Anda di halaman 1dari 111

1

Ketentuan Selama Perkuliahan Online Learning (1)

1. Yang saya panggil namanya sesuai data absensi nanti segera


unmute voice dan sebutkan namanya hadir (yang bicara akan
muncul wajahnya di layar), setelah itu mute kembali voicenya
(pemanggilan nama data kehadiran akan dilakukan sebelum mulai
mengajar dan sebelum dosen akhiri perkuliahan).
2. Selama perkuliahan online, pakaian mahasiswa rapi & sopan
(bukan baju tidur), mahasiswa dalam posisi duduk di depan
laptop/androidnya (bukan posisi tidur/rebahan di atas ranjang
& sofa)
3. Saat perkuliahan mulai, video tetap dihidupkan, tetapi : mute voice,
saat ingin bertanya/berbicara, maka tekan : unmute.
4. Apabila ada suatu hal saat proses perkuliahan silahkan : chat di
teamlink, contoh : suara sir tidak jelas, ingin ke toilet, sinyal
bermasalah dan sebagainya.
Ketentuan Selama Perkuliahan Online Learning (2)
5. Dosen akan mendadak di saat proses mengajar secara acak &
tiba-tiba memanggil beberapa nama mahasiswa untuk diberikan
pertanyaan/ disuruh menjelaskan ulang kembali materi yang tadi
barusan disampaikan, juga untuk memeriksa apakah mahasiswa
masih berada di tempat atau hanya meninggalkan laptop/android
online saja, kemudian saat dipanggil namanya, si mahasiswa
bicara (unmute) berarti wajahnya akan muncul di layar, yang
saya panggil mendadak tidak ada menjawab dan tidak tampil di
layar, berarti saya anggap dia tidak berada di tempat dan tidak
hadir.
6. Mahasiswa diperbolehkan merekam perkuliahan ini dengan
android/hp untuk kebutuhan mengulang yang telah dijelaskan.
7. Apabila mendadak sinyal sangat buruk, maka dosen akan
segera mengalihkan ke grup line (tunggu instruksi dosen)
Ketentuan Selama Perkuliahan Online Learning (3)
8. Selama online semua mahasiswa tetap harus berada di depan laptop
atau android serta menyediakan alat tulis, handout serta buku diktat,
9. Untuk yang kuliah jam 5 sore seperti biasa jam 5.30 sore start, untuk
yang jam 7 p.m : 7.15 p.m start (tidak ada alasan belum online atau
lainnya)  15 menit sebelum dimulai perkuliahan diupayakan telah
online untuk persiapan
10. Disarankan memakai headset agar suara dosen lebih jelas terdengar
11. Selama online disarankan mahasiswa mencari ruangan/tempat yang
jauh dari keramaian,
12. Sebelum ada instruksi Dosen untuk mengakhiri perkuliahan,
mahasiswa menutup aplikasi dan mengakhiri sendiri, maka dianggap
tidak hadir dalam perkuliahan ini.
NB : Pelanggaran ketentuan setiap pertemuan akan dikurangi nilai
10/pertemuan. Diperhatikan dengan serius !
Mengapa dilakukan
penelitian?
Refleksi proaktif
manusia untuk
meningkatkan
pengetahuannya
tentang sesuatu

Dorongan keinginan
reaktif manusia untuk
menjawab pertanyaan
atau memecahkan
masalah dalam
kehidupan

5
Penetapan Masalah

Konseptual

Kesenjangan Harapan
dan Kenyataan

Data Empirikal
PENGERTIAN METODE PENELITIAN
MASALAH ???

BUKAN TENTUKAN JUDUL PENELITIAN TERLEBIH


DAHULU, TETAPI HARUS TAHU MASALAHNYA APA
YANG MAU DITELITI ???

Penelitian adalah : upaya mencari jawaban atas


permasalahan yang menuntut jawaban yang benar
secara logika dan didukung fakta empirik

Penelitian adalah : suatu proses kegiatan yang


sistematik untuk mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa data dalam rangka mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi serta menuliskannya dalam
suatu laporan
PENGERTIAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN PADA DASARNYA MERUPAKAN CARA


ILMIAH UNTUK MENDAPATKAN DATA DENGAN TUJUAN DAN
KEGUNAAN TERTENTU

CARA ILMIAH ARTINYA : PENELITIAN DIDASARKAN PADA CIRI-


CIRI KEILMUAN :

– RASIONAL : masuk akal, ada logika, diterima nalar


– EMPIRIS : dapat diamati oleh indera manusia, bukan seperti
yang ada dalam pemikiran peneliti
– SISTEMATIS : proses penelitian menggunakan langkah-langkah
tertentu yang logis
Variabel penelitian adalah : sesuatu yang
memiliki nilai, dapat membedakan atau
mengubah nilai serta dapat diukur.

Nilai dapat berbeda pada waktu yang


berbeda untuk obyek atau orang yang
sama, atau nilai dapat berbeda dalam
waktu yang sama untuk orang atau obyek
yang berbeda.
Macam-macam variable penelitian :

– Variabel Dependen
– Variabel Independen
– Variabel Moderating
– Variabel Intervening/Mediating
– Variabel Ekstani (Extaneous Variabel)
Secara konseptual, variabel dapat kita bagi
menjadi 4 bagian utama :

Dependent Variable (Y) : variabel endogen / output /variabel


terikat
Variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan. Tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen  merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Independent Variable (X) : variabel eksogen /variabel


stimulus/predictor/antecedent/ variabel bebas. Tipe variabel
yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam Dependent
Variable dan mempunyai hubungan yang + atau -.
(variabel bebas) : Dalam variabel ini
merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.
Moderating Variable

variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan


antara variabel bebasa dan variabel terikat.

Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel


dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah
satu diantaranya adalah : variabel moderating, yaitu : tipe variabel-
variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating
merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau
arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antar variabel-
variabel independen dengan variabel-variabel dependen kamungkinan
positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating.
Oleh karena itu, variabel moderating dinamakan pula dengan variabel
contingency.
Intervening Variable

Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara


variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.

Variabel intervening adalah : tipe variabel-variabel yang mempengaruhi


hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening
merupakan variabel yang terletak di antara variabel-variabel independen
dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.
Variabel Ekstrani
 Variabel ekstrani (extraneous variable) adalah : variabel
yang dapat mempengaruhi hubungan kausal antara
variabel independen dengan variabel dependen.

 Variabel ini adalah : variabel yang tidak diharapkan


(undesirable) karena variabel ini akan menambah
kesalahan dalam eksperimen atau penelitian yang
dilakukan. Tujuan utama dari desain penelitian adalah :
mengurangi atau mengontrol pengaruh dari variabel ini
sebanyak mungkin. Variabel ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu : variabel pelengkap (control variable)
dan variabel pengganggu (counfounding variable).
Kualitas Kepuasan Loyalitas
Pelayanan Konsumen Konsumen

Independent Variable Intervening Variable Dependent variable

Tingkat
persaingan

Moderating Variable
Penelitian Historis : Penelitian yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang
telah lalu.Tujuan penelitian ini adalah : mencapai sebab,
dampak atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu
yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian
sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.

Penelitian Deskriptif :
Penelitian untuk mengetahui nilai 1 variabel tanpa
membuat perbandingan atau berusaha menghubungkan
dengan variabel lain. Tipe yang paling umum dari
penelitian Deskriptif ini adalah : penilaian sikap/pendapat
terhadap individu, organisasi, keadaan ataupun prosedur.
Penelitian Korelasional : (X ↔Y)
Penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat
hubungan/asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta
seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang
diteliti. Adapun penelitian Korelasi tidak menjelaskan
sebab akibat, tetapi hanya menjelaskan ada/tidak
hubungan antara variabel yang diteliti.

Penelitian Kausal Komparatif & Eksperimental : (X


→Y)
Berbeda dengan korelasi, selain mengukur kekuatan
hubungan antara 2 variabel/lebih, studi kausalitas juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Dengan kata lain, studi
kausalitas mempertanyakan masalah sebab
akibat.
SUMBER MASALAH

1. Bersumber dari kehidupan sehari-hari.


Adanya penyimpangan antara pengalaman dan
kenyataan.
Terdapat penyimpangan antar rencana dan kenyataan.
Terdapat pengaduan.
Adanya persaingan.
2. Bersumber pada buku atau penelitian
sebelumnya
Untuk penyempurnaan
Untuk verivikasi
Untuk pengembangan
SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I s.d. V Skripsi

Syawaluddin
STIE PMCI
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap penelitian yang diajukan untuk Skripsi harus


mempunyai latar belakang masalah (aktual) yang diduga atau
yang memang memerlukan pemecahan. Harus dijelaskan
mengapa “masalah penelitian” itu menarik atau perlu untuk
diteliti, apa urgensi “masalah penelitian” itu sehingga harus
dilakukan penelitian untuk menjawabnya.

Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas


dengan sejauh mungkin didukung oleh data berkaitan dengan
variabel yang diteliti atau penalaran yang mantap. Kejelasan
latar belakang timbulnya masalah akan memudahkan
perumusan masalah.
Masalah (fenomena gap) adalah : adanya kesenjangan
antara teori dengan kenyataan. Uraian yang
dikemukakan jelas permasalahannya, karena sering
ditemukan bahwa dalam uraian latar belakang
ternyata permasalahannya telah terjawab.

Masalah sebaiknya didukung dengan data, jika


masalah penjualan dan laba dibuat data berupa tabel
penjualan dan laba beberapa tahun terakhir yang
mengalami penurunan dan jelaskan mengapa terjadi
penurunan.
Gambaran besar (big picture) yang berisi
gambaran kecil (small picture) yang menarik
minat kita untuk meneliti.
Alasan-alasan penting sebagai dasar mengapa
kita tertarik meneliti sesuatu.
Alasan harus didukung oleh 2 dasar ilmiah: fakta
empiris (hasil pengamatan pribadi) dan
dukungan teoritis (buku teks, jurnal)
1.2. Identifikasi Masalah
Berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian pada
latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan
diteliti itu dalam lingkup permasalahan yang lebih luas
dibandingkan dengan perumusan masalah.

Identifikasi masalah berupa rangkuman (pernyataan ringkas


negatif) masalah yang ada di latar belakang masalah.
Identifikasi masalah sebaiknya minimal 2 (dua) masalah dan
maksimal 10 masalah yang berkaitan dengan topik yang akan
dibahas.
Pada hakikatnya identifikasi masalah sudah
tercermin di dalam latar belakang masalah

Identifikasi masalah dikristalisasi dari latar


belakang masalah
Misalnya:

Terjadi penurunan kinerja yang disebabkan rendahnya


kemampuan kerja karyawan
Adanya penurunan disiplin di perusahaan
Terjadi penurunan penjualan di perusahaan tahun 2012.
Adanya transaksi pembelian yang hanya ditandatangani oleh
satu bagian dan tidak diberikan nomor transaksi pembelian.
1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berisi batasan sehingga dari beberapa


masalah yang diidentifikasi hanya sebagian saja yang akan
diteliti. Hal ini disebabkan terbatasnya sumber daya
mahasiswa/i.

Batasan masalah merupakan topik yang akan dipersempit


ruang lingkupnya.
Batasan masalah adalah : menjelaskan ruang
lingkup masalah yang hendak diteliti.

Banyak faktor yang mempengaruhi variabel


dependen dalam identifikasi masalah, nyatakan
apakah semua faktor tersebut ingin dikaji atau
hanya sebagian saja yang ingin dikaji.
Misalnya :

Batasan masalah dalam penelitian ini mencakup kinerja


karyawan tetap, disiplin diukur dari absensi karyawan,
penjualan diukur dari total penjualan produk XX. Laba diukur
dari laba bersih setelah pajak. Pengendalian interen
pengeluaran kas dibatasi pada transaksi pembelian produk XX.

Masalah yang dibatasi termasuk variabel, lokasi dan waktu


penelitian.
1.4. Rumusan Masalah

Pada rumusan masalah disampaikan pernyataan masalah yang


menjadi fokus penelitian dan akan dicari pemecahannya
melalui penelitian ini. Rumusan masalah harus dapat
menunjukkan masalah penelitian yang akan dipecahkan
melalui penelitian. Rumusan masalah harus singkat, spesifik,
jelas, terukur dan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Masalah yang sudah dibatasi dirumuskan/dipertanyakan


Perumusan masalah adalah : pertanyaan-
pertanyaan penelitian (research question) yang
menjadi arah bagi peneliti apa sebenarnya
yang ingin mereka kaji/temukan.
Contoh:

Rumusan masalah Kuantitatif : Apakah ada pengaruh promosi


terhadap penjualan produk di perusahaan?

Rumusan masalah Komparatif : Apakah ada perbedaan kinerja


karyawan bagian pemasaran dan kinerja karyawan bagian
keuangan?

Rumusan masalah Asosiatif adalah: Adakah hubungan antara


dividend payout ratio dengan harga saham PT. X ?

