Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

TEH (Studi Kasus: PTPN IV Bahbutong, Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun


Sumatera Utara)

Oleh
Desi Apriani Damanik
Pembimbing: Azwar Harahap dan Eka Armas Pailis

Faculty Of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


E-mail : desidamanik52@yahoo.com

Analysis Of The Factors That Affecting The Production Of Tea(Case Study: PTPN
IV Bahbutong, Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun, North Sumatera)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the capital, labor and raw
materials impact of positive and negative and to understandthe most dominant
factor of production that influence the tea production in PTPN IV Bahbutong. The
data used are secondary data from PTPN IV Bahbutong. The analysis used in this
study is a double linear regression analysis with the functions of the Cobb-
Douglas production, using a software tools SPSS version 21, and the data used is
a quarterly data during the period of 2009 to 2014. The results of the Cobb-
Douglas analysis shows that estimation model a production function namely LnY
= -10,105 + 0,199LnX1 + 0,956LnX2 + 0,646LnX3. The coefficient of
determination (R2) of the dependent variable is able to explain the dependent
variables is of capital, raw materials, and labor (94,4%) of the remaining 5,6% is
explained by other factors outside the model. Meanwhile, results of the regression
analysis indicates that in its own production factors that influence results
positively and significantly to the production of tea is the capital, materials and
labor. Testing as a whole is using the F where F-sums (130,898) > F-table ( 3,10
), which means variable capital , raw materials, and labor together canbe
influential to the results of tea production.

Keywords: Production factor, Cobb Douglas, and Linear Regression

PENDAHULUAN
pembangunan di bidang ekonomi
Pembangunan dinegara yang sangat penting.
berkembang pada umumnya menitik Sektor pertanian merupakan
beratkan pada sektor industri. sektor yang mendapatkan perhatian
Kebijakan industri ditujukan untuk cukup besar dari pemerintah
memperluas kesempatan kerja, dikarenakan peranannya yang sangat
pemerataan berusaha dan menunjang penting dalam rangka pembangunan
pembangunan. Oleh karena itu sektor ekonomi jangka panjang maupun
industri sering dijadikan objek dalam rangka pemulihan ekonomi

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 1


bangsa. Peranan sektor pertanian Sumatera Utara yang dikenal dengan
adalah sebagai sumber penghasil teh hitam masih belum
bahan kebutuhan pokok, sandang dan menguntungkan. Satu-satunya
papan, menyediakan lapangan kerja produsen sumatera utara, PTPN IV
bagi sebagian besar penduduk, selama ini masih disubsidi oleh
memberikan sumbangan terhadap komoditas sawit.
pendapatan nasional yang tinggi, Produksi  teh di  Indonesia
memberikan devisa bagi negara dan secara umum dibedakan menjadi dua
mempunyai efek pengganda ekonomi macam, yaitu teh hijau dan teh
yang tinggi dengan rendahnya hitam. Teh  hijau  adalah  teh  yang 
ketergantungan terhadap impor proses  produksinya tidak melalui 
(multiplier effect), yaitu keterkaitan proses  fermentasi,  sedangkan  teh
input-output antar industri, hitam adalah teh yang dalam proses
konsumsi dan investasi. produksinya melalui proses 
Perkebunan merupakan fermentasi. Agroindustri  teh  di 
subsektor yang berperan penting Indonesia telah dimulai sejak abad 
dalam perekonomian nasional dan ke  18  dan  komoditas  teh  pernah
perkebunan memiliki kontribusi tercatat  sebagai  penghasil  devisa 
besar dalam pendapatan nasional, negara yang cukup penting dalam 
penyediaan lapangan kerja, perekonomian  nasional. Sebagai 
penerimaan ekspor dan penerimaan penghasil  devisa  negara,  pada 
pajak. Dalam perkembangannya, tahun 2008 tercatat nilai ekspor teh
subsektor ini tidak terlepas dari olahan sebesar US $ 162,8  juta,
berbagai dinamika nasional dan tahun 2009 sebesar US $ 174,4 juta,
global. dan tahun 2010 mencapai    US $
Komoditi teh ini termasuk dalam 184,9 juta   atau meningkat 6% dari 
agroindustri. Menurut (Soekartawi, tahun 2009. Sebagian besar (70%)
2001) bahwa agroindustri teh Indonesia diekspor ehingga
pengolahan hasil pertanian dan Indonesia tercatat  menjadi  urutan
karena itu agroindustri merupakan keenam eksportir teh dunia. Negara
bagian dari enam subsistem tujuan ekspor teh Indonesia adalah
agribisnis yang disepakati selama ini Jepang,  Korea  Selatan, Amerika
yaitu subsistem penyediaan saran Serikat dan negara-negara Eropa
produksi dan peralatan, usahatani, (balittri.litbang.pertanian.go.id).
pengolahan hasil (agroindustri), PT. Perkebunan Nusantara IV
pemasaran, sarana dan pembinaan merupakan Badan Usaha Milik
(Soekartawi, 2001:10). Negara yang bergerak pada bidang
Teh merupakan komoditas usaha agroindustri. PTPN IV
perkebunan unggulan di Indonesia mengusahakan perkebunan dan
dan sebagai komoditas andalan yang pengolahan komoditas kelapa sawit
memiliki peluang yang besar untuk dan teh yang mencakup pengolahan
dikembangkan. Peranan ekspor teh areal dan tanaman, kebun bibit dan
terhadap ekspor hasil pertanian pemeliharaan tanaman menghasilkan
masih rendah sementara peningkatan ,pengolahan komoditas menjadi
ekspor non migas merupakan alat bahan baku berbagai industri,
penting dalam pengembangan pemasaran komoditas yang
perekonomian di Indonesia. Teh
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 2
dihasilkan dan kegiatan pendukung ini sebagian besar masih merupakan
lainnya. tanaman lama peninggalan Belanda,
PT. Perkebunan Nusantara IV oleh karena itu kualitas komoditi teh
menempatkan areal perkebunan dan dari Simalungun sulit untuk bersaing
pengolahan komoditi teh di daerah di pasar Internasional.
Kabupaten Simalungun. Hal ini di Demikian halnya dengan PTPN
sebabkan karena Kabupaten IV Bahbutong yang juga merupakan
Simalungun terletak di daerah salah satu produsen teh, tidak
dataran tinggi, dimana tanaman teh terlepas dari kebenaran pernyataan di
tumbuh cukup subur di daerah ini. atas. Perkebunan teh yang
Selain itu, menurut sejarah sejak mempunyai luas lahan seluas Luas
zaman penjajahan Belanda daerah Areal HGU = 2.602.95 Ha dengan
Simalungun telah di jadikan kawasan luas TM = 922.66 Ha dengan
perkebunan teh. Ada 3 kawasan di ketinggian = 890 mdpl ini, juga
Kabupaten Simalungun yang mengalami jumlah produksi yang
dijadikan perkebunan dan berfluktuasi. Produksi perusahaan
pengolahan komoditi teh, yaitu tidak stabil setiap tahunnya.
perkebunan teh Sidamanik, Bah- Tabel 1
Butong dan Tobasari. Dalam hal ini Jumlah Produksi Teh Jadi periode
penulis mengkhususkan penelitian 2008-2014
pada hasil produksi teh olahan pada Tahun Realisasi
(kg)
RKAP (kg) % Terhadap
RKAP

