Anda di halaman 1dari 3

Refleksiku untuk dan sebagai Pemuda ASEAN

Ringkasan:
Refleksi tentang kontribusiku terhadap ASEAN, sebagai pemuda ASEAN, yang telah saya lakukan
dan sedang saya lakukan dengan beragam peran sosial. Aktivitas tersebut berkaitan dengan domain
ASEAN Youth Development Index (education, health and well-being, employment and
opportunity, participation and engagement). Disisi lain, refleksi ini juga menjelaskan tentang
harapan dan upaya saya kedepannya untuk memperkuat jejaring antar pemuda ASEAN. Upaya ini
berkaitan dengan kontribusi yang dapat dilakukan dalam pengembangan domain kelima ASEAN
YDI yaitu ASEAN awareness, values, and identity. Sehingga, pemuda dapat berkontribusi nyata
terhadap pencapain visi ASEAN dan mewujudkan pemuda ASEAN yang berkompeten sesuai
dengan ASEAN YDI.

Pemuda, pemuda, pemuda. Pada berbagai konteks, pemuda seringkali dianggap sebagai
pemegang peran penting dan utama dalam menginisiasi suatu pergerakan atau perubahan yang lebih
baik. Misalnya, kutipan Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno;
Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
Ibaratnya seorang pemuda memiliki 100 kali kompetensi orang tua, bahkan dapat melebihi
pencapaiannya. Hal ini yang juga dicanangkan oleh ASEAN dalam memberikan kepercayaan
kepada kaum pemuda untuk berkontribusi terhadap pencapaian visi ASEAN 2025: Forging Ahead
Together. Perhatian ASEAN terhadap pemuda, tidak hanya berfokus pada kontribusi yang dapat
diberikan oleh pemuda. ASEAN juga mempertimbangkan kualitas kompetensi dari pemuda di
negara-negara ASEAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya standarisasi ASEAN Youth Development
Index, yang terdiri atas 4 domain (education, health and well-being, employment and opportunity,
participation and engagement). Uraian tersebut menunjukkan kondisi real kompetensi pemuda
ASEAN, serta kompetensi yang seyogyanya dimiliki pemuda ASEAN. Pada booklet, First ASEAN
Youth Development Index diuraikan domain kelima tentang ASEAN knowledge yang mencakup
kesadaran, nilai, dan juga identitas pemuda ASEAN, yang belum dapat diuraikan karena
kekurangan data pendukung.
Berdasar pada keempat domain ASEAN YDI, saya bertanya pada diri sendiri tentang
kontribusi yang telah saya berikan untuk menunjang visi ASEAN. Pertanyaan ini membuat saya
berefleksi terhadap pengalaman saya selama menjadi anggota di suatu organisasi internasional yang
bernama AIESEC. Organisasi ini menanamkan pentingnya pengembangan leadership skill, yang
diuraikan menjadi self aware, solution oriented, empowering others, dan world citizen pada setiap
pemuda. Intinya, pemuda perlu diberikan lingkungan penunjang dengan beragam aktivitas yang
menantang untuk bisa mengembangkan skill tersebut. Beragam aktivitas yang ditawarkan,
mencakup kegiatan volunteer dan internship. Selama dua tahun bergabung, saya hanya fokus pada
aktivitas volunteer, dengan rangkaian kegiatan volunteer yang tentang pentingnya menjaga
lingkungan, pelayanan program internship, dan juga pengembangan potensi anggota secara internal.
Insight yang saya temukan bahwa tiap individu memiiki potensi dan interest yang berbeda-beda.
Ketika suatu kebijakan atau program dapat menempatkan pemuda pada posisi yang sesuai dengan
potensinya, maka pemuda maupun lingkungannya dapat memperoleh benefit yang luar biasa. Tanpa
saya sadari, saya sudah melakukan kontribusi pertama seusuai dengan domain employment and
opportunity dan participation and engagement. Selain bergabung pada organisasi kepemudaan, saat
ini saya juga sedang bergabung dalam program Kemenrisetdikti dan Kementrian BUMN, yakni
Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) di PT Semen Tonasa.
Kontribusi kedua yang saya telah saya lakukan berfokus pada domain education. Saat ini,
saya juga merupakan salah seorang tentor di suatu lembaga bimbingan belajar. Sebelum itu, saya
