Anda di halaman 1dari 13

KAWISTARA

VOLUME 1 No. 3, 22 Desember 2011 Halaman 213-320

REPRESENTASI WACANA GENDER DALAM


UNGKAPAN BERBAHASA INDONESIA DAN BAHASA
INGGRIS: ANALISIS WACANA KRITIS
Tri Rina Budiwati
Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan
tri_rina_budiwati@uad.ac.id

ABSTRACT
The result depicts that based on intra-linguistic analysis, English, and Indonesian idioms which contain gender
discourse are in the forms of noun, phrases, Sub-clause, Simple sentence, Elliptical sentence, Compound, Complex,
and Compound-Complex sentences. Based on the meaning and reference analysis, it is known that such idioms
have various meanings: strength and weaknesses, success, marriage, sexuality, negative things, and wisdom.
Besides, seen from the doer, the idioms can refer to men, women, and men and/or women. Based on Critical
Discourse Analysis (CDA), such idioms can be analyzed based on the aspects of action, context, history, power,
ideology and representation, which, then, are known that: (a) men are assumed as representative in various affairs
and things (esp. in success and goodness); (b) men are active in marriage and sexuality; (c) women take more part
in domestic domain; (d) women become negative metaphor; and (e) there is unequal relationship between women
and men.

Keywords: Idioms, gender discourse, critical discourse analysis/CDA

ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis secara intralinguistik, idiom dan ungkapan
Bahasa Indonesia juga Bahasa Inggris yang mengandung wacana gender berbentuk Nomina, Frase
nomina, Frase verba, Frase adjektiva, Frase preposisi, Anak kalimat, Kalimat Tunggal, Kalimat Tunggal
(Elipsis), Kalimat Majemuk Setara, Majemuk Bertingkat dan Majemuk Campuran. Dari analisis makna
dan acuan, diketahui adanya makna beragam: kelemahan dan kelebihan seseorang, kesuksesan,
pernikahan, seksualitas, hal-hal negatif, dan kebijaksanaan. Dilihat dari pelakunya, idiom dan ungkapan
tersebut mengacu kepada jenis kelamin laki-laki, perempuan dan laki-laki dan/atau perempuan.
Berdasarkan analisis wacana kritis, terdapat aspek/karakteristik tindakan, historis, konteks, kekuasaan,
ideologi dan representasi sehingga diketahui: (a) Laki-laki dianggap sebagai wakil banyak urusan
(terutama urusan kesuksesan dan kebaikan); (b) Laki-laki sebagai pihak yang aktif dalam pernikahan
dan seksualitas; (c) Perempuan lebih banyak berperan di ranah domestik; (d) Perempuan dijadikan
perumpamaan hal-hal yang negatif; dan (e) Adanya hubungan yang tidak seimbang antara perempuan
dan laki-laki.

Kata Kunci: Idiom dan ungkapan, wacana gender, analisis wacana kritis

298
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

PENGANTAR ’tabu’ bila menangis. Ternyata wacana gender


Kesadaran berbahasa (Language itu banyak ditemukan dalam ungkapan dan
Awareness) merupakan sikap dan idiom.
kemampuan yang mestinya dimiliki oleh Dalam hubungannya dengan
para pengguna bahasa untuk ikut berperan representasi wacana tersebut, di dalam
aktif dan kritis dalam penggunaannya sehari- menganalisis wacana gender dalam
hari. Mengapa? Kenyataan menunjukkan ungkapan/idiom bahasa Indonesia dan
bahwa bahasa telah sering digunakan untuk bahasa Inggris didasarkan pada Analisis
berbagai kepentingan, seperti menyampaikan Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/
informasi, pengetahuan, ideologi, bahkan CDA). Tulisan ini bukanlah studi komparatif
untuk memanipulasi dan menyesatkan. antara ungkapan Bahasa Indonesia dan
Menyadari penggunaan bahasa, tidak Bahasa Inggris, tetapi merupakan deskripsi
hanya sadar akan fungsi bahasa, tetapi juga ungkapan bernuansa gender dalam kedua
dapat membuat penggunanya (penutur dan bahasa tersebut. Konteks di sini berarti
pendengarnya) menggunakan bahasa itu bahasa itu dipakai untuk tujuan dan
dengan responsif, efektif, dan bertanggung praktek tertentu (Eriyanto, 2001: 7). Dengan
jawab. demikian, penggunaan frase dan kalimat
Salah satu bentuk kesadaran kritis pada ungkapan dan idiom yang berbahasa
berbahasa, tulisan ini berusaha mengkritisi Indonesia dan Inggris tersebut akan dibedah
penggunaan ungkapan (idiom dan secara intralinguistik (berdasarkan unsur-
peribahasa) dalam bahasa Indonesia dan unsur yang ada di dalam bahasa, misalnya
bahasa Inggris yang merepresentasikan makna idiom berdasar kamus), sekaligus
wacana gender. Idiom merupakan tingkatan kemudian dihubungkan dengan praktek-
satuan lingual yang sangat kompleks dan praktek sosial yang tengah berlangsung
dalam serta pemahaman tentang idiom di dalam nilai-nilai masyarakat Indonesia
seringkali menunjukkan tingkat kemampuan (ekstralinguistik/unsur-unsur di luar
seseorang dalam menguasai bahasa tertentu. bahasa).
Dengan demikian, idiom yang sangat Salah satu penambah khasanah dalam
dikuasai oleh penutur asli atau bukan asli penelitian Linguistik (khususnya Analisis
merupakan representasi dari nilai-nilai Wacana Kritis), penelitian ini penting untuk
budaya yang telah mewarnai (’mendarah dilakukan. Pertama, penelitian ini merupakan
daging’) di dalam suatu bahasa. Salah satu salah satu kesadaran kritis dalam berbahasa
wacana yang direpresentasikan dalam untuk mewujudkan penggunaan bahasa
ungkapan/idiom, misalnya wacana gender yang responsif gender sebagai bagian
merupakan hal yang menarik untuk dikaji dari tuntutan zaman. Kedua, penelitian ini
dan dikritisi. Contoh idiom dalam bahasa merupakan salah satu kajian bahasa dan
Indonesia maupun bahasa Inggris. gender yang sering dilakukan oleh peneliti
(1) Di balik pria yang sukses, ada wanita di sebagai spesialisasi bidangnya untuk dapat
belakangnya. mengungkapkan fenomena ini lebih dalam
(2) No woman, no cry dan komprehensif.
Tujuan penelitian ini adalah (1)
Dari 2 (dua) ungkapan di atas dipahami mendeskripsikan bentuk satuan lingual
adanya wacana gender dan relasi gender dalam ungkapan bahasa Indonesia dan
yang mengungkapkan bahwa pria (laki- Inggris yang merepresentasikan wacana
laki) tidak dapat berhasil tanpa dukungan gender; (2) mendeskripsikan makna dan
perempuan (istri atau ibunya) dalam kalimat acuan dalam ungkapan berbahasa Indonesia
nomor satu. Kemudian kalimat nomor dua, dan Inggris yang merepresentasikan wacana
jika tidak ada perempuan, tidak akan ada gender; dan (3) menganalisis wacana gender
yang menangis karena laki-laki dianggap yang direpresentasikan dalam ungkapan

