BLOK 7
SPIROMETRI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK B6
1
FAKULTAS KEDOKTERAN
Tujuan Praktikum
1. Setelah praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengukuran fungsi paru dengan
spirometer.
2. Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat:
1. Spirometri analog
2. Mouth piece disposible
1. Spirometri manual
2. Mouth piece disposible
3. Penjepit hidung
4. Tissue
1. Persiapan:
a. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian, gunakan pegangan tangan
disamping bejana untuk membawa bejana.
b. Tekan sungkup kuning perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan
penempatannya di dasar bejana hijau.
c. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel, selalu
gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian OP.
d. Tempelkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,
dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis
penunjuk.
e. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis
penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan lengan skala.
2. Cara Pengukuran:
3
d. Pengukuran TV ERV. OP melakukan inspirasi biasa diluar, kemudian ekspirasi
maksimum dispirometer.
e. Nafas biasa.
f. Pengukuran VC. OP melakukan inspirasi maksimum diluar , kemudian ekspirasi
maksimum di spirometer.
g. Setiap pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali lalu dirata-ratakan hasilnya.
Hasil Percobaan
I. Hasil Praktikum 1
Berat badan : 66 kg
Umur : 18 tahun
4
Data spirogram menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital paru yaitu 3,84 L.
Sehingga presentasenya sebesar 88%. Pada hasil spirogram ini menunjukkan banyaknya
kapasitas vital paru yaitu 88% dari total kapasitas paru.
Sehingga didapatkan :
VC = VT + IRV + ERV
VC = 3,84 L
Rata-rata (mL)
TV = 0,5 L 533,34
IRV = VC – ( TV + ERV )
IC = IRV + TV
5
Pembahasan
Sistem respirasi bersama dengan sistem sirkulasi merupakan alat pertukaran gas utama
antara tubuh dengan lingkunganya serta transport dari dan menuju sel-sel. Mekanisme
bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila diafragma dan
otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran volume dada. Saat inspirasi,
kontraksi otot diafragma akan menyebabkan diafragma yang semula melengkung menjadi
6
mendatar, sehingga volume ruang di dalam rongga torak manusia akan membesar.3
Pengembangan dari iga-iga akibat kontraksi otot interkostal eksternus juga akan semakin
membuat volum rongga torak membesar, bersamaan dengan pertambahan volume rongga
torak, tekanan di dalamnya akan mengecil sehingga udara luar dapat masuk ke dalam paru-
paru.4 Ketika tekanan intrapulmonary turun, udara masuk ke paru-paru sampai tekanan
intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif, terjadi begitu otot-
otot inspirasi relaksasi dan paru-paru kembali ke ukurannya yang semula. Bila tekanan
intrapulmonary melebihi tekanan atmosfir, udara keluar dari paru-paru.
Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas
pada saat istirahat. Volume tidal normal berkisar antara 350-400 ml. Niai rerata pada
kondisi istirahat ialah 500 ml.5
Volume residual (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah menghembuskan
nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Volume residual juga dapat didefinisikan
sebagai volume udara minimal yang tertinggal di dalam paru bahkan setelah ekspirasi
yang maksimal. Volume ini tidak dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
spirometer, karena volume ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume ini dapat
ditentukan secara tak langsung melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi
sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya, misalnya helium. Nilai normalnya adalah
1200 ml.5
Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara
maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi maksimal
(VC = VT + IRV + ERV) (seharusnya 80% TLC). VC mencerminkan perubahan volume
maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang digunakan, karena kontraksi otot
maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas
fungsional paru. Besarnya adalah 4800 ml.5
Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke
dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT + IRV + ERV + RV. Besarnya
adalah 6000 ml.5
Kapasitas residual fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah
ekspirasi pasif normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml.5
Kapasitas inspirasi (IC) = volume udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah
ekspirasi tenang normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.5
7
Volume cadangan inspirasi (IRV) = volume udara tambahan yang dapat secara maksimal
dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi maksimal
diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml.5
Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa
sesudah ekspirasi volume tidak normal. Volume ini dapat pula didefinisikan sebagai
volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan
secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan
secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai rerata = 1000 ml.5
Kesimpulan
Spirometer merupakan alat untuk menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara
yang dikeluarkan. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat mengukur volume
tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total
paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Pemeriksaan dengan menggunakan
spirometer penting, mengingat fungsinya yang dapat mendeteksi apakah ada gangguan
pernasapan pada orang yang bersangkutan. Pada pemeriksaan vital paru pada percobaan kali
ini dengan OP berjenis kelamin laki-laki, berusia 18 tahun, tinggi badan 170,4 cm dan berat
badan 66 kg didapatkan hasil ….. pada percobaan I dan ….. pada percobaan II.
Daftar Pustaka