Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN PADA SISTEM

KELISTRIKAN

DOSEN PEMBIMBING

Erita Astrid, S.T, M.S

DISUSUN OLEH

FAHRUL DAMES

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat-alat ukur yang
digunakan pada sistem kelistrikan” yang ditujukan untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah prsktek pengukuran listrik dan instrumen.

Makalah ini berisi tentang pengenalan alat alat ukur yang akan digunakan
dalam praktek pengukuran listrik dan instrumen. Makalah ini akan menjelaskan dan
membahas mengenai prinsip kerja, fungsi, dan besaran yang dapat di ukur oleh alat-
alat ukur listrik.

Penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sehingga


memudahkan pembaca dalam memahami alat-alat ukur listrik dengan baik. Selain
itu, kritik dan saran pembaca ditunggu untuk perbaikan makalah lainnya.

Atas perhatiannya penyusun mengucapkan banyak terimakasih.

Padang, 22 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Multimeter.
1).Pengertian dan Fungsi Multimeter.........................................................6
2). Jenis dan Bagian Multimeter.................................................................7
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Multimeter..............................................7
B. Volmeter
1). Pengertian dan Fungsi Voltmeter..........................................................7
2). Jenis dan Bagian Volmeter....................................................................8
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Voltmeter................................................9
C. Amperemeter
1). Pengertian dan Fungsi Amperemeter....................................................10
2). Jenis dan Bagian Amperemeter.............................................................11
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Amperemeter..........................................11
D. Wattmeter
1). Pengertian dan Fungsi Wattmeter.........................................................12
2). Jenis dan Bagian Wattmeter..................................................................13
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Wattmeter...............................................13
E. Cos phi meter
1). Pengertian dan Fungsi Cos Phi Meter...................................................14
2). Jenis dan Bagian Cos Phi Meter............................................................15
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Cos Phi Meter.........................................16
E. Osiloskop
1). Pengertian dan Fungsi Osiloskop..........................................................16
2). Jenis dan Bagian Osiloskop...................................................................17
3). Prinsip Kerja dan Cara Kerja Osiloskop................................................19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................22

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktek pemgukuran listrik haruslah memiliki sarana dan
prasarana umtuk menunjang praktek dengan kualitas yang baik seperti
ruang praktek pengukuran listrik. Pada ruang praktek banyak terdapat alat-
alat ukur listrik yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran materi
pengukuran listrik. Beberapa alat ukur listrik yang terdapat pada ruang
praktek, yaitu multimeter, voltmeter, amperemeter, westmeter, cos Q dan
osiloskop.
Alat-alat ukur tersebut merupakan alat yang sering digunakan dalam
praktek pengkuran listrik dan instrumen. Alat-alat tersebut sangat
diperlukan dalam praktek maupun eksperimen, alat-alat ini juga penting
dalam sistem kelistrikan yang ada di kehidupan kita. Pengukuran besaran
listrik dengan alat ukur listrik merupakan prosedur standar agar listrik yang
ada pada sistem terkontrol dengan baik dan mendapatkan hasil yang di
inginkan oleh pengguna.
Pengukuran besaran listrik dengan alat ukur sangat penting untuk
kita ketahui untuk perencanaan, pemasangan dan pembuatan alat-alat
elektronik dan listrik, agar kita dapat mengetahui alat-alat ukur listrik
dengan baik maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai alat-alat ukur
yang digunakan pada sistem kelistrikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud multimeter, voltmeter, amperemeter, wattmeter,
cos phi meter dan osiloskop?
2. Apa saja fungsi multimeter, voltmeter, amperemeter, wattmeter, cos phi
meter dan osiloskop?
3. Apa saja jenis dan bagian multimeter, voltmeter, amperemeter,
wattmeter, cos phi meter dan osiloskop?
4. Apa prinsip kerja dan cara kerja multimeter, voltmeter, amperemeter,
wattmeter, cos phi meter dan osiloskop?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian multimeter, voltmeter, amperemeter, westmeter,
cos phi meter dan osiloskop
2. Mengetahui fungsi multimeter, voltmeter, amperemeter, westmeter, cos
phi meter dan osiloskop
3. Mengetahui jenis dan bagian multimeter, voltmeter, amperemeter,
westmeter, cos phi meter dan osiloskop
4. Mengetahui prinsip kerja dan cara kerja multimeter, voltmeter,
amperemeter, westmeter, cos phi meter dan osiloskop