299
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

bahasa Indonesia dan Inggris berdasarkan gabungan makna anggota-anggotanya,


Analisis Wacana Kritis. misalnya kambing hitam yang bermakna
Kajian teoretis mengenai analisis tidak sama dengan kambing maupun hitam
wacana disertai contoh-contoh analisis teks (Kridalaksana, 1992: 62 dan 173). Selain
media ditulis dengan lengkap dan runtut itu, dalam World Book 2005 (Deluxe) idiom
oleh Eriyanto (2001) dengan judul Analisis adalah a phrase or expression whose meaning
Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Buku cannot be understood from the ordinary
ini membahas beberapa pendapat ahli meanings of the words in it. Jadi, ungkapan
wacana secara historis sejak zaman Roger atau idiom dapat merepresentasikan makna
Fowler, Van Leeuwen, Sara Mills sampai atau wacana khusus yang terkandung di
Fairclough dan mengupas contoh kasus dan dalamnya. Termasuk dalam ungkapan
penelitian mengenai analisis wacana teks di adalah istilah peribahasa (provebs) yang
media. Penelitian yang berjudul Representing bermakna “popular short saying, with words of
Bali and Balinese: “A Critical Discourse advice or warning” (Oxford Advanced Learner’s
Analysis Approach to Bali’s Hotel Brochures” Dictionary of Current English, 672). Tambahan
bahwa upaya untuk menguak ideologi dan pula, salah satu definisi expression/ungkapan
respresentasi yang dibangun dalam wacana adalah “a putting into words or representing
turisme dan travel di Bali. Dalam tulisan ini ia in language”. Penggunaan Idiom sebagai
berusaha menguak ideologi dan representasi berikut: (1) “the usual way in which the words
yang terbangun dalam wacana turisme dan of a particular language are joined together to
travel di Bali (Rianne Kartikasari Subijanto, express thought”; (2) “a phrase, construction,
2004). or expression that is recognized as a unit in the
Tulisan mengenai Bias Gender dalam usage of a given language and either differs from
Bahasa Indonesia bahwa satuan lingual mulai the usual syntactic patterns or has a meaning that
dari bunyi, morfem, kata, frase, klausa, differs from the literal meaning of its parts taken
dan kalimat dalam bahasa Indonesia yang together” (Webster, 480 dan 670).
diasumsikan bias gender (Budiwati, 2003).
Akan tetapi, secara khusus belum membahas Wacana
ungkapan, idiom dan peribahasa yang Wacana adalah satuan bahasa terlengkap
mengandung wacana gender, terutama dalam hierarki gramatikal merupakan
kajian Eriyanto, Subijanto, dan Budiwati akan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
menjadi acuan bagi peneliti, tentu saja, dengan Wacana ini direalisasikan dalam bentuk
objek studi yang berbeda. Pembahasan ini karangan yang utuh (novel, seri ensklopedia,
ditekankan pada deskripsi Analisis Wacana dsb.), paragraf, kalimat atau kata yang
(secara intralinguistik) dan Analisis Wacana membawa amanat yang lengkap. Definisi
Kritis (secara ekstralinguistik) terhadap ini terkesan sempit karena bersifat linguistis
Idiom dan Ungkapan berbahasa Indonesia (Kridalaksana, 1982: 179). Analisis wacana
dan Inggris yang mengandung wacana (discourse analysis) dengan analisis teks (text
gender. analysis) perbedaannya bahwa Analisis
wacana memfokuskan pada struktur yang
Ungkapan, Idiom, dan Peribahasa secara alamiah terdapat pada bahasa lisan,
Ungkapan adalah aspek fonologis sebagaimana banyak terdapat dalam wacana
atau grafemis dari unsur bahasa yang seperti percakapan, wawancara, komentar,
mendukung makna, sedangkan idiom dan ucapan-ucapan. Sedangkan analisis teks
adalah (a) konstruksi dari unsur-unsur memfokuskan pada struktur bahasa tulisan,
yang saling memilih, masing-masing sebagaimana terdapat pada ‘teks’ seperti
anggota mempunyai makna yang ada hanya esai, papan pengumuman, tanda-tanda
karena bersama yang lain, (b) konstruksi lalu lintas, dan pada bab-bab (dalam buku)
yang maknanya tidak sama dengan (Crystal, 1987: 116).

