Anda di halaman 1dari 5

RBL FI3131 SAINS DAN TEKNOLOGI MATERIAL ELEKTRONIK

RESUME METODE PENENTUAN OPTICAL BAND GAP


Jyesta Mahayu A, Efraim Partogi, Wilbert Irwan, Raymond Tirta K.
10217010, 10217048, 10217088, 10217109
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: jyesta.ma@gmail.com

Abstrak
Perkembangan teori kinetik gas memungkinkan kita untuk meninjau suatu sistem termodinamik secara mikroskopis.
Dalam eksperimen ini dilakukan percobaan dengan alat simulasi teori kinetik gas yang bertujuan untuk
menentukan distribusi kelajuan partikel, menentukan hubungan kelajuan dengan frekuensi alat dan banyak bola,
serta menentukan perbedaan antara distribusi yang didapatkan dengan distribusi Maxwell Boltzmann. Percobaan
dilakukan dengan memvariasikan frekuensi dan banyak bola yang dimasukkan ke dalam alat dan mengukur
banyaknya bola yang jatuh pada jarak tertentu. Dari hasil percobaan, didapatkan nilai kecepatan yang paling
mungkin muncul dan kurva distribusi kecepatan (secara teoritik dan secara eksperimen). Selanjutnya dibahas
mengenai hasil yang kita dapat. Dibahas hubungan dari distribusi kecepatan yang diperoleh dengan frekuensi alat
dna banyak bola serta perbedaan antara distribusi eksperimen dan teoritik. Dari eksperimen ini, didapat rapat
probabilitas secara teoritik dan eksperimen yang disajikan dalam bentuk grafik, dengan grafik yang berbeda untuk
variasi frekuensi dan banyak bola, serta didapat bahwa antara distribusi yang didapat secara eksperimen dan
distribusi teoritik Maxwell Boltzmann terdapat banyak perbedaan.
Kata kunci : distribusi Maxwell Boltzmann, gas ideal, rapat probabilitas kelajuan, teori kinetik gas

I. Pendahuluan mengabsorbsi intensitas gelombang yang


Penentuan energi bandgap sangat penting masuk sehingga dihasilkan intensitas setelah
dalam menentukan sifat dari material yang melewati material yang ditinjau. Banyaknya
digunakan. Energi bandgap merupakan energi cahaya yang diabsorbsi oleh material
yang dibutuhkan untuk elektron berpindah dari tergantung pada konsentrasi, jenis material
pita valensi dan pita konduksi adapun terdapat yang digunakan, dan panjanag gelombang
2 jenisnya yaitu direct bandgap dimana akan spektroskopi yang digunakan. Spektrum UV-
terjadi pada nilai momentum yang sama Vis menghasilkan grafik berupa variabel yang
sedangkan indirect bandgap terjadi ketika nilai ditetapkan seperti variabel absorbsi (sumbu-y)
momentum yang berbeda. Menentukan sebuah terhadap panjang gelombang (sumbu-x) pada
energi optik bandgap dari suatu material panjang gelombang UV-Vis. Dari spektrum
sangat penting untuk menentukan UV-Vis tersebut akan digunakan metode plot
performansinya dalam hal devais Tauc dimana pada metode Tauc sering
optoelektronik. Cara yang paling banyak digunakan untuk mencari optical bandgap.
digunakan untuk menentukan energi optical Tipikal sebuah plot Tauc menunjukkan
bandgap tersebut dengan menggunakan teknik kuantitas hv (energi dari cahaya) pada sumbu x
spektroskopi UV-Vis, seperti perhitungan sedangkan pada sumbu-y (αhv)1/r kasus
transmisi pada sebuah thin films[1]. Untuk indirect bandgap dimana α merupakan
menentukan optical bandgap akan ditinjau koefisien absorpsi dari sebuah material
material InSe yang didoping dengan nitrogen, sednagkan r adalah transisi natural alam. Plot
terdapat 3 bahan yang akan ditinjau yaitu yang dihasilkan memiliki ektrapolasi linier
pemanasan (Ts), doping nitrogen (Nitrogen), terhadap sumbunya sehingga didapatkan
dan pemanasan serta doping nitrogen (N+Ts). energi optical bandgap dari material yang
Pada spektroskopi UV-Vis sebuah ditinjau[2].
panjang gelombang yang memiliki rentang
dari 180 hingga 1100 nm melewati sebuah
material yang ditinjau. Material tersebut akan
II. Pembahasan absorbsi merupakan sifat dari material yang
Pada spektrofotometri UV-Vis, sampel diuji, dan untuk semikonduktor akan
yang akan dikarakterisasi disinari oleh cahaya tergantung pada sifat-sifat elektronik dan optik
pada panjang gelombang ultraviolet hingga semikonduktor tersebut seperti konduktivitas
cahaya tampak. Dilakukan pengukuran dan bandgap (tapi tidak bergantung pada tebal
terhadap intensitas cahaya yang diteruskan, sampel). Hubungan antara intensitas cahaya
dengan panjang gelombang cahaya yang yang diteruskan dan koefisien absorbsi
divariasikan. Dengan membandingkan material dinyatakan oleh hukum Lambert-
intensitas cahaya yang diteruskan dan Beer:
intensitas cahaya yang disinarkan, 𝐼𝑡 = 𝐼0 exp(−𝛼𝑑) (2)
didapatkanlah spektrum transmisi atau
absorbansi, yang menunjukkan besarnya dengan 𝛼 koefisien absorbsi dan 𝑑 tebal
cahaya yang diserap atau diteruskan oleh sampel, atau jika dinyatakan dalam absorbansi,
sampel sebagai fungsi dari panjang ln(10) 𝐴
𝛼= (3)
gelombang. Absorbansi didefnisikan sebagai 𝑑
logaritma dari perbandingan intensitas datang Suatu material bisa menyerap
dan intensitas yang diteruskan cahaya/foton yang datang apabila energi foton
𝐼0 tersebut cukup besar untuk mengeksitasi
𝐴 = log (1)
𝐼𝑡 elektron pada material (dari pita valensi ke pita
dengan 𝐼0 intensitas cahaya yang datang dan 𝐼𝑡 konduksi). Karena itu, ketika energi foton
intensitas cahaya yang diteruskan. Absorbansi lebih besar dari energi bandgap, koefisien
dari suatu sampel akan tergantung pada tebal absorbsi material akan meningkat. (Bagian
sampel tersebut dan pada sifat-sifat optik saat absorbansi material meningkat biasa
sampel tersebut. Berikut adalah salah satu disebut tepi absorbsi/absorption edge). Energi
contoh spektrum absorbansi, diambil dari foton bisa dicari dari panjang gelombang dari
Sahayaraj (2017). Gambar di bawah adalah ℎ𝑐
𝐸 = ℎ𝑓 = (3)
spektrum absorbansi untuk thin film indium 𝜆
selenida yang diberi tiga perlakuan berbeda: dengan 𝐸 energi foton, ℎ konstanta Planck, 𝑓
pemanasan (Ts), doping nitrogen (Nitrogen), frekuensi foton, 𝑐 kecepatan cahaya, dan 𝜆
dan pemanasan serta doping nitrogen (N+Ts). panjang gelombang foton. Hubungan antara
koefisien absorbsi dengan energi foton juga
akan dipengaruhi oleh jenis/bentuk dari
struktur pita bahan. Secara umum, bentuk
struktur pita bisa dibedakan menjadi direct
bandgap dan indirect bandgap. Pada direct
bandgap, tepi pita konduksi dan tepi pita
valensi semikonduktor memiliki nilai
momentum kristal 𝑘 yang sama, sementara
untuk semikonduktor dengan indirect
bandgap, tepi pita valensi dan tepi pita
konduksi memiliki nilai momentum kristal
yang berbeda. Jenis bandgap ini akan
Gambar 1. Contoh spektrum absorbansi berpengaruh terhadap transisi yang terjadi di
UV-Vis untuk thin film indium selenida
dalam semikonduktor. Pada semikonduktor
dengan direct bandgap, elektron di pita valensi
Dari spektrum absorbansi ini, bisa
dapat langsung berpindah ke pita konduksi,
dihitung koefisien absorbsi material. Koefisien
selain itu, momentum elektron saat di pita
valensi akan sama dengan momengum
elektron pada pita konduksi. Sebaliknya, pada
semikonduktor dengan indirect bandgap,
karena nilai momentum kristal di tepi pita
valensi dan di tepi pita konduksi berbeda,
momentum elektron yang bertransisi akan
beruba.
Untuk menentukan besar energi bandgap,
salah satu metode yang biasa digunakan adalah
dengan menggunakan plot Tauc. Metode ini
didasarkan pada suatu hubungan yang
diturunkan oleh J. Tauc untuk kristal amorf
Gambar 2. Contoh plot Tauc (dari grafik
dengan indirect bandgap seperti germanium: N+Ts pada Gambar 1)
2
𝛼ℎ𝑓~(ℎ𝑓 − 𝐸𝑔 ) (4) Bisa dilihat bahwa pada gambar di atas, dari
bagian linear pada grafik tersebut ditarik suatu
dengan 𝐸𝑔 energi bandgap. Untuk material
garis lurus. Perpotongan garis lurus tersebut
dengan direct bandgap, eksponen pada
adalah energi bandgap dari material yang diuji
hubungan di atas diganti dengan 1/2 sehingga
ini. Bisa dilihat juga bahwa ada dua garis yang
hubungan di atas menjadi diekstrapolasi, pada dua bagian linear yang
1/2
𝛼ℎ𝑓~(ℎ𝑓 − 𝐸𝑔 ) (5) berbeda di grafik di atas, dengan hasil
bandgap yang berbeda.
Karena itu, jika kita memplot nilai
(𝛼ℎ𝑓)2 (untuk direct bandgap) atau (𝛼ℎ𝑓)1/2
(untuk indirect bandgap) terhadap energi foton
III. Kesimpulan
ℎ𝑓, akan didapatakan grafik yang linear di 1. Dari percobaan, didapat kurva distribusi
dekat tepi absorpsi. Jika bagian linear dari kelajuan partikel dengan kelajuan yang
grafik ini diekstrapolasi, akan didapatkan suatu paling muncul berkisar antara 0,336-
garis lurus yang memotong sumbu-y 0,497 m/s.
(𝛼ℎ𝑓, ℎ𝑓 − 𝐸𝑔 bernilai nol_ di nilai energi 2. Dari kurva, dilihat bahwa peningkatan
foton tertentu. Berdasarkan persamaan (4) dan frekuensi menyebabkan bertambahnya
persamaan (5), energi pada titik potong ini bola dengan kelajuan tinggi dan
akan bernilai sama dengan energi bandgap berkurangnya puncak kurva distribusi,
dari material. sementara penambahan jumlah bola
Sebagai contoh, dari grafik pada Gambar mengahasilkan kurva yang lebih halus
1, bisa dihitung nilai (𝛼ℎ𝑓)2 untuk 𝑓 yang dengan fluktuasi yang lebih kecil.
berbeda-beda, kemudian nilai (𝛼ℎ𝑓)2 terhadap 3. Dengan membandingkan kurva hasil
ℎ𝑓 diplot. Didapatkan plot Tauc (gambar di eksperimen dan distribusi Maxwell-
bawah untuk sampel yang dipanaskan dan Boltzmann, didapati meskipun kurva hasil
didoping nitrogen) sebagai berikut. eksperimen memiliki bentuk yang mirip
dari kurva Maxwell Boltzmann, nilainya
berbeda jauh dari kurva teoritik. Hal ini
mungkin disebabkan oleh ketidakidealan
bola yang dipakai untuk mensimulasikan
gas ideal, pengaruh gravitasi, atau karena
bola yang melewati lubang tidak
merepresentasikan bola-bola yang lain.
IV. Daftar Pustaka
[1] Dolgonos, Alex.,Mason O.T. “Direct
optical band gap measurement in
polycrystalline semiconductors: A
critical look at the Tauc method”.
Journal of Solid State Chemistry 240
(2016) 43–48
[2] Tauc, J. (1968). "Optical properties and
electronic structure of amorphous Ge
and Si". Materials Research Bulletin. 3:
37–46.
[?] Chen, Z. dan Jaramillo, T., F. (2017).
"The Use of UV-Visible Spectroscopy to
Measure the Band Gap of a
Semiconductor". Departement of
Chemcial Engineering, Stanford
University.

Anda mungkin juga menyukai