salah satu pabrik teh yang berlokasi


2008 3.340.309 3.639.000 -8,21
di Bah Butong. Perkebunan teh Bah-
Butong adalah salah satu dari ketiga 2009 3.398.301 3.484.000 -2,46

cabang perkebunan teh PT. 2010 2.740.267 3.352.065 -18,25


2011 2.774.338 4.112.000 -32,53
Perkebunan Nusantara IV yang
masih aktif memproduksi teh. 2012 1.274.594 1.249.000 2,05
2013 1.348.982 1.617.822 -16,62
Perkebunan teh ini terletak di
2014 1.939.687 2.366.538 -18,04
wilayah Kecamatan Sidamanik,
Sumber: Laporan Produksi Teh PTPN IV Bahbutong
Kabupaten Simalungun. Perkebunan
teh Bah-Butong merupakan
perkebunan teh terbesar yang Dari tabel 1 pada tahun 2008-
dimiliki oleh PTPN IV. Namun, 2014 mengalami flukutasi dimana
walaupun demikian, perkebunan teh perusahaan tidak selalu dapat
Bah-Butong tidak terlepas dari memproduksi teh sesuai dengan
masalah krisis ekonomi keuangan. RKAP (Rencana Kerja Anggaran
Produk komoditi Teh yang berada di Perusahaan). Dapat dilihat dari
Kabupaten Simalungun kalah persentase terhadap RKAP
bersaing dengan produk komoditi teh perkembangan jumlah produksi yang
dari negara lain, seperti China, India terendah di tahun 2011 sebesar -
dan Vietnam. Kualitas produksi teh 32,53% dan yang tertinggi di tahun
PTPN IV juga kalah saing dengan 2012 sebesar 2,05%.
pasar Internasional, ini terjadi akibat Dan dalam melakukan produksi,
dari sebagian besar tanaman teh yang tentunya perusahaan dihadapkan
berada di simalungun merupakan dengan berbagai masalah produksi.
tanaman teh yang sudah cukup tua, Masalah utama yakni berkaitan
tanaman teh yang ada di simalungun dengan faktor-faktor produksinya.
Dalam proses produksi yang
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 3
bertujuan untuk menghasilkan output Rumusan masalah dalam penelitian
harus menggunakan dari berbagai ini adalah 1)Bagaimanakah pengaruh
faktor-faktor produksi seperti modal, modal, tenaga kerja dan bahan baku
tenaga kerja dan bahan baku. Faktor- terhadap produksi teh di PTPN IV
faktor produksi yang mempunyai Bahbutong? 2)Faktor produksi apa
peranan besar terhadap produksi teh yang paling dominan pengaruhnya
adalah modal, tenaga kerja dan bahan terhadap produksi teh di PTPN IV
baku. Bahbutong?
Tabel 2 Tujuan dari penelitian ini adalah
Jumlah Modal, Bahan Baku dan 1)Untuk mengetahui apakah modal,
Tenaga Kerja bahan baku dan tenaga kerja
Tahun Modal (Rp) Bahan
Baku (kg)
Tenaga
Kerja
berpengaruh terhadap produksi teh di
(org/hari) PTPN IV Bahbutong 2)Untuk
2008 36.023.181685 15.139.347 1170
2009 35.898.247.615 15.317.460 1138 mengetahui faktor produksi apa yang
2010
2011
42.883.618.785
39.915.681.856
12.330.040
12.829.190
1066
1041
paling dominan pengaruhnya
2012 52.649.763.745 5.754.160 926 terhadap produksi teh di PTPN IV
2013 61.537.972.089 6.484.440 891
2014 78.762.467.291 9.123.460 853 Bahbutong
Sumber: Laporan Produksi Teh PTPN IV Bahbutong
TINJAUAN PUSTAKA
Dapat dilihat di tabel 2 dari
tahun 2008-2014 modal, bahan baku Produksi
dan tenaga kerja setiap tahunnya Produksi adalah transformasi
mengalami fluktuasi. Untuk bahan atau perubahan barang produk atau
baku dari tahun 2008-2014 proses dimana masukan (input)
mengalami fluktuasi, hal ini diubah menjadi keluaran (output).
disebabkan oleh kurangnya iklim dan Dalam suatu produksi diusahakan
curah hujan dimana tanaman teh untuk mencapai efisiensi produksi,
membutuhkan kurang lebih yaitu menghasilkan barang dan jasa
penyiraman air sebanyak dua kali dengan biaya yang paling rendah
dalam seminggu, kurangnya untuk mendapatkan hasil yang
pemupukan, banyaknya hama dan optimal (Sudarman,2004:121).
penyakit yang menyerang tanaman Produksi merupakan kegiatan
teh, terjadinya peremajaan tanaman untuk meningkatkan manfaat suatu
teh karena tanaman lama barang. Untuk meningkatkan
produktivitas yang dihasilkan manfaat tersebut, diperlukan bahan-
memiliki mutu yang kurang bagus. bahan yang disebut faktor produksi.
Untuk tenaga kerja disebabkan oleh Sesuai dengan asumsi bahwa
tidak pernah ada penambahan sumber-sumber ekonomi (faktor
karyawan baru, berhenti atas produksi) bersifat jarang maka
permintaan sendiri atau faktor-faktor produksi harus
mengundurkan diri, dan banyaknya dikombinasikan secara efisien
tenaga kerja yang pensiun sehingga dicapai kombinasi faktor
dikarenakan umur kerja yang dengan biaya yang paling rendah.
ditetapkan oleh perusahaan yaitu usia Secara konvensional, faktor produksi
±55 tahun. digolongkan menjadi faktor tenaga
kerja (L) dan faktor produksi modal
(K) (Soeharno, 2007:4).
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 4
Faktor Produksi pengawasan usaha-usaha para
anggota serta penggunaan sumber
a. Tanah daya dalam
Tanah termasuk sumber-sumber rangka pencapaian tujuan yang telah
alam seperti hutan dan mineral- ditetapkan.
mineral yang terkandung
didalamnya. Permintaan untuk tanah e. Bahan Baku
merupakan permintaan turunan Bahan baku merupakan masalah
(derived demand), yaitu bahwa yang cukup dominan dibidang
permintaan terhadap tanah produksi. Perusahaan selalu
tergantung pada permintaan untuk menghendaki yang cukup agar
barang-barang dan jasa-jasa yang jalannya produksi tidak terganggu.
diproduksi oleh tanah (Rahardja, Kata cukup disini tidak berarti bahwa
1985: 28). persediaan bahan harus dalam jumlah
yang besar mengandung banyak
b. Tenaga Kerja resiko seperti: 1)Resiko hilang dan
Tenaga kerja (labor), tangan- rusak, 2)Biaya pemeliharaan dan
tangan manusia yang memungkinkan pengawasan tinggi, 3)Resiko usang,
diperolehnya produksi (Hanafie, 4)Uang yang tertanam dipersediaan
2010:187). terlalu besar
Menurut UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, pengertian Fungsi Produksi
tenaga kerja adalah setiap orang yang Fungsi produksi menetapkan
mampu melakukan pekerjaan guna bahwa suatu perusahaan tidak bisa
menghasilkan barang dan atau jasa mencapai suatu output tanpa
baik untuk memenuhi kebutuhan menggunakan input yang lebih
sendiri maupun untuk masyarakat. banyak, dan suatu perusahaan tidak
Faktor produksi manusia sifatnya bisa menggunakan lebih sedikit input
berubah-ubah. tanpa mengurangi tingkat outputnya.
c. Modal Pada umumnya terdapat dua batasan
Barang modal adalah barang yang umum, yaitu harus cukup
yang digunakan untuk tujuan singkat sehingga pengusaha tidak
menghasilkan barang dan jasa agar sanggup mengubah tingkatan input
proses produksi menjadi lebih tetapnya, dan cukup singkat sehingga
efisien. Berapa modal yang bentuk fungsi produksi tidak diubah
diperlukan, merupakan keputusan melalui perbaikan teknologi
investasi yang harus dibuat oleh (Joerson, 2012:87).
pengusaha, di mana investasi
didefinisikan sebagai pembelian Fungsi produksi Cobb Douglas (C-
barang-barang modal (Rahardja, D)
1985: 25,26) Pada tahun 1928, fungsi
produksi Cobb-Douglas pertama kali
d. Manajemen (Skill) diperkenalkan oleh Cobb, C. W dan
Manajemen berarti proses Douglas, P. H, melalui artikelnya
perencanaan, pengorganisasian, yang berjudul “A Theory of
pengarahan dan Production”. Fungsi produksi adalah
hubungan fisik antara masukan

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 5


(input) dengan produksi (output). dengan kegiatan industri. Industri
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah seluruh bentuk kegiatan
adalah suatu fungsi yang melibatkan ekonomi yang mengolah bahan
dua dan atau lebih variabel, dimana baku/memanfaatkan sumber daya
variabel satu disebut variabel industri sehingga menghasilkan
dependen (Y) dan yang lainnya barang yang mempunyai nilai
disebut variabel independen (X), tambah atau manfaat lebih tinggi,
penyelesaian hubungan antara X dan termasuk jasa industri.
Y adalah dengan cara regresi, dimana
variasi dari Y akan dipengaruhi Ekonomi Industri
variasi dari X (Soekartawi, Teori-teori ekonomi yang
2003:156). disajikan di dalam ilmu ekonomi
Secara matematis, fungsi produksi industri merupakan abstraksi dari
Cobb-Douglas dapat dituliskan kejadian-kejadian nyata mengenai
sebagai berikut: perilaku industri yang terjadi
Y=aX1b1X2b2…Xnbne…............ (1) disekitar kita yang disusun dengan
Untuk memudahkan pendugaan menggunakan metode-metode ilmiah
terhadap persamaan di atas, maka yang secara universal. Pada ilmu
persamaan tersebut diubah menjadi ekonomi industri hubungan
bentuk linear berganda dengan cara keterkaitan antar variabel yang
melogaritmakan persamaan tersebut, dibahas adalah hubungan dengan
yaitu : tingkah laku perusahaan-perusahaan
lnY=lna+b1lnX1+b2lnX2+...............+ industri di dalam perekonomian.
bnlnXn+e…………………….....(2) Setiap variabel yang dinyatakan
adalah memiliki nilai besaran
Dimana : tertentu, yang keberadaannya dapat
Y = output diukur, dapat ditelusuri dan dapat
X1 – Xn = faktor input diuji di dalam kehidupan sehari-hari
b1 - bn = besaran parameter penduga (Teguh, 2010:3).
e = kesalahan pengganggu
Agroindustri
Pengertian Industri Agroindustri adalah industri
Menurut Mudrajad (2007:26), yang mengolah komoditas pertanian
Industrialisasi dianggap sebagai obat primer menjadi produk olahan baik
bagi banyak negara. Artinya produk akhir (Finish Product)
industrialisasi dianggap sebagai maupun produk antara (Intermediate
suatu proses “linier” yang harus Product). Sebenarnya agroindustri
diakui dengan sejumlah tahapan yang ada dua yaitu seperti pengertian
saling berkaitan dan beruntun dalam tersebut di atas yang disebut
struktur ekonomi suatu negara. Dan agroindustri hilir dan agroindustri
industrialisasi dipandang ampuh hulu yaitu industri yang
dalam mengatasi masalah menghasilkan produk-produk berupa
keterbelakangan, kemiskinan, dan alat dan mesin pertanian, sarana
pengangguran. produksi pertanian dan bahan-bahan
Menurut UU. No.3 Tahun 2014 yang diperlukan oleh sector
perindustrian adalah tatanan dan pertanian.
segala kegiatan yang bertalian
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 6
Agroindustri adalah perusahaan Indonesia mengadakan pembatasan
yang mengolah bahan-bahan yang produksi agar dicapai tingkat harga
berasal dari tanaman dan hewan. yang lebih baik.
Pengolahan meliputi transformasi
dan pengawetan melalui perubahan a) Definisi dan Jenis Teh
fisik atau kimia, penyimpanan, Teh adalah minuman yang
pengemasan, dan distribusi (Austin, mengandung kafein, sebuah
1992). infusiyang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau
Perkebunan Teh tangkai daun yang dikeringkan dari
Tanaman teh mulai dikenal di tanaman Camellia Sinensis dengan
Indonesia pada tahun 1686. air panas.
Pembawa tanaman tersebut adalah Tanaman teh aslinya ditulis oleh
seorang Belanda yang bernama Linnaeus didalam sistem
Andreas Cleyer di perkebunan binominalnya pada tahun 1753
Batavia (Jakarta). Usaha ini bukan sebagai Teh sinensis, sekarang teh
dalam skala besar tetapi minat untuk diletakkan di Camellia sebagai C,
menanam teh bertambah makin luas. Sinensis (keluarga Tehaceae). Pada
Sesudah tahun 1728 pengolahan teh umumnya teh-teh dapat
didukung oleh pemerintah. Lalu dikelompokkan dalam tiga golongan
percobaan-percobaan di kebun (Spillane, 1992: 22):
Botani di Bogor berhasil pada tahun 1. Teh yang difermentasikan atau teh
1826. Perkebunan teh yang pertama hitam (fermented)
di Indonesia dimulai oleh J.I.L.L. 2. Teh yang tidak difermentasikan
Jacobson pada tahun 1828. Sesudah atau teh hijau
ini, perkembangan industri teh di Teh yang setengah
Indonesia sungguh-sungguh terjadi. difermentasikan atau oolong (semi
Lebih banyak lagi perkebunan fermented).
didirikan dan pada tahun 1870 ada 15 Dalam perdagangan teh internasional
perkebunan yang berjalan. Sampai dikenal 3 golongan teh, yang
saat ini pohon teh diimpor dari Cina pengolahannya
dan Jepang. Namun, pada tahun berbeda-beda dan demikian juga
1872, bibit dari jenis teh Assam bentuk serta cita rasanya, yakni
diimpor dari India karena jenis ini (Spillane, 1992:22) a)Black Tea (teh
lebih tahan lama. Sejak saat itu, hitam), b)Green Tea (teh hijau atau
berangsur-angsur teh Assam teh wangi), c)Oolong Tea (teh
menggantikan teh Cina serta Oolong)
berkembang semakin luas (Spillane, Perbedaan pokok antara teh
1992;32). Pada tahun 1930 produksi hitam dan teh hijau adalah bahwa teh
teh semakin meningkat, hal ini hitam mengalami proses fermentasi,
berkaitan dengan baiknya harga teh sedangkan teh hijau tidak mengenal
di pasar luar negeri. Tahun 1933 fermentasi dalam proses
harga teh turun cepat yang pengolahannya.
disebabkan gejala kelebihan
penyediaan oleh negara-negara b) Pengolahan Pasca Panen
penghasil teh. Karena itu produsen Sistem pengolahan teh hitam ada
teh seperti India, Srilangka dan 2 macam yaitu : sistem Ortodox dan
systemCTC. Perkebunan Bah Butong
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 7
mengolah teh hitam dengan sistem 1. Modal, bahan baku dan tenaga
kombinasi Ortodox – Rotor Vane kerja mempunyai pengaruh yang
dengan kapasitas olah : 1.530 kg the positif terhadap produksi teh di
kering per jam dan kapasitas tamping PTPN IV Bahbutong
Daun Teh Basah ± 100 Ton. Tahapan 2. Faktor produksi yang paling
pengolahan teh hitam, yaitu: dominan pengaruhnya terhadap
1. Stasiun Penerimaan Daun The produksi teh di PTPN IV Bahbutong
Basah yaitu bahan baku
2. Stasiun Pelayuan
3. Stasiun Penggulungan METODE PENELITIAN
4. Stasiun Fermentasi(Oksidasi
Enzimatis) Daerah penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
c) Pengertian Perkebunan salah satu kecamatan di Sumatera
Istilah perkebunan sudah lama Utara tepatnya diKecamatan
dikenal, sejak pemerintahan kolonial Sidamanik Kabupaten Simalungun.
Belanda. Pada tahun 1938 di Untuk kebutuhan penelitian ini telah
Indonesia terdapat 243 perkebunan dipilih salah satu perkebunan teh di
besar. Pada tahun 1870 dengan Kecamatan Sidamanik.
keluarnya undang-undang agraria
pengaturan perkebunan-perkebunan Jenis dan Sumber Data
swasta di Indonesia lebih tegas dan Jenis data yang digunakan
jelas. dalam penelitian ini adalah data
Perkebunan dapat diartikan sekunder dalam bentuk time series
sebagai usaha budidaya tanaman baik yang bersifat kuantitatif yaitu data
oleh pemerintah, swasta, rakyat, yang berbentuk angka-angka.
maupun secara bersama-sama dalam Sumber datanya diperoleh dari PT.
skala luas maupun sempit areal lahan Perkebunan Nusantara IV Bahbutong
yang digunakan namun bertujuan dalam bentuk triwulan dalam kurun
untuk mendapatkan peningkatan waktu 2009-2014 dan juga dari
pendapatan dan devisa negara, tanpa sumber lain seperti Badan Pusat
mengabaikan penyerapan tenaga Statistik (BPS), buku literature,
kerja dan pelestarian sumber daya artikel, jurnal, laporan-laporan ilmiah
alam (Syamsulbahri, 1996:15). dan internet dan data primer
diperoleh dari wawancara terhadap
Hipotesis kepala bagian serta karyawan pabrik.
Hipotesis dapat diartikan sebagai
jawaban sementara permasalahan Metode dan Teknik Pengumpulan
sampai terbukti melalui data yang Data
terkumpul atau dengan kata lain Dalam penyusunan penelitian
dugaan sebagai kemungkinan ini, penulis mengambil langsung
pemecahan permasalahan yang ada data-data penelitian ke PTPN IV
hanya dapat diterima sebagai Bahbutong dan wawancara langsung
kebenaran apabila teruji melalui dengan kepala bagian dan karyawan
fakta-fakta. pabrik. Peneliti juga menggunakan
Yang menjadi hipotesis dalam penelitian kepustakaan (library
penelitian ini adalah : research) yaitu penelitian yang
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 8
dilakukan melalui bahan-bahan
Y= b0X1b1 X2b2 X3b3 eu
kepustakaan berupa tulisan-tulisan
ilmiah, jurnal, artikel, laporan-
laporan ilmiah yang ada Kemudian dibentuk dalam model
hubungannya dengan topik yang ekonometrika dengan persamaan
diteliti. Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
yang digunakan adalah pencatatan
LnY= lnb0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + u
langsung yang berupa data time
series dari tahun 2009 sampai dengan
2014. Dimana:
Y = Produksi Teh (kg)
Pengolahan Data b0 = konstanta
Dalam melakukan pengolahan X1 = modal (rupiah)
data penelitian,penulis menggunakan X2 = bahan baku (kg)
program SPSSdengan terlebih dahulu X3 = tenaga kerja (orang)
melakukan pemindahan data yang b1 = elastisitas input modal
diperoleh ke dalam Software b2 = elastisitas input bahan baku
Microsoft Excel untuk b3 = elastisitas input tenagakerja
mempermudah penginputan data u =pengganggu
pada proses selanjutnya.
Defenisi Opersional
Teknis Analisis Data 1. Produksi teh (Y) adalah jumlah