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Multimeter

1. Pengertian dan fungsi multimeter

Multimeter atau bisa disebut juga dengan Avometer yang berasal


dari kata ”AVO” dan ”meter”. Dengan artian huruf ‘A’ sebagai ampere,
berfungsi untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, berfungsi untuk
mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, berfungsi untuk
mengukur hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran.
Secara umum pengertian dari multimeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan dari arus bolak-balik atau
(AC) maupun arus searah (DC).
Multimeter ini sangat dibutuhkan fungsinya dalam pekerjaan
kelistrikan tingkat menengah karena multimeter dapat membantu pekerjaan
pengukuran arus, tegangan dan hambatan lisrtik dengan mudah dan cepat.
2. Jenis- jenis dan bagian-bagian multimeter
a. Multimeter pada saat ini memiliki dua jenis yaitu:
1). Mutimeter analog
Multimeter analog atau disebut juga multimeter jarum adalah alat
pengukur besaran listrik yang tampilan hasilnya menggunakan jarum yang
bergerak sesuai besar arus, tegangan dan hambatan yang diukur. Multimeter
ini tidak bisa digunakan dalam pengukuran secara detail sehingga mutimeter
ini sering digunakan untuk mengecek apakah komponen lisrik yang
digunakan berfungsi baik atau tidak.
2). Multimeter digital
Multimeter ini sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
perbedaannya terletak pada tampilan dan ketepatan pengukuran, tampilan

5
multimeter ini memiliki layar yang menampilkan angka digital dari hasil
pengukuran listrik dan multimeter ini dikhususkan dalam pengukuran suatu
besaran nilai tertentu dari suatu komponen secara detail untuk mendapatkan
nilai besaran yang dibutuhkan.
b. Terdapat beberapa bagian-bagian Multimeter yaitu:
 Papan skala: merupakan tampilan dari hasil pengukuran besarn
listrik, papan skala memliliki skala dalam satuan kuat arus (DcmA),
tegangan (ACV dan DCV) dan hambatan (Ω).
 Saklar jangkauan ukur: digunakan untuk merubah fungsi kerja
multimeter dan batas ukur.
 Sekrup pengatur posisi jarum digunakan menandakan jarum
penunjuk pada angka nol.
 Tombol pengatur jarum pada angka nol: digunakan untuk
menandakan jarum pada angka nol sebelum digunakan untuk
mengukur.
 Lubang kabel penyidik: digunakan untuk menghubungkan kabel
penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan
(-) atau common.

3. Prinsip kerja dan cara kerja multimeter

1. Di dalam multimetermeter terdapat kumparan tembaga yang di letakkan


di antara dua kutub magnet yaitu N dan S seperti pada gambar 4 di atas.

2. Dalam kumparan tersebut terdapat jarum penunjuk atau jarum meter


yang akan bergerak menunjukkan skala tertentu apabila dua ujung
kumparan tersebut dialiri arus listrik.

B. Voltmeter

1. Pengertian dan fungsi voltmeter


Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur
tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan
kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik

6
akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic
tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat
ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin
besar penyimpangan jarum yang terjadi.

Voltmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik pada


sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter disusun secara paralel terhadap
letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah
lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai
dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berfungsi sebagai
Anode sedangkan yang di tengah sebagai Katode.

Fungsi Voltmeter adalah untuk mengukur besar tegangan listrik


dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter ini merupakan gabungan dari
fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik),
sedangkan voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik).