Rumusan masalah Deskriptif : Bagaimana pelaksanaan penjualan


produk di perusahaan?
1.5. Tujuan Penelitian
 Tujuan penelitian menggambarkan target penelitian yang
hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah. Tujuan
penelitian harus jelas, dapat diamati dan atau diukur serta
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Tujuan penelitian (research objective) adalah : hal-hal


yang ingin dihasilkan/dicapai dari kegiatan penelitian
yang akan dilakukan.

Tujuan penelitian relevan dengan rumusan masalah, dan


hipotesis.
Apa yang dipertanyakan di dalam rumusan masalah, hal
tersebut jugalah yang menjadi tujuan penelitian dan
dihipotesiskan

Contoh :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi promosi


dan harga terhadap tingkat penjualan produk PT. ABC
Medan.
Relevansi Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian dan Hipotesis
Rumusan Masalah Tujuan Hipotesis
Penelitian Penelitian
1. Apakah X1 1. Menguji 1. X1 berpengaruh
berpengaruh pengaruh X1 terhadap Y
terhadap Y? terhadap Y

2. Apakah X2 2. Menguji 2. X2 berpengaruh


berpengaruh pengaruh X2 terhadap Y
terhadap Y? terhadap Y

3. Apakah X1 dan 3. Menguji 3. X1 dan X2


X2 berpengaruh pengaruh X1 dan berpengaruh
terhadap Y? X2 terhadap Y terhadap Y
1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah pernyataan tentang kegunaannya


bagi pengembangan ilmu dan penerapannya di masyarakat.
Bagian ini berisi uraian tentang temuan baru yang dihasilkan
dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi kehidupan
masyarakat secara langsung dan atau perkembangan ilmu
pengetahuan, yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuwan lain
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS) serta manfaat untuk program studi / institusi /
pembangunan / masyarakat.
Perumusan manfaat seyogyanya merupakan
manfaat yang terkait langsung dengan topik
penelitian, sehingga mungkin dapat
dimanfaatkan sebagai titik tolak dalam
penelitian lanjutan.
Contoh :
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Untuk Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tambahan kepada
perusahaan yang berkaitan dengan masalah kompensasi dan penempatan kerja
terhadap loyalitas kerja karyawan sehingga perusahaan berkesempatan untuk
mengevaluasi kebijakan yang kurang sempurna.

b. Untuk Peneliti
Manfaat dari penelitian ini adalah : untuk memperoleh lebih banyak
pengetahuan, pemahaman dan pengalaman praktis peneliti di bidang ilmu
manajemen sumber daya manusia.
c. Untuk STIE PMCI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi
kepustakaan, pembelajaran dan memperkaya penelitian ilmiah di
STIE PMCI, khususnya Program Studi Manajemen.

d. Untuk Peneliti selanjutnya


Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi tambahan rujukan,
bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dan informasi untuk
pihak yang berkepentingan dalam mengkaji masalah yang sama
di waktu mendatang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori tentang variabel x1
2.2. Teori tentang variabel x2
2.3. Teori tentang variabel y
dan seterusnya……

Kerangka teori berisi teori dari semua besaran variabel yang


digunakan dalam penelitian. Teori ini harus ditulis secara jelas dan
konklusif serta melalui berbagai pertimbangan. Kajian teori
hendaknya diacu dari sumber informasi primer sesuai kecukupan
standar ilmiah, relevansi, dan atau kemutakhirannya. Penggunaan
sumber pustaka berkala penelitian, jumal ilmiah, dan publikasi hasil
penelitian terbaru lebih diutamakan. Semua sumber pustaka yang
dipakai harus didokumentasikan, baik dalam teks karangan
maupun daftar pustaka, dengan sistem nama dan tahun.
Literatur yang berkaitan dengan sumber teori berasal dari
buku, jurnal, skripsi, tesis, majalah, koran dan lainnya. Untuk
mendukung keakuratan penelitian, tinjauan literatur didukung
dengan penggunaan buku terbitan 5 tahun terakhir. Daftar
Pustaka yang akan dijadikan referensi minimal berjumlah 20
(dua puluh) buah, dengan text books asli minimal berjumlah
15 (lima belas) buah. Sumber yang berasal dari wordpress,
wikipedia dan blogspot sejenisnya tidak diperbolehkan.

Mahasiswa harus menghindari penuangan atau


pengambilan teori-teori dan referensi yang tidak relevan
dengan topik atau permasalahan yang akan dibahas.
Mengemukakan teori-teori tentang variabel
penelitian secara mandiri (berdiri sendiri)
Teori yang dideskripsikan dirujuk dari sumber
ilmiah: Buku teks, jurnal
Teori yang dideskripsikan untuk masing-masing
variabel setidaknya berisi konstruk:
– Apa: Definisi/pengertian, faktor-faktor yang
mempengaruhi
– Mengapa: Arti penting/manfaat/kegunaan/ tujuan
– Bagaimana: Ukuran/Indikator
Contoh :
2.1. Teori Budaya Organisasi (x1)
2.1.1 Definisi budaya organisasi
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
budaya organisasi
2.1.3. Arti Penting budaya organisasi
2.1.4. Pengukuran budaya organisasi

dan seterusnya.
2.4. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan menjabarkan daftar peneliti terdahulu


dengan topik yang relevan dengan topik yang akan digunakan
dalam penelitian. Bagian ini akan menguraikan tentang nama
penulis, tahun skripsi, judul skripsi / penelitian, masalah,
teknik pengumpulan data, jumlah populasi dan sampel, teknik
analisis data dan hasil yang diperolehnya dalam penelitian
tersebut.
2.5. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir adalah argumentasi teoretik terhadap


hipotesis yang diajukan. Kerangka berpikir berisi alasan atau
argumentasi ilmiah deduktif sehingga dengan mengikuti alasan
itu secara logika terdapat benang merah yang tidak putus mulai
dari masalah sampai pada hipotesis penelitian. Setiap masalah
mempunyai segmentasi untuk sampai ke hipotesis, yang
merupakan inti dari permasalahan. Kerangka berpikir harus
memuat kemungkinan adanya perbedaan atau hubungan
berbagai variabel penelitian beserta asumsi-asumsi atau
teori-teori yang melandasinya / mendukung.
Dalam menyusun kerangka berpikir ada tiga hal yang perlu
diperhatikan :

Uraian argumentasi harus bersifat argumentatif. Untuk itu


peneliti sendiri yang membangun kerangka berpikir tersebut,
hal ini cukup beralasan karena dalam kerangka berpikir
dikembangkan argumentasi untuk memberi penjelasan
mengenai masalah yang dihadapi.

Menggunakan pengetahuan ilmiah


Agar kerangka berpikir yang dikembangkan cukup
meyakinkan, maka harus digunakan alur berpikir
yang logis dalam membangun suatu kerangka
berpikir dan menggunakan logika berpikir dalam
menarik kesimpulan.
Kerangka berpikir adalah : bagian yang
mengemukakan tautan/hubungan/preposisi antar
variabel.
Tautan/hubungan/preposisi harus didukung oleh teori
Kerangka berpikir dilengkapi dengan gambar
model/paradigma berpikir penelitian
Contoh Kerangka Berpikir

2.5.1. Pengaruh budaya organisasi terhadap


komitmen organisasi
2.5.2. Pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi
2.5.3. Pengaruh budaya organisasi dan perilaku
kepemimpinan terhadap komitmen organisasi

Isi dari kerangka berpikir di atas merujuk kepada


referensi teori dari buku teks
Gambar Model/Paradigma Berpikir Penelitian

BUDAYA ORGANISASI

KOMITMEN
ORGANISASI

PERILAKU
KEPEMIMPINAN
2.6. Hipotesis

Hipotesa penelitian adalah satu kalimat pernyataan yang


merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah dan
dapat diuji kebenarannya. Selanjutnya, untuk menentukan
benar atau tidaknya hipotesa penelitian ini, maka digunakan
alat statistik, yaitu uji hipotesa. Uji ini dilakukan dengan cara
menterjemahkan hipotesa penelitian ke dalam bentuk hipotesa
statistik (yaitu hipotesa nol dan hipotesa alternatif). Dalam
penelitian kuantitatif hipotesis inilah yang akan diuji secara
empirik. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak harus ada.
Penelitian dapat menggunakan hipotesis atau tidak tergantung
pada sifat dan tujuan penelitian. Jika penelitian menggunakan
hipotesis, maka hendaknya berupa rumusan formal atau
pemecahan masalah. Isinya harus konsisten dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian. Ada beberapa kriteria hipotesis
yang baik antara lain :

Sederhana
Dapat diuji
Menyatakan keterkaitan antara dua variabel atau lebih
Harus sesuai dengan fakta
Dugaan sementara/jawaban sementara
terhadap hal-hal yang dipertanyakan di
dalam rumusan masalah/tujuan penelitian.

Hipotesis dilahirkan dari teori yang


tercermin di dalam kerangka berpikir.
Contoh hipotesis penelitian
2.6. Hipotesis

2.6.1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap


komitmen organisasi
2.6.2. Perilaku kepemimpinan berpengaruh
terhadap komitmen organisasi
2.6.3. Budaya organisasi dan perilaku
kepemimpinan berpengaruh terhadap
komitmen organisasi
BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan oleh mahasiswa


(peneliti) dengan pertimbangan lokasi tersebut memungkinkan
dilakukannya penelitian secara langsung untuk mengumpulkan
data penelitian.

Waktu penelitian juga disebutkan jangka waktunya sampai


dengan berapa lama (dalam bentuk hari, bulan, atau tahun),
dan bilamana perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan-
kegiatan penelitian di lapangan.
3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang


biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian yang
memiliki karakteristik tertentu dimana penulis tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.

Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi


yang diambil secara representatif (mewakili populasi). Syarat
mengambil sampel adalah digunakan prinsip probabilitas dan
jumlah sampel memadai.
Penelitian yang menggunakan populasi dan sampel adalah
penelitian yang menggunakan data primer yang berasal dari
angket penelitian, namun jika menggunakan data sekunder
harus berbentuk penelitian empiris yaitu memiliki tempat riset
yang lebih dari 1 (satu) seperti penelitian di Bursa Efek
Indonesia (BEI) atau data panel (coss section dan data
skunder).
Teknik penarikan sampel secara garis besar terbagi 2 (dua)
yaitu:
01. Probabilitas sampling (jika karakteristik sampling mudah
diketahui dan jelas jumlahnya). Contoh: jumlah pegawai di
perusahaan, jumlah guru di sekolah, jumlah mahasiswa di
perguruan tinggi.

02. Non probabilitas sampling (jika karakteristik sampling sulit


diketahui dan tidak jelas jumlahnya). Contoh: jumlah pengguna
KB di Indonesia, jumlah pengguna kartu Simpati di Kota Medan,
jumlah petani yang menggunakan pupuk urea.
Besar kecilnya sampel ditentukan oleh jumlah populasi dan
kebutuhan penelitian. Berikut ketentuannya :

Jika populasi di bawah 30 maka menggunakan sampling jenuh


atau seluruhnya dipakai sebagai sampel.

Jika jumlahnya di atas 30 dan di bawah 100 maka boleh


dipakai seluruhnya. Jika jumlah populasi di atas 100 maka
perlu menggunakan teknik penarikan sampling seperti 10%-
25% (Menurut Arikunto), Model rumus Slovin, Model Isaac
Michael, Model Krejecie, dll.
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Berisi uraian tentang teknik, alat ukur atau instrumen yang


digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang
diinginkan. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul
data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup
reliabel dan valid, maka data yang diperoleh akan cukup reliabel
dan valid.
Pengumpulan data secara garis besar terdiri atas :

01. Angket (jika data primer)


Angket atau daftar pertanyaan diberikan kepada responden.
Angket berguna untuk mentransformasi data kualitatif menjadi
data kuantitatif.
Biasanya skala pengukuran angket menggunakan skala likert
mulai sangat setuju (5), setuju (4), kurang setuju (3), tidak
setuju (2) dan sangat tidak setuju (1). Atau skala Gutman yaitu
: pernah (1) dan tidak pernah (0), ya dan tidak, memadai dan
tidak memadai, dan lain-lain.
Jumlah pertanyaan/pernyataan disesuaikan dengan jumlah
indikator variabel setiap pertanyaan/pernyataan. Minimal 5
pertanyaan/pernyataan dan maksimal 20 pertanyaan/
pernyataan setiap variabel.

02. Studi dokumentasi


Studi dokumentasi dilakukan untuk mendukung data sekunder.
Seperti data perusahaan, laporan keuangan dan lainnya. Data
dokumen biasanya langsung berbentuk data kuantitatif
03. Wawancara
Wawancara diperlukan untuk mendukung kedua data di atas,
jika diperlukan untuk melengkapi data, biasanya diberikan
kepada salah satu yang mewakili perusahaan seperti kepala
bagian pemasaran, kepala bagian keuangan. Data hasil
wawancara sifatnya data kualitatif.
3.4. Jenis dan Sumber Data

Pada bagian ini peneliti menjelaskan jenis data yang


digunakan dan sumber data tersebut yang digunakan dalam
penelitian.

Contoh.
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah:
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada
responden terpilih yaitu mahasiswa STIE PMCI yang
memakai smartphone merek BlackBerry dan wawancara
(interview).

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi


dokumentasi.
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Bagian ini menjelaskan variabel penelitian, kemudian


mendefinisikan secara operasional berdasarkan ciri-ciri yang dapat
diamati atau diobservasi.

Variabel penelitian
Variabel penelitian mencakup variabel apa yang akan diteliti,
Contoh: Penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel bebas yaitu :
biaya (X1) dan piutang usaha (X2) serta variabel terikat adalah laba
(Y).
Definisi Operasional

a. Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu


variabel diukur secara operasional di lapangan. Definisi
operasional sebaiknya berasal dari konsep teori dan definisi atau
gabungan keduanya, yang ada di lapangan.

Contoh: biaya adalah seluruh pengeluaran perusahaan untuk


kebutuhan operasional. Dalam penelitian ini biaya diukur dari
seluruh biaya tetap dan biaya variabel produk A di perusahaan
tahun 2011 dan 2012.
b. Sebaiknya definisi operasional untuk data abstrak yang
menggunakan skala likert (persepsi) perlu didukung dengan
indikator variabel, karena jenis datanya berupa data kualitatif.

Contoh: Kepuasan kerja memiliki indikator: (1) beban kerja, (2)


balas jasa, (3) kondisi lingkungan kerja, (4) hubungan dengan
atasan, (5) hubungan dengan rekan kerja.

c. Sebaiknya indikator dirangkum dalam tabel dan disertakan


variabel, definisi, indikator dan skala pengukuran
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas (jika ada)

3.7. Uji Asumsi Klasik (jika ada)


terdiri dari :
Uji Normalitas,
Uji Multikoliniearitas,
Uji Heteroskedastisitas,
Uji Linearitas,
Uji Autokorelasi
3.8. Teknik Analisis Data

Memuat uraian tentang teknik apa yang digunakan untuk


menganalisis data. Pemilihan teknik analisis data tergantung
kepada jenis data yang dikumpulkan. Data kuantitatif sesuai
untuk dianalisis secara statistik. Data kualitatif sesuai untuk
dianalisis secara non statistik. Misalnya, menggunakan analisis
regresi. Untuk metode regresi, mahasiswa harus menuliskan
persamaan regresinya dan menjelaskan variabel terikat dan
variabel bebas yang dimasukkan dalam regresi.
3.8.1. Analisis Regresi Linear Berganda (jika
ada)

3.8.2. Uji Hipotesis (jika ada) terdiri dari :


a. Koefisien Determinasi,
b. Uji t,
c. Uji F
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Bagian ini menguraikan secara singkat gambaran umum


perusahaan yang diteliti yang memuat deskripsi tentang
sejarah singkat berdirinya perusahaan, (tanggal berdiri, ruang
lingkup usaha, visi dan misi), struktur organisasi dan
pembagian tugas, produk yang dihasilkan, proses produksi,
daerah dan volume penjualan dari waktu ke waktu dan lain
sebagainya. Informasi-informasi yang disajikan adalah
informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
4.2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan secara logis dan berurutan


sejalan dengan metodologi yang dilakukan. Hasil penelitian
dapat disajikan dalam tabel, gambar, atau dalam narasi.
Pilihlah bentuk penyajian hasil yang paling mudah untuk
dipahami dan perlu untuk dihindari penyajian hasil dalam
beberapa bentuk secara berulang. Pada bagian hasil
penelitian harus diikuti oleh penjelasan yang cukup
tentang hasil yang signifikan dari masing-masing data.
Tabel-tabel analisa/pengolahan data ditempatkan pada bagian
lampiran dan dirujuk di dalam teks.
4.3. Pembahasan

Pembahasan ini merupakan bagian yang sangat penting dari


tulisan. Bagian ini menjelaskan makna dari data/hasil yang
didapat, menjelaskan alasan kenapa suatu data/hasil demikian.
Dalam pembahasan juga diuraikan penafsiran hasil penelitian
secara jelas, logis, dan kritis agar terungkap temuan-temuan
penting hasil penelitian ini. Pembahasan hasil penelitian
perlu dikaitkan dengan teori-teori yang ada dan hasil-hasil
penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sub bab ini berisi pernyataan singkat dan akurat yang dapat
menjawab permasalahan penelitian dan pembuktian singkat
terhadap hipotesis (jika penelitian menggunakan hipotesis).
Kesimpulan merupakan jawaban terhadap masalah penelitian
dan sedapat mungkin terkait erat dengan tujuan penelitian.
Dalam mengemukakan kesimpulan, peneliti tidak
diperkenankan menyimpulkan sesuatu apabila
pembuktiannya tidak terdapat dalam pembahasan.
5.2. Saran

Sub bab ini berisi saran teoritis maupun praktis yang perlu
disampaikan pada pihak-pihak yang terkait dengan topik
penelitian. Saran-saran yang diajukan peneliti merupakan
manifestasi dari keinginan peneliti untuk sesuatu yang belum
dilakukan dan layak untuk dilaksanakan, namun harus terkait
dengan masalah dan pembahasan atas masalah penelitian.
Peneliti ada baiknya juga mengemukakan keterbatasan-
keterbatasan dari hasil penelitian, dan untuk itu perlu memberi
saran apa yang seharusnya dilakukan sebagai penelitian
lanjutan.
TATA CARA PENGETIKAN SKRIPSI

 Jenis Huruf :
a. Naskah diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman dengan font
12.
b. Penggunaan huruf miring dapat digunakan pada tujuan tertentu, seperti
istilah asing, judul buku dalam daftar pustaka, nama latin, bahasa asing, dan
istilah / bahasa daerah yang sulit diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
c. Penulisan judul bab menggunakan huruf besar (kapital), ditebalkan dan
diletakkan di bagian tengah atas halaman tanpa diakhiri dengan titik. Setiap
bab baru ditulis pada halaman baru. Sedangkan untuk sub judul ditulis dari
pinggir kiri dengan huruf tebal dan hanya huruf pertama dari setiap kata
yang menggunakan huruf kapital, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat
pertama sesudah sub bab dimulai dengan alinea baru.
Bilangan dan Satuan
a. Semua bilangan diketik dengan angka, misalnya 10 g
bahan, kecuali pada permulaan kalimat dan angka
tunggal (angka satuan) yang menjadi bagian kalimat,
harus ditulis dengan huruf.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan
dengan titik, misalnya berat telur 50,5 g.
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya huruf
kecil tanpa titik dibelakangnya, misalnya m, g, kg, cal.
Jarak Antar Baris (Spasi)
– Jarak antar baris dibuat dua spasi (kecuali abstrak, kutipan
langsung lebih dari empat baris, judul tabel dan gambar
serta daftar pustaka yang lebih dari satu baris, dibuat satu
spasi).
– Jarak antara penunjuk bab (misalnya BAB I) dengan tajuk
bab (misalnya PENDAHULUAN) adalah dua spasi.
– Jarak antara tajuk bab (Judul bab) dengan teks pertama isi
naskah atau antara tajuk bab dengan tajuk sub bab adalah
empat spasi.
– Jarak antara tajuk sub bab (Judul bab) dengan baris pertama teks isi
naskah adalah dua spasi.
– Jarak antara baris akhir teks isi dengan tajuk sub berikutnya adalah
empat spasi.
Batas Tepi dan Alinea Baru
Batas pengetikan (margin) untuk masing-masing sisi kertas berjarak:
a. 4 (empat) cm dari tepi kiri kertas
b. 3 (tiga) cm dari tepi atas kertas
c. 3 (tiga) cm dari tepi kanan kertas, dan
d. 3 (tiga) cm dari tepi bawah kertas
Pengetikan menggunakan format rata kiri dan rata kanan.
Setiap kata pertama dari alinea baru ditulis masuk ke kanan sebesar 7
(tujuh) ketukan atau satu tab (1,27 cm).
Rincian ke bawah
- Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus ke
bawah, pakailah nomor urut dengan angka atau huruf
sesuai dengan derajat rincian. Penggunan garis
penghubung (-) atau bullets yang ditempatkan di depan
rincian tidaklah dibenarkan.
- Berikut contoh pengetikan.
Bab I, II dst (di tengah/Romawi)
Penomoran Bab, Anak Bab, dan Paragraf
Penomoran bab menggunakan angka Romawi kapital di
tengah halaman, Judul Bab dengan menggunakan huruf
besar (misalnya BAB I)
1. Penomoran sub bab menggunakan angka Arab
diketik pada pinggir sebelah kiri (misalnya 2.1, 2.2 dst)
2. Penomoran anak sub bab disesuaikan dengan nomor
bab (misalnya 2.1.1, 2.1.2 dst).
Judul Subbab dan Sub-subbab dengan menggunakan
huruf besar hanya pada tiap awal kata
3. Penomoran bukan sub bab dilakukan dengan angka
Arab dan tanda kurung, misalnya 1), 2) dst. Untuk anak
sub bab bukan sub bab adalah (1), (2) dst.
Contoh :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Tentang Kinerja
2.1.1. Pengertian Kinerja
dst.
Penomoran Halaman
1. Bagian awal skripsi, nomor halaman mempergunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di bagian
tengah bawah.
2. Bagian utama dan akhir skripsi, pada setiap awal bab
penomoran halaman menggunakan angka dan ditempatkan di
tengah halaman bagian bawah, sedangkan untuk halaman
selanjutnya nomor halaman ditempatkan di tepi sebelah kanan
atas (2, 3, 4, dan seterusnya)
3. Jumlah halaman skripsi, terhitung dari BAB
PENDAHULUAN hingga BAB KESIMPULAN DAN SARAN
minimal berjumlah 70 halaman (bagian utama), tidak termasuk
bagian awal dan bagian akhir.
Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian,
hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis
dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan
di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama
pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
a. Penulisan kutipan nama orang yang sebaiknya dilakukan nama
terakhir dari penulis buku tersebut.
Misalnya: Buchari Alma hanya dibuat Alma (2018:12)……., Henry
Simamora hanya dibuat Simamora (2019:13).
b. Jika kutipan terdiri dari dua pengarang maka diletakkan kata
“dan” di antara kedua pengarang.
Misalnya: Menurut Alma dan Simamora (2019:14).
c. Jika kutipan lebih dari dua pengarang maka dibuat dkk. atau et
al.
Misalnya: Menurut Alma, dkk., (2018:15),
Menurut Robbins, et al., (2018:15).
d. Jika kutipan satu pengarang terdapat dua buku dalam satu
tahun maka penulisannya adalah: Menurut Alma (2020a:6) dan
Alma (2020b:17).
e. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari empat baris, kutipan
tersebut diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda kutip “ “
pada awal dan akhir kutipan.
Contoh:
Menurut Riyanto (2017:214), ”Sumber dana dapat dibedakan menjadi
sumber dana perusahaan intern dan sumber dana perusahaan ekstern.”
f. Jika dalam kutipan terdapat tanda kutip, maka digunakan tanda kutip
tunggal (‘…’):
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan
semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan semakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan,” (Soewignyo, 2016:101).
g. Jika jumlah kata kutipan lebih dari empat baris, kutipan diketik pada garis
baru, sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda
petik.
Contoh : Menurut James (2018:31) berbicara secara umum, keputusan perilaku
konsumen mempunyai langkah-langkah berikut ini:
1. Pengenalan kebutuhan-konsumen mempersepsikan perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai
untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
2. Pencarian informasi-konsumen mencari informasi yang disimpan
di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi
yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
3. Evaluasi alternatif-konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan
dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga
alternatif yang dipilih.
h. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam
huruf miring.
Contoh:
Berkenaan dengan peradaban, Huntington (2019:303)
mengatakan sebagai berikut:
The overriding lesson of the history of civilization, however,is
that many things are probable but nothing is inevitable.
Civilizations can and have reformed and renewed themselves.
The central issue for the West is whether, quite apart from any
external challenges, it is capable of stoping and reversing the
internal processes of decay.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang bersumber dari
pendapat/ide/tulisan seseorang tetapi dituangkan dalam gaya
bahasa atau kalimat penulis (mahasiswa). Dengan kata lain,
penulis (mahasiswa) mengungkapkan pengertiannya sendiri
mengenai pendapat/ide/tulisan seseorang mengenai topik tertentu.

Dalam penulisan kutipan tidak langsung, tidak perlu menuliskan


tanda kutip dan halaman buku yang mengungkapkan materi/topik
yang bersangkutan, tetapi harus memasukkan (menuliskan) nama
pengarang
yang pendapat/ide/tulisannya dijadikan acuan, dan tahun
penerbitan buku yang memuat pendapat/ide/tulisan tersebut.
Nama pengarang dapat disebut terpadu dalam teks, atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
Contoh:
1. Nama pengarang yang terpadu dalam teks:
Difha (2018) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga
lebih baik dari mahasiswa tahun keempat.
2. Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahunnya:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik dari mahasiswa
tahun keempat, (Difha, 2018).
Kutipan dari Koran/Majalah
a. Majalah
Peringkat universitas-universitas yang ada di Indonesia berada
jauh di bawah dibandingkan dengan beberapa universitas lain
di Asia. UI, misalnya, masuk dalam peringkat 395, sementara
ITB dan Universitas Gajah Mada masing-masing masuk
peringkat 369 dan 60 (Tempo, 17 Februari 2017).
b. Koran
Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang,
di Indonesia juga ditemukan pengangguran terdidik yang terus
meningkat (Kompas, 11 Maret 2019).
c. Sumber Online (Internet)
Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti
sumber yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama
penulis/organisasi, nama website, atau pemilik website diikuti oleh
tahun publikasi dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar
Pustaka).
Misalnya:
Pembangunan di Indonesia yang ditandai dengan distribusi
pendapatan perkapita penduduk yang tidak merata memungkinkan
perubahan atas pola pembangunan. Jumlah 40 penduduk kaya di
Indonesia sebanding dengan 25 penduduk miskin di Indonesia
(Bank Indonesia 2007, diakses 27 Maret 2012).
Mengutip dari Kutipan
Mengutip dari kutipan tidak dibenarkan. Jika seorang
penulis Skripsi mengutip dari kutipan, penulis harus
bertanggung jawab penuh atas kemungkinan ketidaktepatan
dan ketidaktelitian kutipan yang dikutip. Artinya ia tidak
boleh melemparkan tanggung jawab ketidaktelitian
penulisan itu kepada sumber yang dikutipnya. Penulis
Skripsi itu sendirilah yang bertanggung jawab atas segala isi
dari Skripsinya, termasuk ketidakbenaran dan ketidaktelitian
sumber yang dikutipnya dan kutipannya sendiri.
Tabel
 Tabel merupakan susunan informasi berupa angka-angka,
kata-kata atau kalimat-kalimat pendek atau singkat yang diatur
ke dalam kolom dan baris. Maksud pembuatan tabel adalah
untuk meringkas berbagai keterangan yang diperoleh dari
berbagai sumber dan meringkas hasil penelitian, sehingga
pembaca akan lebih sering memahami hasil penelitian.
 Tabel ditempatkan di antara kalimat- kalimat yang membahas
tabel itu sendiri dan tabel diletakkan dekat sekali dengan
pengantar tabel, agar lebih komunikatif dalam membacanya.
Antara kalimat sebelum dan sesudah tabel harus diberi jarak.
Tabel dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Judul tabel (daftar) ditempatkan di atas tabel (daftar),
tanpa diakhiri dengan tanda titik.
Judul tabel ditulis dengan diawali tulisan Tabel beserta
nomor urutnya, dengan angka Arab dan tanda titik; hanya
huruf pertama dari kata pertama yang ditulis huruf kapital
dan tidak diakhiri tanda titik. Keseluruhan judul ini
ditempatkan merapat ke margin kiri di atas tabel dan jika
lebih dari 1 baris maka baris ke-2 dan seterusnya ditulis
mulai tepat di bawah huruf pertama nama judul dengan jarak
1 spasi.
2. Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau
memang terlalu panjang, sehingga tidak mungkin diketik
dalam satu halaman panjang. Halaman lanjutan tabel
(daftar), diberi nomor tabel (daftar) dengan angka Arab dan
kata lanjutan tanpa judul.
3. Kolom – kolom di dalam tabel diberi nama dan diberi
garis vertikal agar pemisahan antara kolom yang satu
dengan yang lainnya cukup tegas. Jarak antar baris 1½,
sedangkan jika lajur tidak cukup ditulis dalam 1 baris dalam
kolom yang bersangkutan, maka jarak antar baris dalam satu
lajur adalah satu spasi.
4. Bila tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas
sehingga harus dibuat arah memanjang dari kertas,
maka bagian tabel harus diletakkan di sebelah kiri
kertas.
5. Garis batas dibuat di atas dan di bawah tabel (daftar)
agar terpisah dari uraian pokok dalam naskah.
6. Tabel (daftar) diketik simetris.
7. Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang
harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.
8. Keterangan tabel ditulis di bagian bawah tabel.
9. Tabel yang dikutip dari pustaka, juga dicantumkan nama penulis dan tahun
publikasi serta nomor halaman yang dikutip dan diletakkan di bawah tabel,
sejajar dengan sisi kiri tabel. Jarak antar baris dalam judul tabel diketik satu
spasi.

Gambar
Gambar, grafik, foto dan sejenisnya diberi nomor urut tersendiri dengan angka
Arab. Semua gambar dan sejenisnya disebut sebagai gambar (artinya tidak
dibedakan) dan diberi nomor urut (Misal: Gambar 2.1, dan seterusnya).
Pembuatan gambar pada dasarnya memperhatikan hal – hal berikut:
1. Gambar tidak boleh dipenggal
2. Keterangan gambar dapat pula dituliskan pada tempat – tempat yang kosong
di dalam gambar atau di bagian bawah gambar. Keterangan gambar jangan
ditulis pada halaman lain.
3. Gambar yang dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
gambar diletakkan di sebelah kiri kertas.
4. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan sewajarnya (jangan terlalu
kurus atau terlalu gemuk).
5. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
intrapolasi atau ekstrapolasi.
6. Letak gambar harus diatur simetris.
7. Judul gambar diletakkan 2 spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan
Gambar dan angka Arab serta titik, selanjutnya ditulis judul gambar dengan
huruf kapital pada huruf awal kata pertama saja tanpa diakhiri tanda titik.
Keseluruhan judul ini ditempatkan simetris di bawah gambar dan jika lebih
dari 1 baris maka baris ke-2 dan seterusnya ditulis mulai tepat di bawah huruf
pertama nama judul dengan jarak antar baris 1 spasi.
8. Gambar yang dikutip dari pustaka, juga dicantumkan nama
penulis dan tahun publikasi serta nomor halaman yang dikutip
dan diletakkan di bawah gambar, sejajar dengan sisi kiri gambar.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka dimulai pada halaman baru setelah Kesimpulan
dan Saran. Seluruh sumber kepustakaan yang dirujuk dalam
tulisan harus dimasukkan ke dalam daftar pustaka.
Kesalahan yang sering dijumpai adalah daftar pustaka tidak
dirujuk di dalam tulisan atau sebaliknya, beberapa sumber
kepustakaan yang dirujuk di dalam tulisan tetapi tidak
dimasukkan ke dalam Daftar Pustaka.
 Daftar Pustaka adalah daftar dari publikasi ilmiah yang telah
dibaca oleh penulis, dan dirasa perlu bagi penulis untuk
mencantumkan namanya dalam Daftar Pustaka. Yang boleh
dituliskan disini adalah referensi yang benar‐benar dikutip
(dituliskan) dalam skripsi. Bahan bacaan yang sekedar dibaca
untuk memperluas pemahaman penulis dan yang tidak
dicantumkan dalam skripsi tidak boleh dimasukkan dalam
Daftar Pustaka.
 Penulisan daftar pustaka secara umum mengikuti ketentuan
dari model Chicago Style yang telah banyak digunakan di
seluruh dunia dan diterapkan banyak universitas di Indonesia.
a. Dalam penulisan daftar pustaka, gelar pengarang
tidak dicantumkan.
b. Daftar referensi disusun menurut abjad
(alphabetical order) dengan satu spasi dan tidak
diberi nomor urut.
c. Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak
dua spasi.
d. Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri,
dan baris selanjutnya (jika lebih dari satu baris)
menjorok ke dalam 7 (tujuh) ketukan dari margin
kiri baris pertama.
Penulisan sumber acuan dalam Daftar Pustaka mengikuti aturan-aturan
berikut:
1. Pustaka yang berasal dari buku
a. Pustaka yang berasal dari buku teks pada prinsipnya ditulis secara berturut-
turut dan dipisahkan dengan titik (.) yang meliputi: (1) nama pengarang ditulis
dengan urutan: nama akhir diikuti dengan tanda koma, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku, termasuk
sub judul, dicetak miring. (4) edisi. (5) tempat penerbitan: dan (6) nama
penerbit.
Huruf kapital digunakan pada setiap awal kata dari judul karya (kecuali kata
sandang).
Contoh Pengarang tunggal:
Sawir, Agnes. 2019. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
b. Bila buku tersebut ditulis oleh dua orang pengarang, pada penulisan nama
pengarang disisipkan kata “dan” atau “and” di antara nama dua pengarang
tersebut, nama pengarang ditulis lengkap tanpa gelar.
Contoh:
Dwiloka, Bambang dan Riana Rati. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

c. Bila buku tersebut ditulis lebih dari dua orang pengarang.


 Laumann, Edward O., John H. Gagnon, Robert T. Michael, and Stuart
Michaels. 1994. The social organization of sexuality: Sexual practices in
the United States. Chicago: University of Chicago Press.
 *Jika penulisnya 3 orang atau lebih, masukkan semua nama pengarang dan
tidak menggunakan “et al.”
d. Jika 1 (satu) pengarang 2 buku tahun berbeda:
Buchari, Alma. 2017. Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
. 2019. Manajemen Pemasaran. Cetakan Kedua. Jakarta:
Rineka Cipta.

e. Jika 1 (satu) pengarang 2 buku tahun sama :


Buchari, Alma. 2017a. Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bucharim Alma. 2017b. Pemasaran Strategis. Cetakan Pertama. Bandung:
Alfabeta.

2. Buku terjemahan, nama pengarang asli tetap dicantumkan.


Brigham, Eugene G and Joel F. Houston. 2006. Fundamentals of Financial
Management. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat
3. Buku Diterbitkan Secara Elektronik
Kurland, Philip B., and Ralph Lerner, eds. 1987. The
founders’ Constitution. Chicago: University of Chicago Press.
http://press-pubs.uchicago.edu/founders/(accessed June 27,
2016).

4. Artikel jurnal: artikel dalam suatu jurnal tercetak


McDougall, Gordon H.G. dan Levesque, T. 2000.
Customer satisfaction with service: putting perceived value into
the equation. Journal of Service Marketing, Vol. 14 No. 5, Hal.
392-410.
5. Artikel dalam suatu jurnal online
Hlatky, Mark A., Derek Boothroyd, Eric Vittinghoff, Penny Sharp, and Mary A.
Whooley. 2017. Quality-of-life and depressive symptoms in
postmenopausal women after receiving hormone therapy: Results from the
Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) trial. Journal of t
he American Medical Association 287, no. 5 (February 6),
http://jama.ama-assn.org/issues/v287n5/rfull/ joc10108.html#aainfo
(accessed January 7,2018).

6. Skripsi, Tesis, atau Disertasi


Nama pengarang. Tahun terbit. Judul. Jenis Publikasi. Tempat institusi:
Nama institusi yang menganugerahkan gelar.
Dito, Anoki Herdian. 2018. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan Motivasi
Kerja Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
7. Artikel Majalah Pupoler
Martin, Steve. 2018. Sports-interview shocker. New Yorker, May 6.

8. Untuk sumber dari internet


Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Alamat internet secara
lengkap. Ketersediaan. [Tanggal, bulan dan tahun akses/pembuktian jika
diperlukan].
Contoh:
Raharjo, Budi. 2000. Implikasi Teknologi Informasi Dan Internet Terhadap
Pendidikan, Bisnis, Dan Pemerintahan : Siapkah Indonesia
?.[Online].http://www. budi.insan.co.id/articles/riau- it.doc. [30
September 2017].
Isi artikel dalam format elektronik dapat berubah isinya sehingga tanggal
akses kadangkala diperlukan dan penulisannya dalam tanda kurung siku.
Penulisan tanggal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang terjadi
dengan tanggal publikasinya.

9. Editor sebagai pengarang


Kumpulan karangan yang dimuat dalam satu buku.
Contoh:
Gronbach, Lee, J. 1983. “Course Improvement Through Evaluation”
dalam ed. George, F. Madino, Michael S. Scriman & Damiel
L. Stufflebeam. Evaluation Models Viewpoints on
Educational and Human Services. (hal. 101-106) Boston: K.
Leuwen-Nijhoff Publishing.
Kalau lebih dari satu orang editor ditulis “eds”
10. Bila tidak ada pengarang tertentu, langsung ditulis judul
bukunya.
Depdikbud. 1997. Himpunan Kurikulum
Nasional Program Diploma, Sarjana dan
Magister. Jakarta: Dirgutiswa Dikti.

Perhatian: Setiap permulaan kata diketik dengan huruf


besar, kecuali kata penghubung seperti dan, atau, tentang
serta kata penghubung dalam bahasa Inggris, seperti in,
of, on, about, the dan lain-lain diketik dengan huruf kecil.

Anda mungkin juga menyukai