Berdasarkan jenis permasalahan teh yang diproduksi oleh PTPN IV
yang di teliti, teknik dan alat yang Bahbutong dalam kurun waktu 2009-
digunakan maka pendekatan yang 2014, yang dinyatakan dalam satuan
digunakan dalam penelitian ini kg.
adalah deskriptif kuantitatif. 2. Modal (X1) merupakan biaya
Pendekatan deskriptif yang dikeluarkan perusahaan dalam
menggambarkan keadaan secara memproduksi teh. Biaya tersebut
umum perusahaan. Sedangkan meliputi bahan baku, biaya transport,
pendekatan secara kuantitatif adalah biaya operasional pabrik dan bahan
dengan menggunakan fungsi penolong serta biaya pembayaran
produksi Cobb-Douglas untuk upah pekerja dalam jangka waktu
menganalisis faktor-faktor yang satu bulan. Satuan modal kerja
mempengaruhi produksi teh. adalah rupiah per bulan
3. Bahan baku (X2) adalah seluruh
Model Analisis Data bahan baku yang digunakan dalam
Model analisis yang digunakan penelitian, yaitu pucuk daun teh.
dalam menganalisis adalah model Satuan bahan baku adalah kg per
ekonometrika. Data-data yang bulan.
digunakan, dianalisis secara 4. Tenaga kerja (X3) adalah jumlah
kuantitatif dengan menggunakan angkatan kerja yang melakukan
analisis statistik yaitu persamaan kegiatan proses produksi teh, yang
regresi linear berganda. Variabel dinyatakan dalam satuan orang.
independen yang mempengaruhi
variabel dependen dinyatakan dalam
fungsi sebagai berikut:
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 9
HASIL PENELITIAN DAN sedangkan nilai VIF kurang dari 10
PEMBAHASAN dapat dikatakan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam
UJI ASUMSI KALSIK model adalah dapat dipercaya dan
objektif.
Uji Normalitas Data Pengujian atas batasan ini
Uji normalitas yang untuk persamaan regresi yang
dimaksudkan untuk menguji apakah digunakan dapat dilihat pada tabel 3.
nilai residual yang telah Tabel 3
distandarisasi pada model regresi Hasil Uji Multikolinearitas
berdistribusi normal atau tidak. Variabel Tollerance VIF Kesimpulan
Modal 0,294 3,403 Tidak Terjadi
Pengujuan normalitas residual dapat Multikolinearitas
dilihat dari grafik Normal P-P Plot Bahan 0,365 2,737 Tidak Terjadi
Baku Multikolinearitas
yang dapat diperhatikan pada gambar Tenaga 0,403 2,479 Tidak Terjadi
1 Kerja Multikolinearitas
Gambar 1. Sumber: Data Olahan SPSS
Normal P-P Plot of Regression
standardized Residual Dilihat bahwa nilai tollerance
yang lebih dari 0,10 terjadi pada
ketiga variabel independen yaitu
Modal sebesar 0,294 Bahan Baku
sebesar 0,365 dan Tenaga Kerja
sebesar 0,403 sedangkan nilai VIF
masing-masing variabel yaitu Modal
sebesar 3,403, Bahan baku sebesar
2,737 dan Tenaga Kerja sebesar
Sumber: Data Olahan SPSS 2,479 dimana semua nilai VIF
variabel penelitian dibawah 10.
Berdasarkan gambar 1 dapat Dapat diketahui bahwa antara
dilihat grafik Normal Probability P-P variabel independen tidak terdapat
Plot terlihat titik-titik mengikuti garis gangguan multikolinearitas, oleh
diagonal dan dapat disimpulkan karena itu data dalam penelitian ini
gambar tersebut data dalam model telah memenuhi syarat uji
regresi berdistribusi normal. multikolinearitas sehingga dapat
dimasukkan dalam pengujian model
Uji Multikolinearitas regresi.
Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan Uji Heteroskedastisitas
dengan menganalisis korelasi antar Pengujian heteroskedastisitas
variabel dan perhitungan nilai dapat dilakukan dengan metode
tollerance serta variance inflation analisis grafik. Hasil penelitian ini
factor(VIF). Multikolinearitas terjadi telah membuktikan bahwa terdapat
jika nilai tollerance lebih kecil dari adanya tidak heteroskedastisitas
0,1 yang berarti tidak ada korelasi karena scatterplot menyebar secara
antar variabel independen yang acak atau tidak membentuk pola
nilainya lebih dari 90%. Nilai tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat
tollerance untuk semua variabel dilihat pada gambar 2.
independen lebih besar dari 0,10,
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 10
Gambar 2 baku(X2), dan jumlah tenaga
Scatterplot Dependent Variable kerja(X3) terhadap nilai produksi
pada PT. Perkebunan Nusantara
IV(Y) dari tahun 2009-2014.
Tabel 5
Hasil Regresi Linear Berganda
Koefisien
Variabel Regresi t- Sig Nilai
(B) hitung VIF
Konstanta -10,105 -3,353 0,003
Modal(X1) 0,199 2,173 0,042 3,403
Bahan 0,956 10,092 0,000 2,737
Baku(X2)
Sumber: Data Olahan SPSS Tenaga 0,646 2,120 0,047 2,479
Kerja(X3)
R = 0,952
Uji Autokorelasi R2= 0,944
F-hitung = 130,898
Model regresi yang baik adalah F sig = 0,000
regresi yang bebas dari autokorelasi. N = 24
t-tabel = 2,093
Salah satu cara yang digunakan f-tabel = 3,10

untuk mendeteksi ada atau tidaknya Sumber: Data Olahan SPSS


autokorelasi adalah dengan uji Berdasarkan hasil analisis data
Durbin-Watson (DW). Untuk menggunakan SPSS versi 21 maka
mendiagnosis adanya autokorelasi didapatkan persamaan regresi liniear
dalam suatu model regresi dapat berganda sebagai berikut :
dilihat dengan ketentuan sebagai LnY = -10,105 + 0,199LnX1 +
berikut: 0,956LnX2 + 0,646LnX3
Tabel 4 Terlihat bahwa jumlah produksi
Pengukuran Autokorelasi teh di PTPN IV Bahbutong di
Durbin Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,10 Ada Autokorelasi pengaruhi oleh variabel Modal(X1),
1,10 sampai dengan Tanpa Kesimpulan Bahan baku(X2) dan Tenaga
1,54 Kerja(X3).
1,55 sampai dengan Tidak Ada Autokorelasi
2,46
2,46 sampai dengan Tanpa Kesimpulan PENGUJIANHIPOTESIS
2,90
Lebih dari 2,91 Ada Autokorelasi
Koefisisen Determinasi (R-square)
Sumber: Data Olahan SPSS
Koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan tabel Model memberikan gambaran seberapa
Summary (ada dilampiran), diperoleh besar kontribusi dari variabel terikat
DW hitung sebesar 1,694. Dari tabel dari sebuah model regresi linear.
4 di atas dapat diambil kesimpulan Nilai koefisien determinasi antara nol
bahwa nilai DW hitung terletak dan satu (0<R2<1). Nilai R2 yang
antara interval 1,55 sampai dengan kecil berarti kemampuan variabel-
2,46. Dengan demikian DW jatuh variabel bebas dalam menjelaskan
pada daerah tidak ada autokorelasi. variabel tidak bebas secara luas.
Nilai dari R2 = 0,944 artinya
Analisis Regresi Linear Berganda nilai ini memberikan bahwa variasi
Analisis regresi berganda naik turunnya nilai-nilai produksi teh
digunakan untuk mengetahui ada di PTPN IV Bahbutong sebesar
tidaknya pengaruh dari variabel 94,4% ditentukan oleh modal(X1),
jumlah modal(X1), jumlah bahan bahan baku(X2), dan tenaga
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 11
kerja(X3) sisanya sebesar 5,6% lagi Bahan baku (X2) memiliki
ditentukan oleh faktor lain di luar pengaruh positif dan signifikan
model. Dari hasil ini dapat diartikan terhadap produksi teh selama periode
bahwa nilai produksi teh PTPN IV 2009-2014 yang diperoleh t-hitung
Bahbutong selama periode 2009- sebesar 10,092 dengan tingkat
2014 sebagian besar ditentukan oleh signifikan sebesar 0,000 yang lebih
modal, bahan baku dan tenaga kerja. kecil dari 0,05 (α = 5%). Sedangkan
Dari tabel dan berdasarkan hasil nilai t-tabel sebesar 2,093. Dengan
estimasi didapat nilai R = 0,952 demikian nilai t-hitung lebih besar
artinya koefisien korelasi berganda dari t-tabel yaitu 10,092 >2,093,
antara variabel modal, bahan baku hipotesis yang menyatakan variabel
dan tenaga kerja terhadap produksi bahan baku (X2) berpengaruh
teh di PTPN IV Bahbutong pada signifikan secara parsial terhadap
periode 2004-2014 terdapat produksi teh diterima
hubungan kuat positif yaitu sebesar Tenaga kerja (X3) memiliki
95,2%. pengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi teh selama periode
Uji statistik t 2009-2014 yang diperoleh t-hitung
Uji t bertujuan untuk mengetahui sebesar 2,120 dengan tingkat
pengaruh variabel bebas terhadap signifikan sebesar 0,047 yang lebih
variabel terikatnya secara parsial. Uji kecil dari 0,05 (α = 5%). Sedangkan
t ini dilakukan dengan menggunakan nilai t-tabel sebesar 2,093. Dengan
tingkat kesalahan 5% dan tingkat demikian nilai t-hitung lebih besar
kepercayaan (confidence interval) dari t-tabel yaitu 2,120 > 2,093
95%. hipotesis yang menyatakan variabel
Uji t dilakukan dengan tenaga kerja (X3) berpengaruh
membandingkan t-hitung dangan t- signifikan secara parsial terhadap
tabel pada sigifikan 5% (α = 0,05) produksi teh diterima.
T tabel = α/2 : n-k-1
= 0,05/2 : 24 – 4 – 1 Uji f
= 0,025 : 19 Uji f sering disebut sebagai uji
= 2,093 simultan, yang bertujan untuk
Variabel modal (X1) memiliki melihat pengaruh variabel bebas
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya secara
terhadap produksi teh selama periode simultan (bersamaan). Dimana
2009-2014 yang diperoleh t-hitung variabel bebasnya terdiri dari
sebesar 2,173 dengan tingkat variabel modal (X1), bahan baku
signifikan sebesar 0,042 yang lebih (X2), dan tenaga kerja (X3), serta
variabel terikatnya yaitu jumlah
kecil dari 0,05 (α = 5%). Sedangkan
produksi teh (Y).
nilai t-tabel sebesar 2,093. Dengan
Uji f dilakukan dengan
demikian nilai t-hitung lebih besar membandingkan f-hitung dengan f-
dari t-tabel yaitu 2,173 > 2,093, tabel pada signifikan 5% (α = 0,05).
hipotesis yang menyatakan variabel F-tabel = (k – 1) : (n – k)
modal (X1) berpengaruh signifikan = (4 – 1) : (24 – 4)
secara parsial terhadap produksi teh = (3) : 20
diterima. = 3,10

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 12


Tabel 6 meningkatkan nilai output teh yang
Hasil ANOVA selalu lebih kecil dari satu persen.
Model Sum of df
Squares
Mean
Square
F Sig. Elastisitas bahan baku yang tertinggi
1 Regression 12,575 3 4,192 130,898 ,000b di indikasi bahwa input tersebut
Residual
Total
,640 20
13,215 23
,032
paling dibutuhkan dalam produksi
Sumber: Data Olahan SPSS teh. Pengaruh bahan baku yang besar
karena merupakan faktor produksi
Dari tabel 6 di atas dapat yang penting dan utama bagi
diketahui nilai F hitung sebesar kelancaran produksi. Dan setiap
130,898 dengan tingkat signifikan penambahan faktor produksi tenaga
sebesar 0,000. Nilai F-tabel pada (α kerja sebesar satu persen akan
= 5%) diperoleh angka sebesar 3,10. meningkatkan output teh yang selalu
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha lebih kecil dari satu persen. Pada
diterima pada tingkat keyakinan daerah ini keuntungan maksimum
95%. Dapat disimpulkan bahwa dapat dicapai selama pertambahan
modal, bahan baku, dan tenaga kerja hasil masih sama dengan
secara bersama-sama berpengaruh pertambahan biaya.
terhadap produksi teh di PTPN IV
Bahbutong. Sehingga hipotesis H1 Skala Usaha (Return to Scale)
yang menyatakan semua variabel Berdasarkan hasil estimasi
bebas (modal, bahan baku dan tenaga fungsi produksi teh menunjukkan
kerja) secara bersama-sama jumlah koefisien dari ketiga variabel
mempengaruhi hasil produksi teh bebasnya yaitu sebesar 0,199X1 +
dapat diterima atau H0 yang 0,956X2 + 0,646X3 = 1,801. Nilai
menyatakan semua variabel bebas skala usaha PTPN IV Bah Butong
secara bersama-sama tidak tersebut lebih besar dari satu (b1 +
mempengaruhi hasil produksi teh b2 + b3 <1) yang menunjukkan
ditolak. bahwa PTPN IV Bah Butong
mengikuti kaidah increasing return
ELASTISITAS DAN SKALA to scale. Artinya bahwa setiap
USAHA (RETURN TO SCALE) proporsi penjumlahan input produksi
akan menghasilkan output produksi
Elastisitas yang proporsinya lebih besar atau
Faktor produksi modal, bahan setiap penambahan faktor produksi
baku, dan tenaga kerja berada pada secara bersama-sama akan
daerah II (0<ep<1) yaitu sebesar memberikan tambahan kepada
0,199, 0,956 dan 0, 0,646. Hal ini produksi.
menunjukkan bahwa penggunaan
faktor produksi modal, bahan baku SIMPULAN DAN SARAN
dan tenaga kerja masih rasional.
Artinya setiap penambahan faktor SIMPULAN
produksi modal sebanyak satu
persen maka akan menyebabkan Hasil asnalisis data,
jumlah produksi yang selalu lebih pembahasan dan berdasarkan hasil
kecil dari satu persen. Setiap analisis model Cobb-Douglass,
penambahan faktor produksi bahan pengujian statistik persamaan regresi
baku sebesar satu persen akan yang telah dilakukan sesuai dengan
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 13
tujuan penelitian, dapat disimpulkan 3. PT. Perkebunan Nusantara IV
sebagai berikut: Bahbutong lebih memperhatikan
1. Secara parsial faktor-faktor yang kesehatan dan keahlian tenaga kerja
mempengaruhi produksi teh di PTPN agar terpakai secara efektif karena,
IV Bahbutong adalah faktor modal secara umum semakin banyak tenaga
(X1), bahan baku (X2), dan tenaga kerja maka semakin banyak produksi
kerja (X3) mempunyai pengaruh yang dihasilkan
positif dan signifikan. 4. Bagi peneliti-peneliti yang ingin
2. Secara simultan (bersama-sama) melakukan penelitian yang sama
bahwa modal, bahan baku, dan dengan penelitian ini agar
tenaga kerja berpengaruh terhadap memasukkan variabel-variabel lain
produksi teh di PTPN IV Bah dalam penelitiannya serta menambah
Butong. periode waktu penelitian agar hasil
3. Dari ketiga variabel faktor-faktor yang diperoleh lebihakurat.
produksi yang paling dominan
terhadap produksi teh di PTPN IV DAFTAR PUSTAKA
Bahbutong adalah bahan baku (X2)
sebesar 0,956 sedangakan faktor Hanafie, Rita, 2010. Pengantar
modal (X1) sebesar 0,199 dan diikuti Ekonomi Pertanian.
faktor tenaga kerja (X3) sebesar Yogyakarta : ANDI
0,646. Dan hasil dari variabel faktor-
faktor produksi yang terkecil adalah Joerson, Tati Suhartati, M.
modal (X1). Fathorrozi, 2003. Teori
Ekonomi Mikro, Jakarta:
SARAN Salemba Empat.

Berdasarkan hasil penelitian Kuncoro, Mudrajad, 2007,


dan pembahasan, maka dapat Ekonomika Industri Indonesia,
diberikan saran sabagai solusi dari Yogyakarta: Penerbit Andi.
permasalahan dalam penelitian ini, Soeharno, 2007. Teori Mikro
yaitu: Ekonomi, Yogyakarta:
1. PT. Perkebunan Nusantara IV Penerbit Andi
Bahbutong dapat melakukan
penguatan modal karena dalam Soekartawi, 2001. Pengantar
produksi modal sangat diperlukan, Agroindustri, Jakarta: Penerbit
karena tanapa adanya modal maka PT Raja Grafindo Persada.
perusahaan tidak dapat
memproduksi. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi
2. PT. Perkebunan Nusantara IV Industri Dengan Pokok
Bahbutong lebih meningkatkan Bahasan Analisis Fungsi
bahan baku, sehingga jumlah Cobb-Douglas. Jakarta:
produksi stabil dan meningkat. Penerbit PT.Raja Grafindo
Perusahaaan juga harus Persada.
mempertahankan kualitas bahan
baku karena faktor yang paling Spillane,J.,1992. Komoditi Teh
mempengaruhi dalam penelitian ini Peranannya Dalam
adalah bahan baku. Perekonomian
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 14
Indonesia.Yogyakarta:
Kanisius.

Sudarman, Ari, 2004. Teori Ekonomi


Mikro, Yogyakarta: BPFE.

Syamsulbahri, 1996. Bercocok


Tanam Tanaman Perkebunan
Tahunan. Malang : Gajah
Mada University Press.

Teguh, Muhammad, 2010. Ekonomi


Industri. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

www.balittri.litbang.pertanian.go.id/
senin, 17 agustus 2015, 09.00

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 15

Anda mungkin juga menyukai