2. Jenis-jenis dan bagian-bagian voltmeter


a. Voltmeter memiliki dua jenis
1). Volmeter analog

2). Voltmeter digital

7
Kedua volmeter diatas memiliki fungsi dan kegunaan yang sama,
yang membedakan keduanya adalah tampilan dari volmeter itu,
voltmeter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk nilai besaran
sedangkan volmeter digital menggunakan lcd untuk menampilkan hasil
dari pengukuran tegangan listrik.

b. Bagian-bagian voltmeter
Voltmeter terdiri atas beberapa bgian yaitu:
 Terminal positif (+) dan negatif (-)
 Skala tinggi dan rendah
 Batas ukur
 Jarum penunjuk
 Setup pengatur fungsi (pengenolan)
3. Prinsip kerja dan cara kerja voltmeter
Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan ampermeter karena
desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum lorenzt dimana interaksi antara
medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya
magnetik inilah yang menggerakkan jarum penunjuk sehingga menyimpang
pada saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat
arus makin besar pula penyimpangannya.Tegangan selalu berada antara dua
titik. Dengan kata lain, yang diukur adalah perbedan tegangan antara sebuah
titik dengan titik lain. Oleh kerena itu, voltmeter cukup dihubungkan
memotong aliran tegangan yang hendak diukur, seperti terlihat pada gambar
dibawah. Sebenarnya tahanan voltmeter harus tidak menentu supaya tidak
mengganggu sirkit, yaitu voltmeter seharusnya menerima arus sebesar 0
dari sirkit.

8
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber
tegangan atau peralataan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan
menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih
tinggi (kutub positif) harus dihubungkan ke terminal positif voltmeter,dan
ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih rendah (kutub
negatif) harus dihubungkan ke terminal negatif voltmeter.

C. Amperemeter
1. Pengertian dan fungsi amperemeter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus


listrik.Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi
testerlistrik yang disebut multimeter gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikro
amperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian
baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan
hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz dan
gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan
magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.

9
Amperemeter berfungsi untuk mengukur besar arus lstrik pada
rangkaian tertutup suatu komponen listrik dengan cara menyisipkan atau
menyambungkan amperemeter kedalam rangkaian komponen listrik
tersebut.

2. Jenis-jenis dan bagian-bagian amperemeter


a. Amperemeter memiliki satu jenis yaitu amperemeter analog
b. Amperemeter memiliki bagia bagian yaitu:
 Jarum penunjuk skala: Jarum ini terpasang pada kumparan yang
bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan
peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut
mempunyai fungsi penunjuk besaran aus yang terukur dimana
akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan
besaran yang diukur.
 Probe: Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter.
Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan kutub positif
amperemeter.
 Kalibrator: Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau
penunjukan skala pada anga nol (0) dengan tepat,segaris dengan
jarum penunjuk skala.
 Ground: Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari
amperemeter
 Cermin pemantul: Berada pada papan skala yang ditunjukan
sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.

3. Prinsip kerja dan cara kerja amperemeter

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus


yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.

Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang


hambatan shunt secara parallel terhadap amperemeter. Besar hambatan
shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan.
Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan
menjadi I’ = n.I, maka besar hambatan shunt.

10
D. WATTMETER
1. Pengertian dan fungsi wattmeter

Wattmeter adalah alat ukur daya listrik yang pembacaannya dalam


satuan watt di mana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter.
Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada
manual book atau tabel yang tertera pada wattmeter. Demikian juga dalam
hal pembacaannya harus mengacu pada manual book yang ada.

Wattmeter berfungsi untuk mengukur daya listrik pada beban-beban


yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa
kondisi beban seperti: beban DC, beban AC satu phase serta beban AC tiga
phase.

2. Jenis-jenis dan bagian bagian wattmeter


a. Jenis-jenis wattmeter yaitu:
1). wattmeter elektrodinamik
Wattmeter Eletrodinamik atau Elektrodinamometer Wattmeter.
Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi
elektrodinamometer tipe ammeter dan voltmeter analog.

2). wattmeter induksi


Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja
amperemeter dan voltmeter induksi. wattmeter induksi hanya dapat
dipakai dengan suplai listrik bolak balik.
b. Bagian-bagian wattmeter yaitu:
 Jarum penunjuk

11
 Kaca : difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax
dalam pembacaan
 Pengatur Nol (Zero) : digunakan untuk mengatur posisi nol dari
penunjukan
 Skala : terdiri dari 120 bagian (linear)
 Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan
tegangan. Terminal commontegangan diberi tanda (±), dan
terminal tegangan yang lain mengindikasikanukuran tegangan
terukur
 Terminal arus : Salah satu terminal diberi tanda (±) untuk
menunjukkan bahwaterminal ini dihubungkan dengan terminal
common tegangan, dan terminal arus yang lain mengindikasikan
ukuran arus terukur.
 Tabel Perkalian : letak tabel perkalian di sisi samping alat ukur,
tabel ini

3. Prinsip kerja dan cara kerja wattmeter


Pada Wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus,
sehingga besarnya medan magnet yang ditimbulkan sangat tergantung pada
besarnya arus yang mengalir melalui kumparan arus tersebut.

Walaupun medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan


tegangan praktis sama (tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada
kumparan arus makin besar (sesuai dengan besarnya alat / peralatan listrik),
maka medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin
besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum
berputar kekanan juga makin kuat, yang menyebabkan penyimpangan
jarum kekanan makin lebar.

Pada rangkaian arus bolak-balik, simapangan jarum penunjuk


sebanding dengan rata-rata arus dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC
dan AC tersebut dapat mengalami kerusakan oleh adanya arus yang
berlebihan. Pada Amperemeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini
akan menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya
(jarum penunjuk jadi tidak dapat bergerak lagi karena melebihi bata skala).
Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan akan menjadi panas tetapi
tidak menyebabkan penunjuukan jarum melebihi batas skala.

12
E. COS PHI METER
1. Pengertian dan fungsi cos phi meter

Cos phi meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui


besarnya faktor kerja yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus.
D
a
l
a Cos phi meter ini memiliki bentuk yang mirip dengan wattmeter
m
namun memiliki fungsi dan tampilan yang berbeda antara kedua alat ukur
tersebut, pemasangannya juga tidak berbeda dengan wattmeter.
p
e Cos phi meter ini penting untuk mengukur beda fase antar tegangan
n arus pada panel-panel listrik, ini penting karena dengan menggunakan
dan
g phi meter kita dapat mengontrol arus dan tegangan pada komponen
cos
e
listrik.
r
2. Jenis-jenis
t dan bagian-bagian cos phi meter
i Ada beberapa jenis cos phi meter yang digunakan pada pengukuran beda
a.
a fase yaitu:
n 1). Cos phi meter analog

s
e
h
a
r
i
-
h
a
13
r
i
Cos phi meter analog ini masih banyak digunakan pada. Cos phi
meter analog ini harganya murah, tidak mudah dimakan usia, dan hasil
yang didapatkan dapat diuji ketepatannya. Namun alat ukur analog tidak
efisien, karena diperlukan pembacaan yang tepat dan presisi, juga
membuat lambat dalam penggunaannya.
2). Cos phi meter digital

Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai


kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Cos phi meter
digital mampu menampilkan langsung angka hasil pengukuran.
3). Cos phi meter dengan Azas Kumparan Silang
Cos phi meter ini dapat berputar 3600 karena kumparan ini terpasang
sebuah poros yang tidak dipegang oleh pegas. Pada cos phi ini tidak
dihasilkan medan putar pada kumparan sehingga tidak ada
kecenderungan pada alat yang berputar terus-menerus pada satu arah
saja.

b. Bagian-bagian dari cos phi meter adalah sebgai berikut


 Jarum penunjuk atau lcd digital
 Skala
 Sekrup pengatur jarum
 Magnet permanen
 Tahanan meter
 Kumparan putar

3. Prinsip kerja dan cara kerja cos phi meter


Pengukuran Cos phi berdasarkan pada dasar-dasar gerak listrik
dapat dianggap sebagai Pengukuran kumparan silang. Kumparan

14
didalamnya terdiri dari kumparan arus dan kumparan tegangan, prinsip
seperti pengukur Watt.

Pengukuran cos phi tidak dituntut untuk mendapatkan hasil persis


namun kesalahan yang diizinkan adalah dua derajat dari skala penunjukan.

F. OSILOSKOP
1. Pengertian dan fungsi osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur listrik yang dapat menunjukan“bentuk”


dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu
pada layarnya. Osiloskop seperti layaknya voltmeter dengan fungsi dan
kemampuan yang lebih lengkap, penampilan tegangan berubah terhadap
waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan
pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa pergerakan


besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar,
untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka
kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal.
Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal
masukan dan sinyal keluaran. Osiloskop sangat diperlukan dalam
penggunaan di bidang kedokteran dan telekomunikasi.
2. Jenis-jenis dan bagian –bagian osiloskop
a. Jenis osiloskop yang banyak dijual saat ini yaitu osiloskop tabung kaca
dan osiloskop lcd
1.) Osiloskop tabung kaca: osiloskop ini terbuat dari tabung kaca atau
disebut juga dengan CRT, jenis ini juga dikenal sebagai osiloskop
analog, osiloskop ini memiliki respon lebih cepat dari pada digital
2.) Osiloskop lcd: osiloskop ini lebih maju dan menggunakan lcd
sehingga osiloskop lebih ringan disebut juga sebagi osiloskop
digital, kelebihan osiloskop digital ini adalah kemampuannya dalam

15
menentukan bandwidth lebih fleksibel. Jenis ini dapat dibagi secara
spesifik menjadi 4 yaitu:
 Osiloskop sampling digital
 Osiloskop portabel
 Osiloskop berbasis komputer
 Osiloskop signal campuran

b. Bagian-bagian osiloskop:

 Tombol Power ON/OFF: Tombol Power ON/OFF berfungsi untuk


menghidupkan dan mematikan Osiloskop

 Lampu Indikator: Lampu Indikator berfungsi sebagai Indikasi


Osiloskop dalam keadaan ON (lampu Hidup) atau OFF (Lampu
Mati)

 ROTATION: Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur


posisi tampilan garis pada layar agar tetap berada pada posisi
horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya harus
menggunakan obeng untuk memutarnya.

 INTENSITY: Intensity digunakan untuk mengatur kecerahan


tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.

 FOCUS: Focus digunakan untuk mengatur penampilan bentuk


gelombang sehingga tidak kabur

 CAL: CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-


P) atau Tegangan puncak ke puncak.
 POSITION: Posistion digunakan untuk mengatur posisi Vertikal
(masing-masing Saluran/Channel memiliki pengatur POSITION).

 INV (INVERT): Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang


bersangkutan akan dibalikan.

 Sakelar VOLT/DIV: Sakelar yang digunakan untuk memilih


besarnya tegangan per sentimeter (Volt/Div) pada layar Osiloskop.
Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual channel) dengan
dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div
hingga 20V/Div.

 VARIABLE: Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk


mengatur kepekaan (sensitivitas) arah vertikal pada saluran atau
Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum Variable adalah
CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.

16
 AC – DC: Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal
input yang mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah
Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC maka Input Terminal
akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di dalam
Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar
Osiloskop.

 GND: Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan


terbuka, Input yang bersumber dari penguatan Internal Osiloskop
akan ditanahkan (Grounded).

 VERTICAL INPUT CH-1: Sebagai VERTICAL INPUT untuk


Saluran 1 (Channel 1)

 VERTICAL INPUT CH-2: Sebagai VERTICAL INPUT untuk


Saluran 2 (Channel 2)

 Sakelar MODE: Sakelar MODE pada umumnya terdiri dari 4


pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1)
dan Saluran 2 (CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran
secara aljabar. Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar
bentuk gelombang pada layar.

 x10 MAG: Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10


kali lipat.

 POSITION: Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.

 XY: Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi


Axis X dan Input Saluran 2 akan menjadi Axis Y.

 Sakelar TIME/DIV: digunakan untuk memilih skala besaran waktu


dari suatu periode atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.

 Tombol CAL (TIME/DIV): ini berfungsi untuk kalibrasi


TIME/DIV

 VARIABLE: Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk


mengatur kepekaan (sensitivitas) TIME/DIV.

 GND: GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground


(Tanah).

17
 Tombol CHOP dan ALT: CHOP adalah menggunakan potongan
dari saluran 1 dan saluran 2. ALT atau Alternate adalah
menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara bergantian.

 HOLD OFF: HOLD OFF untuk mendiamkan gambar pada layar


osiloskop.

 LEVEL: LEVEL atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk


mengatur gambar yang diperoleh menjadi diam atau tidak bergerak.

 Tombol NORM dan AUTO

 Tombol LOCK

 Sakelar COUPLING: Menunjukan hubungan dengan sinyal


searah (DC) atau bolak balik (AC).

 Sakelar SOURCE: Penyesuai pemilihan sinyal.

 TRIGGER ALT

 SLOPE

 EXT

3. Prinsip kerja dan cara kerja osiloskop

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam


osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau
Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,
yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital
(DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di
laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih
dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus
tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa
atau diuji kinerjanya.

Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron


dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh
zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda.
Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya
listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik
dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan
terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada

18
lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada
mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal
dengan laju tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.

Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik


(super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan
menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan
amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian
getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan
trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan
kompleks. Bila dua getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi
terjadi getaran yang tidak lagi periodic.

Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri


kekananmelalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik
keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar
yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu.
Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar
akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahsan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak
sekali alat-alat ukur yang digunakan dalam pengukuran listrik dan

19
sistem komponen listrik, alat-alat ukur listrik memiliki fungsi, jenis,
bentuk dan prinsip kerja yang berbeda karena setiap alat mempunyai
tugasnya masing-masing dalam mengukur listrik pada sistem kelistrikan

B. SARAN
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam menuliskan
penjelasan tentang makalah diatas, oleh karena itu penulisan berharap
pembaca dapat memberikan kritik dan saran tentang makalah yang
dibuat penulis agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
pada penulisan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

./Daeng, T. (2016). Mengetahui tentang voltmeter.


http://Blobocer.blogspot.com/.
Amaden, I. C. (2011). iron cheol amadeu: Cosphi Meter.
http://ironcheol.blogspot.com/2011/12/cosphi-meter.html.

20
Blogger, N. (2017). Pengertian Wattmeter, Cara Pengukuran dan Prinsip
kerja ~ Ilmu Dunia. http://ilmuudunia.blogspot.com/2017/08/pengertian-
wattmeter-cara-pengukuran.html.
godam. (2008). Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter
Alat Ukur Listrik - Ilmu Fisika - ILMU PENGETAHUAN.
http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-pengertian-amperemeter-
voltmeter-ohmmeter-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika.html#.W4JcEbh9jDc.
Hajier. (2013). PRAKTIKUM FISIKA: prinsip kerja OSILOSKOP.
http://hajirtif.blogspot.com/2013/03/prinsip-kerja-osiloskop.html.
Hasan, M. (2012). Cos Phi Meter.
https://www.scribd.com/doc/111544690/Cos-Phi-Meter.
Izam. (2012). Pengertian dan Fungsi Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter
| komputerizam.
https://komputerizam.wordpress.com/2012/06/15/pengertian-dan-fungsi-
amperemeter-voltmeter-ohmmeter/.
Jie, W. (2012). Amperemeter dan Voltmeter. http://wim-
jie.blogspot.com/2012/07/amperemeter-dan-voltmeter.html.
Kho, D. (2017). Bagian-bagian Osiloskop (Kontrol dan Indikator
Osiloskop). https://teknikelektronika.com/bagian-bagian-osiloskop-
kontrol-dan-indikator-osiloskop/.
Kusuma, G. I. (2016). Sumber Belajar Teknik Untuk Kependidikan di
Indonesia: Makalah Amperemeter.
http://blogmasgil.blogspot.com/2016/11/makalah-amperemeter.html.
Martiono, E. (2018). Fungsi Voltmeter • FUNGSIKLOPEDIA.COM.
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-voltmeter/.
Mengetahui tentang Voltmeter | BLOBOCER. (n.d.).
Nanda. (2013). Pengertian, Prinsip Kerja, dan Bagian-Bagian
MULTIMETER / AVO METER | Nandarious.
http://nandarious.blogspot.com/2013/06/pengertian-prinsip-kerja-dan-
bagian.html.
Pipit. (2016). Makalah Alat-alat Ukur Listrik.
http://fis15jpipitrostika.blogspot.com/2016/05/makalah-alat-alat-ukur-
listrik.html.
Sahid, M. (2015). Alat-Alat Ukur Listrik dan Fungsinya | Ilmu
Pengetahuan. http://www.ilmusahid.com/2015/10/alat-alat-ukur-listrik-
dan-fungsinya.html.
Simple, M. (2015). Teknik Listrik: Cosphi Meter.
http://ilmuhafez.blogspot.com/2015/10/cosphi-meter.html.

21
Ukur, A. A. (2015). Osiloskop, Kegunaan dan Cara Kerjanya.
http://alatukur.web.id/osiloskop-kegunaan-dan-cara-kerjanya/.

22

Anda mungkin juga menyukai