300
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

Analisis Wacana Kritis sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar


Salah satu cara yang paling produktif kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.
dalam memikirkan wacana bahwa wacana Kedua, Konteks merupakan analisis
bukanlah sebagai sekolompok tanda atau wacana kritis mempertimbangkan konteks
bagian dari teks, tetapi sebagai ‘praktek dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa,
yang secara sistematis membentuk obyek dan kondisi. Wacana di sini dipandang
yang dibicarakan (Foucalt dalam Mills, 1954: diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada
17). Analisis wacana teks tertulis bertujuan suatu konteks tertentu. Analisis wacana juga
mengeksplisitkan norma-norma dan aturan- memeriksa konteks dari komunikasi: siapa
aturan yang implisit untuk memproduksi yang mengkomunikasikan dengan siapa
bahasa. Analisis wacana dapat dilihat sebagai dan mengapa; dalam jenis khalayak dan
reaksi terhadap bentuk linguistik yang lebih situasi apa; melalui medium apa; bagaimana
tradisional (linguistik formal dan struktural) perbedaan tipe dari perkembangan
(Mills, 1997: 135 dan 140). Tulisan ini lebih komunikasi; dan hubungan untuk setiap
banyak mengacu pada pandangan Analisis masing-masing pihak. Ada beberapa konteks
Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/ yang penting karena berpengaruh terhadap
CDA). Analisis wacana dalam paradigma ini produksi wacana. (1) partisipan wacana,
menekankan pada konstelasi kekuatan yang latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis
terjadi pada proses produksi dan reproduksi kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial,
makna. Individu tidak dianggap sebagai etnis, agama, dalam banyak hal relevan
subyek netral yang dapat menafsirkan secara dalam menggambarkan wacana. (2) setting
bebas sesuai dengan pikirannya karena sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi
sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh pembicara dan pendengar atau lingkungan
kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. fisik adalah konteks yang berguna untuk
Bahasa di sini tidak dipahami sebagai mengerti suatu wacana.
medium yang netral yang terletak diri Ketiga, Historis merupakan Salah satu
Si pembicara. Bahasa dalam pandangan aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah
wacana kritis dipahami sebagai representasi dengan menempatkan wacana itu dalam
yang berperan dalam membentuk subyek konteks historis tertentu. Oleh karena itu, pada
tertentu, tema-tema wacana tertentu, waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk
maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh mengerti mengapa wacana yang berkembang
karena itu, analisis wacana kritis dipakai atau dikembangkan seperti itu, mengapa
untuk membongkar kuasa yang ada di bahasa yang dipakai seperti itu, dsb. Keempat,
dalam setiap proses bahasa: batasan-batasan Kekuasaan bahwa konsep kekuasaan adalah
apa yang diperkenankan menjadi wacana, salah satu kunci hubungan antara wacana
perspektif yang mesti dipakai, topik apa dengan masyarakat. Seperti kekuasaan laki-
yang dibicarakan. Berikut ini diungkapkan laki dalam wacana menganalisis seksisme,
karakteristik penting dari analisis wacana kekuasaan berbentuk dominasi pengusaha
kritis sebagai berikut: Pertama, Tindakan kelas atas kepada bawahan, dsb. Analisis
merupakan wacana yang dipahami sebagai wacana kritis tidak membatasi dirinya pada
sebuah tindakan (action). Seseorang yang detil teks atau struktur wacana saja, tetapi
berbicara atau menulis bukan ditafsirkan juga menghubungkan dengan kekuatan dan
bahwa dia menulis atau berbicara untuk kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya
dirinya sendiri, tetapi untuk berinteraksi dan tertentu. Aspek kekuasaan penting dikritisi
berhubungan dengan orang lain. Wacana untuk melihat apa yang disebut kontrol.
dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, Sering kelompok dominan lebih mempunyai
misalnya untuk mempengaruhi, mendebat, akses seperti pengetahuan, uang dan
membujuk, dsb. Selain itu, wacana dipahami pendidikan dibandingkan dengan kelompok
sebagai sesuatu yang diekspresikan secara tidak dominan.

301
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

Kelima, Ideologi merupakan konsep baik konteks bahasa maupun situasi. Konteks
yang sentral dalam analisis wacana kritis penggunaan bahasa dalam wacana, analisis
karena teks, percakapan, dan lain-lain wacana kritis juga dapat dikategorikan ke
adalah bentuk dari praktek ideologi atau dalam penelitian kualitatif yang bersifat
pencerminan dari ideologi tertentu. Teori deskriptif dan argumentatif (Subroto, 1991:
klasik mengatakan bahwa ideologi dibangun 5). Triangulasi sumber (data) dan metode
oleh kelompok dominan dengan tujuan serta teknik. Triangulasi data dapat diperoleh
untuk mereproduksi dan melegitimasi dari sumber data primer yang diambil dari
dominasi mereka. Ideologi membuat anggota beberapa kamus ungkapan dan idiom serta
dari suatu kelompok akan bertindak dalam sumber lain, kemudian dikonfirmasikan
situasi yang sama, dapat menghubungkan dengan sumber data sekunder berupa
masalah mereka, dan memberikan kontribusi pengetahuan dan pemahaman peneliti sebagai
dalam membentuk solidaritas dan kohesi penutur asli bahasa Indonesia dan pembelajar
dalam kelompok. Ideologi memiliki beberapa bahasa Inggris selama kurang lebih 23 tahun
implikasi penting. (1) ideologi secara dan pengajar selama 10 tahun.
inheren bersifat sosial, tidak personal, atau Data primer dalam penelitian ini adalah
individual: ia membutuhkan share di antara berupa ungkapan, idiom dan peribahasa
anggota kelompok dengan orang lain. (2) berbahasa Indonesia dan Inggris. Data
meskipun bersifat sosial, ideologi digunakan sekunder penelitian ini berupa pengetahuan
secara internal di antara anggota kelompok. dan pemahaman peneliti tentang bahasa
Oleh karena itu, analisis wacana tidak bisa Inggris dan Indonesia serta teori-teori analisis
menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi wacana dan gender dari berbagai sumber.
harus melihat konteks terutama bagaimana Pengumpulan data penelitian ini
ideologi dari kelompok-kelompok yang menggunakan metode simak dengan teknik
ada tersebut berperan dalam membentuk dasar berupa teknik sadap dan teknik
wacana. lanjutannya yaitu teknik catat. Metode
Keenam, Representasi adalah produksi simak ialah metode yang dilakukan dengan
makna atau konsep yang kita pahami menyimak penggunaan bahasa; teknik
melalui bahasa, kode, dan gambar. sadap ialah teknik menyadap pembicaraan
Representasi menghubungkan konsep dan atau menyadap penggunaan bahasa yang
bahasa yang membuat kita mengacu pada dilakukan oleh peneliti dengan segenap
objek, peristiwa atau orang di dunia nyata. kecerdikan dan kemauannya; teknik catat
Representasi bisa dimaknai mendeskripsikan ialah teknik pencatatan data pada kartu data
gambaran atau imajinasi dalam pikiran yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi
kita atau merepresentasikan hal lain. Sudaryanto (1988: 2-9). Teknik sadap ini
Dalam hal ini bahasa merupakan sistem berhubungan dengan metode instrospeksi
representasi. Ia berfungsi sebagai tanda (instrospection method) untuk menganalisis
yang merepresentasikan konsep atau ide kita nilai dan perilaku dan apa pun yang ada
(Eriyanto, 2001: 6-14). dalam komunitas atau masyarakatnya
Penelitian linguistik dilakukan model sendiri (Fasold, 1990: 47-50).
penelitian kualitatif yang di dalamnya Analisis berdasarkan karakteristik
memuat sifat deskriptif dengan tujuan analisis wacana kritis seperti tindakan,
utama menemukan pola-pola pembentukan, konteks, historis, kekuasaan, dan ideologi
kaidah-kaidah yang bersifat mengatur di (van Dijk, Fairclough, dan Wodak via
dalam bahasa itu, menemukan sistem fonem, Eriyanto, 2001: 6-14).
morfem, kata, frase, kalimat, wacana dan
semantik, serta menemukan satuan-satuan PEMBAHASAN
lingual beserta identitasnya. Penelitian bahasa Ungkapan yang menjadi fokus
juga sangat mementingkan masalah konteks, penelitian ini adalah idiom dan peribahasa

