Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK 7

SPIROMETRI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK B6

Nama NIM Tanda tangan

Ketua kelompok Livia Brenda Patty 10.2014.050

Anggota Wilfridus Erik Eke 10.2010.309


Lamawato

Jantje Putra Mandala 10.2013.238


Sipakoly

Rio Yosua Saputra 10.2014.088

Restika Sukur 10.2014.127

Minati Puspawardani 10.2014.149

Vania Christy 10.2014.201

1
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Tujuan Praktikum

1. Setelah praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengukuran fungsi paru dengan
spirometer.
2. Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat:

a. Menjelaskan pemeriksaan spirometri


b. Melakukan pemeriksaan spirometri untuk mengukur fungsi paru
c. Menganalisa hasil pemeriksaan.

Alat dan Bahan Praktikum 1

1. Spirometri analog
2. Mouth piece disposible

Alat dan Bahan Praktikum 2

1. Spirometri manual
2. Mouth piece disposible
3. Penjepit hidung
4. Tissue

I. Cara Kerja Praktikum 1

a. Siapkan alat pencatat atau spirometri.


b. Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada OP, posisi OP menghadap alat.
c. Nyalakan alat (power on). Masukan/atur data OP berupa nama, berat, tinggi, dan
umur.
2
d. Hubungkan OP dengan alat dengan cara OP memasukan mouth piece ke dalam
mulutnya dan tutuplah hidung OP.
e. Instruksikan OP untuk bernafas tenang terlebih dahulu untuk beradaptasi dengan alat.
f. Tekan tombol start alat spirometri untuk memulai pengukuran.
g. Mulai dengan pernafasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi
mekasimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar akan keluar data dan kurva
di layar spirometri.
h. Bila perlu tanpa melepaskan mouth piece, ulangi pengukuran dengan inspirasi dalam
dan ekspirasi maksimal.
i. Setelah selesai lepaskan mouth piece, periksa data dan kurva dilanjutkan dengan
mencetak hasil rekaman (tekan tombol print).

II. Cara Kerja Praktikum 2

1. Persiapan:

a. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian, gunakan pegangan tangan
disamping bejana untuk membawa bejana.
b. Tekan sungkup kuning perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan
penempatannya di dasar bejana hijau.
c. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel, selalu
gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian OP.
d. Tempelkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,
dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis
penunjuk.
e. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis
penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan lengan skala.

2. Cara Pengukuran:

a. Pakai penjepit hidung.


b. Pengukuran TV (Volume Tidal). OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian
ekspirasi biasa di spirometer.
c. Napas biasa.

3
d. Pengukuran TV ERV. OP melakukan inspirasi biasa diluar, kemudian ekspirasi
maksimum dispirometer.
e. Nafas biasa.
f. Pengukuran VC. OP melakukan inspirasi maksimum diluar , kemudian ekspirasi
maksimum di spirometer.
g. Setiap pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali lalu dirata-ratakan hasilnya.

Hasil Percobaan

I. Hasil Praktikum 1

Nama OP : Rio Yosua Saputra

Tinggi badan : 170,4 cm

Berat badan : 66 kg

Umur : 18 tahun

4
Data spirogram menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital paru yaitu 3,84 L.
Sehingga presentasenya sebesar 88%. Pada hasil spirogram ini menunjukkan banyaknya
kapasitas vital paru yaitu 88% dari total kapasitas paru.

Volume tidal = 0,52 L

Volume cadangan inspirasi = 1,60 L

Volume cadangan ekspirasi = 1,73 L

Sehingga didapatkan :

VC = VT + IRV + ERV

VC = 0,52 + 1,60 + 1,73

VC = 3,84 L

II. Hasil praktikum 2

Dari pemeriksaan spirometri didapatkan data sebagai berikut.

Rata-rata (mL)

TV = 0,5 L 533,34

VC = 4500, 4800, 4700 4666,67

ERV =2,6 1166,66

IRV = VC – ( TV + ERV )

