Anda di halaman 1dari 3

Leokippos adalah orang pertama yang mencetuskan keberadaan atom.

Ia bersama muridnya yang


bernama Demokritus mengemukakan bahwa materi terdiri dari partikel partikel yang sudah tak dapat
terbagi lagi. Mereka menamai partikel itu dengan nama Atom yang berasal dari bahasa Yunani atomos
yang berarti tak terbagi. Namun, pendapat ini ditolak oleh Aristoteles. Dia berpendapat bahwa materi
bersifat continue atau materi dapat dibelah terus menerus sampai tak terhingga. Pada saat itu
Aristoteles adalah ilmuan yang sangat berpengaruh oleh karena itu, gagasan tentang atom memudar
dan tidak mengalami perkembangan.

Kemudian Pada tahun 1808, John Dalton adalah seorang guru di Inggris yang melakukan perenungan
tentang atom dan menyempurnakan. Namun ternyata teori atom Dalton terpatahkan dan ditemukan
yang lebih berkembang yaitu menurut teori atom Thomson . J.J. Thomson menggambarkan model
atomnya setelah dia menemukan sinar katode. Lalu ditemukan lagi teori atom yang lebih berkembang
menurut Rutherford. Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dari
uranium. Kemudian muncul lagi teori atom dari ilmuwan Niels Bohr yang lebih berkembang di mana
Niels Bohr melakukan percobaan spektrum hidrogen untuk memperbaiki teori atom Rutherford.
Kemudian ditemukan kembali teori atom yang lebih kompleks yaitu Model atom modern yang
ditemukan oleh Schrodinger. Penjelasan model atom modern adalah elektron-elektron yang
mengelilingi inti atom memiliki tingkat energi tertentu tetapi keberadaannya tidak dapat dipastikan.

Kesimpulannya untuk mendapatkan pengetahuan mengenai atom seperti apa yang kita pahami
sekarang, ilmuwan membutuhkan proses yang panjang dan lama. Hal ini karena dalam proses
berpikirnya para ilmuwan, melakukan pendekatan yang disebut pendekatan ilmiah. Pendekatan ini
bukanlah daftar langkah demi langkah saja, tetapi merupakan proses berpikir, menguji kreativitas yang
fleksibel dan objektif. Dan faktor keberuntungan pun bisa dan sering dijadikan kunci sukses penemuan
ilmiah.
Secara umum, pendekatan ilmiah meliputi:
 Pengamatan
 Hipotesis yang dapat diuji. Hipotesis ini seringkali menjadi alasan melakukan percobaan. Jika
hipotesis tidak konsisten dengan hasil percobaan, harus direvisi atau dibuang.
 Percobaan/ eksperimen yang merupakan serangkaian langkah prosedur yang jelas untuk
menguji hipotesis. Agar hasil eksperimen dapat diterima, percobaan harus dilakukan tidak hanya
oleh orang yang mendesain percobaan, tetapi juga oleh orang lain.
 Merumuskan model, konseptual/ teori. Tahap ini membedakan pemikiran ilmiah dengan
spekulasi. Eksperimen lebih lanjut sangat penting dalam menyempurnakan teori dengan
hipotesis dan mengubahnya untuk menemukan fakta baru.

Dengan menggunakan metode/pendekatan ilmiah yang tahapannya cukup Panjang itulah akhirnya teori
atom berkembang. Mulai dari teori Dalton sampai teori mekanika kuantum yang dilandasi oleh fakta-
fakta empiris berlandaskan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan lain
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan kemiripan sifat
unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola kemiripan sifat unsur dalam susunan
tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik) modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel
yang dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869. Pengetahuan berbagai sifat fisis dan kimia
yang dimiliki oleh unsur dan senyawanya telah banyak dikumpulkan oleh para ahli sejak dahulu. Akan
tetapi pengetahuan tadi masih merupakan fakta-fakta yang terpisah-pisah, sehingga untuk mempermudah
mempelajari, memahami, serta mengingat maka diperlukan penyusunan berdasarkan kesamaan
atau kemiripan sifat-sifatnya. Tabel Sistem Periodik merupakan suatu cara untuk menyusun dan
mengklasifikasi unsur-unsur, dimana unsur-unsur yang mirip sifatnya diletakkan pada kelompok yang
sama. Dengan melihat Tabel Sistem Periodik, para kimiawan dalam sekejap dapat menginformasikan
unsur-unsur mana yang mempunyai kemiripan sifat sehingga memudahkan kita dalam menganalisinya.
Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut dalam air. Cara
yang paling tepat untuk meningkatkan kelarutan garam BaCO3 adalah dengan penambahan
suatu asam (pengkondisian penurunan pH). Peningkatan kelarutan garam Barium karbonat
(BaCO3) dapat dilakukan jika ke dalam larutan garam yang mengandung anion dari asam
lemah. Perubahan pH hanya akan berpengaruh apabila garam sukar larut berasal dari asam
lemah atau garam yang terhidrolisis sebagian dari asam lemah dan basa kuat.

Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut dalam air, maka
keseimbangan berikut ini akan terjadi dalam larutan:

a.) Anion CO32- adalah anion dari asam lemah yang dapat terhidrolisis
Jika pH ↑, artinya [OH-] ↑
Kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [CO32- ] ↑

CO32-(aq)+ H2O(l) ⇄ HCO32- (aq) + OH-(aq)

Jika pH ↓, artinya [OH-] ↓


Kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [CO32- ] ↓

Kemudian dalam persamaan berikut:


Jika pH ↑, maka [CO32- ] ↑ sehingga
Kesetimbangan bergeser ke kiri, kelarutan ↓

BaCO3(s) ⇄ Ba2+(aq) +CO32- (aq)

Jika pH ↓, maka [CO32- ] ↓ sehingga


Kesetimbangan bergeser ke kanan, kelarutan ↑

Anda mungkin juga menyukai