Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN

TONSILITIS AKUT
No. Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman

PUSKESMAS dr. Danny M. Thamrin


CIUMBULEUIT NIP.197202022005011015

1. Pengertian Penanganan Tonsilitis adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Tonsilitis.
Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatine yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus Tonsilitis di UPT Puskesmas Ciumbuleuit.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Ciumbuleuit Nomor tentang
Pelayanan Klinis.
4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1 .Petugas melakukan anamnesis.
 Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tenggorokan,
diawali kering tenggorokkan. Nyeri dapat reffered pain ke
telinga
 Demam dapat dangat tinggi, pada bayi dapat menimbulkan
kejang.
 Sakit kepala, letih , lesu, nafsu makan menurun.
 Plummy voice.
 Mulut berbau.
Gejala lainnya tergantung dari penyebab Tonsilitis.
a. Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di
tenggorokan, kemudian berubah menjadi rasa nyeri di
tenggorokan dan nyeri saat menelan. Rasa nyeri semakin lama
semakin bertambah sehingga anak menjadi tidak mau makan.
Nyeri hebat ini dapat menyeba ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri
pada telinga (otalgia) tersebut tersebar melalui nervus
glossofaringeus (IX). Keluhan lainnya berupa demam yang dapat

1
sangat tinggi sampai menimbulkan kejang pada bayi dan anak-
anak. Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan berkurang
sering menyertai pasien tonsilitis akut. Suara pasien terdengar
seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas. Mulut
berbau dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri
telan yang hebat. Tonsilitis viral lebih menyerupai common cold
yang disertai rasa nyeri tenggorokan.
b.Pada tonsilitis kronik, pasien mengeluh ada penghalang/
mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan
pernafasan berbau.
c.Pada Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa )
gejala yang timbul adalah demam tinggi (39˚C), nyeri di mulut,
gigi dan kepala, sakit tenggorokan, badan lemah, gusi mudah
berdarah dan hipersalivasi.
Faktor Risiko
a. Faktor usia, terutama pada anak.
b. Penurunan daya tahan tubuh.
c. Rangsangan menahun (misalnya rokok, makanan tertentu).
d. Higiene rongga mulut yang kurang baik.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Tonsilitis akut: pada pemeriksaan ditemukan tonsil yang udem
(ukuran membesar > T2), hiperemis dan terdapat detritus yang
memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau
pseudomembran.
Tonsilitis kronik: pada pemeriksaan fisik ditemukan tampak tonsil
membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar,
dan kriptus berisi detritus.
Tonsilitis difteri: pada pemeriksaan ditemukan tonsil
membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama
makin meluas dan membentuk pseudomembran yang melekat
erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah
berdarah.
Gradasi pembesaran tonsil:
T0 : Tonsil sudah diangkat
T1 : < 25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
atau batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak

2
pilar anterior uvula.
T2 : 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring atau batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar
anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterior uvula.
T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring atau batas medial tonsil melewati1/2 jarak pilar
anterior-uvula sampai3/4 jarak pilar anterior uvula.
T3 : > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
atau batas medial tonsil melewati 3/4 jarak pilar anterior-uvula
sampai jarak uvula atau lebih.

3.Petugas menegakkan Diagnosis.


Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penunjang darah
lengkap bila diperlukan. Swab untuk difteri.
Diagnosis banding: infiltrate tonsil, Limfoma, tumor tonsil.
Komplikasi : abses peritonsiler, abses parafaringeal, OMA,
miokarditis, demam rematik, glomerulonefritis.
4.Petugas memberikan terapi.
Penatalaksanaan

a.Istirahat cukup
b.Makan makanan lunak
c.Menjaga kebersihan mulut
d.Pemberian obat oral sistemik
Pada tonsilitis viral istirahat, minum cukup, analgetik atau
suportif.
Tonsilitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
streptococcus group A, diberikan Amoksisilin 50 mg/ kgBB dosis
dibagi 3 kali/ hari. Selain antibiotik juga diberikan
kortikosteroid. Steroid yang dapat diberikan berupa
deksametason 3x0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada
anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3
hari.
5.Petugas memberi konseling dan edukasi mengenai hindari
pencetus, termsuk makanan dan minuman yang mengiritasi,
berhenti merokok, menjaga kebersihan mulut, dan menjaga daya
tahan tubuh.

3
6. Petugas merujuk bila terjadi komplikasi berupa abses,
septikemia, meningitis, ada indikasi tonsilektomi, tonsilitis difteri.
7.Petugas menulis hasil pemeriksaan dan terapi ke dalam status
rekam medis dan menulis data ke dalam buku register.
6.Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Rawat Jalan

7.Bahan dan 1. Lampu kepala


Alat 2. Spatula lidah
3. Lidi Kapas
4. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah
5. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan mikrobiologi
dengan pewarnaan gram

8.Rekaman Historis Perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan

4
Daftar Tilik

Unit : Puskesmas Ciumbuleuit


Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


berlaku
1. Apakah Petugas melakukan anamnesis.

2. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik.


3. Apakah Petugas menegakkan diagnosis
4. Apakah Petugas memberikan terapi

5. Apakah Petugas melakukan rujukan pasien ke


fasilitas kesehatan sekunder
6. Apakah Petugas memberikan edukasi dan
konseling.
7. Apakah Petugas menuliskan ke dalam status rekam
medis semua hasil pemeriksaan dan terapi.
8. Apakah Petugas menulis kedalam buku register

CR: …………………………………………%.

…………, …………………
Pelaksana/ Auditor

( .............................. )

Anda mungkin juga menyukai