pernah menjadi tutor untuk peer assist ke adik kelas ataupun teman-teman sekelas bidang
Matematika semasa SMP. Berdasar pada pengelaman itu, saya mengambil satu tingkat lebih bawah
yakni SD, dengan bidang sama, Matematika, selama menjadi tutor bimbel. Saya merasa senang bisa
mengulang pengalaman untuk berbagi dengan orang lain, memfasilitasi mereka agar bisa paham
sebuah materi. Pengalaman ini, memberi saya insight tentang pentingnya pendidikan bagi setiap
orang, khususnya anak-anak. Pendidikan mampu mengarahkan kita untuk memahami instruksi.
Dengan demikian, kita mampu melakukan beragam aktivitas, yang dapat menunjang pengembangan
kemampuan dan skill lainnya. Pentingnya pendidikan juga menggerakkan saya untuk bergabung
melakukan volunteering dalam mengumpulkan donasi kepada suatu instansi sekolah luar biasa.
Aktivitas ini merupakan salah satu program dari kegiatan PMMB yang sedanga saya lakukan saat
ini.
Kontribusi ketiga saya berkaitan dengan domain health and well being dengan merefleksikan
pengalaman saya menjadi mahasiswa Psikologi Unhas. Beberapa tahun lalu, saya dan teman-teman
angkatan menyelenggarakan suatu seminar kesehatan mental untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mental. Tidak hanya itu, pada tugas akhir, skripsi,
saya menguraikan tentang subjective well being dalam konteks Psikologi Industri dan Organisasi.
Secara umum, saya melihat pentingnya pekerjaan dan komponen pekerjaan dalam menunjang
kualitas kesehatan mental karyawan. Hal ini juga berkaitan dengan aktivitas saya pada PMMB,
dengan mengkaji beban kerja mental yang dirasakan karyawan. Meskipun kajian tersebut tidak
hanya fokus pada golongan pemuda, tetapi saya mendapat insight yang mendukung insight saya
dalam berorganisasi, tentang kesesuaian peluang dan potensi untuk mengoptimalkan peran pemuda.
Uraian refleksi ini menyadarkan saya tentang beberapa kontribusi kecil yang telah dan sedang
saya lakukan saat ini, untuk dan sebagai Pemuda ASEAN. Sedih rasanya, karena saya baru tahu dan
sadar sekarang. Saya kira ASEAN hanyalah suatu komunitas negara. Benar! ASEAN merupakan
komunitas negara-negara Asia Tenggara. Tetapi fokus perhatiannya bersifat meluas dan
menyeluruh terhadap komponen-komponen negara. Jika saya terpilih menjadi Duta Muda ASEAN
Indonesia, saya akan melakukan perubahan untuk membentuk suatu komunitas yang menjadi wadah
pemuda Indonesia, tidak hanya untuk mengembangkan potensi tetapi sebagai wadah penyaluran
identitas pemuda ASEAN. Identitas yang terdiri atas why, how, dan what dari ASEAN, yang juga
berkaitan dengan domain kelima dari ASEAN YDI, ASEAN awareness, values, and identity.
Sebenarnya, ASEAN sudah memiliki beberapa program kepemudaan. Sayangnya, penentuan
pemuda yang terlibat memberikan syarat dan ketentuan khusus, serta kuota yang terbatas. Oleh
karenanya, upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat jejaring pemuda ASEAN adalah
pembentukan komunitas dengan berdasar pada tahapan kelompok sosial yang diuraikan dalam
Psikologi Sosial. Secara teoritis, suatu kelompok dapat mencapai tujuannya setelah melalui kelima
tahapan pengembangan kelompok sosial yang terdiri atas, forming and relationship development,
storming and conflict, norming and performing, dan adjouring. Berdasarkan uraian tahapan
tersebut, kelompok pemuda ASEAN berada akan berada pada tahapan pertama yaitu forming and
relationship development. Harapannya, penyebaran identitas ASEAN dapat merata ke seluruh
pemuda ASEAN. Dengan upaya itu, mereka dapat memperoleh pengetahuan ASEAN serta peluang
untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki sesuai dengan blueprint nya masing-masing,
dan berkontribusi nyata terhadap pencapain visi ASEAN dalam mewujudkan pemuda ASEAN yang
berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai