Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/263441254

Pemodelan Kontrol Lingkungan di Ruangan Tertutup dengan Menggunakan


Metoda Molecular Dynamics

Article · November 2012

CITATIONS READS

0 592

3 authors:

Sasfan Arman Wella Suprijadi Suprijadi


Osaka University Bandung Institute of Technology
15 PUBLICATIONS   6 CITATIONS    77 PUBLICATIONS   146 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sparisoma Viridi
Bandung Institute of Technology
164 PUBLICATIONS   184 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Physics Teaching View project

Compaction in 2-d granular materials View project

All content following this page was uploaded by Sasfan Arman Wella on 27 June 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah ISSN 1979-4959
Vol. 4, No.1, November 2012

Pemodelan Kontrol Lingkungan di Ruangan Tertutup dengan


Menggunakan Metoda Molecular Dynamics

Sasfan Arman Wella1, Suprijadi2, dan Sparisoma Viridi3


1
Program Sarjana Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia.
2
Kelompok Keahlian Teori Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia.
3
Kelompok Keahlian Nuklir dan Biofisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia.
1
armandshevalimb@gmail.com
2
supri@fi.itb.ac.id
3
dudung@fi.itb.ac.id

Diterima Editor : 6 Januari 2012


Diputuskan Publikasi : 30 November 2012

Abstrak
Sistem kontrol lingkungan, khususnya untuk ruangan tertutup sangat banyak dibutuhkan untuk berbagai kepentingan.
Rancangan yang baik dibutuhkan guna diperoleh hasil yang baik pula. Pada penelitian ini, dibuat suatu simulasi yang
berbasis metoda Molecular Dynamics untuk menganalisa karakteristik rancangan sistem kontrol yang akan dibuat.
Penggunaan simulasi akan lebih efektif dibandingkan bila analisa karakteristik sistem kontrol dilakukan sejalan dengan
pembuatan sistem itu sendiri. Dari simulasi yang dibuat, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa keseimbangan termal akan
cepat terjadi apabila kecepatan aliran udara diperbesar dan/atau bukaan katup diperbesar. Sedangkan untuk kelembaban,
kelembaban akan meningkat apabila bukaan katup diperbesar.
Kata Kunci: kelembaban, molecular dynamics, Molecular Workbench™, sistem kontrol, temperatur.

Abstract
Environment control system, especially for a isolated room is often needed for various purposes. In this work a simulation
based on Molecular Dynamics is conducted to analyze a control system design, which later will be implemented in a real
experiment. A simulation can effectively help designing a control system. As results, it was observed that thermal
equilibrium can be reached quickl by increasing velocity of air flow inside the system or, technically, by open the valve
larger. Humidity will also increase when the valve is wider opened.
Key words: humidity, molecular dynamics, Molecular Workbench™, control system, temperature.

1. Pendahuluan akan dibuat. Informasi tersebut dapat digunakan dalam


perancangan sistem kontrol yang efisien.
Perkembangan sistem instrumentasi dan komputasi
pada masa sekarang ini, membawa dampak yang positif
2. Sistem kontrol
pada pengembangan sistem kontrol. Pemanfaatan sistem
kontrol tidak lagi terfokus pada bidang industri dan Pada penelitian ini, sistem kontrol yang akan
manufaktur saja. Bidang agrobisnis, kedokteran, farmasi dirancang adalah sistem kontrol lingkungan di ruangan
dan telekomunikasi pun mulai membutuhkan sistem tertutup, dimana temperatur dan kelembaban di dalam
tersebut. Ada berbagai jenis sistem kontrol yang sudah ruangan tersebut dapat diatur sedemikian rupa sehingga
dikembangkan dengan berbagai kecanggihannya. sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Dalam pembuatan sistem kontrol yang baik Menurut Clausius terkait Hukum II
dibutuhkan rancangan yang baik pula. Dalam Termodinamika, “Tidak ada proses yang mungkin
perancangan tersebut dibutuhkan informasi mengenai berlangsung dengan satu-satunya hasil hanyalah
karakteristik dari sistem kontrol yang akan dibuat. Pada pemindahan kalor dari benda lebih dingin ke benda lebih
penelitian ini, digunakan media komputasi dengan panas” [1]. Pernyataan ini menjelaskan bahwa dalam
menggunakan perangkat lunak Molecular Workbench™ keadaan yang spontan dan irreversible, kalor (panas) akan
(perangkat lunak berbasis Java yang menggunakan berpindah dari tempat dengan temperatur lebih tinggi ke
metoda Molecular Dynamics) dalam pembuatan simulasi tempat yang temperaturnya lebih rendah. Hukum ini
untuk menganalisa karakteristik dari sistem kontrol yang memungkinkan udara panas mengalir menuju plant ketika
plant membutuhkan tambahan temperatur dan juga

10
JPFSM Vol. 4, No. 1, November 2012 11

membuang udara ke luar ketika temperatur yang ada di Dengan begitu, gaya yang dialami partikel ke-i akibat
dalam plant lebih besar daripada temperatur yang partikel ke-j ditulis seperti Persamaan (3).
diinginkan.
 48ε  r 14 1  r  8 
  0  −  0   ; r < rc
Fij =  r 2  r  2  r   , (3)
0

 0 ; r ≥ rc

Setelah mengetahui gaya yang dialami oleh


masing-masing partikel, maka selanjutnya kita perlu
mencari posisi dan kecepatan dari masing-masing partikel.
Persamaan gerak Newton dapat membantu kita untuk
memperoleh informasi tersebut.

N
Gambar 1. Rancangan sistem kontrol. Sumber panas r
dihasilkan dari udara yang mengalir melalui filamen m&r&i = Fi = ∑F
j =1
ij , (4)
panas. Sedangkan sumber uap basah dari udara panas j ≠i
yang mengalir melalui tangki air.
Dari Persamaan (4) diperoleh informasi berupa
Hal yang perlu dianalisa adalah bagaimana percepatan masing-masing partikel. Dengan melakukan
pengaruh aliran udara dan bukaan katup terhadap integrasi terhadap percepatan tersebut, maka akan
keseimbangan termal dan kecepatan peningkatan diperoleh kecepatan dan posisi dari partikel tersebut.
kelembaban udara. Untuk menganalisanya dibuat simulasi Algoritma integrasi yang digunakan pada penelitian ini
dengan metoda Molecular dynamics (MD). adalah algoritma Verlet.
Teori yang mendasari pengembangan MD
dibangun oleh beberapa ilmuan besar, yaitu: Euler, x(t + ∆t ) = 2 x(t ) − x(t − ∆t )
Hamilton, Lagrange, Schrodinger, dan Newton [2]. MD , (5)
merupakan metoda simulasi untuk mengamati pergerakan + a ( t ) ∆t 2 + O ( ∆t 4 )
molekul yang saling berinteraksi (saling tarik-menarik,
tolak-menolak, atau saling berbenturan). Interaksi ini x(t + ∆t ) − x(t − ∆t )
v(t ) = + O(∆t 4 ) . (6)
dapat diamati untuk tiap perubahan waktu. Seperti 2∆t
dijelaskan di atas, metoda ini dapat memberikan informasi
(statis maupun dinamis), seperti posisi, kecepatan, dan Dari kedua informasi di atas kita dapat menghitung
gaya yang bekerja pada skala partikel. Selanjutnya, energi potensial rata-rata sistem dan energi kinetik rata-
informasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui rata sistem yang selanjutnya dapat digunakan untuk
karakteristik fisik, seperti temperatur, tekanan, dan energi. memperoleh informasi mengenai suhu, tekanan, dan
Perhitungan dimulai dari potensial Lennard-Jones [3]. besaran mikroskopik lainnya.
Potensial ini mengatur interaksi antar partikel. Secara
matematis, potensial Lennard-Jones ditulis sebagai mana 1 M N

dalam Persamaan (1) berikut. V= V =


M
∑∑ (V )
j =1 i =1
i j
, (7)

  r 12  r  6 
4ε  0  −  0   ; r < rc 1 M N
 mi 
VLJ =   r   r   , (1) K= K = ∑∑  vi v i  . (8)
  M j =1 i =1 2 j
 0 ; r ≥ rc
di mana, M merupakan jumlah keadaan yang mungkin; N
di mana, VLJ merupakan potensial Lennard-Jones; ε merupakan jumlah partikel di dalam sistem; Vi merupakan
merupakan kedalaman sumur potensial yang menyatakan energi potensial dari masing-masing partikel; mi
kuat; r merupakan jarak antar partikel; r0 merupakan jarak merupakan massa masing-masing partikel; dan vi
antar partikel (terhingga) dimana potensialnya nol; dan rc merupakan kecepatan dari masing-masing partikel.
merupakan jarak antar partikel saat potensialnya
minimum. 3. Hasil
Dengan mengetahui potensial untuk masing-
masing partikel, kita dapat mengetahui gaya yang dialami Untuk menjawab hubungan kecepatan aliran udara
masing-masing partikel dengan Persamaan (2). terhadap kecepatan kesetimbangan termal dibuat simulasi
menggunakan Molecular Workbench™. Simulasi
F = −∇VLJ , (2) memperlihatkan aliran udara panas melewati alur yang
telah dibuat. Di suatu titik diberi termometer untuk
mengukur temperatur local di sekitar termometer. Waktu
JPFSM Vol. 4, No. 1, November 2012 12

hingga termometer mencapai suhu 20 o untuk tiap dianalogikan sebagai katup. Besar celah (dinding) yang
kecepatan aliran udara yang digunakan. dapat dilewati oleh partikel udara menganalogikan
Untuk memperoleh hubungan besar bukaan katup besarnya bukaan katup. Waktu yang dibutuhkan sampai
terhadap laju kesetimbangan termal dibuat simulasi kedua kumpulan partikel memiliki temperatur yang sama
dimana terdapat 2 kumpulan partikel yang berbeda dicatat untuk setiap variasi besar bukaan katup yang
temperatur (temperatur A lebih besar daripada temperatur digunakan.
B). Keduanya dipisahkan oleh sebuah dinding yang

Gambar 2. Hubungan kecepatan aliran udara terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 3. Hubungan bukaan katup 0% terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 4. Hubungan bukaan katup 20% terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 5. Hubungan bukaan katup 40% terhadap laju kesetimbangan termal.


JPFSM Vol. 4, No. 1, November 2012 13

Gambar 6. Hubungan bukaan katup 60% terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 7. Hubungan bukaan katup 80% terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 8. Hubungan bukaan katup 100% terhadap laju kesetimbangan termal.

Gambar 9. Simulasi pengaruh besar bukaan katup terhadap waktu tercapainya kelembaban yang diinginkan.

Untuk memperoleh hubungan besar bukaan katup 4. Pembahasan


terhadap laju peningkatan persentase kelembaban udara,
dibuat simulasi yang menyerupai desain sistem kontrol Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh Gambar
yang dibuat. Kelembaban yang dihitung adalah 2, terlihat bahwa makin cepat udara dialirkan, maka
kelembaban absolut, dimana persentase kelembaban makin cepat kesetimbangan termal terjadi. Analisa ini
merupakan perbandingan jumlah partikel udara dengan jelas hanya untuk selang kecepatan aliran udara antara
jumlah keseluruhan partikel udara dan air. Mula-mula 0.1-0.3 m/s. Untuk mengetahui pengaruh besar bukaan
plant mempunyai kelembaban 20%, waktu dihitung katup terhadap laju kesetimbangan termal, kita dapat
sampai kelembaban di dalam plant mencapai 50% untuk melihat hasil yang ditunjukkan oleh Gambar 3, Gambar 4,
setiap variasi besaran katup yang digunakan. Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8. Dari
hasil yang diperoleh, terlihat bahwa makin besar bukaan
katup, maka makin cepat kesetimbangan dapat tercapai.
JPFSM Vol. 4, No. 1, November 2012 14

Apabila diinginkan peningkatan temperatur (di dalam


plant) yang cepat, kita bisa membuka katup agak besar,
sedangkan apabila diinginkan peningkatan temperatur
yang cukup lambat, bukaan bisa dibuat agak kecil.
Bahasan mengenai pengaruh besar bukaan katup terhadap
laju peningkatan persentase kelembaban udara dapat
dijawab oleh Tabel 1. Terlihat bahwa, makin besar
bukaan katup, maka makin cepat kelembaban udara di
dalam plant meningkat. Hal ini karena, makin banyak
partikel udara yang masuk ke dalam plant.

Tabel 1. Hasil simulasi hubungan besar bukaan katup


terhadap laju peningkatan persentase kelembaban udara di
dalam plant.

Besar Bukaan Katup


Waktu (fs)
(%)

0 ~
20 7100
40 4300
60 3200
80 2000

5. Simpulan
Telah berhasil dibuat simulasi untuk menganalisa
karakteristik sistem kontrol lingkungan di dalam ruangan
tertutup. Informasi dari simulasi tersebut dapat dijadikan
panduan dalam peranvangan sistem kontrol temperatur
dan kelembaban suatu ruangan. Laju kesetimbangan
termal dan laju peningkatan persentase kelembaban
berbanding lurus dengan besar bukaan katup. Laju
kesetimbangan termal juga berbanding lurus dengan laju
aliran udara.

Referensi
[1] Zemansky, Mark W. dan Richard H. Dittman.
1986. “Kalor dan Termodinamika”, Penerbit ITB,
Bandung. (Hal. 169).
[2] Rapapaort, D.C. 2004. “The Art of Molecular
Dynamics Simulation, 2ND edition”. Cambridge
University Press, New York. (Hal. 4).
[3] Allen, Michael. P. 2004. “Introduction to
Molecular Dynamics Simulatioin”. John von
Neumann Institute for Computing, Julich, NIC
Series, Vol. 23, ISBN 3-00-012641-4, pp. 1-28.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai