322 - Penuntun Rancob 2019
322 - Penuntun Rancob 2019
Rancangan Percobaan
Oleh :
I Desak Putu Kartika Pratiwi
Luh Putu Trisna Darmayanti
I Dewa Gede Mayun Permana
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat- Nya Penuntun Praktikum Rancangan Percobaan ini dapat disusun dan selesai
tepat pada waktunya. Penyusunan buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam
menjalankan praktikum.
Kami menyadari bahwa materi yang tersusun belumlah lengkap dan sempurna,
pembahasan teori yang mendasari setiap percobaan masih harus dilengkapi sendiri oleh
mahasiswa. Mahasiswa disarankan agar mempelajari buku literature diperpustakaan
untuk mendalami materi praktikum.
Akhir kata, kami berharap semoga materi praktikum ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca khususnya mahasiswa dalam melaksanakan tugas praktikum Rancangan
Percobaan.
Rancangan Percobaan
Percobaan didefinisikan sebagai suatu uji coba (trial) atau pengamatan khusus
yang dibuat untuk menegaskan atau membuktikan keadaan dari sesuatu yang
meragukan, dibawah kondisi-kondisi khusus yang ditentukan oleh peneliti. Jadi,
percobaan merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang diselenggarakan dengan
seksama dalam rangka menemukan beberapa pengaruh yang tak diketahui, atau menguji
suatu kebenaran yang diketahui atau membayangkan suatu kebenaran yang dipikirkan.
Mencoba atau Mengadakan Percobaan adalah satu cara dalam mendapatkan
keterangan (data) yang diperlukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. Oleh
karena itu suatu percobaan tidak diperlukan bilamana sesuatu yang hendak diketahui itu,
sebelumnya sudah diketahui. Merancang : dapat diartikan sebagai merencanakan,
memikirkan atau menimbang- nimbang apa yang hendak diperbuat, yang segala
sesuatunya diatur terlebih dahulu.
Rancangan adalah apa yang sudah dirancangkan, dipersiapkan, direncanakan
atau diprogramkan. Rancangan Percobaan : dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
berupa pemikiran dan tindakan yang dipersiapkan secara kritis dan seksama mengenai
berbagai aspek yang dipertimbangkan dan sedapat mungkin diupayakan kelak dapat
diselenggarakan dalam suatu percobaan dalam rangka menemukan sesuatu
pengetahuan baru. Semua pemikiran, perkiraan, pedoman dan rencana itu dituangkan
dalam suatu Rancangan Percobaan, yang seharusnya dibuat sebelum percobaan
dilakukan.
Rancangan Percobaan yang baik adalah yang efektif, terkelola dan efesien serta
dapat dipantau, dikendalikan dan dievaluasi. Pengertian efektif adalah berkaitan dengan
kemampuan mencapai tujuan, sasaran dan kegunaan yang direncanakan atau digariskan.
Terkelola adalah berkenaan dengan kenyataan adanya berbagai keterbatasan atau
kendala yang terdapat dalam pelaksanaan percobaan maupun dalam menganalisis data.
Sedangkan efesien adalah bersangkut-paut dengan pengrasionalan dalam penggunaan
sumber daya, dana dan waktu dalam memperoleh keterangan dari percobaan.
Peubah-peubah dalam Rancangan Percobaan.
Peubah Bebas atau Peubah Tetap adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau respons penelitian.
Peubah ini pada pelaksanaan percobaan atau penelitian disebut perlakuan atau factor,
yaitu suatu peubah yang bebas ditetapkan oleh peneliti, misalnya konsentrasi, jenis
pelarut, waktu fermentasi, suhu dan sebagainya.
Peubah Tak-bebas atau Peubah Terikat adalah : respons suatu penelitian atau percobaan
yaitu sejumlah gejala atau respons yang muncul karena adanya peubah bebas.
Peubah Kontrol (Controle Variable) adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang
dengan sengaja dikendalikan, atau disamakan agar tidak mengganggu atau
mempengaruhi peubah bebas atau pebah terikat. Dengan dikendalikan pengaruhnya
berarti peubah ini tidak ikut menentukan ada tidaknya atau muncul tidaknya respon hasil
penelitian. Jadi dapat diharapkan peubah terikat yang muncul adalah murni akibat dari
peubah bebas atau perlakuan. Misalnya pada percobaan karakteristik tepung ubi dengan
perlakuan suhu pregelatinisasi. Maka varietas ubi, tingkat kematangan ubi, asal ubi harus
sama, jadi varietas ubi, tingkat kematangan ubi, asal ubi disebut peubah kontrol.
Peubah Sampingan atau Peubah Antara (Intervining Variable) adalah : sejumlah gejala
yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap
peubah terikat atau respons hasil penelitian. Oleh karena peubah ini berpengaruh
terhadap peubah bebas, maka akan menyebabkan peubah terikat yang muncul tidak
murni akibat peubah bebas, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh peubah
ini. Salah satu cara untuk memperhitungkan pengaruhnya adalah dengan melakukan
pemblokan atau pengelompokan. Misalnya : bila kita ingan meneliti karakteristik tepung
ubi dengan perlakuan pregelatinisasi. Ubi yang kita dapatkan memiliki varietas yang sama
tetapi berbeda asalnya, maka asal ubi bukan lagi peubah kontrol tetapi sudah dijadikan
peubah Antara. Jadi tergantung obyek atau fenomena apa yang ingin atau jadi focus
pengamatan
Peubah Galat atau Peubah Ektra (Extranius Variable) adalah : sejumlah gejala yang tidak
dapat dikontrol dan tidak dapat pula diperhitungkan pengaruhnya ataupun dieleminasi
pengaruhnya terhadap peubah bebas dan atau peubah terikat, peubah ini mungkin
bersumber dari kondisi contoh dan mungkin pula berada diluar contoh. Peubah ini akan
atau muncul pada saat penelitian berlangsung, peubah ini akan mempengaruhi ketelitian
penelitian. Adanya peubah ini dapat dilihat pada besarnya kuadrat tengah galat, makin
besar kuadrat tengah galat berarti peubah ini makin besar pengaruhnya.
Agar pengaruh perlakuan itu terlihat dengan jelas maka keragaman respons yang
ditimbulkan oleh keadaan bahan percobaan hendaknya jangan sampai mengaburkan
atau mengacaukan penampilan pengaruh perlakuan tadi. Oleh karena itu, keragaman
respons yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keadaan bahan percobaan yang
digunakan perlu diperhitungkan atau disingkirkan atau diawasi, sehingga hingarnya
terhadap pengaruh perlakuan dapat ditekan sampai sekecil –kecilnya.
Sebagai suatu peubah bebas atau peubah terikat atau suatu faktor, dapat digolongkan
sebagai faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kualitatif terdiri atas taraf-taraf
berskala penilaian nominal atau taraf-taraf yang sebenarnya dapat dipandang sebagai
nilai-nilai tertentu peubah khusus yang berkepekatan kontinu (mengikuti kaedah
penjumlahan dan perkalian), tetapi tidak memberikan suatu tataan bermakna. Sedangkan
faktor kuantitatif berskala ukuran ordinal, interval atau rasional.
Faktor kuantitatif dengan taraf-taraf tertentu dapat dipandang sebagai nilai-nilai peubah
berkepekatan kontinu, bila antara taraf-taraf tersebut dapat membentuk suatu hubungan
peningkatan atau penurunan, tidak setiap faktor berskala ordinal dimasukkan kedalam
faktor kuantitatif, ada kalanya diperlakukan sebagai faktor kualitatif. Faktor varietas
kedelai adalah suatu faktor kualitatif, sedangkan konsentrasi gula dengan taraf-taraf 0%,
5%, 10% dan 15 % merupakan faktor kuantitatif.
Jarak antara taraf terendah dengan taraf tertinggi suatu faktor bergradien dari peubah
bebas dinamakan rentang perhatian (range of interest). Meskipun dalam rentang tersebut
hanya ditentukan t taraf efektif saja, peneliti berminat untuk mengkaji pengaruh faktor
tersebut dalam rentangan sebatas rentang perhatian yang telah ditentukan, dengan
perkataan lain pendugaan atau peramalan dilakukan diantara rentang perhatian (intra
polasi). Tetapi tidak untuk melakukan pendugaan atau peramalan di luar rentang
perhatian (ekstra polasi). Karena ini sudah diluar rentang perhatian yang telah ditentukan
dan sudah tidak menjamin keterandalan data hasil percobaan.
Jarak antara dua taraf beururutan dalam suatu tataan bermakna faktor bergradien
dinamakan jarak antar taraf. Dalam suatu rancangan perlakuan, jarak-jarak antar taraf ini
mungkin seragam atau mungkin tidak. Faktor dengan jarak-jarak antar taraf seragam
dinamakan juga sebagai faktor dengan taraf-taraf berjarak sama, sedangkan yang tak
seragam disebut berjarak tak sama. Konsentrasi penambahan gula mempunyai taraf
berjarak sama, misalnya 0, 5, 10 dan 15 %, sedangkan yang berjarak tak sama misalnya
0, 6, 8, 9 dan 10 %. Faktor kualitatif tidak mengenal konsep jarak antar taraf, sedangkan
jarak antar taraf berurutan faktor yang berskala penilaian ordinal yang tak terukur tetap.
Kita mengenal 4 skala yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena sebagai sebagai
sumber data adalah sebagai berikut :
Skala Nominal.
Skala nominal adalah pengukuran yang paling rendah tingkatannya, ini terjadi apabila
bilangan atau lambang-lambang lain digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, orang,
komoditi pangan, hewan atau benda-benda lain. Apabila bilangan atau lambang-lambang
yang lain digunakan untuk mengidentifikasikan kelompok dimana beberapa obyek dapat
dimasukkan kedalamnya, maka bilangan atau lambing-lambang itu membentuk suatu
skala nominal (klasifikasi). Skala nominal tidak mengenal urutan atau ranking. Sebagai
contoh, misalnya kita menggolongkan komoditi bahan pangan berdasarkan hal berikut :
penggolongan hewan ternak dalam himpunan ternak besar, ternak kecil, ternak unggas
dan aneka ternak, dalam hal ini skala untuk pengukuran peubah jenis ternak terdiri dari 4
titik, titik skala dinamakan kelas atau katagori.
Skala Ordinal (Ranking).
Skala ordinal terjadi bila obyek yang ada dalam suatu katagori suatu skala tidak hanya
berbeda dengan obyek-obyek itu, tetapi juga mempunyai hubungan satu dengan yang
lain, Hubungan yang biasa kita jumpai diantaranya kelas-kelas adalah : lebih tinggi, lebih
disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya, jadi disini ada ranking
Pengukuran yang dilakukan dalam skala ordinal adalah obyek yang dibedakan menurut
persamaannya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibuat urutan atau ranking yang
lengkap dan teratur diantara kelas-kelas.. Sebagai contoh tingkat ketuaan daun : muda,
sedang, tua.
Skala Interval.
Pengukuran dalam skala interval lebih kuat daripada skala ordinal, sebab pengukuran
dicapai disamping berdasarkan persamaan dan urutannya, juga jarak antara dua kelas
yang berbeda (interval) bias diukur, tapi belum bias diperbandingkan. Skala interval
mempunyai ciri dengan unit pengukuran yang sama dan konstan yang memberi suatu
bilangan nyata untuk setiap pasangan obyek-obyek dalam himpunan berurutan. Dalam
pengukuran semacam ini perbandingan antara interval sembarang adalah independent
dengan unit pengukuran, dan skala interval mempunyai titik nol. Sebagai contoh skala
interval adalah suhu, misalnya pengukuran suhu dengan skala Celcius dan Fahrenheit,
kedua pengukuran suhu ini mempunyai titik nol dan unit pengukuran yang berbeda,
namun keduanya memberikan informasi yang sama. Demikian juga persentase (0 –
100%). Semua skala ordinal yang mempunyai titik nol dan unit pengukuran sembarang,
dengan range lebih besar atau sama dengan 5 bisa dimasukkan kedalam skala interval.
Skala Rasional
Skala rasional suatu skala disampimg mempunyai sifat seperti skala interval, ditambah
lagi sifat lain yaitu titik nolnya tertentu. Dalam skala rasional, perbandingan dua titik skala
sembarang adalah independent dengan unut pengukuran. Contoh skala rasional adalah
skala untuk pengukuran berat, panjang, isi (volume), termasuk juga banyaknya buah atau
banyaknya komoditi pangan dan sebagainya. Jadi dengan kata lain skala ini bisa
dibandingkan atau dirasionalkan
Perlakuan adalah suatu pengkondisian atau kondisi yang sengaja dibuat pada bahan
percobaan. Jadi perlakuan bisa merupakan karakter dari suatu bahan percobaan atau
sering disebut perlakuan karateristik dan bisa juga suatu kondisi yang dibuat atau
dihipotesiskan oleh peneliti atau sering disebut perlakuan hipotetik. Perlakuan hipotetik
dibuat untuk mencari penyebab dari sesuatu yang terjadi.
Perlakuan yang akan dicobakan atau diteliti dalam penelitian seharusnya ditentukan dari
tujuan, sasaran dan kegunaan yang hendak dicapai dari pengujian pilihan pemecahan
masalah melalui metode percabaan. Merancang suatu perlakuan berdasarkan kondisi
materi percobaan atau homogenitas sampel dan ada tidaknya peubah antara/penggangu
dan juga banyaknya peubah pengganggu disebut Rancangan Lingkungan. Rancangan
Lingkungan dengan materi homogen atau tidak ada peubah pengganggu disebut
Rancangan Acak Lengkap (RAL), bila ada satu peubah pengganggu disebut Rancangan
Acak Kelompok (RAK).
ANALISIS DATA
Dewasa ini berbagai metode statistika makin banyak dipergunakan untuk analisis atau
menguji data hasil percobaan, dan sebaliknya tidak jarang model-model matematis yang
biasa dipakai untuk percobaan dipertimbangkan untuk menganalisis data yang
dikumpulkan dengan metode bukan percobaan. Dewasa ini, fasilitas pengolahan data
berupa komputer dengan berbagai program kemasan statistika yang tersedia makin
canggih, dengan kemampuan dan kecepatan olah komputer yang makin tinggi, serta
tenaga yang makin profesional lebih terbuka kemungkinan untuk memilih analisis yang
lebih sesuai dan mendalam, dengan hasil yang lebih cermat serta dikerjakan dalam waktu
yang singkat. Mungkin saja selama penyelenggaraan percobaan terjadi hal yang
mengakibatkan penyimpangan terhadap apa yang telah direncanakan dan
dipertimbangkan dalam bentuk anggapan-anggapan sebelumnya, sehingga rencana
terutama analisis data hasil penelitian harus diubah sesui dengan kenyataan yang ada.
Pemeriksaan kesesuaian model adalah suatu langkah penting dalam menganalisa data,
model statistik yang digunakan tak lain dari suatu bayangan penyederhanaan atau
penyarian bagi masalah yang dikaji. Model dengan komponen-komponennya dan
anggapan-anggapan yang melandasinya perlu diperiksa dan dinilai secara kritis. Teknik-
teknik grafis umumnya dapat membantu dalam analisis data. Metode statistika adalah
pedoman yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan menguji kenetralan dan
keabsahan dalam menafsir hasil percobaan. Pemilihan dan penggunaan metode statistika
yang tepat, dalam analisis memungkinkan kita untuk mengukur besarnya galat/kesalahan
dalam menarik suatu kesimpulan atau memberi suatu taraf (selang) kepercayaan
terhadap suatu pernyataan, dengan demikian batas- batas ketakpastian dapat diberikan.
macam metode pengujian misal Uji A dan Uji B, kemudian ternyata kedua macam uji
tersebut mempunyai peluang yang sama untuk menolak H , dalam hal ini dapat dipilih
0
salah satu diantaranya dengan jalan melihat peluang terbesar untuk menolak H bila H
0 0
salah.
Syarat-syarat atau asumsi-asumsi yang diperlukan untuk uji t dan uji F adalah sebagai
berikut :
1. Pengamatan dilakukan secara acak atau bebas, artinya pemilihan setiap sampel
dari populasi harus bebas terhadap kesempatan untuk dipilih.
2. Variabel atau Peubah respons yang diukur harus dalam skala interval atau
rasional.
3. Data pengamatan yang diambil hendaknya menyebar mengikuti sebaran normal
atau paling sedikit tidak melanggar sebaran normal.
4. Data pengamatan harus mempunyai varians/keragaman yang homogen antar
perlakuan yang dibandingkan.
Semua syarat-syarat tersebut diatas harus dipenuhi untuk melakukan uji t dan uji F,
dalam penelitian biasanya syarat No.1 mudah/selalu dipenuhi, sedangkan syarat No. 2
tergantung dari kemampuan peneliti untuk menggunakan atau mencari skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian. Syarat No. 1 dan 2 harus terpenuhi, sedangkan syarat
No. 3 dan 4 bila tidak terpenuhi, maka dapat diusahakan supaya dapat terpenuhi dengan
jalan melakukan transformasi data. Transformasi data bertujuan untuk mengubah data
dari data yang tidak mengikuti sebaran normal dengan keragaman antar perlakuan tidak
homogen menjadi mengikuti/mendekati sebaran normal dengan keragaman antar
perlakuan menjadi homogen, sehingga syarat No. 3 dan 4 tidak dlanggar.
digunakan karena dapat menarik kesimpulan yang lebih luwes sesuai dengan keadaan
data dan tujuan transformasi yang diinginkan. Pelanggaran syarat nomor 3 dan 4
biasanya berkaitan dengan jumlah sampel, makin banyak jumlah sampel kemungkinan
pelanggaran syarat nomor 3 dan 4 akan semakin kecil jika syarat nomor 1 dan 2 telah
terpenuhi. Jadi jumlah sampel juga sangat menentukan homogenitas ragam dan
kenormalan data (ingat syarat jumlah sampel minimum).
Materi 1.
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
(Program Excel)
Dibawah ini merupakan data hasil uji kadar air dari tepung sukun dengan perlakuan
konsentrasi penambahan garam. Perlakuan konsentrasi penambahan garam terdiri
dari 6 taraf yaitu :
K1 : Konsentrasi 0%
K2 : Konsentrasi 0,1%
K3 : Konsentrasi 0,2%
K4 : Konsentrasi 0,3%
K5 : Konsentrasi 0,4%
K6 : Konsentrasi 0,5%
Masing masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 unit
percobaan
11. Akan muncul kotak keterangan Unvariate, pada Dependent variable masukkan
hasis analisis berupa "Hasil", kemudian untuk "Fixed factor" masukkan
perlakuan berupa konsentrasi garam. Klik Post hoc.
12. Pindahkan "Perlakuan" dari factor ke Post hoc Test for, kemudian centang
Duncan. Klik tombol "Continue".
Dibawah ini merupakan data hasil uji kandungan flavonoid dari ekstrak daun sirsak
perlakuan jenis pelarut. Perlakuan jenis pelarut yang digunakan terdiri dari 5 taraf
yaitu :
P1 : Air
P2 : Etanol
P3 : Metanol
P4 : N-Heksan
Masing masing perlakuan dikelompokkan sebanyak kali sehingga diperoleh 24 unit
percobaan. Data hasil total flavonoid dari ekstrak daun sirsak dapat dilihat pada Tabel
2.
6 Langkah 6. Diklik OK, dan Data Hasil Analisis Anova akan muncul pada
worksheet.
7 Langkah 7. Dilakukan pemberian keterangan pada data hasil analisis Anova
yaitu “ Data Hasil Analisis Anova Total Flavanoid” . Selanjutnya pada tabel
data “Anova”, keterangan “F” dan “F crit” diganti dengan “F Hitung” dan
“F Tabel”.
Materi 5.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial
(Program Excel)
Dibawah ini merupakan data hasil uji daya kembang cake dengan perlakuan faktor
pertama yaitu jenis tepung non terigu, terdiri dari 3 taraf :
T1 : Tepung Mocaf
T2 : Tepung Millet
T3 : Tepung Ubi
Perlakuan taraf kedua yaitu konsentrasi cake emulsifier, terdiri dari 3 taraf :
B1 : 0,0%
B2 : 0,25%
B3 : 0,5%
B4 : 0,75%
Masing masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 24 unit
percobaan. Data hasil daya kembang dari cake non terigu dapat dilihat pada Tabel 3.
4. selisih semua data dibandingkan dengan hasil JNT, selisih pertama dibandingkan
dengan data no. 2, dst.
5. jika data > JNT : berbeda nyata (*)
6. jika data < JNT : non significant (ns)
Langkah Pengerjaan Analisis ANOVA dengan Program EXCEL:
33
3. Diklik menu tools, dan diklik “DATA”
34
5. Dan dipilih Anova : Two Factor with Replication, lalu diklik “OK”
6. Pada keterangan “input range” dimasukkan data dengan cara diblok semua data,
pada keterangan “Row per single” diisi angka 2 dan diklik “OK”
35
7. Pada worksheet akan muncul tabel Anova hasil input data
Sumber
Keragaman JK db KT F hasil P-value F tabel
Perlakuan 485.8889 2 242.9445 1975.962 7.7E-16 3.885294
Columns 293.1933 3 97.73109 794.8849 4.61E-14 3.490295
Interaksi 8.921167 6 1.486861 12.09322 0.000177 2.99612
Galat 1.4754 12 0.12295
Total 789.4788 23
36
Materi 6.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial
(Program SPSS)
Dibawah ini merupakan data hasil uji daya kembang cake dengan perlakuan factor
pertama yaitu jens tepung non terigu, terdiri dari 3 taraf:
T1 : Tepung Mocaf
T2 : Tepung Millet
T3 : Tepung Ubi
Perlakuan taraf kedua yaitu konsentrasi cake emulsifier, terdiri dari 3 taraf:
B1 : 0,0%
B2 : 0,25%
B3 : 0,5%
B4 : 0,75%
B1 B2 B3 B4
T1 34,50 38,52 40,15 43,04
34,06 38,36 40,16 43,07
T2 20,52 28,25 30,62 32,23
22,01 28,06 30,71 32,41
T3 30,20 35,25 36,50 38,25
29,89 35,69 36,69 38,75
23
Langkah Pengerjaan Analisis ANOVA dengan Program SPSS:
24
3. Kemudian pada kolom Name ketik Jenis_Tepung, Perlakuan, Ulangan, dan
Hasil_Analisis
4. Pada kolom Label ketik keterangan Jenis Tepung dan Konsentrasi Cake
Emulsifier
25
5. Pada kolom Values isi jenis tepung dan konsentrasinya klik add lalu ok
26
6. Pada bagian Measure ubah menjadi Ordinal dan Scale
27
7. Kemudian klik Data View lalu masukkan data hasil analisis
28
9. Akan muncul kotak Univariate, pada “Dependent Variable: masukkan Hasil
Analisis kemudian pada “Fixed Factor” masukkan Jenis Tepung dan Perlakuan
10. Klik Post Hoc, lalu pindahkan kedua perlakuan ke Post Hoc Test for, centang
Duncan, klik continue
29
11. Klik Options, centang Descriptive statistic lalu pilih alpha yang digunakan
disini kita pakai alpha 0.05, setelah itu klik continue
12. Klik ok pada kotak Univariate maka akan muncul tabel analisis Anovanya
30
31
32
Materi 7.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial
(Program SPSS)
Laporan praktikum dikumpul dalam bentuk pdf melalui else u paling lambat 23 Desember
2018