PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Rangka pengelolaan keuangan daerah yang ankuntabel dan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku, perlu menerapkan asas-asas
pengelolaan keuangan yang tertib, taat, efektif, efisien, ekonomis, transparan,
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,kepatutan dan manfaan bagi
masyarakat. Peraturan perundang undangan yang dinamis dan di dukung kondisi
daerah yang tidak sa,ma anatar daerah baik sarana dan prasarana, ekonomi, topografi,
dan lainya, mendorong setiap daerah untuk melakukan standarisasi dalam rangka
perencanaan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun
anggaran 2017.
Pedoman Keuangan merupakan rencana keuangan tahunan yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. Selain sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah
daerah, Pedoman Keuangan merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Keuangan UPTD Puskesmas
Ngancar harus dikelola berdasarkan azas ketertiban, ketaatan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat
untuk masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu pedoman guna terselenggaranya tata
kelola Pemerintahan yang baik (good governance) dan terciptanya Pemerintaha
Puskesmas yang bersih (clean government) di lingkungan UPTD Puskesmas Ngancar.
B. TujuanPedoman
1. Tertib pelaksanaan fungsi-fungsi pengurusan keuangan;
2. Tertib pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan keuangan;
3. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan Keuangan;
4. Meningkatkan kinerja Perangkat Puskesmas dalam pengelolaan Keuangan;
dan
5. Mewujudkan keterpaduan, keserasian, tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran,
tertib administrasi, disiplin anggaran dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan
C. Sasaran Pedoman
G. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
2. Peraturan Bupati Kediri Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2017
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dilakukan secara rutin setiap hari dan terintegratif dengan
jadwal kegiatan yang lain yang ada di puskesmas Ngancar.
Jam pelayanan
JAM PELAYANAN
Senin – kamis
07.15 – 14.15
Jum’at
07.15 – 11.30
Sabtu
07.15 – 12.15
BAB III
B. STANDAR FASILITAS.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
Metode dalam melakukan pelayanan di ruang pelayanan kesehatan umum dasar dilakukan
melalui proses di unit pendaftaran untuk kemudian dilakukan pemeriksaan di ruang
C. LANGKAH KEGIATAN
5 . 2 BELANJA LANGSUNG
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai
5 . 2 . 1 . 01 Honorarium PNS
5 . 2 . 1 . 01 . 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Honor kepanitian PNS yang
didukung oleh SK Walikota atau SK Pengguna Anggaran
5 . 2 . 1 . 01 . 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang Dan Jasa Honor Panitia
pengadaan Barang dan Jasa/Pokja ULP, Pejabat Pengadaan, PPK,
Panitia Pemeriksa (PPHP)
5 . 2 . 1 . 01 . 03 Honorarium Kelebihan Jam Mengajar
5 . 2 . 1 . 01 . 04 Honorarium Narasumber Internal Honor Narasumber PNS dari
Pegawai Pemkot Kediri
5 . 2 . 3 Belanja Modal
5 . 2 . 3 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Perkampungan
5 . 2 . 3 . 01 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Kampung
5 . 2 . 3 . 01 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Emplasmen
5 . 2 . 3 . 01 . 03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Kuburan
5 . 2 . 3 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Pertanian
5 . 2 . 3 . 02 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Sawah Satu Tahun
Ditanami
5 . 2 . 3 . 02 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Tegalan
5 . 2 . 3 . 02 . 03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Ladang
5 . 2 . 3 . 03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Perkebunan
5 . 2 . 3 . 03 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Perkebunan
5 . 2 . 3 . 04 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Kebun Campuran
5 . 2 . 3 . 04 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Bidang Tanah Kebun Yang
Tidak Ada Jaringan Pengairan
5 . 2 . 3 . 04 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Kebun Tumbuh Liar
Bercampur Jenis Lain
5 . 2 . 3 . 05 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan
5 . 2 . 3 . 05 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan Lebat
5 . 2 . 3 . 05 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan Belukar
5 . 2 . 3 . 05 . 03 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan Tanaman Jenis
5 . 2 . 3 . 05 . 04 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan Alam Sejenis/Hutan
Rawa
5 . 2 . 3 . 05 . 05 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Hutan Untuk Penggunaan
Khusus
5 . 2 . 3 . 06 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Kolam Ikan
5 . 2 . 3 . 06 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Kolam Ikan Tambak
5 . 2 . 3 . 06 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Kolam Ikan Air Tawar
5 . 2 . 3 . 07 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Danau/Rawa
5 . 2 . 3 . 07 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Rawa
5 . 2 . 3 . 07 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Danau
5 . 2 . 3 . 08 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Tandus/Rusak
5 . 2 . 3 . 08 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Tandus
5 . 2 . 3 . 08 . 02 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Rusak
5 . 2 . 3 . 09 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Alang-alang dan Padang
Rumput
5 . 2 . 3 . 09 . 01 Belanja Modal Tanah - Pengadaan Tanah Alang-alang
BAB V
LOGISTIK
Setiap Kepala Unit pelayanan memastikan logistik proses pelayanan di poli umum dan poli
anak terpenuhi dengan cara melakukan perencanaan kebutuhan, pengecekan secara berkala
dan segera membuat permintaankebutuhan logistik yang diperlukan
Pengadaan peralatan dan alkon Pelayanan Klinis harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu
jumlah persediaan minimum di tambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan
minimum adalah jumlah alat/bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan
Jenis bahan logistik bisa bertambah sesuai kebutuhan. Proses pengadaan alat dan bahan
habis pakai dilakukan dengan cara, setiap tahun pada bulan Januari petugas ruangan
Pelayanan Klinis membuat usulan kebutuhan alat dan bahan habis pakai untuk tahun
berikutnya ke tim perencana UPTD Puskesmas Ngancar.
B. KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian, dan lain-lain) yang seharusnya tidak terjadi.
Dalam penyelenggaraan pelayanan klinis,keselamatan pasien berarti semua
standar operasional prosedur yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan klinis harus
ditaati,tidak ada kesalahan dalam pelayanan tindakan,tidak ada kesalahan dalam
assessment.Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter merupakan salah satu
tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di pelayanan klinis, berarti juga semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien.Dimulai dari standart bangunan,
mebeler,peralatan adalah alat yang menunjangmutu keselamatan pasien.
Keselamatan pasiendi pelayanan klinis juga meliputi pencegahan infeksi
nosocomial yang berhubungan dengan tindakan di pelayanan klinis dengan cara
mengikuti standart pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunan alat
pelindung diri ( APD )
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi standart keselamatan pasien di pelayanan klinis UPTD Puskesmas
Ngancar.
2. Tujuan Khusus
a. menurunkan angka kejaian tidak diharapkan di pelayanan klinis UPTD
Puskesmas Ngancar.
b. Menganalisa mengevaluasi data dan mengusulkan jalan keluar
pemecahanpermasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan pelayanan klinis
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. KESELAMATAN KERJA DAN HUKUMNYA
Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Puskesmas
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan
kerja ini bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan didalam
dan diluar puskesmas.
Dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah yang bersifat manusiawi, yang
VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengendalian Mutu Pelayanan Klinis
Pengendalian Mutu di pelayanan klinis dilakukan dengan cara :
a) Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut indikator mutu klinis
b) Kegiatan audit SOP
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
di puskesmas, rujukan rawat jalan dan rawat inap kelas III rumah sakit yang dijamin
Pemerintah, -Jakarta: Departemen Kesehatan, 2005