302
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang (199) dimabuk bayang-bayang


berjumlah 245 ( 31 berbahasa Indonesia dan Pada frase verba di atas, kata dimabuk
214 berbahasa Inggris) dan tidak semua merupakan verba inti yang mendapat
dianalisis dalam bab ini. penjelas bayang-bayang. Verba dimabuk atau
lengkapnya dibuat mabuk akan merupakan
Satuan Lingual Ungkapan Berbahasa unsur inti yang tidak dapat dihilangkan
Indonesia dan Inggris yang karena akan mengubah makna frase tersebut.
Merepresentasikan Wacana Gender Frase dimabuk bayang-bayang bermakna
Dari hasil klasifikasi data, didapatkan gila akan sesuatu.
beberapa bentuk satuan lingual yakni
Nomina (2), Frase Nomina (147), Frase Verba Idiom dan Peribahasa Gender
(10), Frase Ajektiva (1), Frase Preposisi (4), dalam Frase Adjektiva
sub klausa (1), Kalimat Tunggal (27), Kalimat Frase ajektiva gender dalam Bahasa
Tunggal/Subjek dihilangkan/Elliptical Indonesia dapat dilihat dalam data (220)
sentence (17), Kalimat Majemuk Setara (11), berikut ini.
Kalimat Majemuk Bertingkat (21) dan Kalimat (220) Jinak-jinak merpati
Majemuk Campuran (4). Berdasarkan Frase pada data (220) tersebut
data dapat diketahui bahwa idiom dan mengandung unsur/kata sifat jinak yang
peribahasa yang merepresentasikan wacana diulang dan dijelaskan dengan kata merpati.
gender dalam Bahasa Indonesia kebanyakan Ajektiva jinak-jinak merupakan unsur inti
berbentuk Kalimat Majemuk Bertingkat (15). yang diterangkan oleh kata benda merpati
Selain itu, juga ada yang berbentuk Frase yang mengandung makna jinak seperti
Nomina (1), Frase Verba (1), Frase ajektiva merpati (seolah menurut tetapi jika didekati
(1), Kalimat Tunggal/Sederhana (3), Kalimat menjauh).
Majemuk Setara (6), dan Kalimat Majemuk
Campuran (4). Idiom dan Peribahasa Gender
dalam Kalimat Tunggal
Idiom dan Peribahasa Gender Kalimat Tunggal yang bernuansa gender
dalam Frase Nomina dalam Bahasa Indonesia terdapat pada data
Frase nomina (kata benda) gender (196), (204), dan (209) berikut ini.
dalam Bahasa Indonesia dapat dilihat dalam (196) Bandot tua makan lalap muda
data (193) berikut ini. (204) Upah bidanpun tiada dibayar
(193) Anak Adam (209) Perkawinan tempat mencahari
Kata anak merupakan kata benda yang Dalam data (196) terdapat 1 (satu) pokok
menjadi inti frase dan dijelaskan dengan pikiran atau hal yang dibicarakan yakni
nomina lain Adam. Dalam frase tersebut unsur adanya 1 (satu) pelaku (Bandot tua), 1 (satu)
anak tidak dapat dihilangkan atau diganti verba/tindakan (makan) dan objek/yang
unsur lain karena jika diganti dengan putra terkena tindakan (lalap muda). Sementara
menjadi Putra Adam, misalnya, maknanya itu, data (204) merupakan kalimat yang
menjadi lain. Frase Putra Adam berarti anak mengandung 1 (satu) hal yang dibicarakan
laki-laki Nabi Adam, manusia pertama di yakni tentang 1 (satu) subjek/pelaku (Upah
dunia. Sedangkan frase anak Adam bermakna bidan), 1 (satu) verba/tindakan berupa tiada
manusia secara umum (karena semua dibayar. Sedangkan dalam data (209) terdapat
manusia ini adalah keturunan Adam). 1 (satu) subjek yakni perkawinan sebagai
pokok pembicaraan dan pelengkap berupa
Idiom dan Peribahasa Gender tempat mencahari.
dalam Frase Verba
Frase verba gender dalam Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada data (199) berikut ini.

303
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

Idiom dan Peribahasa Gender burik) dapat berdiri sendiri , tetapi jika
dalam Kalimat Majemuk Setara digabungkan dengan induk kalimat (anaknya
Kalimat majemuk setara terdapat pada tentu rintik) sebab kalimat tersebut sebenarnya
data (195), dan (202), berikut ini. mengandung kata penghubung jika, sehingga
(195) Belum beranak berbesan dahulu jika dieksplisitkan akan menjadi:
(202) Beranak tiada berbidan (197a) Jika bapaknya burik, anaknya
Data (195) merupakan kalimat majemuk tentu rintik
setara karena memiliki 2 (dua) klausa Data (198) merupakan kalimat majemuk
independen/utama, yang masing-masing bertingkat dengan 1 (satu) induk kalimat
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat, yakni (masa anaknya tak kan menari) dan anak
belum beranak dan berbesan dahulu. Di antara kalimat (kalau bapaknya bergendang) dengan
dua klausa itu sebenarnya terdapat kata kata gabung yang dieksplisitkan kalau.
penghubung tetapi sehingga kalimatnya Kata penghubung tersebut menjadikan anak
menjadi: kalimat itu tidak dapat berdiri sendiri sebagai
(195a) Belum beranak, tetapi berbesan kalimat.
dahulu Sementara itu, kata penghubung jika
Begitu pula data (202) yang juga terdiri atau kalau dan maka tidak ditampakkan pada
dari 2 (dua) klausa utama, yang masing- data (205). Data tersebut memiliki 1 (satu)
masing dapat berdiri sendiri, yakni beranak anak kalimat (Orang bini-binian) dan 1 (satu)
dan tiada berbidan, yang sebenarnya juga induk kalimat (beranak tak boleh disuruh). Jika
dihubungkan dengan kata tetapi, tetapi tidak dieksplisitkan kata penghubungnya, maka
diperlihatkan, sehingga kalimatnya menjadi: akan menjadi seperti berikut:
(202a) Beranak, tetapi tiada berbidan (205a) Kalau orang bini-binian, maka
Kebetulan data yang berbentuk kalimat beranak tak boleh disuruh
majemuk setara dari yang terkumpul
tidak memiliki kata penghubung yang Idiom dan Peribahasa Gender
ditampakkan, tetapi diganti dengan tanda dalam Kalimat Majemuk Campuran
koma (,) karena itu menjadi ciri khas Data yang dapat dikategorikan ke
peribahasa dalam Bahasa Indonesia. dalam kalimat majemuk campuran adalah
data (194), dan (206) berikut ini.
Idiom dan Peribahasa Gender (194) Lain yang memperanakan, lain
dalam Kalimat Majemuk Bertingkat yang dipanggil bapa
Kalimat majemuk bertingkat terdapat (206) Hilang bini, hilang budi badan
dalam data 16 data. Berikut ini akan celaka
dipaparkan analisisnya beberapa dari data Data (194) dapat dikategorikan sebagai
tersebut. kalimat majemuk campuran dengan dasar
(197) Bapak burik anaknya tentu rintik bahwa kalimat tersebut terdiri dari 2 (dua)
(198) Kalu bapaknya bergendang, masa induk kalimat (lain yang disebutkan 2 kali)
anaknya tak kan menari dan 2 (dua) anak kalimat (yang memperanakan
(205) Orang bini-binian, beranak tak dan yang dipanggil bapa). Meskipun induk
boleh disuruh kalimat berbentuk kata (lain), tetapi
Data (197) tersebut merupakan kalimat maksudnya adalah yang ini lain dari yang itu.
majemuk bertingkat karena kalimat itu terdiri Dua induk kalimat itu mestinya digabung
dari 1 (satu) induk kalimat (anaknya tentu dengan kata penghubung dan, sehingga
rintik) dan 1 (satu) anak kalimat (bapaknya menjadi:
burik). Induk kalimat tersebut dapat berdiri (194a) Lain yang memperanakan dan
sendiri sebagai kalimat, sedangkan anak lain yang dipanggil bapa
kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Dalam data Sedangkan anak kalimat pada induk
tersebut, sepertinya anak kalimat (bapaknya kalimat yang pertama (yang memperanakan)

304
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

merupakan pelengkap dari kalimat Orang Sebenarnya kalau dilihat sekilas dua
inilah yang memperanakan dan anak kalimat data tersebut berbentuk frase nomina, tetapi
pada induk kalimat yang kedua (yang 2 (dua) idiom itu telah menjadi kata benda.
dipanggil bapa) merupakan pelengkap
dari kalimat Orang inilah yang dipanggil Idiom dan Peribahasa Gender
bapa. Data (194) merupakan kalimat yang dalam Frase Nomina/Noun Phrase
sangat kompleks karena adanya pelesapan Sebagaimana telah dijelaskan
(peristiwa elipsis) subjek/pelaku pada anak sebelumnya bahwa frase nomina merupakan
kalimat dan pelesapan tindakan pada induk kelompok kata yang memiliki unsur inti
kalimat. kata benda. Setelah diklasifikasi, sebagian
Data (206) juga merupakan kalimat besar data yang terkumpul berbentuk frase
majemuk campuran dengan pelesapan pada nomina. Berikut ini analisis beberapa data
kata hubung, sehingga jika akan dianalisis, yang representatif.
perlu diberi atau ditampakkan kata (04) A made man
penghubungnya dahulu menjadi: (18) All the world and his wife
(206a) Jika hilang bini dan hilang budi, (113) The weaker sex
maka badan celaka Data (04) merupakan frase nomina
Dengan demikian, maka jelas bahwa dengan kata man sebagai unsur inti dan
data tersebut terdiri dari 2 (dua) anak kalimat article a dan past participle made sebagai
(jika hilang bini dan jika hilang budi) dan 1 penjelas yang terletak di depan unsur inti
(satu) induk kalimat (badan celaka). (pre-modifier). Frase nomina pada data (18)
juga memiliki unsur inti kata benda (world)
Bentuk Satuan Lingual Idiom dan dan unsur penjelas di depan (all the..) dan
Peribahasa Gender dalam Bahasa di belakang unsur inti (and his wife).Unsur
Inggris penjelas yang terletak di belakang ini seolah
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa kedudukannya setara dengan unsur inti
kebanyakan idiom dan peribahasa dalam dengan adanya kata penghubung and,
Bahasa Inggris yang merepresentasikan tetapi unsur yang paling inti dalam frase itu
wacana gender berbentuk Frase Nomina sebenarnya adalah kata benda world.
(146). Kemudian setelah itu berturut- Frase nomina The weaker sex pada data
turut jumlahnya terdapat bentuk Kalimat (113) memiliki unsur inti nomina sex dan
tunggal (24), Kalimat tunggal (dengan unsur penjelas di depannya (the weaker).
subjek dihilangkan/Elliptical sentence) (17), Unsur penjelas itu terdiri dari artikel atau
Frase Verba (9), Kalimat Majemuk Setara penunjuk the dan ajektiva/kata sifat yang
(5), Kalimat Majemuk Bertingkat (6), Frase mengandung tingkat perbandingan (….er
Preposisi (4), Nomina/Noun (2) dan Anak yang berarti lebih…; weaker berarti lebih
Kalimat (1). lemah).
Berikut ini dipaparkan analisis setiap
bentuknya pada data-data yang representatif. Idiom dan Peribahasa Gender
dalam Frase Verba/Verb Phrase
Idiom dan Peribahasa Gender Frase verba adalah frase yang memiliki
dalam Nomina/Noun unsur inti berupa verba. Idiom yang
Sebenarnya banyak idiom yang merepresentasikan wacana gender dalam
mengandung wacana gender yang berbentuk Bahasa Inggris banyak yang berbentuk frase
nomina/kata benda, tetapi data yang diambil verba, tetapi dalam sub bagian ini hanya
dan dianalisis hanya 2 (dua). akan dijelaskan data yang representatif.
(132) Bimboy (109) take as wife
(140) Beddyboy (154) give away

305
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

Data (109) merupakan frase verba Kalimat tunggal pada data (58) masing-
dengan unsur inti take dan penjelas as wife di masing memiliki 1 (satu) subjek/pokok
belakang unsur inti (post-modifier) yang akan pembicaraan/pelaku (Boys dan Every man)
membentuk satu kesatuan makna. Frase dengan 1 (satu) verba/tindakan (will be dan
verba pada data (154) memiliki unsur inti has). Sementara itu, kalimat tunggal pada
verba give yang harus ada dan unsur penjelas data (241) dan (243) masing-masing terdiri
di belakangnya (away). Bentuk semacam ini dari 1 (satu) pokok pembicaraan/subjek (One
biasanya juga disebut phrasal verb (verba yang tongue, dan The way…) dan 1 (satu) verba/
berbentuk frase dalam Bahasa Indonesia). tindakan yang sama (is) karena setelah verba
is adalah penjelas/complement.
Idiom dan Peribahasa Gender
dalam Frase Preposisi Idiom dan Peribahasa Gender
Dari data yang terkumpul terdapat dalam Kalimat Tunggal (Subjek
4 (empat) frase preposisi yang berwacana yang dihilangkan/Elliptical
gender dalam Bahasa Inggris. Sentence )
(68) For his own good Berbeda dengan kalimat tunggal
(84) In the family way sebelum-nya yang dieksplisitkan subjek/
(115) To a man pokok pem-bicaraannya, pada sub-bagian
Frase preposisi pada data (68), (84) dan ini subjeknya dihilangkan/ mengalami
(115) yang masing-masing memiliki unsur pelesapan/elipsis. Hal demikian terdapat
inti kata depan for, in dan to yang diikuti pada 17 data dan analisisnya dipaparkan
dengan unsur penjelas berbentuk frase pada beberapa data saja.
nomina (his own good, the family way dan a (54) Eat at man’s salt
man). (67) Fight to the last man
(95) Lead a woman to the altar
Idiom dan Peribahasa Gender Semua kalimat tunggal/simple sentence
dalam Anak Kalimat/Sub -Clause pada data tersebut di atas sebenarnya
Dari data yang terkumpul terdapat memiliki subjek/pelaku yang dihilangkan/
1 (satu) anak kalimat/sub-clause yang disembunyikan dengan alasan misalnya
merepresentasikan wacana gender. sudah jelas siapa pelakunya atau bahkan
(27) Before one can say jack robinson tidak penting atau siapapun ia dapat menjadi
Anak kalimat pada data (27) tersebut pelakunya. Dengan demikian nomina/
terdiri dari kata penghubung before (sebelum), subjek ‘seseorang’/ia dapat menjadi pelaku
subjek/pelaku (one), verba/tindakan (can yang melakukan tindakan (eat, fight, dan lead)
say), dan objek/yang dikenai tindakan (jack pada kalimat-kalimat tersebut.
robinson).
Idiom dan Peribahasa Gender
Idiom dan Peribahasa Gender dalam Kalimat Majemuk Setara/
dalam Kalimat Tunggal/Sederhana Compound Sentence
Kalimat Tunggal yang bernuansa Kalimat Majemuk Setara yang
gender dalam Bahasa Inggris dapat dilihat merepresentasikan wacana gender dalam
pada 24 data, tetapi hanya beberapa yang Bahasa Inggris dapat dilihat pada data
akan dipaparkan dalam analisis, misalnya berikut ini.
data (58), (241), dan (243) berikut ini. (188) Man proposes God disposes
(58) Every man has his price (229) Cowards die many times, but a brave
(241) One tongue is enough for a woman man only dies once
(243) The way to a man’s heart is through Kalimat Majemuk Setara/Compound
his stomach sentence pada data (188) terdiri dari 2
(dua) induk kalimat/klausa independen

306
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

(Man proposes dan God disposes) dan kata peribahasa tersebut. Misalnya, meskipun
penghubung dan yang dimplisitkan, dalam idiom a made man terdapat kata
sehingga menjadi: man yang bermakna laki-laki, tetapi
(188a) Man proposes and God disposes setelah dipahami, idiom tersebut tidak
Kedua induk kalimat tersebut jika hanya mengacu pada laki-laki, tetapi juga
dipisahkan dapat berdiri sendiri sebagai perempuan atau kedua jenis kelamin. Analisis
kalimat. seperti inilah (berdasarkan aspek leksikal,
Begitu pula data (229) yang juga konteks situasional dan sosial budaya) yang
berbentuk kalimat majemuk setara yang dilakukan peneliti dalam menangkap acuan
terdiri dari 2 (dua) induk kalimat (Cowards gender pelakunya.
die many times dan a brave man only dies once) Dengan hanya melihat sekilas pada
yang dihubungkan dengan kata penghubung data tidak berarti dapat diketahui bahwa
but. ada keseimbangan acuan gender pada laki-
laki dan perempuan. Hal ini disebabkan
Idiom dan Peribahasa Gender oleh istilah-istilah yang mengandung makna
dalam Kalimat Majemuk Bertingkat laki-laki sering digunakan untuk mengacu
Kalimat Majemuk Bertingkat/Complex pada kedua jenis kelamin. Misalnya kata
sentence dalam Bahasa Inggris yang man atau pronomina he, his yang sering
merepresentasikan wacana gender dapat digunakan untuk mengacu pada pelaku
dilihat pada data-data berikut ini. laki-laki dan perempuan. Begitu juga kata-
(85) Jack is good as his master kata yang sebenarnya bermakna perempuan
(236) If you wish good advice, consult an old (misalnya mother, bagai gadis belum berlaki,
man dan lain-lain) yang digunakan untuk
Kalimat majemuk bertingkat pada data mengacu kepada kedua jenis kelamin yang
(85) terdiri dari induk kalimat (Jack is good) memiliki sifat negatif yang diumpamakan
dan anak kalimat (as his master is) dengan seperti perempuan. Misalnya, peribahasa
kata penghubung as pada anak kalimatnya. Bagai anak dara sudah berlaki bermakna anak
Kalimat majemuk bertingkat pada data (236) perawan yang tiada bermalu lagi pemalas
yang terdiri dari anak kalimat (If you wish serta pengotor dan panjang mata. Jelas ini
good advice) dan induk kalimat (consult an old merupakan perumpamaan yang melecehkan
man) dengan kata penghubung if pada anak salah satu jenis kelamin, yaitu perempuan.
kalimatnya. Pada induk kalimatnya, subjek Ide kesuksesan dan kebaikan serta
(you) dilesapkan. keunggulan diperupamakan dengan istilah
yang bermakna laki-laki, tetapi digunakan
Makna dan Acuan dalam Ungkapan untuk mengacu pada kedua jenis kelamin
Berbahasa Indonesia dan Inggris (kesuksesan secara umum). Misalnya, idiom
a man of high principles, a man of mark, a man of
yang Merepresentasikan Wacana
means, a man of note, a man of substance yang
Gender bermakna positif, kesuksesan, dan kekayaan.
Berdasarkan makna ungkapan (idiom
Tentu hal demikian ini dapat dikatakan
dan peribahasa) tercantum di dalam beberapa
sebagai ketidakseimbangan perlakuan jenis
kamus yang telah diteliti dan melihat konteks
kelamin dalam bahasa.
situasional dan sosial budaya, maka berikut
Selain itu, ada pula peribahasa seperti
ini dipaparkan acuan yang tersirat di dalam
Bandot tua makan lalap muda yang jika
idiom dan peribahasa.
dilihat pelakunya memang laki-laki, tetapi
Fokus penelitian ini adalah
yang menjadi korban (pelecehan) adalah
wacana gender, maka peneliti berusaha
perempuan (gadis). Peribahasa ini bermakna
menghubungkan kata-kata yang digunakan
laki-laki tua yang berbini gadis.
dalam idiom dan peribahasa dengan acuan
gender yang tersirat dalam idiom dan

307
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

Representasi Wacana Gender dalam dan lain-lain. Pada idiom kontes kecantikan dan
Ungkapan Berbahasa Indonesia dan peragaan busana tersirat makna perempuan
Inggris berdasarkan Analisis Wacana sebagai objek fisik yang dinikmati oleh laki-
Kritis laki, bukan dilihat dari keunggulan budi
Selanjutnya, ungkapan (idiom dan pekerti atau kecerdasannya.
peribahasa) dalam Bahasa Indonesia dan Istilah-istilah dalam idiom dan
Inggris tersebut dianalisis berdasarkan peribahasa berbahasa Inggris pun tidak
tindakan, konteks, historis, kekuasaan, ideologi. jauh berbeda, meskipun dengan nuansa
dan representasi. yang tidak begitu kelihatan. Bahasa Inggris
masih menampilkan laki-laki sebagai wakil
atau tolok ukur kesuksesan dan perempuan
Tindakan
sebagai pihak yang tidak lebih unggul
Wacana gender yang direpresentasikan
dari laki-laki (the weaker sex, an old woman/
dalam idiom dan peribahasa tersebut sudah
cerewet) dengan perannya sebagai ibu
mendarah daging dan merefleksikan pikiran
(Failure is the mother of success, Prudence is the
dan pendapat masyarakat tentang hubungan
mother of wisdom).
laki-laki dan perempuan. Berdasarkan analisis
terhadap idiom dan peribahasa tersebut
nampak jelas bahwa tindakan masyarakat Historis
masih belum seimbang dalam memandang Sejarah panjang di dalam penjajahan dan
relasi perempuan dan laki-laki. Laki-laki ‘budaya timur’ sering dijadikan legitimasi
masih dianggap sebagai pribadi yang agung bahwa perempuan Indonesia yang akan
dan mewakili kebaikan dan kesuksesan maju harus memperhatikan banyak rambu.
(misal dalam a man of high principles, a man Sehingga apapun yang menyangkut peran
of mark), sedangkan perempuan masih perempuan harus melalui tahapan evaluasi
dianggap sebagai pribadi negatif dan ‘sah’ panjang. Istilah-istilah yang muncul di
dijadikan perumpamaan keburukan (misal dalam idiom dan peribahasa Indonesia
dalam “One tongue is enough for a woman”). adalah sisa sejarah yang sering menyoalkan
Namun demikian, tersirat dari idiom dan relasi perempuan dan laki-laki yang tak ada
peribahasa tersebut, penghormatan terhadap habisnya. Perjalanan perkembangan bahasa
perempuan tetap ada meski masih tidak jauh yang menyangkut wacana gender akan
dari peran domestiknya (ibu, kehamilan dan berbanding lurus dengan perdebatan tentang
pernikahan). relasi gender. Jika perdebatan itu seru, akan
semakin bermunculanlah istilah-istilah baru
Konteks tentang relasi itu. Akan tetapi, anehnya
Berdasarkan konteks situasional dan peribahasa lama dengan pola relasi lama,
sosial budaya Indonesia, peribahasa yang masih ada dan dipelihara.
banyak muncul dan digunakan pada masa Meskipun Bahasa Inggris termasuk bahasa
lalu, menyiratkan kedudukan perempuan di modern, masih banyak pula istilah-istilah yang
ranah domestik (seks, reproduksi dan tugas masih mengungkapkan ketidakseimbangan
rumah tangga). Latar munculnya peribahasa hubungan perempuan dan laki-laki. Namun
berbahasa Indonesia dapat dilihat dari bahasa demikian, banyak lembaga yang telah
(Melayu) yang terdapat dalam peribahasa, mengusulkan istilah-istilah yang netral gender,
misalnya Bagai anak dara sudah berlaki, Bak gadis misalnya chairman diganti chairperson atau
jolong bersubung, Berinduk semang kepada janda postman diganti post officer.
bagai berdokoh tali anjing. Meskipun dalam
idiom Bahasa Indonesia juga sudah banyak Kekuasaan
muncul istilah-istilah mutakhir, tetapi juga Kebanyakan penguasa akan berusaha
masih ada ketidakseimbangan, misalnya melanggengkan kekuasaannya melalui
pada frase kontes kecantikan, peragaan busana, berbagai media, tak terkecuali bahasa. Jika

308
Tri Rina Budiwati -- Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis

bahasa dapat membantu melanggengkan a. Laki-laki dianggap sebagai wakil


kenyamanan berkuasa, maka istilah-istilah banyak urusan (terutama urusan
yang dipakai tidak jauh dari kenyamanan kesuksesan dan kebaikan);
itu. Perlakuan yang tidak seimbang dalam b. Laki-laki sebagai pihak yang aktif
bahasa diasumsikan sebagai buah dari dalam pernikahan dan seksualitas
ketidakseimbangan perlakuan terhadap c. Perempuan lebih banyak berperan di
perempuan atau laki-laki selama ini. ranah domestik
Pengguna bahasa yang merasa tidak d. Perempuan dijadikan perumpamaan
terganggu dengan istilah-istilah yang tidak hal-hal yang negatif (cerewet, pemalas,
responsif gender juga akan merasakan penggoda, dll);
nyaman-nyaman saja menggunakannya e. Adanya hubungan yang tidak seimbang
dalam komunikasi sehari-hari, bahkan antara perempuan dan laki-laki.
cenderung mengabadikannya. Contoh Dengan demikian, berdasarkan analisis
yang sangat jelas dilihat terdapat pada bentuk satuan lingual dan kajian makna
kata/morfem man yang dianggap mewakili dan acuan serta analisis wacana kritis, maka
orang/manusia pada umumnya atau nampaklah representasi wacana gender yang
menyatakan keunggulan atau keberhasilan, ada di dalam idiom dan peribahasa Indonesia
sementara kata woman atau kata yang dan Inggris yang masih belum seimbang
mengacu perempuan mengandung makna dalam memperlakukan kedua jenis kelamin,
negatif, lemah atau urusan domestik. Hal ini perempuan, dan laki-laki.
menunjukkan kekuasaan laki-laki lebih besar
daripada perempuan. SIMPULAN
Berdasarkan analisis secara intralinguis-
Ideologi tik, idiom dan peribahasa Indonesia dan
Melalui bahasa dalam bentuk idiom Inggris yang mengandung wacana gender
atau peribahasa, ideologi gender sangat berbentuk Nomina, Frase nomina, Frase verba,
mungkin tertanam kuat dan abadi. Dengan Frase adjektiva, Frase preposisi, Anak kalimat,
kekuatan kata-kata, ideologi dapat diterima Kalimat Tunggal, Kalimat Tunggal/Sederhana
dan merasuk ke dalam pikiran dan hati (subjek dihilangkan/Elliptical sentence), Kalimat
pengguna bahasa (penutur dan lawan Majemuk Setara, Kalimat Majemuk Bertingkat,
tutur). Ideologi yang menguntungkan dan Kalimat Majemuk Campuran.
pihak-pihak tertentu (penguasa, pihak- Dari analisis makna dan acuan, diketahui
pihak yang berkepentingan) akan cenderung adanya makna beragam: kelemahan
dilegitimasikan melalui berbagai media. dan kelebihan seseorang, kesuksesan,
Idiom dan peribahasa yang memuat ide pernikahan, seksualitas, hal-hal negatif, dan
gender dapat saja diabadikan lewat media kebijaksanaan. Dilihat dari pelakunya, idiom
tulis (koran, kamus, buku, dll) maupun dan ungkapan tersebut mengacu kepada jenis
elektronik (internet, sinetron, film, dll). kelamin laki-laki, perempuan dan laki-laki
dan/atau perempuan. Berdasarkan analisis
Representasi wacana kritis, terdapat aspek/karakteristik
Konsep tentang relasi gender dapat tindakan, historis, konteks, kekuasaan,
sangat jelas dilihat dan dipahami dalam bahasa ideologi dan representasi sehingga diketahui:
yang digunakan di suatu daerah tertentu. (a) Laki-laki dianggap sebagai wakil banyak
Konsep gender dapat terepresentasikan di urusan (terutama urusan kesuksesan dan
dalam idiom dan peribahasa Indonesia dan kebaikan); (b) Laki-laki sebagai pihak yang
Inggris melalui kata-katanya yang mengacu aktif dalam pernikahan dan seksualitas;
kepada jenis kelamin tertentu atau keduanya. (c) Perempuan lebih banyak berperan di
Representasi gender di dalam idiom dan ranah domestik; (d) Perempuan dijadikan
peribahasa itulah dapat diketahui bahwa: perumpamaan hal-hal yang negatif; dan (e)

309
Kawistara, Vol. 1, No. 3, Desember 2011: 298-310

Adanya hubungan yang tidak seimbang Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian


antara perempuan dan laki-laki. Kualitatif, Bandung: Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, 1998.
DAFTAR PUSTAKA Nilsen, Alleen Pace, “Sexism in English:
Budiwati, Tri Rina, Bias Gender dalam Bahasa A Feminist View” in Language
Indonesia, A Thesis, Graduate School Awareness, Second Edition, Paul
of Gadjah Mada University, 2003, Eschholz, et.al, (ed.), New York: St.
Unpublished. Martin’s Press, 1978.
Crystal, David, The Cambridge Encyclopedia Podo, Hadi dan Joseph J Sullivan, Pandai
of Language, Cambridge: Cambridge Berbahasa Inggris Kamus Ungkapan
University Press, 1987. Indonesia – Inggris, Jakarta: Penerbit
Echols, John M and Hassan Shadily, Kamus PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Inggris-Indonesia, An English- Poedjosoedarmo, Soepomo, Penentuan
Indonesian Dictionary, Jakarta: Metode Penelitian, Tidak diterbitkan.
Penerbit PT Gramedia, 1975.
Prasetyono, Dwi Sunar, Kamus Idiom Millenia,
Elliot, J. and A.J. Wooton, “Some Ritual Idioms 100.000 Ungkapan Bahasa Inggris,
of Gender in British Television Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Advertising” in The Sociology Review,
Reid, Scott A and Sik Hung Ng,
1997. http://www3.interscience.
“Language, Power, and
wiley.com/journal/119146665/
Intergroup Relations” in Journal
abstract?CRETRY=1&SRETRY=0 (
of Social Issues, Spring, 1999.
Accessed on April 27, 2009).
Accessed 19 November 2008, 2.39
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis p.m. http://findarticles.com/p/
Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001. articles/mi_m0341/is_1_55/
Fairclough, Norman, Language and Power, ai_54831713
Harlow: Longman, Ltd., 1 989. Subijanto, Rianne Kartikasari, “Representing
Graddol, David and Joan Swann, Gender Bali and Balinese: A Critical Discourse
Voices, Telaah Kritis Relasi Bahasa- Analysis Approach to Bali’s Hotel
Jender (translation), Pasuruan: Brochures” in The Proceedings of
Penerbit Pedati, 2003. the 9th in Southeast Asia Conference,
Hornby, A.S., et.al, Oxford Advanced Learner’s December 13-15 2004, Yogyakarta:
Dictionary of Current English, Oxford: Sanata Dharma University, 2004.
Oxford University Press, 1974. Subroto, D. Edi, Pengantar Metoda Penelitian
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Struktural, Surakarta: Sebelas Maret
University Press, 1991.
Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik,
Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1982. Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis
Bahasa, Yogyakarta: Duta Wacana
Miller, Casey dan Kate Swift, “One Small University Press, 1993.
Step for Genkind” in Exploring
Language, Goshgarian, Gary (ed.), Sutopo, Heribertus, Pengantar Penelitian
Fourth Edition, Boston: Little, Brown Kualitatif (Dasar-dasar Teoritis dan
and Company, 1986. Praktis), Surakarta: Pusat Penelitian
Universitas Sebelas Maret, 1988.
Mills, Sara, Discourse, New York: Routledge,
Webster’s New World College Dictionary,
1997.
Third Edition, New York:
_______, Feminist Stylistics, London: Macmillan, 1996.
Routledge, 1995.

310

Anda mungkin juga menyukai