Anda di halaman 1dari 37

Kecepatan Molekul dan Fungsi

Distribusi Maxwell-Boltzmann
Efraim Partogi N 10217048
M Nauval FR 10217023
Modul 4 Yusa Hean 10217021
Hilman Fikry 10217051
Tujuan
1. Menentukan kecepatan molekul dari simulasi bola yang
dilakukan terhadap jarak bola terlempar
2. Menentukan hubungan frekuensi yang diberikan serta
jumlah bola kaca pada percobaan
3. Membandingkan hasil distribusi partikel menurut
Maxwell - Boltzmann secara teori dan eksperimen.
Teori Dasar
Fisika statistik memberi pemahaman rasional tentang
termodinamika dalam hal partikel mikroskopis dan interaksi
antar partikel.

Fisika statistik menggunakan metode teori probabilitas dan


statistika, dan perangkat matematika untuk mengatasi
permasalahan fisika yang berhubungan dengan banyak
partikel dan pendekatan.

Fisika statistik juga digunakan untuk perhitungan


temperatur berdasarkan termodinamika.
Terdapat 3 jenis distribusi yaitu Maxwell - Boltzmann, Bose -
Einstein, dan Fermi - Dirac.

Pada eksperimen dan pengolahan data digunakan Maxwell -


Boltzmann yang berhubungan dengan partikel klasik, seperti
moleku gas. Distribusi ini menunjukkan bagaimana kecepatan
molekul didistribusikan untuk gas ideal.

Distribusi Maxwell - Boltzmann digunakan untuk menentukan


berapa banyak molekul yang bergerak diantara kecepatan v
dan v+dv.
Persamaan yang digunakan pada pengolahan data :
Menentukan kecepatan bola berdasarkan statistik gas ideal.
Menghitung kecepatan Vpmax
Persamaan (3) pada modul yang akan dibahas pada analisis
Metode percobaan
Skema set alat percobaan teori kinetik gas
● 40 butir bola kaca ditimbang
● Timbang bola kaca hingga massanya 10 kali massa 40 butir bola kaca (asumsi terdapat 400 butir)
● 400 butit bola kaca tersebut dimasukan kedalam alat teori kinetik gas menggunakan corong
● Alat teori kinetik gas dihubungkan dengan catu daya pada output DC
● Probe multimeter dihubungkan dengan catu daya pada output DC
● Frekuensi strobosksop diatur ( variasi 20Hz, 30Hz, 40Hz, 50Hz, dan 60Hz) kemudian diarahkan ke alat
teori kinetik gas
● Knop tegangan diputar hingga alas penahan bola terlihat stabil, kemudian teganganyang teramati pada
mutimeter dicatat
● Penutup lubang yang mengarah ke chamber dibuka bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch selama 1
menit.
● Setelah itu, lubang ditutup kembali.
● Rak tempat bola kaca terlempar diperiksa terlebih dahulu untuk melihat apakah ada bola yang tersangkut.
● Lalu, dihitung jumlah bola tiap chamber
● Langkah percobaan di atas diulang kembali dengan menggunakan variasi jumlah bola kaca yaitu sekitar 600
dan 800
Pengolahan Data
Tabel 1. Nilai besaran-besaran yang digunakan pada percobaan.

m (kg) 0.0000125

I (A) 5

x0 (m) 0.005

Δx (m) 0.01

h (m) 0.1
Tabel 2. Tegangan yang digunakan dan jumlah bola kaca untuk chamber 1 - 12
Jumlah bola kaca dalam tiap chamber
Jumlah bola f (Hz) V (V)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

20 4.2 0 4 2 2 0 0 1 0 0 0 0 0

30 6.6 0 2 7 7 6 6 0 4 2 1 0 0

400 40 9 3 4 9 3 12 4 6 5 6 6 1 0

50 10.8 0 3 6 12 8 10 8 5 10 7 5 5

60 12.9 0 11 9 12 10 5 9 6 4 2 6 2

20 4.8 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

30 6.6 0 3 5 5 4 2 1 1 3 2 0 0

600 40 9 0 10 13 13 13 10 7 7 7 3 0 1

50 10.8 0 5 15 19 20 9 6 7 4 3 2 1

60 12.9 1 8 12 19 20 15 10 8 8 5 6 3

20 4.5 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0

30 6.6 1 0 1 3 4 3 1 0 0 0 0 0

800 40 8.7 5 12 11 15 16 6 9 2 3 0 0 2

50 10.8 2 10 18 25 22 15 11 9 3 3 4 1

60 12.9 1 22 31 30 25 17 20 9 12 11 5 5

Kecepatan bola (m/s) 0.105 0.175 0.245 0.315 0.385 0.455 0.525 0.595 0.665 0.735 0.805 0.875
Tabel 3. Tegangan yang digunakan dan jumlah bola kaca untuk chamber 13 - 24
Jumlah bola kaca dalam tiap chamber
Jumlah bola f (Hz) V (V)
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

20 4.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 6.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

400 40 9 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1

50 10.8 6 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1

60 12.9 4 0 3 1 4 1 2 1 1 0 1 2

20 4.8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 6.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

600 40 9 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50 10.8 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0

60 12.9 3 2 1 0 3 2 0 1 1 1 0 1

20 4.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 6.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

800 40 8.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50 10.8 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0

60 12.9 3 2 1 3 0 1 0 0 0 0 0 0

Kecepatan bola (m/s) 0.945 1.015 1.085 1.155 1.225 1.295 1.365 1.435 1.505 1.575 1.645 1.715
Tabel 4. Kecepatan probabilitas maksimum

Jumlah bola
f (Hz) V (V) vmax (m/s)

20 4.2 1.42

30 6.6 1.78

400 40 9 2.08

50 10.8 2.28

60 12.9 2.49

20 4.8 1.52

30 6.6 1.78

600 40 9 2.08

50 10.8 2.28

60 12.9 2.49

20 4.5 1.47

30 6.6 1.78

800 40 8.7 2.04

50 10.8 2.28

60 12.9 2.49
Analisis
1. Jelaskan cara kerja alat teori kinetik gas.
2. Bandingkan hasil distribusi yang didapatkan secara eksperimen dengan distribusi
teoritis
untuk pada tiap variasi jumlah bola kaca dan variasi frekuensi.
3. Jelaskan maksud dari persamaan 3.
4. Jelaskan bagaimana menentukan kecepatan bola pada tiap chamber dan asumsi
lintasan yang digunakan. Kemudian jelaskan bagaimana menentukan kecepatan bola
berdasarkan statistik gas ideal.
5. Pada percobaan yang dilakukan, apa yang terjadi ketika jumlah bola kaca divariasikan,
jelaskan!
6. Sebutkan (minimal 1) langkah yang dapat dilakukan agar data eksperimen lebih
mendekati teori.
7. Pada percobaan yang dilakukan, apa yang terjadi ketika frekuensi divariasikan,
jelaskan!
Nomor 1

Cara kerja alat teori kinetik gas adalah sebagai berikut. Bagian atas
penahan bola kaca dapat digerakkan berosilasi secara vertikal dengan
frekuensi yang dapat diatur dengan bebas. Dalam percobaan ini,
frekuensi osilasinya dibuat sama dengan frekuensi cahaya dari
stroboskop karena frekuensi cahaya stroboskop sudah diketahui
dengan pasti. Setelah frekuensinya diatur, lubang yang mengarah ke
chamber kemudian dibuka sehingga bola kaca keluar menuju
chamber tertentu. Bola kaca yang jatuh kemudian dihitung untuk
menentukan distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann-nya.
Nomor 2
Hasil distribusi yang didapatkan secara eksperimen ditunjukkan dalam Gambar 2 –
Gambar 16 pada halaman lampiran, sedangkan salah satu contoh distribusi teoretis
untuk jumlah bola 400 dan frekuensi 20 Hz ditunjukkan dalam Gambar 17. Untuk
kecepatan probabilitas maksimum yang lebih besar, puncak distribusi teoretis akan
bergeser ke kanan. Terlihat bahwa distribusi yang dihasilkan secara eksperimen
memiliki bentuk yang tidak terlalu sesuai dengan distribusi secara teoretis. Hal ini
karena sampel yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan terlalu sedikit sehingga
kurang menggambarkan distribusinya. Terlihat bahwa jika jumlah bola yang digunakan
semakin banyak, maka bentuk distribusinya semakin mendekati bentuk distribusi
secara teoretis. Secara umum, frekuensi yang semakin besar menyebabkan puncak
grafik bergeser ke kanan karena frekuensi yang besar menyebabkan kecepatan
probabilitas maksimum yang besar.
Nomor 3

Maksud persamaan 5 pada bagian pendahuluan yaitu menunjukkan


diferensisasi dari jumlah partikel terhadap kecepatan yang
memberikan gambaran probabilitas banyaknya jumlah partikel dengan
kecepatan probabilitas maksimum yang bergantung pada nilai
kecepatan probabilitas maksimunya , kecepatan tiap partikel, serta
eksponensial peluruhan dari kecepatan tiap partikel dan kecepatan
probabilitas maksimumnya.
Nomor 4

Kecepatan bola pada tiap chamber dapat ditentukan dengan


menggunakan persamaan (5). Kecepatan bola ditentukan dari jarak
lontaran dan tinggi lontaran awal. Pada eksperimen ini, tinggi lontaran
sama dan jarak lontaran berbeda-beda setiap chamber. Makin jauh jarak
chamber, maka makin jauh pula jarak lontarannya yang mengakibatkan
peluang terlemparnya bola di chamber tersebut semakin kecil.
Berdasarkan statistic gas ideal, kecepatan tertinggi ditandai dengan
chamber yang paling banyak terisi bola
Nomor 5

Variasi jumlah bola kaca dalam tabung memengaruhi


jumlah bola kaca yang melewati lubang, jumlah bola
dalam tabung berbanding lurus dengan probabilitas
jumlah bola kaca yang melewati lubang. Sehingga
berdasarkan hasil eksperimen, akumulasi bola kaca dari
setiap chamber meningkat seiring dengan
ditambahkannya jumlah bola kaca pada alat
Nomor 6

Langkah yang dapat dilakukan agar data eksperimen lebih mendekati


teori adalah sebagai berikut. Pertama, jumlah bola kaca yang
digunakan lebih banyak agar sampel bola kaca yang masuk ke
chamber lebih banyak. Kedua, ekperimen dilakukan dengan alat yang
di dalamnya hampa udara agar tidak ada gaya gesek antara bola kaca
dengan udara. Ketiga, efisiensi alat teori kinetik gas ditingkatkan
karena tidak seluruh daya yang digunakan diubah menjadi gerakan
osilasi (ada juga yang terdisipasi menjadi panas).
Nomor 7

Ketika frekuensi divariasikan menjadi semakin besar, semakin banyak bola kaca yang jatuh ke chamber.

Ini karena frekuensi yang besar menyebabkan bola memiliki energi kinetik gas sehingga memiliki kecepatan
yang cukup untuk keluar dari lubang menuju chamber.

Selain itu, karena kecepatannya membesar, kemungkinan bola yang jatuh ke chamber dengan nomor yang
lebih tinggi menjadi lebih besar dibandingkan dengan frekuensi yang lebih kecil (kecepatan probabilitas
maksimumnya membesar).
Kesimpulan
Kecepatan molekul pada setiap chamber dapat dilihat pada
tabel 1 dan 2 pada lampiran dapat disimpulkan bahwa
semakin besar jarak dari sumber bola kaca terlempar maka
akan semakin cepat kecepatan chambernya.

Dari hasil eksperimen dengan frekuensi yang semakin


besar maka akan semakin banyak bola kaca yang terlempar
atau masuk pada chamber. Sedangkan pada saat jumlah
bola kaca yang semakin banyak jumlahnya peluang bola
kaca masuk pada setiap chamber akan semakin banyak.
Dari hasil pada grafik pengolahan didapatkan bahwa distribusi
eksperimen sudah cukup mendekati statistik Maxwell –
Boltzmann dimana terdapat puncak tertinggi secara global
dan pada ujung-ujungnya menuju nol.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai