
bayam, kangkung, sawi dan kacang panjang yang merupakan komoditi
unggulan dilakasanakan di Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara. Keterbatasan dalam pengamatan adalah kemampuan
pengamat, tenaga, waktu dan biaya yang digunakan.
Ukuran sampel untuk Kecamatan ditentukan secara proporsional
(Proportional Random Sampling) sesuai dengan jumlah petani sayuran di
xlii
2. Anggoeya 71 14
3. Rahandouna 83 16
4. Matabubu 70 13
Jumlah 328 63
Desain Penelitian
Penulisan ini merupakan penulisan yang bersifat deskriptif korelasional
yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara
variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) meliputi: umur, modal
usahatani sedangkan variabel tidak bebasnya (Y) yaitu kompetensi petani
dalam mengelola usahatani sayuran, meliputi: pengetahuan, keterampilan,
dan sikap petani sayuran.
Data dan Instumentasi Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer yang
dikumpulkan meliputi:
I. Umur dan Modal usahatani petani adalah berhubungan dengan
kompetensinya dalam mengelola usahatani sayuran, selengkapnya
sebagai berikut:
1. Umur adalah satuan usia dalam tahun yang dihitung sejak lahir
sampai penelitian ini dilakukan. Berdasarkan hal tersebut
xliii
d. Pengairan
e. Aspek modal
f. Aspek tenaga kerja
g. Penggunaan teknologi usahatani sayuran
h. Kendala dan peluang usahatani sayuran
i. Pemasaran hasil
3. Sikap petani adalah kecenderungan atau kesediaan petani
untuk bertingkah laku dalam menghadapi rangsangan terhadap
cara pengelolaan usahatani sayuran.
Indikator yang digunakan yaitu:
a. Pemilihan komoditas usahatani dan penanaman
b. Perlakuan benih/bibit
c. Pemupukan dan pengendalian hama penyakit
d. Pengairan
e. Aspek modal
f. Aspek tenaga kerja
g. Penggunaan teknologi usahatani sayuran
h. Kendala dan peluang usahatani sayuran
i. Pemasaran hasil
Data yang dikumpulkan berupa data ordinal, keterangan mengenai
variabel, indikator, dan cara pengukurannya, ditampilkan dalam tabel 2
berikut:
Tabel 2. Variabel, indikator dan cara pengukurannya
Nama variabel Indikator Pengukuran
1 2 3
Umur Usia petani yang lahir sampai saat
dihitung sejak lahir menjadi responden
sampai saat menjadi
responden
Modal Usahatani Modal yang dimiliki Ketersediaan modal
xlv
Lanjutan.
1 2 3
Keterampilan Kemampuan psikomotorik Tingkat keterampilan
petani tentang teknis produksi responden dalam
usahatani sayuran, meliputi: pengelolaan usahatani
pemilihan komoditas sayuran, dibagi dalam
usahatani dan penanaman, kategori sangat tidak
perlakuan benih/bibit, terampil, tidak terampil,
pemupukan dan dan sangat terampil.
pengendalian hama dan
xlvi
Lanjutan.
1 2 3
xlvii
Instrumentsi
Data primer diperlukan untuk mendapatkan keterangan yang lebih
akurat mengenai faktor umur dan modal petani dan kompetensi mereka
dalam mengelola usahatani sayuran. Dilakukan wawancara dengan
responden berdasarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah
disiapkan untuk memperoleh data yang dimaksud.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan responden berdasarkan kuesioner atau daftar pertanyaan
xlviii
yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah dan
instansi terkait serta studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
Februari 2017 sampai dengan Maret 2017 oleh peneliti sendiri yang dibantu
oleh enumerator PPL yang bertugas pada masing-masing Kelurahan.
Analisis Data
Analisis data dilakukan baik secara deskriftif kualitatif maupun secara
deskriftif kuantitatif. Uji statistik yang digunakan untuk melihat hubungan
antara variabel bebas dengan tidak bebas (terikat) adalah dengan
menggunakan analisis uji konkordansi Kendall (Siegel, 1997:283), dan untuk
memudahkan pengolhan data digunakan program SPSS versi 13.
Keterangan: - Minimum :9
- Maksimum : 19
- Rata-rata : 12,55
4. Pengairan
5. Aspek modal
6. Aspek tenaga kerja
7. Penggunaan teknologi usahatani sayuran
8. Kendala dan peluang usahatani sayuran
9. Pemasaran hasil
Hasil penelitian tentang keterampilan petani dalam melakukan
pengelolaan usahatani sayuran dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Keterampilan Petani tentang Pengelolaan Usahatani Sayuran
Bidang Keterampilan Tentang
No. Pengelolaan Usahatani Skor Tertimbang Jenjang
Sayuran
1. Perlakuan benih/bibit 3,32 1
Pemupukan dan Pengendalian
2. 3,19 2
Hama Penyakit
3. Aspek modal 3,15 3
Pemilihan komoditas usahatani
4. 3,14 4
dan penanaman
Kendala dan peluang
5. 3,12 5
usahatani sayuran
Penggunaan teknologi
6. 3,01 6
usahatani sayuran
7. Pemasaran hasil 2,97 7
8. Aspek tenaga kerja 2,92 8
9. Pengairan 2,83 9
Rata-rata 3,07
usahatani dan penanaman, dan (5) Kendala dan peluang usahatani sayuran.
Bidang keterampilan yang tergolong rendah meliputi: (1) Penggunaan
teknologi usahatani sayuran, (2) Pemasaran hasil, (3) Aspek tenaga kerja,
dan (4) Pengairan.
Tabel 6 menjelaskan secara keseluruhan keterampilan petani dalam
pengelolaan usahatani sayuran relatif baik. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata
skor tertimbang sembilan bidang keterampilan yang mencapai 3,07.
Sikap Petani Terhadap Pengelolaan Usahatani Sayuran
Sikap petani terhadap pengelolaan usahatani sayuran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kecenderungan atau kesediaan petani untuk
bertingkah laku dalam menghadapi rangsangan terhadap cara pengelolaan
usahatani sayuran.
Sikap petani terhadap bidang-bidang dalam pengelolaan usahatani
sayuran yang harus disikapi dengan baik, yaitu:
1. Pemilihan komoditas usahatani dan penanaman
2. Perlakuan benih/bibit
3. Pemupukan dan pengendalian hama/penyakit
4. Pengairan
5. Aspek modal
6. Aspek tenaga kerja
7. Penggunaan teknologi usahatani sayuran
8. Kendala dan peluang usahatani sayuran
9. Pemasaran hasil
Hasil penelitian Pada aspek sikap petani terhadap bidang-
bidang pengelolaan usahatani sayuran yang dapat menunjang kompetensi
petani, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Sikap Petani Terhadap Pengelolaan Usahatani
Sayuran
c. Aspek sikap yaitu: (1) Perlakuan benih/bibit, (2) Aspek modal, (3)
Pemasaran hasill, dan (4) Pemupukan dan pengendalian hama
penyakit.
3. Faktor umur dan modal usahatani petani sayuran berhubungan nyata
dengan kompetensi petani dalam mengelola usahatani sayuran
Saran
Sebagaimana kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Pemerintah atau pihak yang berwenang perlu memfasilitasi para
petani untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengelola
usahatani sayuran di Kecamatan Poasia Kota Kendari.
2. Sejalan dengan saran di atas, maka perlu ada pelatihan-pelatihan
yang diorganisasikan oleh lembaga-lembaga penyuluhan setempat.
3. Para petani sayuran perlu dilibatkan dalam perencanaan persiapan
pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para petani
itu.
4. Perlu ada kebijakan untuk memperbaiki tata-niaga sayur mayur di
Kecamatan Poasia dan sekitarnya.
5. Perlu penelitian lebih lanjut pada beberapa karakteristik lain yang
diduga berhubungan dengan kompetensi petani dalam pengelolaan
usahatani sayuran.
lxii
DAFTAR PUSTAKA
Agussabti. 2002. “Kemandirian Petani dalam Pengembilan Keputusan Adopsi
Inivasi. Kasus Petani Sayuran di Jawa Barat.” Disertasi Doktor,
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
BPS Kota Kendari. 2004. Kota Kendari Dalam Angka. Kendari: C. V. Eka
Hasta Jaya.
Ketut Puspadi. 2003. “Kualitas SDM Penyuluh Pertanian dan Pertanian Masa
depan di Indonesia dalam membentuk Pola Prilaku pembangunan.”
Editor Adjad Sudrajad dan Ida Yustina. Bogor: IPB Press.
KUESIONER
Petunjuk Pengisian
(1) Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara yang dianggap benar
dengan cara melingkari jawaban yang telah disediakan.
(2) Mohon diisi dengan penjelasan singkat jika terdapat titik-titik untuk tempat
jawaban.
(3) Kami mohon semua pertanyaan dapat diisi sehingga tidak ada yang
terlewatkan.
IDENTITAS RESPONDEN
(1) Nama : ......................................................
(2) Jenis Kelamin :........................................................
(3) Alamat : Desa/Kelurahan.............................
Kecamatan.....................................
Kabupaten.......................................
lxvii
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Umur
Pemilikan Modal
c. .........................................................................................
..........
d. .........................................................................................
4. Bapak/Ibu memperoleh modal usahatani sayur
dari:......................
a. Modal Sendiri
b. Pinjaman dari Keluarga
c. Pinjaman dari Bank
d. Lainnya,
sebutkan.........................................................................
Jika jawabannya modal sendiri
5. Bagaimana ketersediaan modal usahatani tersebut pada
saat Bapak/Ibu butuhkan untuk kegiatan usahatani sayuran
ini ?..........
a. Sangat tidak tersedia
b. Tidak tersedia
c. Tersedia
d. Sangat Tersedia
6. Bagaimana pengumpulan modal usahatani Bapak/Ibu
selama ini ?
a. Sangat tidak lancar
b. Tidak lancar
c. Lancar
d. Sangat Lancar
c. Hasil Panen
d. Kesuburan tanah
IV. Pengairan
V. Aspek Modal
d. Tukang rente
e.
69. Manakah produk di bawah ini yang lebih menguntungkan bila dijual?
a. Barang mentah
b. Barang setengah jadi
c. Barang jadi (setelah diproses)
d. Barang yang belum diproses
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
d. Sangat setuju
IV. Pengairan
d. Sangat setuju
(36) Waktu yang paling tepat untuk pengairan adalah sore hari.
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
V. Aspek Modal
d. Sangat setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
d. Sangat setuju
d. Sangat setuju
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
I. Pemilihan Komoditas Usahatani dan Penanaman
1. Menggunakan traktor
untuk
menggemburkan
tanah
2. Menentukan
kedalaman tanah
cviii
Lanjutan.
Tanggapan
No Sangat
Tidak Sangat
. tidak Terampil
Pernyataan Terampil Terampil
Terampil
cix
8. Memilih lokasi,
persiapan lahan, dan
penyiapan bahan
tanaman.
II. Perlakuan Benih/Bibit
9. Menentukan
benih/bibit yang
berkualitas agar
produksi meningkat.
10. Mempersiapkan
benih sayuran
sebelum siap tanam
saat membuat
persemaian
11. Memilih benih
sayuran pada dya
kecambah benih/bibit
yang cepat tumbuh.
12. Menentukan jadwal
waktu tanam
13. Menentukan ciri
benih sayuran yang
berkualitas dari yang
bebas hama dan
penyakit.
14. Menentukan kualitas
benih dengan cara
direndam sehari
semalam.
15. Mendapatkan
cx
kualitas hasil
produksi benih/bibit
harus bebas dari
hama dan penyakit.
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Tidak Sangat
. tidak Terampil
Pernyataan Terampil Terampil
Terampil
I. Pemupukan dan Pengendalian Hama Penyakit
16. Menentukan produk
yang harus dijual
17. Menggunakan alat
sprayer untuk
menyemprot pupuk
atau pestisida
18. Meningkatkan
kesuburan lahan
tujuan dilakukan
pemupukan dasar.
19. Menggunakan pupuk
dapat menyebabkan
tanaman menjadi
subur.
20. Meningkatkan
kesuburan lahan
pada tujuan
pemupukan tanaman.
cxi
21. Memperhatikan
dosis, waktu, dan
cara pemupukan bagi
tanaman.
22. Menentukan cara
pemupukan dengan
cara menabur
dipermukaan tanah,
menebar disepanjang
jalur barisan
tanaman, dan
menyemprot
tanaman.
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
23. Menentukan waktu
yang tepat dalam
melakukan
pemupukan tanaman.
24. Menggunakan bahan
kimia (pestisida)
untuk memberntas
cxii
Lanjutan.
cxiii
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
29. Mengendalikan hama
dan penyakit agar
meningkat kualitas
produksi tanaman.
30. Mengendalikan hama
dan penyakit agar
kualitas produksi
bagus, sehat dan
melimpah.
31. Mnegendalikan hama
dan penyakit agar
meningkat kualitas
produksi tanaman.
32. Mengendalikan hama
dan penyakit
tanaman dilihat dari
ciri-ciri hama penyakit
yang menyerang.
II. Pengairan
33. Menentukan jenis
cara penagiran tadah
hujan.
34. Mencegah erosi
tanaman pada tujuan
pengairan.
cxiv
Lanjutan.
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
III. Aspek Modal
37. Memberikan
pengertian modal
usahatani sayuran
38. Menentukan sumber
modal usahatani
melalui pinjaman
modal dari Bank.
39. Menggunakan modal
untuk keperluan
operasional
usahatani.
40. Menentukan biaya
cxv
produksi untuk
usahatani.
41. Mengayur semua
biaya produksi.
42. Menggunakan modal
untuk budidaya,
pengolahan hasil,
tenaga kerja, dan
pemasaran hasil.
43. Mengajukan kredit ke
Bank agar
memperoleh modal
usahatani.
44. Mengajukan usulan
pinjaman ke pihak
Bank sebagai syarat
penting dalam
memperoleh
pinjaman.
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
45. Mendapatkan dan
cxvi
mempergunakan
modal dengan baik
IV. Aspek Tenaga Kerja
46. Memanfaatkan
tenaga kerja keluarga
dalam meningkatkan
produksi usahatani.
47. Menggunakan tenaga
kerja ternak ntuk
meningkatkan hasil
usahatani.
Menggunakan tenaga
kerja mesin untuk
48.
meningkatkan hasil
usahatani.
Menentukan saat
yang tepat untuk
49.
mencurahkan tenaga
kerja.
Menentukan
keperluan tenaga
50.
kerja untuk tisp
cabang usahatani.
Menentukan
kebutuhan tenaga
51.
kerja untuk tiap tahap
produksi.
Memanfaatkan
52. tenaga kerja yang
memiliki produktivitas
cxvii
tinggi.
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
Menentukan saat
yang tepat untuk
53.
menggunakan tenaga
kerja sewaan
Melaksanakan jumlah
produksi sesuai
dengan tingkat
54.
kesuburan tanah
dengan luas lahan
garapan.
Menentukan luas
tanam sesuai dengan
55.
jumlah produksi yang
ingin dicapai
V. Penggunaan Teknologi Usahatani Sayuran
Menggunakan
56. teknologi yang hemat
biaya.
57. Menentukan
cxviii
kombinasi teknologi
adalah agar hemat
biaya.
VI. Kendala dan Peluang Usahatani Sayuran
Menyebabkan
usahatani tidak
58.
berhasil merupakan
kendala usahatani.
59. Menentukan kendala
utama dalam
usahatani sayur yaitu
modal.
60. Menentukan peluang
usahatani yang dapat
menyebabkan
usahatani berhasil.
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
61. Menentukan
ketepatan waktu dan
kematangan buah
dalam cara
pemanenan
menghasilkan
produksi yang
cxix
berkualitas tinggi.
VII. Pemasaran Hasil
62. Meningkatkan
pengolahan hasil
manjdikan hasil
panen lebih berharga
dan berkualitas.
63. Menentukan harga
jual, maka
keuntungan semakin
tinggi.
64. Meningkatkan
keuntungan, maka
kesejahteraan
semakin meningkat.
65. Menentukan dimana
produk usahatani di
jual.
66. Menentukan produk
yang harus dijual.
67. Menjual produk
usahatani langsung
ke konsumen.
68. Menjual hasil
usahatani dengan
hasil tertinggi.
cxx
Lanjutan
Tanggapan
No Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
. tidak Terampil
Terampil Terampil
Terampil
Menentukan saat
yang tepat untuk
69.
menjual hasil
usahatani.
70. Menentukan berapa
banyak hasil
usahatani yang akan
dijual.
71. Menentukan kepada
siapa hasil usaha tani
di jual