= 4666,67 – (533,34 + 1166,67) 2966,67

IC = IRV + TV

= 2966,67 + 533,34 3300,01

5
Pembahasan

Spirometri merupakan suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru-paru,


dimana OP diminta sekuat-kuatnya menghembuskan napasnya melalui suatu alat yang
dihubungkan dengan mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan, kecepatan dan
volume udara yang dikeluarkan, sedangkan alatnya bernama spirometer dan hasil
perekamannya bernama spirogram.1 Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat
mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas
vital, kapasitas total paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Spirometer sebagai
alat pengukuran yang telah kami gunakan, terdiri dari drum/tong yang berisi udara yang
mengapung dalam sebuah ruang berisi air.1 Saat OP menghirup dan menghembuskan
napasnya melalui sebuah selang yang menghubungkan mulut dengan wadah udara, drum
akan naik dan turun di dalam wadah. Naik dan turunnya drum ini akan dicatat dengan
pergerakan katrol yang ikut memutar pena perekam volume. Inspirasi direkam sebagai
defleksi ke atas dan ekspirasi direkam sebagai defleksi ke bawah. Sedangkan, saat praktikum
kami juga menggunakan spirometer digital yang dengan mudah dapat merekam semua
bentuk volume-volume yang ada di paru, dan hasilnya dengan segera dapat dilihat.

Gambar 1. Kapasitas Vital Paru Normal2

Sistem respirasi bersama dengan sistem sirkulasi merupakan alat pertukaran gas utama
antara tubuh dengan lingkunganya serta transport dari dan menuju sel-sel. Mekanisme
bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila diafragma dan
otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran volume dada. Saat inspirasi,
kontraksi otot diafragma akan menyebabkan diafragma yang semula melengkung menjadi
6
mendatar, sehingga volume ruang di dalam rongga torak manusia akan membesar.3
Pengembangan dari iga-iga akibat kontraksi otot interkostal eksternus juga akan semakin
membuat volum rongga torak membesar, bersamaan dengan pertambahan volume rongga
torak, tekanan di dalamnya akan mengecil sehingga udara luar dapat masuk ke dalam paru-
paru.4 Ketika tekanan intrapulmonary turun, udara masuk ke paru-paru sampai tekanan
intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif, terjadi begitu otot-
otot inspirasi relaksasi dan paru-paru kembali ke ukurannya yang semula. Bila tekanan
intrapulmonary melebihi tekanan atmosfir, udara keluar dari paru-paru.
 Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas
pada saat istirahat. Volume tidal normal berkisar antara 350-400 ml. Niai rerata pada
kondisi istirahat ialah 500 ml.5
 Volume residual (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah menghembuskan
nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Volume residual juga dapat didefinisikan
sebagai volume udara minimal yang tertinggal di dalam paru bahkan setelah ekspirasi
yang maksimal. Volume ini tidak dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
spirometer, karena volume ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume ini dapat
ditentukan secara tak langsung melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi
sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya, misalnya helium. Nilai normalnya adalah
1200 ml.5
 Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara
maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi maksimal
(VC = VT + IRV + ERV) (seharusnya 80% TLC). VC mencerminkan perubahan volume
maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang digunakan, karena kontraksi otot
maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas
fungsional paru. Besarnya adalah 4800 ml.5
 Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke
dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT + IRV + ERV + RV. Besarnya
adalah 6000 ml.5
 Kapasitas residual fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah
ekspirasi pasif normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml.5
 Kapasitas inspirasi (IC) = volume udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah
ekspirasi tenang normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.5

7
 Volume cadangan inspirasi (IRV) = volume udara tambahan yang dapat secara maksimal
dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi maksimal
diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml.5
 Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa
sesudah ekspirasi volume tidak normal. Volume ini dapat pula didefinisikan sebagai
volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan
secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan
secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai rerata = 1000 ml.5

Kesimpulan

Spirometer merupakan alat untuk menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara
yang dikeluarkan. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat mengukur volume
tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total
paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Pemeriksaan dengan menggunakan
spirometer penting, mengingat fungsinya yang dapat mendeteksi apakah ada gangguan
pernasapan pada orang yang bersangkutan. Pada pemeriksaan vital paru pada percobaan kali
ini dengan OP berjenis kelamin laki-laki, berusia 18 tahun, tinggi badan 170,4 cm dan berat
badan 66 kg didapatkan hasil ….. pada percobaan I dan ….. pada percobaan II.

Daftar Pustaka

1. Djojodibroto RD. Respirologi. Jakarta: EGC; 2009.h.221.


2. Anonim. Volume dan kapasitas paru. Diunduh dari
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/volume-dan-kapasitas-paru-
/2, Diakses 23 Mei 2015.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2009.h.124.
4. Faiz O, Moffat D. At a glance : anatomi. Jakarta: EMS; 2005.h.5,23.
5. Sherwood L. Human physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Yolanda
Cossio; 2010.

Anda mungkin juga menyukai